Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Majalah Kedokteran Andalas

Korelasi plak, CIMT, dan skor kalsium dengan derajat stenosis arteri koroner pada pasien dislipidemia Erman Muliawan; Nikmatia Latief; Sri Asriyani; Andi Alfian Zainuddin; Muzakkir Amir; Mirna Muis
Majalah Kedokteran Andalas Vol 42, No 3S (2019): Published in November 2019
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (646.516 KB) | DOI: 10.25077/mka.v42.i3S.p1-10.2019

Abstract

Tujuan: Mengetahui korelasi plak, ketebalan tunika intima-media arteri karotis berdasarkan ultrasonografi dan skor kalsium total dengan derajat stenosis arteri koroner berdasarkan MSCT-scan kardiak pada pasien dislipidemia. Metode: Cross-sectional, dilakukan di instalasi radiologi sentral RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar mulai bulan Juli 2018 sampai Juli 2019. Sampel sebanyak 32 orang dengan usia >18 tahun dan memiliki riwayat dislipidemia. Metode statistik yang digunakan uji korelasi Spearman. Hasil: Terdapat korelasi antara kejadian plak, ketebalan tunika intima-media arteri karotis dan total calcium score dengan derajat stenosis arteri koroner, dimana nilai p masing-masing secara berurutan yaitu 0,017 (<0,05), <0,0001, dan <0,0001 dan nilai r masing-masing yaitu 0,418, 0,65, dan 0,882. Simpulan: Skor kalsium total merupakan suatu penanda independen risiko kejadian kardiovaskular, lebih superior dibandingkan evaluasi arteri karotis. Terdapatnya nilai skor kalsium total menunjukkan adanya suatu penyakit arteri koroner namun tidak memprediksi obstruksi luminal. Di samping itu, keadaan dinding arteri karotis juga dapat mencerminkan keadaan dinding arteri koroner sehingga dapat digunakan sebagai penanda terjadinya aterosklerosis pada pembuluh darah jantung pada daerah yang belum memiliki fasilitas skor kalsium total.
Korelasi resistive index ginjal dengan proteinuria pada pasien diabetes melitus tipe 2 Achi Rasma Welaty; Nurlaily Idris; Bachtiar Murtala; Andi Alfian Zainuddin; Hasyim Kasim; Nikmatia Latief
Majalah Kedokteran Andalas Vol 43, No 1 (2020): Published in January 2020
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (637.312 KB) | DOI: 10.25077/mka.v43.i1.p29-37.2020

Abstract

Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui korelasi resistive index ginjal dengan proteinuria pada pasien diabetes melitus tipe 2. Metode: Penelitian ini dilakukan di Bagian Radiologi RS Pendidikan Universitas Hasanuddin Makassar pada Maret s/d Juni 2019. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan kajian potong lintang. Pertama dilakukan penilaian proteinuria, perhitungan eGFR, dan melakukan ultrasonografi Doppler sehingga mendapatkan nilai resistive index. Analisis data statistik melalui uji korelasi Spearman. Sampel penelitian ini sebanyak 82 sampel dengan 41 sampel disertai proteinuria dan dengan 41 sampel tanpa disertai proteinuria. Hasil: Penelitian menunjukkan korelasi kuat antara resistive index ginjal dengan proteinuria (r=0,449 dan r=0,551) dan memiliki hubungan yang signifikan (p<0,0001). Untuk korelasi resistive index ginjal dengan eGFR terdapat korelasi yang kuat (r=0,604 dan r=0,666) serta hubungan yang signifikan (p<0,0001). Dan terdapat korelasi yang cukup antara proteinuria dengan eGFR serta memiliki hubungan yang signifikan (r=0,449; p<0,0001). Simpulan: Semakin tinggi kadar proteinuria, maka semakin tinggi nilai resistive index ginjal pada pasien diabetes melitus tipe 2. Terdapat hubungan yang cukup kuat antara resistive index ginjal kanan dan kiri dengan eGFR pada pasien diabetes melitus tipe 2. Dimana semakin tinggi nilai resistive index ginjal, maka semakin rendah nilai eGFR (semakin tinggi stadium PGK).