Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Hubungan Riwayat Asi Ekslusif, Riwayat Imunisasi dan Status Ekonomi Keluarga dengan Kejadian Stunting Erniyati, Erniyati; Darmi, Salfia
Indonesia Journal of Midwifery Sciences Vol. 3 No. 3 (2024): Indonesia Journal of Midwifery Sciences (IJMS)
Publisher : SCIPRO Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53801/ijms.v3i3.179

Abstract

Latar Belakang: Dari data prevalensi balita stunting yang dikumpulkan WHO, Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/ South-East Asia Regional (SEAR). Banten termasuk salah satu provinsi yang menjadi prioritas penanganan stunting karena berada pada peringkat 5 besar dengan angka stunting tertinggi secara nasional. Kabupaten Pandeglang dengan prevalensinya mencapai 37,8 persen menduduki posisi nomor 26 dari 246 kabupaten/ kota di 12 provinsi prioritas yang memiliki prevalensi stunting tertinggi. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan riwayat ASI ekslusif, riwayat imunisasi dan status ekonomi keluarga dengan kejadian stunting di Desa Kubangkampil wilayah kerja Puskesmas Perdana. Metode: Rancangan penelitian cross-sectional dengan populasi semua balita berusia 12-59 bulan dengan jumlah sampel 87 orang yang dipilih secara random sampling. Pengumpulan data penelitian ini menggunakan kuesioner. Data di analisis dengan analisis univariat untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi, analisis bivariat dengan uji chi-squre untuk memperoleh hubungan dua variabel. Hasil: Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji chi-square riwayat ASI Ekslusif (P-value= 0,239> 0,05), Riwayat imunisasi (P-value= 1,000 > α (0,05), dan status ekonomi keluarga P-value= 0,537 > α (0,05) terhadap faktor resiko kejadian stunting. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan riwayat ASI ekslusif, riwayat imunisasi dan status ekonomi keluarga dengan kejadian stunting di Desa Kubangkampil wilayah kerja Puskesmas Perdana.
EFEKTIFITAS KOMPRES TEPID SPONGE DAN BAWANG MERAH TERHADAP PENURUNAN DEMAM PASCA IMUNISASI Lisca, Shinta Mona; Darmi, Salfia
Bahasa Indonesia Vol 13 No 1 (2024): Jurnal Kebidanan
Publisher : STIKes William Booth Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47560/keb.v13i1.551

Abstract

Demam yang tidak ditangani secara tepat akan memberikan beberapa dampak buruk bagi anak. World Health Organization (WHO) tahun 2020 mengemukakan bahwa jumlah kasus demam di seluruh dunia mencapai 11-20 juta orang dan diperkirakan antara 128.000-161.000 orang meninggal setiap tahunnya. Di Indonesia diperkirakan 80.000-100.000 orang yang terkena demam sepanjang tahun. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Efektifitas Kompres Tepid Sponge Dan Bawang Merah Terhadap Penurunan Demam Paska Imunisasi Pada Bayi Di PMB D Tahun 2023. Penelitian dilakukan dengan metode pendekatan Kuantitatif Quasy Eksperimen dengan rancangan Non-Equivalent Control Group Design, desain ini terdiri dari 2 kelompok yang tidak dipilih secara random, kemudian diberikan perlakukan dengan kompres Tepid Sponge dan bawang merah. Analisis penelitian univariat dan bivariat dengan uji nonparametik Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil penelitian dapat diketahui efektifitas penurunan demam paska imunisasi pada Bayi di PMB yang diberikan kompres Tepid Sponge dengan nilai P-value 0,008. Sedangkan efektifitas penurunan demam paska imunisasi pada Bayi di PMB yang diberikan kompres Kompres Bawang Merah dengan nilai P-value 0,001. Artinya kompres Tepid Sponge dan Bawang merah efektif untuk menurunkan suhu tubuh paska imunisasi pada bayi. Diharapkan ibu yang memiliki balita dapat menerapkan kompres Tepid Sponge dan Bawang merah untuk menurunkan suhu tubuh paska imunisasi pada bayi. Kata Kunci: Balita, Tepid Sponge, Bawang Merah
HUBUNGAN PERSEPSI IBU TENTANG ASI EKSLUSIF, DUKUNGAN KELUARGA, DAN STATUS IMD DENGAN PERILAKU IBU MENYUSUI YANG BEKERJA DI WILAYAH KERJA PT SMM TAHUN 2023 ANDRIANI, TRI; DARMI, SALFIA; YOLANDIA, RITA AYU
Journal Of Midwifery Vol 12 No 1 (2024)
Publisher : UNIVED PRESS, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/jm.v12i1.6192

Abstract

Pendahuluan: Cakupan pemberian ASI Ekslusif yang masih belum optimal menunjukkan bahwa terdapat faktor penghambat ibu tidak memberikan ASI Ekslusif selama 6 bulan kepada anaknya yaitu karena ibu bekerja, kurangnya dukungan kelurga serta tidak melakukan IMD pada saat setelah melahirkan. Metode: Metode penelitian ini menggunakan crossectional. Populasi pada penelitian ini sebanyak 56 responden dengan jumlah sampel 56 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan data sekunder buku KIA dan lembar kuisioner Hasil dan Pembahasan: Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi ibu tentang menyusui paling banyak yaitu ibu pekerja yang memiliki persepsi positif (+) tentang menyusui sebanyak 32 orang (50,8%), distribusi frekuensi riwayat IMD paling banyak yaitu ibu pekerja yang memiliki riwayat melaksanakan IMD sebanyak 39 orang (69,6%) dan distribusi frekuensi dukungan keluarga paling banyak yaitu ibu pekerja yang memiliki dukungan keluarga yang baik sebanyak 33 orang (58,9%).. Kesimpulan: disimpulkan bahwa ibu pekerja yang tidak melaksanakan IMD berpeluang 4 kali lebih besar memiliki perilaku menyusui tidak memberikan ASI Ekslusif dibandingkan dengan ibu pekerja yang melaksanakan IMD.
HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI STIGMASI SOSIAL DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN RESIKO KOMPLIKASI KEHAMILANPADA IBU HAMIL USIA REMAJA DIPUSKESMAS KARANGPAWITANKABUPATEN GARUTTAHUN 2023 Roslianti, Irma; Susaldi, Susaldi; Darmi, Salfia
EMPIRIS : Jurnal Sains, Teknologi dan Kesehatan Vol. 1 No. 3 (2024): EMPIRIS : Jurnal Sains, Teknologi dan Kesehatan, September 2024
Publisher : Lembaga Pendidikan dan Penelitian Manggala Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62335/83ff7419

Abstract

Kehamilan pada usia remaja merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi yang masih menjadi perhatian di Indonesia. Risiko komplikasi kehamilan pada ibu hamil usia remaja lebih tinggi dibandingkan dengan ibu hamil usia dewasa. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kurangnya pengetahuan kesehatan reproduksi, stigma sosial, dan kurangnya dukungan keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan kesehatan reproduksi, stigma sosial, dan dukungan keluarga terhadap risiko komplikasi kehamilan pada ibu hamil usia remaja. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner kepada 100 ibu hamil usia remaja di wilayah kerjja Puskesmas Karangpawitan Kecamatan Karangpawitan Kabupaten Garut. Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa pengetahuan kesehatan reproduksi, stigma sosial, dan dukungan keluarga memiliki hubungan yang signifikan terhadap risiko komplikasi kehamilan pada ibu hamil usia remaja. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi ibu hamil usia remaja, mengurangi stigma sosial terhadap ibu hamil usia remaja, dan meningkatkan dukungan keluarga terhadap ibu hamil usia remaja.
Hubungan Persepsi, Sikap dan Dukungan Pasangan Terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Menghadapi Menopause di Klinik Bougenville Ciekek Pandeglang Tahun 2024 Nisviyani, Nisviyani; Darmi, Salfia; Ciptiasrini, Uci
Jurnal Ners Vol. 8 No. 2 (2024): OKTOBER 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jn.v8i2.26839

Abstract

Abstrak Peristiwa siklus hidup yang paling umum terjadi pada wanita adalah menopause, yang menandai dimulainya fase baru dan berakhirnya kesuburan. Persepsi, sikap, dan dukungan antarpribadi semuanya berperan dalam kecemasan wanita terhadap menopause. Di Klinik Bougenville Ciekek Pandeglang, wanita yang mengalami menopause diteliti untuk mengetahui bagaimana tingkat kecemasan mereka berkorelasi dengan pandangan, sikap, dan besarnya dukungan yang mereka dapatkan dari pasangannya. Penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif dan cross-sectional. Para ibu di Klinik Bougenville Ciekek Pandeglang, yang berusia antara 45 hingga 59 tahun, menjadi sampel penelitian yang dipilih secara tidak sengaja sebanyak 73 peserta. Nilai ? = 0,005 menunjukkan bahwa wanita tersebut cemas menjelang menopause. Nilai ? hubungan sikap wanita dengan tingkat kecemasan terkait menopause adalah 0,005. Pada akhirnya, nilai ? sebesar 0,007 menunjukkan korelasi antara jumlah kekhawatiran yang dirasakan seseorang tentang menopause dan kualitas dukungan yang diterima dari pasangannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ketiga variabel independen yaitu persepsi, sikap, dan dukungan pasangan, yang paling besar pengaruhnya terhadap variabel dependen (tingkat kecemasan) adalah persepsi dan sikap. Hal ini disebabkan karena kedua variabel tersebut mempunyai nilai ? yang sama yaitu 0,005 dan jika dibandingkan dengan dukungan pasangan maka nilai ? persepsi dan sikap lebih besar atau sama dengan nilai ? dukungan pasangan. Kata Kunci: dukungan pasangan, menopause, persepsi, sikap. Abstract The most prevalent life cycle event for women is menopause, which marks the beginning of a new phase and the end of fertility. Perceptions, attitudes, and interpersonal support all play a role in how anxious women feel about menopause. At the Bougenville Ciekek Pandeglang Clinic, women undergoing menopause are being studied to find out how their anxiety levels are correlated with their views, attitudes, and the amount of support they get from their partners. This study used a quantitative and cross-sectional technique. Mothers at the Bougenville Ciekek Pandeglang Clinic, whose ages ranged from 45 to 59, made up the study's accidentally selected sample of 73 participants. ? value = 0.005 indicates that the women are anxious about menopause. The ? value for the link between women's attitudes and the anxiety level related to menopause is 0.005. Ultimately, a ? value of 0.007 indicates a correlation between the amount of worry one feels about menopause and the quality of support one receives from a spouse. The research results show that out of the three independent variables perception, attitude, and partner support the ones that have the most impact on the dependent variable (anxiety level) are perception and attitude. This is due to the fact that these two variables have the same ? value 0.005 and when compared to partner support, the ? value of perception and attitude is greater than or equal to the ? value of partner support. Keywords: attitude, menopause, partner support, perception.