Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Pasundan Food Technology Journal (PFTJ)

PENGARUH KONSENTRASI GULA STEVIA DAN PENAMBAHAN ASAM ASKORBAT TERHADAP KARAKTERISTIK KOKTIL BAWANG DAYAK (Eleutherine palmifolia) wisnu cahyadi
Pasundan Food Technology Journal (PFTJ) Vol 5 No 2 (2018): PASUNDAN FOOD TECHNOLOGY JOURNAL (PFTJ)
Publisher : Department of Food Technology, Universitas Pasundan, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.418 KB) | DOI: 10.23969/pftj.v5i2.1046

Abstract

Bawang dayak merupakan salah satu umbi yang mengandung kadar antioksidan yang tinggi serta dapat dikonsumsi dalam bentuk segar, sehingga dapat dilakukan diversifikasi pengolahan bawang dayak sebagai makanan fungsional yaitu pembuatan koktil bawang dayak. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah memanfaatkan tanaman bawang dayak sebagai bahan baku koktil, dan mempelajari pengaruh konsentrasi gula stevia serta pengaruh penambahan asam askorbat terhadap karakteristik koktil bawang dayak. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan pola faktorial 3 x 3 dan ulangan sebanyak 3 kali. faktor yang pertama yaitu konsentrasi gula stevia (A) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu a1(0.1%), a2 (0.2%), dan a3 (0.3%) serta konsentrasi asam askorbat (B) yang terdiri dari 3 taraf, yaitu b1 (200 ppm), b2 (400 ppm), dan b3 (600 ppm). Respon pada penelitian ini adalah respon organoleptik yang meliputi warna, rasa, aroma, dan tekstur. Respon kimia meliputi kadar antioksidan, kadar vitamin C, dan pH serta respon fisik yang meliputi kadar total padatan terlarut. Hasil penelitian utama menunjukkan bahwa konsentrasi gula stevia berpengaruh nyata terhadap kadar total padatan terlarut (0Brix), rasa, nilai pH, penambahan asam askorbat berpengaruh nyata terhadap kadar vitamin C, nilai pH, warna, rasa. Berdasarkan hasil scoring statistic bahwa produk koktil bawang dayak yang terpilih adalah a3b1 (konsentrasi gula stevia 0.3%, dengan konsentrasi asam askorbat 200 ppm) memiliki nilai kadar antioksidan sebesar 700.293 ppm pada pengenceran 1000 ppm.
KAJIAN PERBANDINGAN TEPUNG SORGUM (Sorghum bicolor) DENGAN TEPUNG GANYONG (Canna edulis) DAN KONSENTRASI IKAN KEMBUNG (Rastrelliger kanagurta L) TERHADAP KARAKTERISTIK NUGGET Wisnu Cahyadi
Pasundan Food Technology Journal (PFTJ) Vol 5 No 3 (2018): PASUNDAN FOOD TECHNOLOGY JOURNAL (PFTJ)
Publisher : Department of Food Technology, Universitas Pasundan, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.189 KB) | DOI: 10.23969/pftj.v5i3.1268

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menentukan perbandingan tepung sorgum dengan tepung ganyong dan konsentrasi ikan kembung pada karakteristik nugget. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan dan meningkatkan produktivitas pangan lokal sebagai diversifikasi makanan yang dapat diterima oleh masyarakat, memberikan informasi tentang bahan-bahan alternatif yang terbuat dari tepung sorgum, tepung ganyong dan ikan kembung sebagai komoditas lokal, serta meningkatkan penggunaan nilai dan nilai ekonomi dari tepung sorgum, tepung ganyong dan ikan kembung. Metode penelitian ini dilakukan penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan yang dilakukan adalah menganalisis kadar air bahan baku untuk tepung sorgum dan tepung ganyong. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) faktorial 3X3 dengan tiga ulangan. Faktor pertama adalah perbandingan tepung sorgum dengan tepung ganyong (1: 2, 2: 2, dan 2: 1) dan faktor kedua adalah konsentrasi ikan kembung (50%, 55%, dan 60%). Respon variabel dalam penelitian ini adalah uji organoleptik termasuk warna, rasa, tekstur dan rasa. Respon kimia meliputi penentuan kadar air, kandungan karbohidrat, kandungan protein, kandungan lemak, dan kandungan serat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tepung sorgum 10,78% kadar air dan pada tepung ganyong adalah 10,29%. Berdasarkan hasil pemilihan sampel terbaik, produk yang dipilih diperoleh dalam perlakuan a2b3 dari perbandingan tepung sorgum dengan tepung ganyong (1: 1) dan konsentrasi ikan kembung (60%) dengan kadar air 51,63%, protein 14,73%, lemak 5,47%, karbohidrat 6,35%, dan serat kasar 3,90%.
KORELASI CAMPURAN STARTER LACTOBACILLUS PLANTARUM DENGAN STREPTOCOCCUS THERMOPHILLUS TERHADAP KARAKTERISTIK MINUMAN SINBIOTIK UBI JALAR (Ipomoea batatas L.) KUNING wisnu cahyadi
Pasundan Food Technology Journal (PFTJ) Vol 6 No 1 (2019): PASUNDAN FOOD TECHNOLOGY JOURNAL (PFTJ)
Publisher : Department of Food Technology, Universitas Pasundan, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.933 KB) | DOI: 10.23969/pftj.v6i1.1507

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat korelasi campuran starter Lactobacillus plantarum dan Streptococcus thermophillus terhadap karakteristik minuman sinbiotik ubi jalar kuning. Metode penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan utama. Penelitian pendahuluan yang dilakukan yaitu inokulasi bakteri, pembuatan starter, pembuatan sari ubi jalar, dan penentuan jumlah sel, penelitian utama yaitu melihat korelasi antara campuran starter yang digunakan terhadap respon yang dilakukan yaitu respon organoleptik, kimia, dan respon mikrobiologi. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil uji organoleptik pada atribut rasa, aroma dan tekstur memiliki korelasi terhadap campuran starter, pada analisis mikrobiologi hitung jumlah sel menggunakan metode TPC pada bakteri Lactobacillus plantarum yaitu 2.39 x 107 pada bakteri Streptococcus thermophillus yaitu 2.53 x 107, pada respon kimia di dapatkan hasil % serat, pH, Viskositas, asam laktat dan aktivitas antioksidan memiliki korelasi terhadap campuran starter.
PENAMBAHAN KONSENTRASI BAHAN PENSTABIL DAN SUKROSA TERHADAP KARAKTERISTIK SORBET MURBEI HITAM Wisnu Cahyadi; Tantan Widiantara
Pasundan Food Technology Journal (PFTJ) Vol 4 No 3 (2017): PASUNDAN FOOD TECHNOLOGY JOURNAL (PFTJ)
Publisher : Department of Food Technology, Universitas Pasundan, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.999 KB) | DOI: 10.23969/pftj.v4i3.649

Abstract

Sorbet merupakan salah satu makanan pencuci mulut dimana berasal dari pencampuran sari buah, sukrosa dan bahan penstabil yang memiliki bentuk menyerupai es krim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penambahan konsentrasi bahan penstabil dan sukrosa serta interaksi keduanya terhadap karakteristik sorbet murbei hitam. Metode penelitian dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan yang dilakukan adalah menentukan bahan penstabil yang terpilih menggunakan uji organoleptik. Pada uji organoleptik penelitian pendahuluan memiliki tahapan yang terdiri dari sortasi buah murbei, trimming, pencucian, penirisan, blanching, penghancuran, pencampuran sukrosa dan bahan penstabil, pemasakan, temperring, pembekuan dengan ice cream maker, penyimpanan beku. Sedangkan pada penelitian utama yaitu menentukan konsentrasi bahan penstabil CMC dan sukrosa menggunakan metode RAK (Rancangan Acak Kelompok). Tahapan penelitian utama terdiri dari sortasi buah murbei, trimming, pencucian, penirisan, blanching, penghancuran, pencampuran sukrosa dan bahan penstabil CMC, pemasakan, temperring, pembekuan dengan ice cream maker, penyimpanan beku. Bahan penstabil yang terpilih di penelitian pendahuluan yaitu CMC. Hasil dari penelitian utama menunjukkan bahwa konsentrasi bahan penstabil berpengaruh terhadap tekstur, overrun, kadar air dan vitamin C. Konsentrasi sukrosa berpengaruh terhadap rasa, aroma, tekstur, kadar air dan vitamin C. Interaksi antara konsentrasi bahan penstabil CMC dan konsentrasi sukrosa berpengaruh terhadap tekstur dan kadar air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk sorbet murbei hitam terpilih adalah perlakuan sampel a3b3 (konsentrasi CMC 0,3% dan konsentrasi sukrosa 25%), karena dilihat dari uji organoleptik merupakan sampel yang paling disukai panelis dengan aktivitas antioksidan 1954,388 ppm, kadar air 65,76%, vitamin C 22,16 mg/100 g bahan, dan overrun 25,30 %.
PEMANFAATAN KACANG KORO PEDANG (Canavalia ensiformis L) TERHADAP PEMBUATAN TAHU KACANG KORO BERDASARKAN PERBEDAAN KONSENTRASI KOAGULAN Tantan Widiantara; WIsnu Cahyadi
Pasundan Food Technology Journal (PFTJ) Vol 4 No 3 (2017): PASUNDAN FOOD TECHNOLOGY JOURNAL (PFTJ)
Publisher : Department of Food Technology, Universitas Pasundan, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.112 KB) | DOI: 10.23969/pftj.v4i3.644

Abstract

Tahu adalah makanan semi padat yang terbuat dari susu kedelai dengan proses pengendapan protein pada titik isoelektrik, yang dipenelitian ini kacang koro sebagai bahan baku utama. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh konsentrasi koagulan terhadap karakteristik tahu koro pedang tanpa penambahan atau penggantian bahan lainnya. Penelitian ini terdiri dari dua tahapan yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama, untuk tahap pendahuluan terdiri dari dua faktor yang menentukan jenis koagulan dan suhu yang dipilih, jenis koagulan adalah asam sitrat, asam asetat dan kalsium sulfat, yang menggunakan suhu 60 ° C, 70 ° C dan 80 ° C. Penelitian utama terdiri dari 1 faktor dengan jumlah taraf adalah 5 (variasi konsentrasi sebagai taraf ) yaitu ; 0,25%, 1%, 1,25%, 1,5%, 1,75% dengan temperatur pemasakan adalah 70 ° C. Metode eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak kelompok (RAK) dengan ulangan sebanyak 5 kali sehingga ada 25 satuan percobaan. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa kalsium sulfat adalah koagulan terpilih dengan pada suhu pemasakan 70°C, sedangkan penelitian utama menunjukkan bahwa kalsium sulfat koagulan pada konsentrasi 1,75% adalah perlakuan yang dipilih, berdasarkan respon kimia untuk mengetahui sebelum dan sesudah penggorengan yang mengandung kadar protein tinggi sebelum digoreng sebesar 26,41% dan 23,56% setelah penggorengan, Tingkat HCN sebelum digoreng pada 43,87 ppm dan 29,25 ppm setelah digoreng, kadar karbohidrat sebelum digoreng sebesar 26,06% dan 21,15% setelah menggoreng, menggoreng kandungan lemak 2% sebelum dan setelah menggoreng sampai 21% kadar air sebelum menggoreng sebesar 76, 92 % dan 36% setelah penggorengan, dan total mikroba sebelum menggoreng 5.45x105 cfu / ml, 5,32 x 103 cfu / ml.