Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KETERKAITAN ANTARA KONDISI LINGKUNGAN DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP KEBERADAAN VEKTOR DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) Iin, Nurul Kharomah; Hidaya, Nurman
Journal of Borneo Holistic Health Vol 3, No 2 (2020): Journal Of Borneo Holistic Health
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/borticalth.v3i2.1506

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyebaran dan tinggi rendahnya angka kesakitan demam berdarah dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya dikarenakan tinggi rendahnya populasi vektor. Dalam proses pencarian literatur digunakan beberapa database seperti Neliti, Google scholar dan sciencedirect. Kata kunci yang dimasukkan adalah kata kunci yang relevan dengan materi yaitu “Faktor yang Mempengaruhi Demam Berdarah Dengue” dan “Dengue Hemorrhagic Fever”. Dari berbagai temuan literatur akhirnya penulis memilih 19 artikel penelitian yang digabungkan dan dianggap relevan dengan topik pembahasan. Dari berbagai macam artikel penelitian disimpulkan bahwa adanya keterkaitan antara kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat terhadap vektor demam berdarah dengue yang sangat berperan terhadap penularan ataupun terjadinya kejadian Demam Berdarah Dengue.
PERAN CAREGIVER MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN HYGIENE ANAK BINAAN DI YAYASAN SOSIAL KOTA TARAKAN Hidaya, Nurman
Journal of Borneo Holistic Health Vol 4, No 1 (2021): Journal Of Borneo Holistic Health
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/borticalth.v4i1.1676

Abstract

Kemampuan mandiri dalam hygiene merupakan faktor terpenting dalam mencegah covid-19. Untuk memahami strategi dan tindakan caregiver dalam mengembangkan kemandirian hygiene anak panti sosial. Penelitian kualitatif dengan desain fenomenologi yang melibatkan tujuh orang caregiver. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam, menggunakan tematik Braun Clarke dilakukan untuk menganalisis data. Hasil penelitian ini menemukan lima tema yang menggambarkan pengalaman caregiver dalam mengembangkan kemandirian hygiene anak saat pembatasan sosial skala besar meliputi : mewajibkan anak-anak waktu masuk panti setelah dari luar untuk mencuci tangan,  menjadi role model dalam menerapkan protokol kesehatan, Sosialisasi cara mencuci tangan yang baik, sosialisasi menjaga daya tahan tubuh, bersabar dalam mengajarkan dan mengingatkan. berusaha secara maksimal dalam meningkatkan kemandirian hygiene anak.
Peran Agama dalam Membentuk Kesehatan Mental Remaja Yasipin Yasipin; Silvia Ayu Rianti; Nurman Hidaya
Manthiq Vol 5, No 1 (2020): Mei
Publisher : Sekolah Pasca Sarjana IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/mtq.v5i1.3240

Abstract

Abstrak: Peran Agama dalam Membentuk Kesehatan Mental Remaja. Tujuan penulisan untuk mendeskripsikan dan mengetahui peran Agama dalam membentuk kesehatan mental pada remaja berdasarkan Evidence Based. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library reseach) yang menggunakan bahan tertulis diambil dari beberapa literatur, dalam proses pencarian literatur digunakan beberapa database seperti Pubmed, NCBI, Google scholar dan sciencedirect. Simpulan  1). Kesehatan mental dapat mempengaruhi kondisi pikiran, perasaan dan mood seseorang 2). Gangguan kesehatan mental menyebabkan seseorang menjadi tidak efektif 3). Masalah kesehatan mental dapat diatasi dengan Therapi Religius 4). dzikir dapat membuat seseorang menjadi rileks. 5). Semakin tinggi pemahaman agama seseorang maka semakin sehat juga kondisi mentalnya. 
The Relationship Organizations Climate and Workplace Bullying Among Nurses Nurman Hidaya; Yulastri Arif; Dwi Novrianda
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 8, No 1 (2022): Volume 8, Nomor 1(2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v8i1.45214

Abstract

Introduction : Bullying in the workplace is one of the psychological problems often experienced by nurses in the workplace that hurts individuals and organizations. Incidents of workplace bullying are common in highly stressful jobs. Objective: This study aims to find out the relationship between organizational climate and workplace bullying among nurses. Method: This study used a cross-sectional, descriptive study design. There were 235 nurses involved as participants taken with a proportional random sampling technique. To assess bullying among nurses in Bengkulu by using a Negative Action Questionaire-Revised (NAQR) instrument. Results: The results showed that of 235 nurses, there were (37.4%) of nurses who experienced workplace bullying. Three bullying actions most frequently reported were experienced by nurses every week/day is getting excessive workload, given work tasks that are not following their competence, and given the job by the target deadline is not possible. A total of (44.3%) of nurses said working in an environment with a less good organizational climate. There is a relationship between the organizational climate of bullying to nurses in the workplace with a value of p = 0.000. Discussion: An excellent organizational climate accompanied by a clear division of tasks can avoid conflicts and can prevent bullying in the workplace.
PELATIHAN BANTUAN HIDUP DASAR UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT PADA RELAWAN PALANG MERAH INDONESIA Ahmat Pujianto; Maria Imaculata Ose; Donny Tri Wahyudi; Nurman Hidaya; Fitriya Handayani
Borneo Community Health Service Journal VOLUME 2 NOMOR 2 TAHUN 2022
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.638 KB) | DOI: 10.35334/neotyce.v2i2.2724

Abstract

Angka kejadian henti jantung di luar rumah sakit (out of hospital cardiac arrest) cenderung tinggi dan kurang dari 40% dari jumlah korban tersebut diberikan tindakan resusitasi jantung paru (RJP) oleh masyarakat awam. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa keterampilan bantuan hidup dasar sangat penting dimiliki oleh masyarakat termasuk juga para relawan. Kesiapsiagaan relawan yang didukung dengan kompetensi yang mumpuni menjadi faktor penting bagi relawan dalam memberikan pertolongan pertama. Pentingnya pengetahuan dan keterampilan bantuan hidup dasar di masyarakat, maka masyarakat termasuk para relawan perlu diberikan pelatihan bantuan hidup dasar. Kegiatan ini diikuti oleh 15 peserta yang merupakan relawan PMI. Kegiatan ini meliputi 2 tahap, diantaranya penyampaian teori/konsep BHD dengan metode ceramah, serta praktik melakukan resusitasi jantung paru (RJP) dan manajemen pembebasan jalan napas pada korban tersedak/chocking. Secara kuantitatif terdapat perbedaan nilai pre dan post test pengetahuan peserta tentang BHD. Untuk aspek keterampilan, rerata nilai peserta setelah pelatihan BHD juga baik. Pelatihan BHD mampu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta.