Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PERAN STRATEGI KOPING TERHADAP KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS MAHASISWA DALAM MASA PANDEMI COVID-19 Basaria, Debora; Zamralita, Zamralita; Aryani, Fransiska Xaveria
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 8 No. 1 (2024): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora , dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v8i1.27161.2024

Abstract

Kondisi kesejahteraan secara psikologis memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, diharapkan dengan kesejahteraan psikologis yang baik dapat tercipta perasaan bahagia dalam menapaki kehidupan dan terbebas dari masalah mental. Diketahui pandemi saat ini sangat berdampak pada kesejahteraan psikologis individu di semua aspek termasuk di aspek pendidikan, khususnya pada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran strategi coping terhadap psychological well-being pada mahasiswa pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang berbentuk penelitian korelasional dan non-eksperimental. Teknik pemilihan partisipan dalam penelitian ini yaitu non probability sampling dengan teknik convenience sampling. Partisipan dalam penelitian ini merupakan 307 mahasiswa dengan kriteria partisipan yaitu merupakan individu yang berusia antara 18 sampai 25 tahun, berstatus sebagai mahasiswa aktif, dan berdomisili di Jakarta dan sekitarnya. Teknik pengumpulan data untuk mengukur kedua variabel penelitian yaitu dengan menyebarkan kuesioner. Kuesioner tersebut akan terdiri dari alat ukur Brief COPE dan alat ukur psychological well-being dari Ryff. Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa strategi coping berpengaruh positif dan signifikan terhadap psychological well-being. Individu yang lebih menggunakan problem focused coping atau emotion focused coping cenderung memiliki psychological well-being yang semakin tinggi. Sebaliknya, individu yang tinggi menggunakan avoidance coping akan memiliki psychological well-being yang semakin rendah.
PENGARUH GRIT TERHADAP TASK PERFOMANCE PADA KARYAWAN PT. X Prabandari, Amelia Kania; Zamralita, Zamralita; Saraswati, Kiky Dwi Hapsari
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 7 No. 3 (2023): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v7i3.28871.2023

Abstract

Pesatnya perkembangan industri di Indonesia memunculkan persaingan dan kompetisi di dunia bisnis. Perusahaan diharapkan adaptif untuk tetap bertahan dalam jangka panjang. Dengan hal itu perusahaan perlu meningkatkan sumber daya manusia yaitu karyawan karena terlibat langsung dengan perusahaan. Task performance merupakan perilaku yang berkontribusi langsung pada perusahaan. Dalam meningkatkan produktivitas, karyawan perlu memiliki sumber daya pribadi seperti grit. Grit menunjukkan bekerja keras dalam menghadapi tantangan sembari mempertahankan usaha serta tujuan meski dihadapkan dengan kegagalan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh grit terhadap task performance pada karyawan PT X. Peneliti menggunakan metode kuantitatif dengan melibatkan 75 karyawan yang bekerja di PT X. Teknik sampling yang digunakan adalah non-probability sampling yaitu convenience sampling, dimana partisipan memiliki kebebasan untuk berpartisipasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dengan dua alat ukur yaitu Individual Work Performance: Task Performance yang dikembangkan oleh Koopmans (2014) digunakan untuk variabel task performance dan Grit Scale yang dikembangkan Duckworth (2007) digunakan untuk variabel grit. Dalam pengumpulan dan pengolahan data, penulis menggunakan bantuan SPSS versi 25.00 dengan diolah menggunakan uji regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa grit berpengaruh terhadap task performance secara signifikan dan positif dengan dimensi perseverance of effort memiliki pengaruh lebih besar dibanding dimensi consistency of interest.  
WORKPLACE WELL-BEING UNTUK MENINGKATKAN WORK ENGAGEMENT KARYAWAN Zamralita, Zamralita; Putri Leleng Wilis, Anastasia
Jurnal Muara Ilmu Ekonomi dan Bisnis Vol. 7 No. 2 (2023): Jurnal Muara Ilmu Ekonomi dan Bisnis
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmieb.v7i2.26050

Abstract

Kinerja karyawan merupakan hal penting untuk menjaga kinerja perusahaan. Ketika karyawan memiliki kualitas kerja yang baik, maka perusahaan dapat berjalan dengan baik dan memiliki hasil yang berkualitas. Salah satu hal penting untuk meningkatkan kulitas dan kinerja perusahaan perlu menjaga workplace well-being karyawan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh workplace well-being terhadap work engagement pada karyawan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini Utrecht Work Engagement Scale (UWES-9) untuk mengukur work engagement dan Workplace Well-Being Questionnaire (WWQ) untuk mengukur workplace well-being. Pengolah data penelitian menggunakan Smart PLS 3. Jumlah partisipan dalam penelitian 333 karyawan yang diperoleh menggunakan teknik convenience sampling. Hasil pengolahan data membuktikan workplace well-being berpengaruh pada work engagement (p = 0.000), dapat diartikan bahwa workplace well-being dapat memprediksi adanya work engagement pada karyawan. Sehingga jika terjadi peningkatan workplace well-being dari karyawan maka dapat membuat work engagement meningkat. Dari hasil penelitian ini, perusahaan perlu mempertahankan dan meningkatkan workplace well-being pada karyawan agar karyawan memiliki work engagement yang tinggi, sehingga akan berdampak pada semangat, ketekunan dan produktivitas karyawan menjadi tinggi.   Employee performance is important to maintain company performance. When the employees have good quality work, the company can run well and have quality results. One of the important things to improve the performance and quality of the company must maintain the well-being of employees. The purpose of this study is to see the effect of workplace well-being on work engagement in employees. This study used quantitative methods. This reaserch using  Utrecht Work Engagement Scale (UWES-9) to measure work engagement and the Workplace Well-being Wuestionnaire (WWQ) to measure workplace well-being. Research data processed by using Smart PLS 3. This research had 333 employees as participants using convenience sampling. Based on the result, prove that workplace well-being can affect work engagement (p = 0.000). So, if there is an increase in workplace well-being from employees, it can make work engagement increase. From the results of this study, companies must maintain workplace well-being in employees so that employees have a higher work engagement, and it will be have an impact on a higher vigor, persistence and productivity of the employees.
Peran Kesejahteraan di Tempat Kerja terhadap Keinginan untuk Tetap bertahan pada Milenial Luthfiana, Nusaiba; Zamralita, Zamralita; Idulfilastri, Rita Markus
GUIDENA: Jurnal Ilmu Pendidikan, Psikologi, Bimbingan dan Konseling Vol 13, No 4 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/gdn.v13i4.8261

Abstract

This research investigates the role of workplace well-being on Millennials'  intention to stay. Intention to stay refers to a person's tendency to stay in the organization where they work for a more extended period. Workplace well-being is a sense of well-being obtained from work related to the feelings of workers in general (core affect) and intrinsic and extrinsic work values. A cross-sectional survey design was used in this study. Data was collected through a Google form distributed to employees in the Jabodetabek area aged 27-40 with a minimum of 1 year of working experience, and the last education was high school or equivalent—the completed questionnaire obtained 211 answers. The instrument for measuring the will to survive uses the Intention to Stay Scale adaptation scale from Kyndt et al. (2009), and well-being at work is measured by the Work Well-Being Questionnaire from Parker and Hyett (2014). The statistical analysis used was descriptive statistics, Spearman correlation statistics, Confirmatory Factor Analysis (CFA), and exponential regression. There is a positive and significant role of workplace well-being on intention to stay in Millennials with an R square of 0.821, and the regression equation is Y = 1.431 + 0.255 X. Research has shown that when employees feel cared for, valued, and supported at work, they tend to have higher intentions to stay employed.
The Role of Psychological Capital to Job Performance with Work Engagement as Mediator of Employee Zamralita, Zamralita
Journal of Educational, Health and Community Psychology VOL 13 NO 3 SEPTEMBER 2024
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/jehcp.v13i3.29723

Abstract

A democratic state is obliged to ensure the fulfilment of the rights of its people, including the right to access quality public services. The quality and effectiveness of public services in Indonesia are currently facing significant challenges, as evidenced by a decline in the standard of service provision. This study emphasises the significance of psychological capital in enhancing job performance, with work engagement as a mediating factor. This study used quantitative methods and data collection techniques through convenience sampling, with a total of 317 participants. The instruments are used in this study for the measurement of variables are the Individual Work Performance Questionnaire, the Psychological Capital Questionnaire and the Utrecht Work Engagement Scale. The results showed that psychological capital can predict job performance, psychological capital can predict work engagement, and work engagement can predict job performance. Additionally, this study proved that work engagement functions as a mediator between psychological capital and job performance. By enhancing psychological capital and work engagement, the quality of public services can be enhanced, which will have a beneficial impact on public trust and public welfare.