Claim Missing Document
Check
Articles

KOMBINASI ZOOPROFILAKSIS DAN PEMBALURAN INSEKTISIDA DELTRAMETRIN PADA TERNAK SAPI SEBAGAI UPAYA PENGENDALIAN Anopheles Santoso, Budi; Ahyanti, Mei
Jurnal Kesehatan Vol 5, No 1 (2014): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.071 KB) | DOI: 10.26630/jk.v5i1.66

Abstract

Budi Santoso1) Mei Ahyanti2)1)Dinas Kesehatan Provinsi Lampung2)Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang  Abstract:Combination of  Zooprophylactic and Application of Residual  Deltrametrin Insecticide to cattle  as Anopheles Control. Use of cattle to remove  Anopheles bites from human to animals known as zooprophylactic. So that zooprophylactic could protect human from malaria as the most dangerous Anopheles borne disease. But the other hand zooprophylactic serve as mosquitoes blood meal source for its survival. To get the best result, zooprophylactic were combined with application of residual insecticide to the cattle body. The research purpose is influents combination of zooprophylactic and application of residual insecticide to Anopheles bites to human. (Man Hour Density). The research was done since February to April 2012, which placed insecticide rubbed cows between house and lagoon as mosquitoes breeding place. The result showed that the insecticides rubbed cows reduced the intensity of Anopheles bites significantly. It was proved that combination of zooprophylactic and application of residual insecticide could be considered as malaria control program. The Health and Livestock District should have good cooperation to supply cows to malaria endemis. Keywords: zooprophylactic, Anopheles, deltrametrin Abstrak :Kombinasi  Zooprofilaksis  Dan  Pembaluran Insektisida Deltrametrin Pada Ternak Sapi Sebagai Upaya Pengendalian Anopheles. Pemanfaatan hewan ternak untuk mengalihkan gigitan nyamuk Anopheles dari manusia ke hewan  dikenal  dengan istilah zooprofilaksis, namun demikian peningkatan hewan sebagai pelindung dari gigitan nyamuk mempunyai kelemahan dapat meningkatkan kelangsungan hidup nyamuk. Untuk mencapai hasil optimal, metode zooprofilaksis dapat dikombinasikan dengan penggunaan insektisida yang di paparkan dengan pembaluran tubuh hewan. Tujuan penelitian, mengetahui pengaruh kombinasi zooprofilaksis dan pembaluran insektisida untuk menangkal  gigitan nyamuk Anopheles pada manusia, mengendalikan populasi nyamuk Anopheles juga untuk mengetahui efektifitas insektisida yang dibalurkan pada badan ternak sapi  dalam membunuh nyamuk Anopheles. Penelitian dilaksanakan bulan Februari s/d April 2012 menggunakan umpan hewan sapi yang telah dibalurkan dengan insektisida deltrametrin selanjutnya di pasang antara rumah dengan tempat perindukan nyamuk (Lagoon) , dengan maksud sebagai penghalang nyamuk Anopheles agar tidak mendatangi pemukiman. Hasil penelitian menunjukkan, pemasangan hewan sapi yang telah dibalur dengan insektisida berpengaruh terhadap penurunan kepadatan gigitan nyamuk Anopheles pada manusia. Selain itu dapat menurunkan kepadatan nyamuk Anopheles yang tertangkap di dalam  kelambu sapi. Pembaluran insektisida lebih maksimal bila dilaksanakan delapan hari sekali. Keberhasilan kombinasi zooprofilaksis dan pembaluran insektisida yang telah terbukti dalam penelitian ini, memberikan gagasan untuk memanfaatkan fenomena tersebut dalam pengendalian penyakit malaria. Dinas Kesehatan dapat bekerja sama dengan Dinas Peternakan setempat sehingga pembagian ternak sapi diprioritaskan pada daerah endemis malaria. Kata kunci : Anopheles, zooprofilaksis, deltrametrin.
Risiko Fotoreaktivasi terhadap Kualitas Mikrobiologi Air Minum Isi Ulang Yushananta, Prayudhy; Ahyanti, Mei
Jurnal Kesehatan Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.56 KB) | DOI: 10.26630/jk.v8i2.482

Abstract

Photoreactivation is a direct process of repairing a damaged DNA with the help of ultraviolet in the range of 320-370 nm. Research is designed to acknowledge the effect of time exposure and UV vis ray’s intensity to numbers of Coliforms and E.coli. The results prove the effect of UV exposure time on the increase of coliform which is 60,2% (p-value=0,0001). The increase of coliform happens after 180th minutes of exposure. But, in this research there is no effect of UV’s intensity towards both numbers of coliform (p-value = 0,152) and E.Coli (p-value=0,578). Besides buying a refilled mineral water from a water depot whose disinfecting with UV ray and ozone combined, closing the gallon of mineral water since the first day being used to avoid being exposed by UV vis ray from the sun is a must-do to avoid photoreactivation process.
Risiko Penyakit Kulit Akibat Kerja di Perusahaan Perkebunan dan Pengolahan Karet Ahyanti, Mei; Purwono, Purwono
Jurnal Kesehatan Vol 10, No 1 (2019): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjungkarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.225 KB) | DOI: 10.26630/jk.v10i1.1227

Abstract

Skin disease is a disease that attacks the body's surface and is caused by a variety of causes. PTPN VII Business Unit Way Berulu Regency Pesawaran, Lampung company plantation, and rubber/ latex. The length of time required in the processing and the addition of chemical substances at risk against the workers. The research aims to know the risk factors of occupational skin disease occurrences in PTPN VII Business Unit Berulu Way, using design case control with the total sample as many as 73 cases and 73 controls so that the total sample is 146 people, held on June-October 2017. The determination of cases based on Medical Records that are in the health service center of the plantation (Puskesbun). The analysis is done in univariate, and bivariate using Chi-Square test. The results of the analysis concluded that there was a significant relationship between previous skin disease history (pv=0,000, OR=4,399, 95% CI=1,995-9,698), personal hygiene (pv=0,000, OR=4,100, 95% CI = 1,953 - 8,608), supply of clean water (pv=0.020, OR=2.304, 95% CI=1.187-4.472) and use of APD (pv=0.037, OR=2.177, 95% CI=1.123-4.220) with the incidence of skin diseases due to work. 
SANITASI PEMUKIMAN PADA MASYARAKAT DENGAN RIWAYAT PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN Ahyanti, Mei
Jurnal Kesehatan Vol 11, No 1 (2020): Jurnal Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Tanjung Karang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.021 KB) | DOI: 10.26630/jk.v11i1.1697

Abstract

Environmental-based diseases (PBL) are a health problem and occur in almost all geographical regions in the world. Every year, environment-based diseases are always found and reported to spread evenly at every Puskesmas in Bandar Lampung City. Settlement sanitation is an important aspect directly related to health and society. "Waterborne Disease" disease is still high, proving that there are still sanitation problems in settlements. The study aims to determine the relationship of settlement sanitation with environmental-based diseases in the city of Bandar Lampung. The study used a cross-sectional design, the population is all households in Bandar Lampung City. The sample was 384 respondents, taken randomly using multistage sampling. The results found 14,3% of respondents had a physical component of an unhealthy house, 45,3% of respondents had an unhealthy sanitation facility, 40,1% of the occupants of the house behaved in an unhealthy manner. The test results statistically concluded that there was a significant relationship between settlement sanitation and the incidence of environmental-based diseases.
Pemberdayaan Masyarakat dalam Perubahan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan Yushananta, Prayudhy; Ahyanti, Mei; Usman, Sarip; Murwanto, Bambang; Sujito, Enro
Jurnal Abdimas Mahakam Vol. 5 No. 2 (2021): JURNAL ABDIMAS MAHAKAM
Publisher : Institute for Research and Community Services (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24903/jam.v5i2.1256

Abstract

Penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan yang penting, karena menyumbang sekitar 4.800 kematian anak-anak balita di seluruh dunia. Dengan incidence 11%, diare menjadi penyebab kematian kedua pada anak balita di Indonesia. Pencegahan dan pengendalian diare utamanya melalui intervensi air minum dan jamban sehat. Pengabdian masyarakat bertujuan melakukan perubahan perilaku BABS, dengan empat tahap: membangun kesepahaman, persamaan persepsi, penyuluhan, dan pendampingan rumah tangga sasaran. Pada akhir tahapan, dilakukan evaluasi untuk menilai keberhasilan, hambatan, dan rencana tindak lanjut. Dikembangkan juga konsep ”berbagi peran” terhadap seluruh mitra pengabdian. Kegiatan pengabdian masyarakat menghasilkan jamban sehat sebanyak 16 buah, dan diakses 21 rumah tangga. Hasil ini menandakan bahwa seluruh rumah tangga di Kelurahan Segala Mider telah terakses jamban sehat. Penerapan konsep “berbagi peran” mampu menghasilkan luaran sesuai target, membentuk sistem kerja gotong royong pada penerima manfaat, dan perbaikan tata nilai. Diperlukan komitmen bersama dalam melaksanakan pemberdayaan masyarakat, dan pelibatan pihak-pihak lain secara luas
Alat Cuci Tangan Elektrik sebagai Upaya Pencegahan Penyebaran COVID-19 di Lokasi Pasca Bencana Tsunami Ahyanti, Mei; Fikri, Ahmad; Murwanto, Bambang; Hastuti, Retno Puji; Sulastri, Sulastri; Marsofely, Reka Lagora
Jurnal Abdimas Mahakam Vol. 5 No. 2 (2021): JURNAL ABDIMAS MAHAKAM
Publisher : Institute for Research and Community Services (LPPM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24903/jam.v5i2.1436

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan bencana geologi karena keberadaannya pada area ring of fire. Beberapa kali Indonesia mengalami tsunami. Tahun 2018 terjadi tsunami di Selat Sunda, dampaknya ke perairan Selatan Sumatera dan perairan Barat Provinsi Banten. Pemulihan baik fisik maupun mental akibat tsunami belum seluruhnya selesai dilakukan, virus COVID-19 datang mengancam kesehatan masyarakat. Virus yang menyerang saluran pernafasan dengan keganasan tinggi dan penyebaran yang begitu cepat. Pengabdian masyarakat ini bertujuan mewujudkan suatu pekon dengan kondisi masyarakat yang memiliki pengetahuan dalam menerapkan pola budaya hidup sehat dan bersih dalam mencegah penularan COVID-19. Kegiatan dilaksanakan dengan pendekatan interkolaborasi dari tiga profesi, yaitu kesehatan lingkungan, keperawatan dan promosi kesehatan, dibantu 9 mahasiswa. Sasaran kegiatan adalah masyarakat terdampak bencana di Pekon Kunjir Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan. Kegiatan dilaksanakan pada Bulan November 2020. Tahapan kegiatan meliputi analisis situasi, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Evaluasi dilakukan menggunakan kuesioner Indeks Kepuasan Masyarakat. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara univariat dalam persentase dan disajikan dengan pie chart. Alat cuci tangan telah terpasang 6 unit di puskesmas, pasar dan tempat rekreasi dan kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan telah terbentuk. Sebagian besar masyarakat merasa sangat puas (94,12%) terhadap kegiatan pengabdian.
Risk Factors of Stunting in Children Aged 6-59 Months: A Case-Control Study in Horticulture Area Prayudhy Yushananta; Mei Ahyanti; Yetti Anggraini
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology Vol. 15 No. 4 (2021): Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology
Publisher : Institute of Medico-legal Publications Pvt Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37506/ijfmt.v15i4.17028

Abstract

Background. Stunting is a critical public health problem in Indonesia because it affects cognitive andphysical development and contributes to child mortality. This study aims to identify risk factors for stuntingin children aged 6-59 in the horticultural area. Methods. A case-control study was conducted to compareprevious exposure between stunted children and non-stunted children. Measurements and interviews wereconducted with 160 participants (120 controls and 40 cases), including mothers or caregivers. SPSS wasused for X2 statistical analysis, multiple logistic regression, and odds ratios. Results. The study identifiedfour risk factors for stunting: children who were born short (AOR = 17.57; 95% CI: 5.02-61.51), LBW(AOR = 4.35; 95% CI: 1.38-13, 78), and got a low protein intake (AOR = 4.96; 95% CI: 1.22-20.26).Significantly, a relationship between stunting and access to sanitation was also found (AOR = 6.06; 95%CI: 1.25-29.35). Conclusion. The risk factors for stunting in children aged 6-59 are related to nutritionduring pregnancy and the child’s quality of food. Nutrition interventions should emphasize improving thenutritional status of pregnant women and children and women empowering to affect access to resources andallocations for children’s nutrition.
Pencegahan Keracunan Pestisida pada Ibu Hamil Di Daerah Pertanian Hortikultura Yushananta, Prayudhy; Sariyanto, Iwan; Anggraini, Yetti; Ahyanti, Mei; Sujito, Enro; Murwanto, Bambang
Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Maju Vol 2 No 01 (2021): Jurnal Pengabdian Masyarakat Indonesia Maju Volume 02 Nomer 01 Tahun 2021
Publisher : Stikim Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (921.952 KB) | DOI: 10.33221/jpmim.v2i01.1003

Abstract

Pesticide poisoning is a critical problem in agricultural health, especially horticultural agriculture. Excessive doses of pesticides are used from seedling until the plants are ready for harvest, and improper handling and PPE use. Anemia is one of the chronic effects of pesticide poisoning. In pregnancy, anemia can result in impaired intrauterine growth so that the baby is born LBW and stunted. Community service aims to increase pregnant women's knowledge on the risks of exposure to pesticides and to check cholinesterase and Hb levels. The results showed an increase in knowledge of safe pesticide handling in most participants (90%). The health check found that 30% of pregnant women have poisoned and 16% anemia, indicating high exposure and low self-protection. We also developed a pesticide management pocketbook and distributed it to all participants. Another 500 copies were given to the West Lampung Health Office to be distributing to pregnant women in other areas. This service activity can be carried out sustainably and involve many partners.
Determinan Diare Berdasarkan Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Ahyanti, Mei; Rosita, Yeni
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 21, No 1 (2022): Februari 2022
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.21.1.1-8

Abstract

Latar belakang: Indonesia, bahkan dunia masih memikili masalah kesehatan serius yaitu diare, kasusnya meningkat dari tahun 2016-2018. Distribusi kasus di Kabupaten Lampung Selatan terbanyak pada Desa Taman Sari Wilayah Kerja Puskesmas Penengahan. STBM dinyatakan sebagai proyek yang dapat membawa perubahan besar terhadap kejadian diare. Penelitian bertujuan mengetahui determinan diare berdasarkan pilar STBM.Metode: penelitian ini dilakukan dengan rancangan cross sectional. Populasi adalah penduduk Desa Taman Baru Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan berjumlah 267 kepala keluarga (KK), dan semuanya dijadikan objek penelitian. Pengumpulan data melalui wawancara dan pengamatan menggunakan instrumen yang merujuk pada instrumen Kemenkes RI. Data dianalisa secara bivariat dengan chi square. Pengolahan dan analisa data menggunakan program komputer.Hasil: masyarakat telah memiliki pengetahuan yang baik tentang STBM, akan tetapi belum diterapkan dengan benar. Pemaparan yang dilakukan petugas belum memberikan dampak terhadap penurunan angka diare. Hal ini dapat diasumsikan bahwa informasi yang disampaikan oleh petugas tidak sampai kepada masyarakat. Metoda penyampaian yang kurang tepat atau model pemberdayaan masyarakat yang kurang menyebabkan masyarakat tidak tergugah untuk melakukan perubahan perilaku hidup sehat.Simpulan: faktor dominan yang berhubungan dengan diare adalah penerapan pilar STBM. Perlu dilakukan strategi promosi kesehatan untuk penerapan pilar STBM dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang pencegahan diare. Penelitian lanjutan dapat dilakukan berkaitan dengan model yang tepat dan efektif dalam penyampaian informasi kepada masyarakat dengan dukungan tokoh masyarakat. ABSTRACT Title: Determinants Of Diarrhea Based On Pillars Of Total Community-Based SanitationBackground: Diarrhea remains a health problem around the world, including in Indonesia. Cases increased from 2016 to 2018. The distribution of cases in South Lampung district is mainly in Taman Sari village, the working area of Puskesmas Penengah. STBM is considered a program that could make a big difference in diarrhea incidence. This study aimed to identify determinants of diarrhea according to the STBM pillars.Method: the research was conducted with a cross-sectional design. The population is 267 families who are residents of Taman Baru Village, and all of them are used as the research object. Data were collected through interviews and observations using instruments referencing the instruments of the Ministry of Health of the Republic of Indonesia. Data were analyzed by chi-square statistical test using a computer application.Result: research shows that people have good knowledge about STBM, but it has not been implemented properly. The officer's exposure has not had an impact on reducing diarrhea rates. It can be assumed that the information submitted by the officers did not reach the public. Inappropriate delivery methods or community empowerment models that are less likely to cause people to not be moved to make changes to healthy living behaviorConclusion: the dominant factor associated with diarrhea is the implementation of the STBM pillar. There is a need  to implement health promotion strategies to implement the STBM pillars and increase public awareness of diarrhea prevention. With the support of community leaders, further research can be conducted on appropriate and effective modalities for providing information to the public.
Efektifitas Beberapa Tanaman dalam Mengendalikan Lalat Rumah (Musca domestica) Mei Ahyanti; Prayudhy Yushananta; Sarip Usman
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 15 No. 4 (2022): February
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v15i4.757

Abstract

WHO menyatakan diare sebagai ancaman kesehatan. Di Indonesia, hingga saat ini diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Prevalensi diare di Provinsi Lampung tahun 2018 sebesar 4,51% menyebar di setiap kabupaten / kota. Peningkatan penyakit diare terjadi karena mengkonsumsi makanan yang tercemar oleh mikroorganisme melalui perantara lalat. Hingga saat ini belum ada penelitian yang dilakukan untuk menguji efektifitas berbagai tanaman dalam mengendalikan lalat rumah (Musca domestica). Penelitian bertujuan mendapatkan bahan aktif potensial sebagai bioinsectisida berbasis tanaman dan membuktikan bahwa bahan aktif pada tanaman dapat digunakan sebagai bioinsectisida untuk mengendalikan lalat. Tahapannya adalah ekploring bahan aktif pada tanaman, penentuan tanaman dengan kandungan bahan aktif tertinggi, dan uji coba ektrak tanaman terhadap mortalitas lalat. Penelitian ini merupakan eksperimen dengan rancangan faktorial. Variabel yang dikaji adalah konsentrasi dan waktu kontak terhadap kematian lalat dengan dua kali pengulangan. Penelitian ini menemukan tanaman yang efektif sebagai bioinsectisida dalam mengendalikan lalat rumah (Musca domestica) adalah daun pepaya