Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Transformasi Ruang Dalam Rumah Tradisional Pesisir di Kampung Cungkeng, Kota Bandar Lampung Widya, Amelia Tri; Nurzukhrufa, Antusias; Basica, Embun Aura Annisa
Jurnal Arsitektur TERRACOTTA Vol 5, No 1
Publisher : Itenas, Institut Teknologi Nasional Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/terracotta.v5i1.10395

Abstract

Sebagai kampung transmigran Bugis-Makassar yang mendiami pesisir Kota Bandar Lampung, penduduk Kampung Cungkeng telah menghuni dan bertahan selama kurang lebih tujuh dekade lamanya. Transformasi fisik pada hunian merupakan proses dinamis selama berhuni, tidak terkecuali transformasi pada ruang dalam pada rumah tradisional Bugis-Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi transformasi ruang dalam pada rumah tinggal dan faktor penyebab transformasi di Kampung Cungkeng. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan pengumpulan data melalui survei, observasi, dan wawancara mendalam kepada pemilik rumah tinggal. Transformasi ruang dalam hunian diamati baik secara vertikal maupun horizontal. Hasil penelitian menemukan pengalihan fungsi ruangan khususnya kolong hunian menjadi ruang servis, kamar tidur, dan ruang bersama. Selain itu, transformasi berupa penambahan ruang baru; pertumbuhan dan pembagian ruang dengan menambah/merobohkan dinding hunian; perluasan ruangan; dan perubahan zona ruangan. Adapun transformasi ruang dalam dipengaruhi oleh ketidakefisienan dan kebutuhan ruang karena penambahan anggota keluarga dan keterbatasan ruang gerak; kemampuan finansial; insentif perbaikan rumah; peluang ekonomi; dan ketersediaan lahan.
PERENCANAAN KONSEPTUAL DAN PERHITUNGAN KUANTITAS BANGUNAN INSTITUSI PENDIDIKAN UNTUK PENINGKATAN DEMAND STASIUN JOMBANG DENGAN MENGGUNAKAN AUTODESK REVIT Wahyu Tamtomo Adi; Prativi, Ayu; Dewi, Puspita; Aghastya, Adya; Prihatanto, Rusman; Nurzukhrufa, Antusias
Madiun Spoor : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 1 (2024): April 2024
Publisher : Politeknik Perkeretaapian Indonesia Madiun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37367/jpm.v4i1.353

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk membuat perencanaan konseptual bangunan gedung dan menghitung kuantitas pekerjaan untuk pembangunan gedung Pondok Pesantren Ar Ruhul Jadid Jatipelem, yang terletak di dekat Stasiun Jombang sehingga berpotensi meningkatkan demand penumpang kereta api di stasiun tersebut. Hasil Perencanaan keseluruhan komplek bangunan dan pengembangan lingkungan untuk Pondok Pesantren menghasilkan denah dan visual bangunan yang terdiri dari gedung penginapan, poliklinik, masjid, sekolah, asrama, ruang makan, perpustakaan dan laboratorium. Perhitungan kuantitas bangunan untuk masing-masing gedung dikelompokkan menjadi komponen lantai, dinding, plafon, atap, pintu dan jendela, serta balok dan kolom bangunan yang diperoleh melalui program Autodesk Revit. Perencanaan secara konseptual ini digunakan untuk melengkapi dokumen dalam penggalangan dana untuk pembangunan. Hasil perencanaan ini dapat ditindaklanjuti dengan perhitungan Rencana Anggaran Biaya baik secara konseptual maupun detail sebelum kegiatan pembangunan dimulai.
Identifikasi Isu Kampung Kota dengan Pendekatan Participatory Mapping di Kampung Cungkeng, Bandar Lampung Widya, Amelia Tri; Lestari, A Dwi Eva; Nurzukhrufa, Antusias; Zahra, Lutfia; Ujung, Verarisa Anastasia; Setyorini, Yurim Hatamaiya; Damanik, Novita H C
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 9 No 2 (2024): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/jppm.v9i2.713

Abstract

Perwujudan program pembangunan wilayah dari pemerintah terkadang tidak sesuai dengan harapan atau kebutuhan masyarakat. Selain itu, isu lingkungan dan sosial kampung kota seringkali sulit untuk diatasi sendiri maupun oleh tingkat pemerintah kota. Pemetaan partisipatif yang dilakukan oleh Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Sumatera yang berkolaborasi dengan Arkom Indonesia merupakan rangkaian kegiatan pengabdian di Kampung Cungkeng, Kota Bandar Lampung. Pemetaan partisipatif dilakukan untuk mengidentifikasi isu/isu riil yang dirasakan oleh komunitas dan membantu warga masyarakat menyampaikannya secara langsung pada Pemerintah Kota Bandar Lampung untuk mendapatkan solusi secara langsung dari hasil diskusi berbagai pihak. Pemetaan partisipatif dilakukan dengan meminta warga untuk menggambarkan secara dua dimensi rumah dan lingkungan hunian serta memetakan isu yang dirasakan oleh warga pada peta yang sudah tergambar. Selanjutnya warga memaparkan hasil pemetaan kepada pejabat daerah untuk mendiskusikan solusi dari permasalah tersebut. Dalam pemetaan dan pemaparan isu kampung, warga didampingi oleh fasilitator lapangan. Isu utama yang teridentifikasi ialah pembuangan dan pengelolaan sampah yang buruk, isu air pasang dan banjir rob, serta infrastruktur yang kurang memadai. Dengan adanya kegiatan pemetaan, diharapkan program pembangunan dapat tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan dan harapan masyarakat. Peta partisipatif dapat menjadi alat rujukan untuk kegiatan perbaikan perencanaan serta pembangunan selanjutnya di wilayah Cungkeng dan sekitarnya. The implementation of regional development programs from the government sometimes does not match the community hopes or needs. Furthermore, the environmental and social issues of urban village communities are often difficult also to the city government level. The participatory mapping was carried out by the Architecture Department of Institut Teknologi Sumatera in collaboration with Arkom Indonesia is a series of community service activities in Cungkeng Village, Bandar Lampung City. Participatory mapping was conducted to identify the perceived issues and help community convey them directly to the Bandar Lampung Government to get the direct solution resulting from discussions between various parties. Participatory mapping was carried out by asking residents to draw in 2D their houses and residential environments and map the issues perceived by residents on the drawn map. Then, residents presented the schematic map to regional officials to discuss the solution of the issues. In mapping and presenting the issues, residents were accompanied by field facilitators. The main issues identified are bad waste disposal and management, problems with high tides and tidal floods, as well as ineduquate infrastructure. With the existence of mapping activities, it is hoped that the development program could be right on target in accordance with the needs and expectations of the community. The participatory mapping can be a reference tool for planning improvement activities as well as further development in the Cungkeng Village and its surroundings.
Pemetaan Partisipatif Kampung Marjinal di Kota Bandar Lampung, Indonesia (Studi Kasus: Kampung Pesisir Sinar Laut) Lestari, A Dwi Eva; Widya, Amelia Tri; Nurzukhrufa, Antusias; Basica, Embun Aura Annisa; Asriana, Nova; Fajarwati, Galuh
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 9 No 3 (2024): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/jppm.v9i3.745

Abstract

Terletak di pesisir kota Bandar Lampung menjadikan Kampung Sinar Laut sebagai kampung marjinal yang pembangunannya secara khusus kurang diperhatikan oleh Pemerintah Kota karena merupakan permukiman informal dimana rumah warganya berdiri ditepi laut bahkan sebagian besar diatas permukaan air laut. Keberadaan dan pertumbuhan permukiman informal di Kampung Sinar Laut disertai dengan munculnya berbagai permasalahan lingkungan dan sosial yang belum teridentifikasi termasuk potensi wilayah yang mungkin belum tergali, menjadi latar belakang kegiatan pemetaan partisipatif ini dilakukan. Dengan adanya identifikasi dan pemetaan permasalahan atau potensi wilayah dalam bentuk peta kampung partisipatif, dapat dijadikan dasar untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan dan sosial kampung marjinal, termasuk dijadikan acuan dalam penataan kampung, perencanaan dan perancangan pembangunan kampung kota. Menggunakan metode partisipatif melibatkan warga masyarakat setempat dalam pembuatan peta, penggambaran dan informasi kampung menjadi data riil yang valid. Dalam pelaksanaannya masyarakat Kampung Sinar Laut berhasil memetakan sendiri permasalahan dan potensi yang ada di lingkungannya secara aktif dan bersama-sama kemudian menghasilkan luaran berupa peta fisik Kampung Sinar Laut, mengenai titik lokasi elemen fisik lingkungan dan permasalahannya, data dan jumlah warga, bencana tahunan, keadaan sosial-ekonomi-budaya, serta potensi wilayah yang dapat dikembangkan. Dengan harapan bahwa hasil pemetaan partsipatif dapat dimanfaatkan oleh warga, pemerintah desa dan kota, akademisi, mitra dan pihak lainnya. Located on the coast of the city of Bandar Lampung, Kampung Sinar Laut is a marginal village whose development has received little attention from the City Government because it is an informal settlement where the residents' houses stand on the edge of the sea and most of them are above sea level. The existence and growth of informal settlements in Sinar Laut Village is accompanied by the emergence of various environmental and social problems that have not been identified, including potential areas that may not have been explored, which is the background for this participatory mapping activity. By identifying and mapping problems or potential areas in the form of participatory village maps, it can be used as a basis for resolving environmental and social problems in marginal villages, including being used as a reference in village upgrading, planning and designing urban village development. Using participatory methods involves local residents in making maps, depictions, and village information into valid real data. In its implementation, the people of Kampung Sinar Laut succeeded in mapping the problems and potential in their environment actively and together, then produced an output in the form of a physical map of Kampung Sinar Laut, regarding the location of the physical elements of the environment and their problems, data and number of residents, annual disasters, conditions. socio-economic-cultural, as well as regional potential that can be developed. With the hope that the results of participatory mapping can be utilized by residents, village and city governments, academics, partners, and other parties.