Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

KINERJA FASILITAS KOMERSIAL STASIUN KERETA API : PERSEPSI VS HARAPAN Dewi Rachmaniatus Syahriyah; Nova Asriana
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Arsitektur ARCADE Juli 2021
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v5i2.613

Abstract

Abstract: The operation of railway station facilities prioritizes comfort, security and safety. In addition, the station also has high commercial value with commercial facilities. The role of users in commercial facilities as visitors to commercial facilities is very important. This relates to the level of comfort and satisfaction felt by visitors. This research will discuss about the performance of commercial facilities in order to get a railway station commercial facility arrangement that can adjust the level of comfort and user satisfaction. The level of comfort is indicated by the value of the visitor's perception, while the level of satisfaction is indicated by the value of visitor expectations of the railway station commercial facilities. Quantitative analysis was performed using the quadrant analysis method. The selected case studies are Bandung Station and Kiaracondong Station. The results of the analysis show that there are two important elements in the arrangement of commercial facilities for the railway station, namely disability facilities and family facilities. The results of this analysis are expected to be the basis for the planning of the railway station commercial facilities.Abstrak: Penyelenggaraan sarana transportasi kereta api sangat memprioritaskan kenyamanan, keamanan dan keselamatan operasional. Selain dari sisi pelayanan transportasi, stasiun juga memiliki nilai komersial yang tinggi dengan adanya fasilitas komersial. Peran pengguna fasilitas komersial yaitu pengunjung fasilitas komersial sangatlah penting. Hal ini berkaitan dengan tingkat kenyamanan dan kepuasan yang dirasakan oleh pengguna fasilitas komersial. Pada penelitian ini akan membahas mengenai tingkat kinerja fasilitas komersial stasiun kereta api guna mendapatkan penataan fasilitas komersial stasiun kereta api yang dapat memenuhi tingkat kenyamanan dan kepuasan pengguna. Tingkat kenyamanan ditunjukkan dengan nilai persepsi pengunjung, sedangkan tingkat kepentingan ditunjukkan mencari nilai harapan pengunjung terhadap fasilitas komersial stasiun kereta api. Analisis dilakukan secara kuantitatif dengan metode analisis kuadran important performance analysis. Studi kasus yang dipilih adalah Stasiun Bandung dan Stasiun Kiaracondong. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat dua elemen penting dalam penataan ini, yaitu fasilitas disabilitas dan fasilitas ibu dan anak.  Hasil analisis ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam rencana penataan fasilitas komersial stasiun kereta api.
ANALISIS PHYSICAL MODEL FOR DAYLIGHT SPACES DENGAN PENDEKATAN AN EXPERIMENTAL-BASED DESIGN Nova Asriana
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 3, No 2 (2019): Jurnal Arsitektur ARCADE Juli 2019
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (768.117 KB) | DOI: 10.31848/arcade.v3i2.187

Abstract

Abstract:  An experimental-based design; analyze physical model for daylight spaces is an experimental based design approach by using natural lighting. This experiment is based on applied models of skylight conditions in the field. The goal of this study is to identify configurations of model prototype models by using natural lighting optimally, then to describe their natural lighting through draw light and to measure the intensity of light through photometry. The results of this modeling experiment are several configurations that form the optimal model ing by using natural light through how much light intensity can get into a room. The prototype model is sized 7.2m x 8.4m x 5m by performing several configurations. The configuration alternatives include ten roof configuration, wall opening and type of material used. Based on the results of experiments, the characteristics of the intensity of natural light that get into a room are strongly influenced by the size and position of the opening area. In addition, using clerestory provides greater light intensity than using vertical windows. The impact of the intensity of the light is increasing a good visual interest for users.Keyword: physical model, natural lighting, daylight spaceAbstrak: An experimental-based design; analyze physical model for daylight spaces merupakan sebuah pendekatan perancangan berbasis eksperimen melalui pemanfaatan pencahayaan alami. Eksperimen ini berbasis model terapan terhadap kondisi skylight di lapangan. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi konfigurasi – konfigurasi model prototipe maket yang memanfaatkan pencahayaan alami secara optimal, kemudian menggambarkan pencahayaan alaminya (draw light) dan melakukan pengukuran intensitas cahaya melalui photometry. Hasil dari eksperimen permodelan ini adalah beberapa konfigurasi bentukan model yang optimal dalam pemanfaatan cahaya alami melalui seberapa banyak intensitas cahaya yang dapat masuk ke dalam suatu ruangan. Prototipe model maket yang digunakan berukuran 7.2m x 8.4m x 5m dengan melakukan beberapa konfigurasi. Alternatif konfigurasi yang digunakan pada eksperimen ini yakni konfigurasi bukaan atap, bukaan dinding dan jenis material yang digunakan sebanyak sepuluh konfigurasi. Berdasarkan hasil dari eksperimen yang dilakukan, bahwa karakteristik intensitas cahaya alami yang masuk ke dalam suatu ruangan sangat dipengaruhi oleh ukuran dan posisi area bukaan. Selain itu juga, pemanfaatan jendela atap memberikan intensitas cahaya yang lebih besar daripada pemanfaatan jendela vertikal. Dampak dari intensitas cahaya yang masuk ke dalam suatu ruangan juga memberikan peningkatan minat visual ruangan yang cukup bagi pengguna  ruangan tersebut. Kata Kunci: physical model, pencahayaan alami, daylight space,
POLA PERGERAKAN WISATAWAN DI KAWASAN WISATA TUAN KENTANG Nova Asriana; Dewi Rachmaniatus Syahriyah
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Arsitektur ARCADE Maret 2020
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (812.345 KB) | DOI: 10.31848/arcade.v4i1.333

Abstract

Abstract: Tuan Kentang is a district that is located in downstream of Palembang City, South Sumatera. Geographically, Tuan Kentang has a potential position which is in capital city of Palembang and bordered by Musi river and Ogan river. This location is very unique because of the traditional houses which are well-known from Sriwijaya Kingdom, especially the tradition of handwoven which is called by Jumputan. According to this potential evidence, the various of tourism attractions stimulate the pedestrian and tourist movement. This goal of study aims to investigate the spatial pattern of pedestrian movement in Tuan Kentang village where this investigation will be recommended and design strategy to develop tourism attractions in this area. This research is formed by qualitative method descriptively. In addition, collecting data and observing area is executed by surveying in certain time. This sample of this study is non-random purposive sampling technically, such as local people and tourist who visit in this area. This analysis depicts tourist movement patterns in Tuan Kentang which have spatial goal-oriented on focusing to final destination. Keyword: Movement, Tourism, Tuan KentangAbstrak: Tuan Kentang adalah sebuah kelurahan yang berada di kecamatan Seberang Ulu I Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. Secara geografis, Kelurahan Tuan Kentang berada di Pusat kota Palembang, tepatnya bagian hulu Kota dan berbatasan langsung dengan Sungai Ogan. Selain kondisi geografisnya yang unik, Kawasan Tuan Kentang ini juga terkenal dengan peninggalan rumah – rumah tradisional Kota Palembang, seperti Rumah Limas Gudang dan budaya turun menurun dalam pembuatan kerajinan tenun tradisional Jumputan. Uniknya objek wisata serta banyaknya variasi objek wisata yang tersebar di wilayah kawasan wisata tuan kentang memicu adanya pergerakan wisatawan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pola keruangan yang terbentuk dari pergerakan wisatawan di Kawasan Wisata Tuan Kentang. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi dalam pengembangan titik-titik objek wisata di Kawasan Wisata Tuan Kentang. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan sifat penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan survei dan observasi dalam kurun waktu tertentu. Sampel dipilih dengan teknik non-random purposive sampling, yaitu masyarakat lokal setempat serta wisatawan yang datang untuk mengunjungi kawasan wisata Tuan Kentang. Hasil analisis menunjukkan bahwa pola Pergerakan wisatawan di kawasan wisata Tuan Kentang saat ini memiliki tipe spasial goal oriented, yaitu berorientasi pada tujuan.Kata Kunci: Pergerakan, Pariwisata, Tuan Kentang
STRATEGI PERANCANGAN KAWASAN PERUMAHAN BERKELANJUTAN DENGAN PENDEKATAN WATER SENSITIVE URBAN DESIGN DI KAWASAN BANDUNG UTARA Tika Novis Putri; Nova Asriana; Yoska Farhabi
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Arsitektur ARCADE Maret 2021
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v5i1.631

Abstract

Abstract: The rapid growth of settlement in the northern part of Bandung, as well as known KBU, increases slightly as an impact of the economy growth in the capital city of West Java. These influences strongly has some effects, such as the changing of land use and the decreasing of water absorption. For instance, the agricultural land area, the conservation area and the green area become settlement area and commercial area, therefore this area is a lack of absorption area due to the declining the green area. These evidences are following checked according to the WALHI’s data, around 70% of green area, such as protected forest, agricultural land, and plantation area leads to be settlement area, residential area and commercial area. Mostly Bandung Raya, included Cimahi, South Bandung, and Kabupaten Bandung get flood as the effect of these issues, especially when rain season. Based on the issues explanation and evidences, this research aims to have problem solving in the development of environmental friendly settlement and residential area that will lead to sustainable residences and conservation area. This research purpose is to conduct experimental-based and explorative-based the development model of sustainable residences in the Kelurahan Citeureup, one of sub-district in the North Bandung, through Water Sensitive Urban Design (WSUD) approach. This approach is not only study from architectural aspect, but also study from landscape and the utilities aspects. Meanwhile, this method of this study is to conduct morphology analysis to recognize the pattern and urban structure, also the water flow patterns in this area. The result then will be used to elaborate the strategic developing for environmental friendly settlement and residential area (sustainable residences, especially in water well-disposed so that to reduce the flood impact when rain season, the shortage rainfall when dry season, and to fulfill further the sustainability of water needs.Abstrak: Pertumbuhan pemukiman di Kawasan Bandung Utara (KBU) terus meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kota Bandung sebagai Ibu Kota Jawa Barat. Dampak dari pertumbuhan ini adalah terjadinya alih fungsi lahan, yang sebelumnya merupakan lahan pertanian dan perkebunan, menjadi kawasan pemukiman. Sebagai Kawasan yang diandalkan menjadi daerah resapan air, kondisi KBU saat ini cukup mengkhawatirkan. Berdasarkan data yang dihimpun oleh WALHI, sekitar 70% lahan hijau yang berupa hutan lindung, lahan pertanian dan perkebunan telah beralih fungsi menjadi kawasan permukiman dan komersial. Dampaknya, dapat dilihat saat musim penghujan, dimana banjir terjadi hampir di sebagian wilayah Bandung Raya, mencakup Wilayah Cimahi, Bandung Selatan, Kabupaten Bandung, dan sekitarnya. Berdasarkan isu tersebut, diperlukan solusi terkait model pengembangan kawasan perumahan ramah lingkungan (perumahan berkelanjutan) yang mampu berperan sebagai kawasan konservasi air, selain sebagai tempat bermukim.Melalui pendekatan Water Sensitive Urban Design (WSUD), penelitian ini mencoba mengeksplorasi model pengembangan perumahan berkelanjutan di Kelurahan Citeureup, salah satu kelurahan di Kawasan Bandung Utara,  tidak hanya dari segi arsitektur bangunan, namun juga terkait lansekap dan utilitas kawasan. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan analisis morfologi kawasan untuk memahami pola dan struktur ruang kawasan dan pola pergerakan aliran air. Hasil dari analisis tersebut selanjutnya digunakan untuk merumuskan strategi pengembangan kawasan perumahan yang ramah lingkungan (perumahan berkelanjutan) khususnya dalam hal ini ramah air, sehingga dapat turut mengurangi dampak banjir ketika musim penghujan, kekeringan di musim kemarau, serta untuk memenuhi kebutuhan air berkelanjutan di masa depan.
PENGGUNAAN SIMULASI DESKTOP RADIANCE PADA KONFIGURASI BENTUK BUKAAN Nova Asriana; Dewi Rachmaniatus Syariyah
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Arsitektur ARCADE Juli 2021
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v5i2.629

Abstract

Abstract: The usage of daylight in a room or building during the day is a wide strategy for illuminating the room naturally without artificial lighting services so that it can reduce the energy consumption of building. In addition, the use of daylight aims to enhance the quality of spatial visualization, vision health, environmental comfort, and increase the performance of user productivity in the room. This research will discourse about the amount of light get into room to identify how much the daylight can be useful and captured by human sight’s perception through a radiance simulation camera which will be translated into realistic images. This simulation is experimental-based that include two phases, namely the configuration of alternative openings and draws light according to the perception of user’s vision, then the set of radiance simulation based on scripting to generate the realistic images. Based on this simulation, the amount of daylight is influenced by source, quantity, position, area of openings and the building orientation or building. The amount of light intensity also affects the visual comfort of users who have activities in the room. The result of this simulation is to identify the room that generates daylight area and non-daylight area to decrease the artificial lighting.Abstrak: Pemanfaatan pencahayaan alami (daylight) pada sebuah ruangan dan bangunan di siang hari merupakan salah satu strategi desain untuk menerangi ruangan secara alami tanpa bantuan cahaya buatan sehingga dapat mengurangi konsumsi energi pada bangunan. Selain itu juga, permanfaatan pencahayaan alami (daylight) bertujuan untuk meningkatkan kualitas visual dalam ruangan, kesehatan indera penglihatan, kenyamanan lingkungan dan meningkatkan produktivitas kinerja pengguna bangunan. Pada penelitian ini akan membahas mengenai besaran cahaya yang masuk ke dalam suatu ruangan untuk melihat seberapa besar pencahayaan alami yang masuk dan ditangkap dalam suatu persepsi indera penglihatan manusia melalui kamera simulasi radiance yang diwujudkan ke dalam foto realistik. Simulasi ini dilakukan dengan metode berbasis eksperimen mandiri (experimental-based) yang terdiri dua tahap, yaitu tahapan konfigurasi bentuk bukaan dan draw light berdasarkan persepsi indera penglihatan peneliti, kemudian dilanjutkan dengan simulasi radiance berbasis scripting untuk menghasilkan foto realistik. Berdasarkan hasil simulasi ini, besarnya cahaya alami yang masuk ke dalam ruangan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sumber bukaan, jumlah bukaan, posisi bukaan, besaran bukaan, dan orientasi ruangan atau bangunan. Besarnya intensitas cahaya yang masuk juga akan mempengaruhi kenyamanan visual bagi pengguna yang beraktivitas dalam ruangan tersebut. Hasil dari penelitian ini untuk melihat konfigurasi mana yang menghasilkan sebagian area daylight dan area non-daylight yang cukup merata untuk menghindari bantuan cahaya buatan.
PEDESTRIAN BEHAVIOR FOR DEVELOPING STRATEGY IN TOURISM AREA; AGENT-BASED SIMULATION Nova Asriana
Dimensi: Journal of Architecture and Built Environment Vol. 48 No. 1 (2021): JULY 2021
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1699.657 KB) | DOI: 10.9744/dimensi.48.1.65-74

Abstract

Agent-based modelling is an approach to develop a design strategy in socio-related studies to understand pedestrian behavior by using simulation through validation using field observation. This study area has a historic city so that having several potential advantages as destination tourists and also having urban issues. Some facilities disseminate prosperous for domestic tourist destinations, transportation hubs (land and water-based transport), and public facilities. The purpose is to develop a design strategy of pedestrian behavior in urban space to be procedure based on computational modelling. By merging the result, it helps designers to depict pedestrian movement flow, permeability, and connectivity patterns, which represent the presumptions of the origins or source of movement, destinations, generators, and attractors of movement. This simulation examines and valuates spatial behavior models allowing to route preferences of each pedestrian in order to be used in the strategy of design process for architect, urban planner, or other designer stakeholders. The result will imply a walkable pedestrian-way design, where this approach of a pedestrian experience might be an effective tool in city planning.
PENGGUNAAN SIMULASI DESKTOP RADIANCE PADA KONFIGURASI BENTUK BUKAAN Nova Asriana; Dewi Rachmaniatus Syariyah
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Arsitektur ARCADE Juli 2021
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v5i2.629

Abstract

Abstract: The usage of daylight in a room or building during the day is a wide strategy for illuminating the room naturally without artificial lighting services so that it can reduce the energy consumption of building. In addition, the use of daylight aims to enhance the quality of spatial visualization, vision health, environmental comfort, and increase the performance of user productivity in the room. This research will discourse about the amount of light get into room to identify how much the daylight can be useful and captured by human sight’s perception through a radiance simulation camera which will be translated into realistic images. This simulation is experimental-based that include two phases, namely the configuration of alternative openings and draws light according to the perception of user’s vision, then the set of radiance simulation based on scripting to generate the realistic images. Based on this simulation, the amount of daylight is influenced by source, quantity, position, area of openings and the building orientation or building. The amount of light intensity also affects the visual comfort of users who have activities in the room. The result of this simulation is to identify the room that generates daylight area and non-daylight area to decrease the artificial lighting.Abstrak: Pemanfaatan pencahayaan alami (daylight) pada sebuah ruangan dan bangunan di siang hari merupakan salah satu strategi desain untuk menerangi ruangan secara alami tanpa bantuan cahaya buatan sehingga dapat mengurangi konsumsi energi pada bangunan. Selain itu juga, permanfaatan pencahayaan alami (daylight) bertujuan untuk meningkatkan kualitas visual dalam ruangan, kesehatan indera penglihatan, kenyamanan lingkungan dan meningkatkan produktivitas kinerja pengguna bangunan. Pada penelitian ini akan membahas mengenai besaran cahaya yang masuk ke dalam suatu ruangan untuk melihat seberapa besar pencahayaan alami yang masuk dan ditangkap dalam suatu persepsi indera penglihatan manusia melalui kamera simulasi radiance yang diwujudkan ke dalam foto realistik. Simulasi ini dilakukan dengan metode berbasis eksperimen mandiri (experimental-based) yang terdiri dua tahap, yaitu tahapan konfigurasi bentuk bukaan dan draw light berdasarkan persepsi indera penglihatan peneliti, kemudian dilanjutkan dengan simulasi radiance berbasis scripting untuk menghasilkan foto realistik. Berdasarkan hasil simulasi ini, besarnya cahaya alami yang masuk ke dalam ruangan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sumber bukaan, jumlah bukaan, posisi bukaan, besaran bukaan, dan orientasi ruangan atau bangunan. Besarnya intensitas cahaya yang masuk juga akan mempengaruhi kenyamanan visual bagi pengguna yang beraktivitas dalam ruangan tersebut. Hasil dari penelitian ini untuk melihat konfigurasi mana yang menghasilkan sebagian area daylight dan area non-daylight yang cukup merata untuk menghindari bantuan cahaya buatan.
KINERJA FASILITAS KOMERSIAL STASIUN KERETA API : PERSEPSI VS HARAPAN Dewi Rachmaniatus Syahriyah; Nova Asriana
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 5, No 2 (2021): Jurnal Arsitektur ARCADE Juli 2021
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v5i2.613

Abstract

Abstract: The operation of railway station facilities prioritizes comfort, security and safety. In addition, the station also has high commercial value with commercial facilities. The role of users in commercial facilities as visitors to commercial facilities is very important. This relates to the level of comfort and satisfaction felt by visitors. This research will discuss about the performance of commercial facilities in order to get a railway station commercial facility arrangement that can adjust the level of comfort and user satisfaction. The level of comfort is indicated by the value of the visitor's perception, while the level of satisfaction is indicated by the value of visitor expectations of the railway station commercial facilities. Quantitative analysis was performed using the quadrant analysis method. The selected case studies are Bandung Station and Kiaracondong Station. The results of the analysis show that there are two important elements in the arrangement of commercial facilities for the railway station, namely disability facilities and family facilities. The results of this analysis are expected to be the basis for the planning of the railway station commercial facilities.Abstrak: Penyelenggaraan sarana transportasi kereta api sangat memprioritaskan kenyamanan, keamanan dan keselamatan operasional. Selain dari sisi pelayanan transportasi, stasiun juga memiliki nilai komersial yang tinggi dengan adanya fasilitas komersial. Peran pengguna fasilitas komersial yaitu pengunjung fasilitas komersial sangatlah penting. Hal ini berkaitan dengan tingkat kenyamanan dan kepuasan yang dirasakan oleh pengguna fasilitas komersial. Pada penelitian ini akan membahas mengenai tingkat kinerja fasilitas komersial stasiun kereta api guna mendapatkan penataan fasilitas komersial stasiun kereta api yang dapat memenuhi tingkat kenyamanan dan kepuasan pengguna. Tingkat kenyamanan ditunjukkan dengan nilai persepsi pengunjung, sedangkan tingkat kepentingan ditunjukkan mencari nilai harapan pengunjung terhadap fasilitas komersial stasiun kereta api. Analisis dilakukan secara kuantitatif dengan metode analisis kuadran important performance analysis. Studi kasus yang dipilih adalah Stasiun Bandung dan Stasiun Kiaracondong. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat dua elemen penting dalam penataan ini, yaitu fasilitas disabilitas dan fasilitas ibu dan anak.  Hasil analisis ini diharapkan dapat menjadi dasar dalam rencana penataan fasilitas komersial stasiun kereta api.
STRATEGI PERANCANGAN KAWASAN PERUMAHAN BERKELANJUTAN DENGAN PENDEKATAN WATER SENSITIVE URBAN DESIGN DI KAWASAN BANDUNG UTARA Tika Novis Putri; Nova Asriana; Yoska Farhabi
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 5, No 1 (2021): Jurnal Arsitektur ARCADE Maret 2021
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31848/arcade.v5i1.631

Abstract

Abstract: The rapid growth of settlement in the northern part of Bandung, as well as known KBU, increases slightly as an impact of the economy growth in the capital city of West Java. These influences strongly has some effects, such as the changing of land use and the decreasing of water absorption. For instance, the agricultural land area, the conservation area and the green area become settlement area and commercial area, therefore this area is a lack of absorption area due to the declining the green area. These evidences are following checked according to the WALHI’s data, around 70% of green area, such as protected forest, agricultural land, and plantation area leads to be settlement area, residential area and commercial area. Mostly Bandung Raya, included Cimahi, South Bandung, and Kabupaten Bandung get flood as the effect of these issues, especially when rain season. Based on the issues explanation and evidences, this research aims to have problem solving in the development of environmental friendly settlement and residential area that will lead to sustainable residences and conservation area. This research purpose is to conduct experimental-based and explorative-based the development model of sustainable residences in the Kelurahan Citeureup, one of sub-district in the North Bandung, through Water Sensitive Urban Design (WSUD) approach. This approach is not only study from architectural aspect, but also study from landscape and the utilities aspects. Meanwhile, this method of this study is to conduct morphology analysis to recognize the pattern and urban structure, also the water flow patterns in this area. The result then will be used to elaborate the strategic developing for environmental friendly settlement and residential area (sustainable residences, especially in water well-disposed so that to reduce the flood impact when rain season, the shortage rainfall when dry season, and to fulfill further the sustainability of water needs.Abstrak: Pertumbuhan pemukiman di Kawasan Bandung Utara (KBU) terus meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Kota Bandung sebagai Ibu Kota Jawa Barat. Dampak dari pertumbuhan ini adalah terjadinya alih fungsi lahan, yang sebelumnya merupakan lahan pertanian dan perkebunan, menjadi kawasan pemukiman. Sebagai Kawasan yang diandalkan menjadi daerah resapan air, kondisi KBU saat ini cukup mengkhawatirkan. Berdasarkan data yang dihimpun oleh WALHI, sekitar 70% lahan hijau yang berupa hutan lindung, lahan pertanian dan perkebunan telah beralih fungsi menjadi kawasan permukiman dan komersial. Dampaknya, dapat dilihat saat musim penghujan, dimana banjir terjadi hampir di sebagian wilayah Bandung Raya, mencakup Wilayah Cimahi, Bandung Selatan, Kabupaten Bandung, dan sekitarnya. Berdasarkan isu tersebut, diperlukan solusi terkait model pengembangan kawasan perumahan ramah lingkungan (perumahan berkelanjutan) yang mampu berperan sebagai kawasan konservasi air, selain sebagai tempat bermukim.Melalui pendekatan Water Sensitive Urban Design (WSUD), penelitian ini mencoba mengeksplorasi model pengembangan perumahan berkelanjutan di Kelurahan Citeureup, salah satu kelurahan di Kawasan Bandung Utara,  tidak hanya dari segi arsitektur bangunan, namun juga terkait lansekap dan utilitas kawasan. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan analisis morfologi kawasan untuk memahami pola dan struktur ruang kawasan dan pola pergerakan aliran air. Hasil dari analisis tersebut selanjutnya digunakan untuk merumuskan strategi pengembangan kawasan perumahan yang ramah lingkungan (perumahan berkelanjutan) khususnya dalam hal ini ramah air, sehingga dapat turut mengurangi dampak banjir ketika musim penghujan, kekeringan di musim kemarau, serta untuk memenuhi kebutuhan air berkelanjutan di masa depan.
THE EFFECTS STREET-NETWORK CONFIGURATION IN MODELLING WALKABILITY THROUGH SPACE SYNTAX Nova Asriana; M. Donny Koerniawan; Lily Tambunan; Beta Paramita
Dimensi: Journal of Architecture and Built Environment Vol. 50 No. 1 (2023): JULY 2023
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.9744/dimensi.50.1.13-20

Abstract

This study investigates street network connectivity in an informal settlement, Kampong Taman Sari, Bandung. It generally refers to the informal residential area with minimum facilities and urban services. The majority of these settlements depict irregular patterns and narrow paths or alleys. Thus, kampong inhabitants mainly rely on walking, biking, and riding motorcycles to access vital urban features and functions. This purpose study is to examine the potential connectivity not only for accessibility but also for evacuation movement in an informal settlement. This investigation also aims to understand an associative relation between street-network configuration and informal settlement patterns with the probability distribution of pedestrian movement. This study utilizes computational street network analysis through the space syntax method that consists of two distinctive evaluations, such as axial analysis and visual graph analysis. The following result depicts the spatial accessibility, integration, permeability, walkability, and connectivity based on this relation. Experimenting in modelling a walkable kampong in the urban environment will conduce to urban design qualities of the street environment and street network layout for pedestrians or users.