Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Geomine

Analisis Kandungan Fly Ash Sebagai Alternatif Bahan Penetral Dalam Penanggulangan Air Asam Tambang Moh Salman Said; Sitti Ratmi Nurhawaisyah; Muhammad Idris Juradi; Nur Asmiani; Ginting Jalu Kusuma
Jurnal Geomine Vol 7, No 3 (2019): Edisi Desember 2019
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1665.431 KB) | DOI: 10.33536/jg.v7i3.479

Abstract

Air Asam Tambang (AAT) merupakan dampak lingkungan penting dari kegiatan pertambangan, baik tambang bijih maupun tambang batubara yang terokdidasi dengan mineral sulfida. Isu ini menjadi semakin penting apabila penanganan Air Asam Tambang tidak dilakukan dengan baik maka akan menjadi beban pada masa pascatambang. Material yang digunakan dalam proses pengolahan air asam tambang adalah bahan yang memiliki alkalinitas seperti batu gamping namun fly ash atau abu sisa pembakaran batubara berpotensi memiliki kadar alkalinitas dan selama ini hanya dianggap sebagai limbah B3 karena bisa menjadi kontaminan pencemar, maka dari itu dilakukan penelitian untuk mengkaji lebih dalam mengenai potensi pemanfaatan fly ash sebagai bahan penetral. Pada penelitian ini fly ash digunakan sebagai bahan utama, studi ini bertujuan untuk melakukan analisis kandungan fly ash untuk proses penetralan air asam tambang dan untuk mengkaji karakteristik dari fly ash berkaitan denga kandungannya. Percobaan ini menganalisis kandungan fly ash dengan bebeberapa pengujian yaitu uji sifat fisik ( distribusi ukuran partikel, SEM-EDS) dan pengujian sifat kimia (XRF, XRD, Uji Statik). Hasil penilitian ini menunjukan fly ash dapat dijadikan salah satu alternatif bahan penetral asam karena memiliki nilai ANC yang tinggi 337,88 kgH2SO4/ton dan kandungan Total Sulfur yang rendah 0,37%. Nilai pH paste dan NAG pH menunjukan bahwa fly ash sangat reaktif dan ukuran butir fly ash yang kecil menunjukan bahwa semakin kecil ukuran butir, maka semakin besar luas permukaan sampel untuk kontak dengan air asam tambang. Hal ini menyebabkan sampel fly ash semakin reaktif atau sangat mudah bereaksi dengan air asam tambang yang digunakan dalam proses penetralan. Dari hasil pengujian mineral dan unsur dengan keterdapatan kandungan alumunium oksida, gypsum dan mineral yang mengandung kapur diindikasikan fly ash memiliki sifat alkalinitas.
Analisis Karakteristik Penetralan Fly Ash Batubara Terhadap Air Asam Dengan Metode Acid Buffer Characteristic Curve Mubdiana Arifin; Mohammad salman said; Firman Nullah Yusuf; Harwan Harwan; Citra Aulian Chalik; Sitti Ratmi Nurhawaisyah; Nurliah Jafar; Nur Asmiani; Andi Fahdli Heriansyah; Ansariah Ansariah; Agus A Budiman
Jurnal Geomine Vol 9, No 3 (2021): Edisi Desember 2021
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33536/jg.v9i3.980

Abstract

Fly ash atau abu terbang batubara yang dihasilkan oleh sisa pembakaran batubara hanya dianggap sebagai limbah B3 dan sangat kurang dari segi pemanfaatan, pada penelitian sebelumnya diketahui bahwa fly ash ternyata memiliki sifat alkalinitas yang dapat menetralkan air asam tambang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik penetralan  fly ash batubara terhadap air asam . Untuk menganalisis karakteristik penetralan fly ash digunakan metode Acid Buffer Characteristic Curve (ABCC), metode ini menggunakan system titrasi asam HCl dan H2SO4 (0.5 Molar) kedalam sampel dengan jumlah 0,4 ml setiap satu kali titrasi dan titrasi akan terus dilakukan sampai dengan pH 2. Kandungan fly ash dominan terdiri dari silaka (SiO2) 40.13%, Alumunium oksida Al2O3) 13,71%, Kalsium oksida (CaO) 12.50%, Besi Oksida (FeO) 20%. Hasil uji static nilai Acid Neutralizing Capacity dari fly ash adalah 337,88 kgH2SO4/ton dan nilai NAPP -326 kgH2SO4/ton ini mengindikasikan sifat alkalinitas yang tinggi dari fly ash. Grafik ABCC menunjukan karakteristik penetealan pada fly ash kurang maksimal pada pH diatas netral karena kandungan CaO yang tidak terlalu besar sehingga kapasitas buffer pada range pH tersebut tidak maksimal berbeda dengan karakteristik penetralan pada  pH dibawah netral (6-3) fly ash sangat baik pada range pH tersebut karena kandungan gypsum, magnesium, dan alumunium oksida yang bereaksi pada range pH tersebut. Dari hasil pengujian ABCC mendeskripsikan bahwa karakteristik penetralan pada fly ash cukup baik tetapi memiliki kapasitas penyangga (buffer capacity) yang kecil pada pH 7-10.
Analisis Penggunaan Balldeck pada Kegiatan Peledakan untuk Meminimalisir Flyrock Arif Nurwaskito; Rahmat Agam Putra; Abdul Salam Munir; Habibie Anwar; Firman Nullah Yusuf; Muhammad Idris Juradi; Suriyanto Bakri; Sitti Ratmi Nurhawaisyah; Citra Aulia Khalik; Nur Asmiani; Mubdiana Arifin; Jamal Rauf Husain
Jurnal Geomine Vol 10, No 3 (2022): Edisi Desember 2022
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33536/jg.v10i3.1462

Abstract

Kegiatan peledakan akan menimbulkan dampak yang berisiko bagi lingkungan sekitar, salah satunya flyrock (batu terbang) hasil ledakan. Lemparan fragmen batuan yang melewati radius aman dapat merusak peralatan, mengakibatkan cidera, dan kehilangan nyawa pada manusia. Oleh karena itu digunakan balldeck sebagai instrumen tambahan untuk meminimalisir flyrock. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ukuran geometri peledakan yang digunakan, mengetahui cara meminimalisir flyrock pada saat peledakan, dan mengetahui cara perhitungan hasil lemparan maksimal flyrock secara teoritis dengan penggunaan balldeck. Metode penelitian dilakukan dengan cara pengumpulan data berupa geometri peledakan, data jarak lemparan maksimum flyrock  sebelum dan setelah menggunakan balldeck. Hasil penelitian diperoleh hasil rata-rata volume geometri peledakan yaitu 46.231,94 BCM, hasil rata-rata lemparan maksimum flyrock sebelum menggunakan balldeck 149,1 m, hasil rata-rata lemparan maksimum flyrock menggunakan balldeck 58,7 m, dan hasil rata-rata jarak lemparan maksimum flyrock menggunakan balldeck berdasarkan teori Richard and Moore, yaitu 80,43 m (Face Burst) dan 59,54 m (Cratering ). Adapun faktor yang meminimalisir flyrock yaitu kedalaman lubang tidak dangkal, kolom stemming tidak pendek, dan juga penggunaan balldeck di dalam lubang bor.