Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Karakter Genetik Populasi Bedeng 61B Desa Wonokarto Kabupaten Lampung Timur Pasca Program Kolonisasi Pemerintah Belanda Nur Khoiriyah, Yustin
Biogenesis Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Biologi UIN Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gene and genotype frequencies are important in a population characterizing. Based on the frequency of these gene and genotype, distinctiveness of population can be determined (Arisuryanti et al., 2007). Gene frequencies of population can be changed if there are evolutionary forces (the factors that play a role in changing the allele and genotype frequencies), such as, mutation, migration, non-random mating, genetic drift and natural selection (Arisuryanti & Daryono, 2007). Migration and genetic drift were thought to be a factor that changed alleles and genotype frequencies in the population of Lampung. Witrianto (2010) showed migration programs that were triggered by the Dutch government, it was called colonization. Therefore, in the population of Lampung, indication of changes in allele and genotype frequencies were need to be evaluated. The results showed that frequency of alleles IA, IB and IO in the population were 0.17; 0.21 and 0.62, respectively. Frequency of genotype IAIA, IAIO, IBIB, IBIO, IAIB and IOIO were 0.290; 0.2108; 0.0441; 0.2604; 0.0650 and 0.3800, respectively. Chi Square test showed that the value of X2 were 0,07 (X2 < α critical value at 5% for dF = 3). It can be concluded that alleles and genotype distribution of ABO blood system in the population were in accordance with Hardy Weinberg equilibrium law, so that the equilibrium legal status were applied in this population. Genetic drift and gene flow were not affected alleles and genotype changes. The process of microevolution were not occur in the population of people from the 61 B plot of Wonokarto village.Keywords: character of genetic population, post-colonization of Dutch government, the 61 B plot ofWonokarto village
Karakter Genetik Populasi Bedeng 61B Desa Wonokarto Kabupaten Lampung Timur Pasca Program Kolonisasi Pemerintah Belanda Yustin Nur Khoiriyah
Biogenesis: Jurnal Ilmiah Biologi Vol 2 No 2 (2014)
Publisher : Department of Biology, Faculty of Sci and Tech, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/bio.v2i2.480

Abstract

Gene and genotype frequencies are important in a population characterizing. Based on the frequency of these gene and genotype, distinctiveness of population can be determined (Arisuryanti et al., 2007). Gene frequencies of population can be changed if there are evolutionary forces (the factors that play a role in changing the allele and genotype frequencies), such as, mutation, migration, non-random mating, genetic drift and natural selection (Arisuryanti & Daryono, 2007). Migration and genetic drift were thought to be a factor that changed alleles and genotype frequencies in the population of Lampung. Witrianto (2010) showed migration programs that were triggered by the Dutch government, it was called colonization. Therefore, in the population of Lampung, indication of changes in allele and genotype frequencies were need to be evaluated. The results showed that frequency of alleles IA, IB and IO in the population were 0.17; 0.21 and 0.62, respectively. Frequency of genotype IAIA, IAIO, IBIB, IBIO, IAIB and IOIO were 0.290; 0.2108; 0.0441; 0.2604; 0.0650 and 0.3800, respectively. Chi Square test showed that the value of X2 were 0,07 (X2 < α critical value at 5% for dF = 3). It can be concluded that alleles and genotype distribution of ABO blood system in the population were in accordance with Hardy Weinberg equilibrium law, so that the equilibrium legal status were applied in this population. Genetic drift and gene flow were not affected alleles and genotype changes. The process of microevolution were not occur in the population of people from the 61 B plot of Wonokarto village.Keywords: character of genetic population, post-colonization of Dutch government, the 61 B plot ofWonokarto village
Kajian Ragam dan Periode Penyimpanan Kombinasi Air Rebusan Daun Sirih dan Kayu Siwak Terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans Yustin Nur Khoiriyah; Sri Murwaningsih
Biogenesis: Jurnal Ilmiah Biologi Vol 5 No 2 (2017)
Publisher : Department of Biology, Faculty of Sci and Tech, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/bio.v5i2.3865

Abstract

The community for maintaining healthy teeth and mouth has used betel and siwak wood plants. However, the benefits of a combination of both plants have not been widely known. The main output of this research was to know the utilization of a combination of betel leaf water and siwak wood as a mouthwash candidate. Combination of boiled water of both plants is a processed product, which has a shelf life. As a mouthwash product that is stored for a long time allegedly decreased the level of usefulness. One parameter of usability level to be observed in this study was the inhibition of Streptococcus mutans, the bacteria that cause dental caries. This study was laboratory experimental research, and use post test only with control group design with Cross-Sectional approach. Data analyzed by T-test and ANOVA followed by LSD test. Inhibition zone of boiled water stored at room temperature was smaller than cold temperature. However, T-test results showed that the diameter of inhibition zone of boiled water stored at room temperature and the cold temperature was not significantly different (p-value = 0,586> 0,05). Significantly decreased drag zone diameters occurred in a combination of boiled water stored for 16 and 18 days. Then the storage variety did not have a real effect, while the storage period significantly affects the inhibition power of boiled water in the growth of Streptococcus mutans.
MUTU HEDONIK DAN TINGKAT KESUKAAN KOMBINASI AIR REBUSAN DAUN SIRIH DAN KAYU SIWAK SEBAGAI KANDIDAT OBAT KUMUR Yustin Nur Khoiriyah; Sri Wahyuni
Jurnal Analis Farmasi Vol 2, No 4 (2017): Volume 2 Nomor 4
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.462 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v2i4.2141

Abstract

ABSTRAKKombinasi air rebusan daun sirih dan kayu siwak memiliki konsentrasi daya hambat terkecil yaitu 30% terhadap bakteri penyebab karies gigi yaitu Streptococcus mutans [8]. Kemampuan tersebut menjadi dasar pengembangan formula obat kumur alami, dimana dalam pemanfaatannya perlu dilakukan uji kelayakan terhadap pengguna. Maka penelitian ini dilakukan penilaian mutu hedonik dan tingkat kesukaan dari kombinasi air rebusan daun sirih dan kayu siwak sebagai kandidat obat kumur. Jenis penelitian eksperimen dengan rancangan post test only. Jumlah sampel uji mutu hedonik dan tingkat kesukaan, berturut-turut yaitu 25 dan 100 orang dengan usia 16-17 tahun. Hasil penilaian mutu hedonik yaitu nilai mutu baik dengan rentang nilai rerata tanggapan yaitu 3,6 – 4,18 (skala 0-6). Tingkat kesukaan masih rendah, dimana nilai rerata tanggapan berada pada rentang 2,3 – 3,55 (skala 0-6). Keenam parameter yang telah dinilai, tiga diantaranya diberi tanggapan pada rentang agak baik dan baik serta agak disukai yaitu aroma, rasa dan sensasi di mulut. Parameter kejernihan dan warna, tekstur dan kekentalan serta penampilan umum diberi tanggapan baik dan disukai. Peningkatan mutu aroma, rasa dan sensasi di mulut perlu dilakukan dengan memberikan bahan tambahan seperti aroma dan perasa buah-buahan serta daun mint untuk sensasi segar di mulut.Kata kunci : Kombinasi, rebusan, sirih, kayu siwak, mutu hedonik, tingkat kesukaan, obat kumur
PENINGKATAN KUALITAS HIDUP SEHAT DAN PENCEGAHAN PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN MELALUI PELATIHAN KADER DAN REMAJA SERTA PERBAIKAN SARANA SANITASI Mei Ahyanti; Sri Ujiani; yustin nur khoiriyah; ririn sri handayani; I Gusti Ayu Mirah Widhisastri; Tori Rihiantoro
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Sakai Sambayan Vol 4 No 1 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23960/jss.v4i1.180

Abstract

Permasalahan kesehatan di masyarakat semakin kompleks. Permasalahan penyakit menular belum terselesaikan, sudah makin marak penyakit tidak menular. Permekes RI No. 36 tahun 2016 pasal 1 menyebutkan bahwa Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Desa II Sukasari Desa Sukadadi Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah dengan permasalahan komplek. Dengan permasalahan kesehatan yang ada dimasyarakat dibutuhkan kesadaran dan keterampilan masyarakat dalam melakukan upaya-upaya pencegahan dan pengendalian terhadap kejadian penyakit agar tidak semakin berat. Dalam mencapai tujuan tersebut, memerlukan peranan dari berbagai tenaga kesehatan secara terintegrasi dari berbagai disiplin ilmu berbeda yang memiliki kompetensi dan bekerja secara team work. Pelaksanaan pengabdian masyarakat Masyarakat di Desa Sukadadi Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran diawali dengan penyamaan persepsi, pelatihan kader dan pendampingan dalam pembuatan sarana sanitasi. Terjadi perbedaan hasil pengukuran pengetahuan dan sikap antara sebelum dan setelah kegiatan pelatihan menunjukkan keberhasilan kegiatan pelatihan dan terbangun satu buah jamban keluarga sederhana sehat sebagai percontohan.
MUTU HEDONIK DAN TINGKAT KESUKAAN KOMBINASI AIR REBUSAN DAUN SIRIH DAN KAYU SIWAK SEBAGAI KANDIDAT OBAT KUMUR Yustin Nur Khoiriyah; Sri Wahyuni
Jurnal Analis Farmasi Vol 2, No 4 (2017): Volume 2 Nomor 4
Publisher : Program Studi Analisis Farmasi dan Makanan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (422.462 KB) | DOI: 10.33024/jaf.v2i4.2141

Abstract

ABSTRAKKombinasi air rebusan daun sirih dan kayu siwak memiliki konsentrasi daya hambat terkecil yaitu 30% terhadap bakteri penyebab karies gigi yaitu Streptococcus mutans [8]. Kemampuan tersebut menjadi dasar pengembangan formula obat kumur alami, dimana dalam pemanfaatannya perlu dilakukan uji kelayakan terhadap pengguna. Maka penelitian ini dilakukan penilaian mutu hedonik dan tingkat kesukaan dari kombinasi air rebusan daun sirih dan kayu siwak sebagai kandidat obat kumur. Jenis penelitian eksperimen dengan rancangan post test only. Jumlah sampel uji mutu hedonik dan tingkat kesukaan, berturut-turut yaitu 25 dan 100 orang dengan usia 16-17 tahun. Hasil penilaian mutu hedonik yaitu nilai mutu baik dengan rentang nilai rerata tanggapan yaitu 3,6 – 4,18 (skala 0-6). Tingkat kesukaan masih rendah, dimana nilai rerata tanggapan berada pada rentang 2,3 – 3,55 (skala 0-6). Keenam parameter yang telah dinilai, tiga diantaranya diberi tanggapan pada rentang agak baik dan baik serta agak disukai yaitu aroma, rasa dan sensasi di mulut. Parameter kejernihan dan warna, tekstur dan kekentalan serta penampilan umum diberi tanggapan baik dan disukai. Peningkatan mutu aroma, rasa dan sensasi di mulut perlu dilakukan dengan memberikan bahan tambahan seperti aroma dan perasa buah-buahan serta daun mint untuk sensasi segar di mulut.Kata kunci : Kombinasi, rebusan, sirih, kayu siwak, mutu hedonik, tingkat kesukaan, obat kumur
The Profil Fitokimia Ekstrak Daun Salam (Eugenia polyantha Wight): Metode Infundasi, Dekoktasi, Maserasi dan Soxhletasi: Phytochemical Profile of Bay Leaf Extract (Eugenia polyantha Wight): Infundation, Decoccation, Maceration and Soxhletation Methods Yustin Nur Khoiriyah
Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI) Vol. 4 No. 2 (2023): Jurnal Inovasi Farmasi Indonesia (JAFI)
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jafi.v4i2.4612

Abstract

 Fitokimia memberikan informasi tentang cara mengisolasi hasil metabolisme sekunder sertamengidentifikasi golongan senyawa. Jenis dan jumlah senyawa yang berbeda dapat diperoleh dengan metode isolasi yang sesuai, kelompok senyawa yang diekstraksi dapat diisolasi dengan metode khusus dan metode isolasi yang berbeda. Hal perlu dikaji pada berbagai tumbuhan yang bermanfaat obat, sehingga berdasarkan hal tersebut dapat dipilih metode isolasi yang sesuai dengan tujuan dan kegunaannya. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui profil fitokimia daun salam berdasarkan distribusi Rf pada uji kromatografi lapis tipis. Bahan uji adalah daun salam, metode ekstraksi antara lain infundasi, dekoktasi, maserasi dan soxhletasi. Perbedaan kandungan golongan senyawa dari hasil ekstraksi diketahui dengan visualisasi noda/ bercak lempeng Kromatografi Lapis Tipis (KLT) pada UV 254, UV 366 dan pereaksi semprot AlCl3, Formaldehida, FeCl3, KOH, Lieberman-Burchard dan Dragendrooff. Hasil penelitian menunjukkan jumlah bercak yang terlihat dari maserat 3 (tiga) bercak dengan Rf 0,13; 0,94; 0,97, ekstrak  soxhlet 4 (empat) bercak dengan Rf 0,15; 0,86; 0,92; 0,94, infusa 3 (tiga) bercak dengan Rf 0,06; 0,14; 0,94, dan dekokta 3 (tiga) bercak dengan Rf 0,06; 0,13; 0,97. Senyawa yang terkandung dalam infusa, dekokta, maserasi dan soxhletasi daun salam terdiri dari flavonoid, terpenoid, triterpenoid, fenolik, kumarin dan antrakuinon. Senyawa yang selalu terlihat pada infusa, dekokta, maserasi dan soxhletasi daun salam adalah terpenoid/triterpenoid. Metode maserasi dan soxhletasi dari daun salam, menghasilkan golongan senyawa flavonoid, kumara, dan antrakuinon. Profil fitokimia daun salam berbeda tergantung pada metode ekstraksi infusa, dekokta, maserasi, dan soxhletasi.