Murdiono, Wisnu Eko
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Published : 34 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Pengaruh Pemberian Naungan dan Pupuk Nitrogen terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Artemisia Vulgaris L. Widiyanti, Tirani; Murdiono, Wisnu Eko; Koesriharti, Koesriharti
Jurnal Produksi Tanaman Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/1333

Abstract

Artemisia vulgaris L. merupakan tanaman yang mengandung senyawa artemisinin. Artemisinin merupakan senyawa yang seskuiterpen lakton yang sangat efektif untuk membunuh Plasmodium falciparum. Tanaman ini merupakan tanaman subtropis sehingga tidak sesuai apabila dibudidayakan di daerah tropis. Tanaman ini apabila ditanam di dataran rendah maka pertumbuhannya kurang baik, karena intensitas cahaya dan suhu yang terlalu tinggi. Salah satu cara untuk meningkatkan pertumbuhan selama masa vegetatif yaitu dengan pemberian naungan dan pupuk N berupa pupuk urea. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan interaksi antara pemberian naungan dan dosis pupuk nitrogen pada pertumbuhan dan hasil tanaman Artemisia vulgaris L. dan mendapatkan kerapatan naungan dan atau dosis pupuk N yang tepat untuk pertumbuhan dan hasil tanaman Artemisia vulgaris L. Penelitian dilaksanakan di Lahan Desa Dadaprejo Kecamatan Junrejo Kota Batu pada bulan September sampai Desember 2018 dengan menggunakan metode rancangan Petak Terbagi (Split Plot). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan naungan dan pupuk N (urea) terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Artemisia vulgaris L., perlakuan naungan tidak berpengaruh nyata pada semua pengamatan pertumbuhan dan hasil tanaman Artemisia vulgaris L., dan Pemberian pupuk Nitrogen 80 Kg ha-1 dapat meningkatkan hasil panjang tanaman, jumlah daun, bobot segar total, bobot segar daun, dan bobot kering daun dibandingkan dengan dosis pupuk urea 60 Kg ha-1 dan 100 Kg ha-1.
PENGARUH PEMBERIAN BIOURINE DAN PUPUK ANORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) Anggara, Abi; Murdiono, Wisnu Eko; Islami, Titiek
Jurnal Produksi Tanaman Vol 4, No 5 (2016)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.053 KB) | DOI: 10.21776/307

Abstract

Pupuk organik yang sering digunakan pada usaha budidaya tanaman adalah pupuk kandang padat. Limbah cair dari hewan ternak masih belum banyak dimanfaatkan. Urine memiliki keunggulan karena mengandung unsur hara makro yaitu Nitrogen, Phospat, Kalium dan Zat Pengatur Tumbuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pemberian pupuk anorganik dan biourine terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman buncis dan mendapatkan kombinasi pupuk anorganik dan konsentrasi biourine yang sesuai untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman buncis. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok non-faktorial yang terdiri dari 7 perlakuan dengan 4 kali ulangan, yaitu: (P0) 100 kg N ha-1, 300 kg P2O5 ha-1, 100 kg K2O ha-1 (100 % anorganik) ; (P1) 2300 L ha-1 Biourine + (100 % anorganik); (P2) 1725 L ha-1 Biourine + 100 % anorganik; (P3) 1150 L ha-1 Biourine + 100 % anorganik; (P4) 2300 L ha-1 Biourine + 75 % anorganik; (P5) 1725 L ha-1 Biourine + 75 % anorganik; (P6) 1150 L ha-1 Biourine + 75 % anorganik. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur, Karangploso, Kabupaten Malang. Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk anorganik dan biourine memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman buncis pada parameter jumlah daun dan jumlah cabang. Namun, pemberian pupuk anorganik dan biourine tidak berpengaruh nyata terhadap parameter hasil tanaman buncis. Pemberian pupuk biourine dengan konsentrasi 1725 L ha-1 dan 75 % pupuk anorganik memberikan pertumbuhan jumlah daun dan jumlah cabang lebih baik, tetapi tidak berpengaruh terhadap hasil tanaman buncis. Pemberian biourine dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik.
APLIKASI NITROGEN DAN PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BAWANG MERAH (Allium cepa L. var. ascalonicum) Herwanda, Rangga; Murdiono, Wisnu Eko; Koesriharti, Koesriharti
Jurnal Produksi Tanaman Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/350

Abstract

Bawang merah merupakan komoditi hortikultura yang tergolong sayuran rempah. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk N dengan dosis yang berbeda secara tunggal maupun kombinasi dengan penggunaan pupuk daun terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2014 di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Jalan Raya Karangploso Km 4, Malang Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)  yang terdiri dari 12 perlakuan yang diaplikasikan dengan 200kg N ha-1 yang berupa Urea atau ZA atau gabungan Urea dan ZA, serta pupuk daun. Hasil penelitian menujukkan bahwa pemberian Urea 80% + Za 20% + Pupuk Daun Growmore (10-55-10) memberi hasil yang lebih baik pada panjang tanaman, bobot umbi segar dan bobot susut setelah panen selama masa simpan 1 bulan. Pemberian pupuk daun Growmore (10-55-10) yang dikombinasikan dengan urea 80% + Za 20% menghasilkan peningkatan panjang tanaman pada umur 42 HST, 56 HST dan bobot umbi segar panen. Masing – masing sebesar 15 – 19% dan 18% serta mengurangi susut umbi panen hingga 22,56%.
PEMBERIAN PUPUK URIN KELINCI (Leporidae) DAN KNO3 PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN STROBERI (Fragaria sp.) Simorangkir, Christina Anzelia; Supriyanto, Arry; Murdiono, Wisnu Eko; Nihayati, Ellis
Jurnal Produksi Tanaman Vol 5, No 5 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/443

Abstract

Salah satu yang mengakibatkan hasil produksi rendah adalah kurang tersedia unsur hara N bagi tanaman stroberi. Untuk menambah ketersediaan N tanaman stroberi, maka perlu ditambahkan unsur N. N organik pada urin kelinci memiliki  N dan mukosa yang tinggi dibanding dengan hewan lain dapat mengikat unsur hara tersedia. Oleh karena itu N organik tidak langsung tersedia bagi tanaman, maka perlu ditambah pupuk N anorganik yaitu pupuk KNO3, dimana KNO3 memiliki N anorganik yang tersedia dalam bentuk NO3- dan K yang lebih cepat tersedia dalam bentuk K2O. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial  (RAKF) yang terdiri dari 12 perlakuan, dan diulang 3 kali sehingga jumlah tanaman diperoleh 432 tanaman. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Sumber Brantas, Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika  Kota Batu. Ketinggian tempat penelitian 1350-1400 meter di atas permukaaan laut. Penelitian dimulai dari bulan Februari 2015 - Mei 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk urin kelinci dan KNO3 memberikan respon pertumbuhan dan hasil yang terhadap jumlah daun, total bunga, jumlah buah, panjang buah, diameter buah, kadar gula buah, dan hasil buah.
KAJIAN ETNOBOTANI TUMBUHAN OBAT OLEH PEMBUAT JAMU DI KECAMATAN WRINGIN KABUPATEN BONDOWOSO Abdi, Afrizal Maulana; Murdiono, Wisnu Eko; Sitompul, Syukur Makmur
Jurnal Produksi Tanaman Vol 5, No 7 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/490

Abstract

Tumbuhan sejak lama digunakan sebagai obat yang oleh masyarakat disebut “obat herbal”, misalnya jamu. Jamu ialah salah satu obat herbal yang diminati masyarakat. Penelitian telah dilaksanakan di Kecamatan Wringin Kabupaten Bondowoso pada Januari hingga Maret 2015. Alat yang digunakan adalah alat tulis, kamera digital, alat perekam, label, alat press, gunting, parang, komputer, trashbag transparan serta koran bekas. Bahan yang digunakan adalah kuesioner alkohol 70%, serta sampel tumbuhan. Pelaksanaan penelitian terdiri dari survei pendahuluan, wawancara, dan observasi. Pengambilan data menggunakan teknik purposive sampling. Metode wawancara menggunakan metode semiterstruktur. Analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif. Data disajikan dalam bentuk deskripsi, tabel, grafik, dan dokumentasi. Didapatkan 6 responden yang ahli dalam meracik jamu. Terdapat 59 spesies tumbuhan obat yang digunakan responden termasuk dalam 32 famili tumbuhan. Famili dengan pemanfaatan terbanyak yaitu Zingiberaceae, sebanyak 17 manfaat. Banyaknya spesies pada famili Zingiberaceae yaitu 10 spesies tumbuhan. Berdasarkan asal diperolehnya tumbuhan obat, sebesar 44% tumbuhan merupakan tumbuhan liar, 20% tanaman budidaya dan tumbuhan liar yang ditanaman di pekarangan, 19% tumbuhan liar yang djiual di pasar, dan 17% merupakan tanaman budidaya. Organ tumbuhan yang paling banyak digunakan yaitu daun (33%), rimpang (16%), buah (12%), bunga (5%), seluruh bagian tumbuhan (17%), dan bagian lain hingga 17%. Cara pemberian obat sebagian besar diminum (68%), dibalur (12%), digosok (8%), dimakan (8%), dan ditetes (4%).
PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA KONSENTRASI KINETIN TERHADAP INDUKSI TUNAS AKSILAR TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.) SECARA IN VITRO Rizal, Syamsi; Murdiono, Wisnu Eko; Nihayati, Ellis
Jurnal Produksi Tanaman Vol 5, No 9 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (425.059 KB) | DOI: 10.21776/534

Abstract

Usaha paling  tepat dalam penyediaan bibit kakao yang berkualitas dan dapat diproduksi dalam jangka waktu dekat adalah dengan perbanyakan bahan tanam bibit kakao menggunakan bagian tanaman yang paling muda dengan teknologi kultur jaringan dengan penambahan hormon kinetin. Tujuan penelitian ini ialah Mempelajari pengaruh pemberian beberapa konsentrasi zat pengatur tumbuh kinetin terhadap pertumbuhan tunas aksilar kakao (Theobroma cacao L.). Rancangan percobaan ialah Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 7 macam perlakuan dan diulang 6 kali sehingga didapat 42 satuan percobaan. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang pada bulan Mei-September 2015. Perlakuan 2 ppm memberikan hasil terbaik pada parameter jumlah eksplan bertunas dengan rata rata sebesar 0,833 serta memberikan hasil terbaik juga pada parameter bobot basah dan bobot kering dengan rata rata sebesar 0,609 gram dan 0,3348 gram. Namun pada parameter pengamatan jumlah eksplan berkalus, perlakuan penambahan kinetin 1.5 ppm memberikan hasil terbaik yaitu sebesar 0,625. Daya tumbuh tunas terbanyak dihasilkan pada perlakuan dengan penambahan kinetin 2 ppm.
PENGARUH SISTEM OLAH TANAH DAN PEMBERIAN BIOCHAR PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) Sandiwantoro, Riko Tri; Murdiono, Wisnu Eko; Islami, Titiek
Jurnal Produksi Tanaman Vol 5, No 10 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/547

Abstract

Tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang memiliki permintaan yang tinggi. Rendahnya produktivitas jagung manis dapat diakibatkan karena kondisi tanah yang kurang baik. Perbaikan kondisi tanah dapat dilakukan dengan melakukan pengolahan tanah dan aplikasi biochar. Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh sistem olah tanah dan aplikasi biochar bagi pertumbuhan dan hasil tanaman jagung manis. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial yang terdiri dari 2 faktor, terdapat  9 perlakuan yang diulang sebanyak 3 kali. Penelitian dilakukan di UPT Pengembangan Benih Palawija pada bulan Juni-Agustus 2015. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan sistem olah tanah dan aplikasi biochar tidak terjadi interaksi. Perlakuan biochar 12 t ha-1 dan sistem olah tanah maksimal dapat meningkatkan tinggi tanaman, luas daun, bobot kering total tanaman. Akan tetapi tidak berpengaruh nyata pada jumlah daun dan laju pertumbuhan relatif. Pada perlakuan biochar 12 t ha-1 dan sistem olah tanah maksimal dapat meningkatkan diameter tongkol tanpa kelobot, panjang tongkol tanpa kelobot, bobot segar tongkol berkelobot, bobot segar tongkol tanpa kelobot, hasil panen dan kadar gula. Perlakuan biochar 12 t ha-1 tidakmemberikan pengaruh nyata pada panjang tongkol tanpa kelobot dan kadar gula.
PEMBUNGAAN MANGGA HASIL PERSILANGAN ARUMANIS 143 DENGAN PODANG URANG DI MUSIM KEMARAU Ningsih, Rahmawaty Awaliyah; Murdiono, Wisnu Eko; Wardiyati, Tatik
Jurnal Produksi Tanaman Vol 5, No 11 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/569

Abstract

Indonesia memasuki musim kemarau terhitung sejak bulan Juni 2015. Akibat musim kemarau, banyak wilayah di Indonesia yang mengalami kekeringan. Salah satu tanaman yang terkena dampak perubahan iklim berupa kekeringan ialah tanaman mangga. Pusat statistik pertanian menyatakan bahwa selama tahun 2012-2013 produksi mangga mulai menurun. Salah satu faktor yang mempengaruhi ialah kekeringan. Diantara penyebab kekeringan yaitu kekurangan suplai air di daerah sistem perakaran yang mengakibatkan terganggunya metabolisme tanaman termasuk mangga. Di UPT PBH Pohjentrek, Pasuruan dilakukan kegiatan budidaya serta persilangan tanaman mangga diantaranya Arumanis 143 dengan Podang Urang. Hasil persilangan varietas tersebut rencananya akan dilepas pada tahun 2015, karena kurangnya suplai air sehingga banyak pohon mangga yang mengalami kerontokan pada bunga, tidak terjadi pembungaan sehingga berdampak penurunan hasil panen. Perlu dipelajari dan dikaji tentang pembungaan mangga hasil persilangan Arumanis 143 dengan Podang Urang di musim kemarau. Tujuan penelitian ini ialah untuk mempelajari pengaruh kekeringan terhadap pembentukan bunga mangga hasil persilangan Arumanis 143 dengan Podang Urang. Penelitian ini merupakan penelitian observasi dengan mengamati perkembangan tanaman serta mengukur kadar air tanah, kandungan air daun, menghitung kerapatan stomata dan selama observasi kebun tidak diairi. Penelitian dilaksanakan di kebun milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Dinas Pertanian UPT Pengembangan Benih Hortikultura, Jl. Urip Sumoharjo No.33, Pohjentrek, Pasuruan pada bulan Mei sampai November 2015. Hasil penelitian menunjukkan 38 tanaman (50%) yang berbunga dan 17 tanaman (22.37%) yang berbuah besar dari 76 tanaman hasil persilangan AP dan PA. Kadar air tanah tidak ada hubungannya dengan jumlah stomata yang membuka, kerapatan stomata dan kandungan air daun.
PENGARUH PUPUK KOMPOS UB DAN PUPUK NITROGEN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI BUNGA Atari, Nindya; Murdiono, Wisnu Eko; Koesriharti, Koesriharti
Jurnal Produksi Tanaman Vol 5, No 12 (2017)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/590

Abstract

Pupuk nitrogen berperan penting dalam pembentukan hijau daun yang sangat berguna dalam proses fotosintesis (Noverita, 2005). Disamping pemberian pupuk non organik, juga harus dilakukan pemberian pupuk organik. Pemberian kompos pada tanaman sayuran sangat penting untuk menyediakan hara yang dibutuhkan tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah Mendapatkan dosis kompos UB dan pupuk nitrogen yang terbaik bagi pertumbuhan dan hasil tanaman sawi bunga (Brassica juncea L.). Hasil penelitian menunjukkan adanya interaksi antara pengaruh Kompos dan  Dosis Nitrogen terhadap jumlah daun sawi. Perlakuan tanpa pupuk kompos UB dengan pupuk nitrogen 180 kg N ha-1 pada umur 25 hst menghasilkan jumlah daun yang tidak berbeda nyata dengan perlakuan pupuk kompos UB dengan dosis pupuk nitrogen 45, 90, 135, dan 180 kg ha-1. Kompos UB berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, bobot segar total tanaman sawi dan bobot segar total konsumsi sawi. Perlakuan kompos UB menghasilkan tinggi tanaman sawi (18,28 cm). bobot segar total tanaman sawi (39,24 g) dan bobot segar total konsumsi sawi (25,55 g) lebih tinggi bila dibandingkan dengan tanpa kompos. Nitrogen berpengaruh nyata terhadap bobot segar total tanaman sawi dan bobot segar total konsumsi sawi. Perlakuan nitrogen 180 kg N ha-1 menghasilkan bobot segar total tanaman sawi (g) dan bobot segar total konsumsi sawi (g) yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan 45 kg N ha.
PENGARUH PEMBERIAN TIGA JENIS DAN DOSIS BIOCHAR PADA PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) Setiawan, Ariesta Yudha; Murdiono, Wisnu Eko; Islami, Titiek
Jurnal Produksi Tanaman Vol 6, No 6 (2018)
Publisher : Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.916 KB) | DOI: 10.21776/762

Abstract

Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) adalah salah satu tanaman yang paling banyak dikonsumsi. Namun, banyaknya konsumsi kacang tanah ternyata tidak diikuti oleh peningkatan produksi kacang tanah. Penurunan ini disebabkan oleh pengelolaan tanah yang kurang optimal sehingga padat dan kesuburannya berkurang. Salah satu solusi adalah penambahan bahan organik yang  mampu memperbaiki sifat tanah. Biochar adalah bahan organik yang didapatkan dari pembakaran bahan baku di suhu yang tinggi dan kadar oksigen rendah (pirolisis) dan mampu menambah unsur hara tanah serta memperbaiki sifat fisik tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dosis optimal biochar pada pertumbuhan dan hasil kacang tanah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2016 di STPP (Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian), Malang dengan ketinggian tempat 440-667 mdpl.  Penelitian ini menggunakan penelitian sederhana dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dan total 10 kombinasi perlakuan. Data yang didapatkan dianalisis menggunakan analisis ragam (ANOVA), apabila terdapat pengaruh nyata dilanjutkan menggunakan uji BNT pada taraf 5 %. Hasil menunjukkan bahwa pemberian tiga jenis dan dosis biochar tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter pertumbuhan antara lain tinggi tanaman, jumlah daun, dan luas daun. Pada parameter hasil, perlakuan memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah bunga 31 HST dan 32 HST, namun tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap semua parameter hasil lainnya antara lain jumlah ginofor, jumlah polong total, jumlah polong isi, jumlah polong hampa, berat polong/ tanaman, jumlah biji/polong, dan hasil panen per hektar.