Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

PENERAPAN KOMBINASI MEDIA TANAM DAN INTERVAL PENYIRAMAN DI LAHAN KERING DESA SEKON KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA Magdalena Sunarty Pareira; Maria Angelina Tuas; Natalia Desy Djata Ndua
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 1 (2023): edisi JANUARI
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i1.2327

Abstract

Untuk mengetahui kombinasi perlakuan media tanam dan interval penyiraman yang tepat untuk menunjang pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy di lahan kering Desa Sekon Kabupaten Timor Tengah Utara.Penelitian di laksanakan pada rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Timor pada bulan juni sampai oktober 2022 dengan menggunakan rancangan acak lengkap faktorial yang terdiri dari 2 faktor yakni Faktor pertama kombinasi media tanam (M) terdiri dari tiga taraf yakni M0=100% tanah entisol, M1=75% tanah entisol : 25% biochar+Pks dan M2 = 50% tanah entisol : 50% biochar+Pks. Faktor kedua interval penyiraman terdiri dari 3 taraf yakni V0=Interval penyiraman rutin pagi dan sore, V1= Interval penyiraman rutin 2 hari sekali pagi dan sore, dan V2= Interval penyiraman rutin 4 hari sekali pagi dan sore, sehingga terdapat 36 unit percobaan. Hasil penelitian menunjukkan dengan kombinasi 75% tanah entisol : 25% biochar+PKS dengan interval penyiraman rutin pagi dan sore memberikan hasil yang terbaik.
Potensi Air pada Genangan Air Hujan di Desa Teba Timur untuk Keperluan Higiene Sanitasi Made Santiari; Maria Angelina Tuas
ORYZA ( JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI ) Vol 12 No 1 (2023): ORYZA: Jurnal Pendidikan Biologi
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi STKIP Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/oz.v12i1.1076

Abstract

Timor Tengah Utara mengalami musim hujan selama empat bulan yang dapat menyebabkan terbatasnya air, sehingga sumber air yang ada harus dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan. Genangan air hujan di Desa Teba Timur merupakan salah satu sumber air yang berpotensi digunakan untuk keperluan higiene sanitasi masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai potensi air pada genangan air hujan untuk keperluan higiene sanitasi dari segi kualitasnya. Penelitian ini adalah penelitian deksriptif kuantitatif dimana metode pengambilan contoh uji mengacu pada SNI 6989.57:2008 tentang Metoda Pengambilan Contoh Air Permukaan. Titik pengambilan contoh uji yaitu titik yang dekat dengan jalan raya sebanyak 2 titik. Pengujian suhu, pH dan bau dilakukan di lapangan, sedangkan pengujian parameter lain dilakukan di laboratorium. Hasil pengujian dibandingkan dengan baku mutu untuk keperluan Higiene Sanitasi yang termuat dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua dan Pemandian Umum. Nilai pH pada titik 2 melebihi baku mutu dan air memiliki bau. Air pada Genangan Air Hujan di titik 1 dapat digunakan untuk keperluan higiene sanitasi, sedangkan pada titik 2 tidak dapat digunakan untuk keperluan higiene sanitasi.
APLIKASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA DAN INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA HASIL TANAMAN PAKCOY Magdalena Sunarty Pareira; Maria Angelina Tuas; Kristina Irnasari Naikofi; Elfrida Knaofmone
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 2 (2023): edisi April
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i2.2743

Abstract

 The study was conducted to determine the amount of FMA, the influence and interaction of FMA as well as the right watering time with the drip irrigation system on the growth and yield of pakcoy plants. The study was conducted from November 2022 to January 2023, in the greenhouse of the Faculty of Agriculture, University of Timor. Using a complete factorial random design consisting of two factors, the first factor of arbuscula mycorrhizal fungi consists of three levels, namely 100% entisol soil without FMA, 40 grams of FMA inoculants and 60 grams of FMA inoculants while the second factor of watering arrangements consists of 3 levels, namely regular watering in the morning in the afternoon, two once in the morning and four in the morning in the afternoon,  repeated 4 times. The results showed that the administration of FMA 40 grams, FMA 60 grams and regular watering arrangements in the morning and evening gave the best results on the parameters of soil temperature, soil moisture content, soil pH, plant height, number of leaves, fresh weight of the plant and fresh weight of the roots.INTISARI  Penelitian dilakukan untuk mengetahui takaran FMA, pengaruh dan interaksi FMA serta waktu penyiraman yang tepat dengan sistem irigasi tetes terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2022 sampai Januari 2023, di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas Timor. Menggunakan rancangan acak lengkap faktorial yang terdiri dari dua faktor, faktor pertama fungi mikoriza arbuskula terdiri dari tiga taraf yakni 100% tanah entisol tanpa FMA, 40 gram inokulan FMA dan 60 gram inokulan FMA sedangkan faktor kedua pengaturan penyiraman terdiri dari 3 taraf yakni penyiraman rutin pagi sore, dua sekali pagi sore dan empat hari pagi sore, diulang sebanyak 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan dengan pemberian FMA 40 gram, FMA 60 gram dan pengaturan penyiraman rutin pagi dan sore memberikan hasil terbaik pada parameter suhu tanah, kadar lengas tanah, pH tanah, tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar tanaman dan berat segar akar
Sosialisasi Budidaya Tanaman Tarum (Indigofera) Di Lahan Kering Pada Kelompok Tani Bilubahan Desa Tapenpah Kecamatan Insana Magdalena Sunarty Pareira; Kristina Irnasari Naikofi; Maria Angelina Tuas; Maria Selfiana Pasi
Jurnal Altifani Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 3 No. 3 (2023): Mei 2023 - Jurnal Altifani Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Indonesian Scientific Journal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59395/altifani.v3i3.411

Abstract

Tarum (Indigofera ) is a plant that has high commodity value. It can produce a naturally blue color because it contains indican glycosides which are oxidized to indigo (alkaloid compounds). Tarum is included in the Fabaceae family, belonging to a leguminous tree species that has purple flower colors, used as a natural blue dye which is the result of extracting its leaves. This plant is easy to cultivate in dry land because it can improve soil fertility and increase the productivity of dry land. The cultivation of tarum plants is still relatively low, especially on dry land, due to the lack of knowledge of the local community about the potential and methods of cultivating tarum. In addition, tarum can be used as animal feed, tarum leaves are used as forage for animal feed because they contain high protein and nutrients for livestock, and are resistant to drought and disease. This socialization was done in the Bilubahan farmer group in Tapenpah Village, Insana District, North Central Timor Regency. The method used is counseling and the provision of educational materials that are easily accessible to the community of farmer groups, to increase knowledge, and skills and improve productivity and welfare of the community on dry land regarding tarum cultivation. The socialization was attended by the group leader and members of the Bilubahan farmer group, totaling 25 people, this activity went well and smoothly, and the result was that the community was interested and willing to do tarum cultivation. Keywords: Socialization, education, Tarum
IDENTIFIKASI Ca, Mg, K, Na, KTK SETELAH PENERAPAN KOMBINASI MEDIA TANAM DAN IRIGASI TETES Maria Angelina Tuas; Magdalena Sunarty Pareira; Natalia Desy Djata Ndua
Agros Journal of Agriculture Science Vol 25, No 4 (2023): edisi Oktober
Publisher : Fakultas Pertanian, Universitas Janabadra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37159/jpa.v25i4.3510

Abstract

Agricultural cultivation activities in Sekon Village are limited by soil conditions and water availability which then affects soil fertility and plant growth. Horticultural plants cultivated by the community have yellow-brown leaves, small leaf and stem sizes and stunted growth. Soil conservation strategy that can be implemented in this condition is the use of natural fertilizer (organic material). Meanwhile, water conservation efforts to overcome low water availability can be carried out by regulating watering through the application of a drip irrigation system. This research is a qualitative descriptive study which aims to identify the availability of Ca, Mg, K, Na and KTK in planting media samples after application of biochar compost and cow manure as well as implementation of watering regulations. The results of laboratory analysis show the average contents of Ca, Mg, K and Na respectively, namely 25.59 me 100 g soil-1 (very high), 2.66 me 100 g soil-1 (high), 0.96 me 100 g soil-1 (high) and 0.16 me 100 g soil-1 (low). The average KTK is 38.02 me 100 g soil-1 and is classified as high.Key-words: cations, planting media, soil and water conservationINTISARIKegiatan budidaya pertanian di Desa Sekon dibatasi dengan kondisi tanah dan ketersediaan air yang kemudian mempengaruhi kesuburan tanah serta pertumbuhan tanaman. Tanaman hortikultura yang dibudidayakan masyarakat memiliki warna daun yang kuning-kecokelatan, ukuran   daun dan batang yang kecil serta pertumbuhannya kerdil. Strategi konservasi tanah yang dapat dilakukan pada kondisi ini yaitu penggunaan pupuk alami (bahan organik). Sedangkan upaya konservasi air yang dilakukan dalam mengatasi ketersediaan air yang rendah dapat dilakukan dengan pengaturan penyiraman melalui aplikasi penggunaan sistem irigasi tetes. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan mengidentifikasi ketersediaan Ca, Mg, K dan Na serta KTK pada sampel media tanam setelah aplikasi kompos biochar dan pupuk kandang sapi serta penerapan pengaturan penyiraman. Hasil analisis laboratorium menunjukkan rata-rata kandungan Ca, Mg, K dan Na berturut-turut yaitu 25,59 me 100 g tanah-1 (sangat tinggi), 2,66 me 100 g tanah-1 (tinggi), 0,96 me 100 g tanah-1 (tinggi) dan 0,16 me 100 g tanah-1 (rendah). Rata-rata KTK sebesar rata-rata  38,02 me 100 g tanah-1 dan tergolong  tinggi.Kata kunci: kation, konservasi tanah dan air, media tanam