Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Analisis Spasial Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Dan Potensi Biomassa Di Kota Baubau Ikkarnila, Ikkarnila; Mey, Djafar; Saleh, Fitra
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) Vol 1, No 1 (2017): JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1304.081 KB) | DOI: 10.33772/jagat.v1i1.6340

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memetakkan luas Ruang Terbuka Hijau dan menganaslisis potensi biomassa RTH Kota Baubau.Metode penelitian dilakukan dengan menginterpretasi citra Google Earth untuk analisis penggunaan lahan dan citra LANDSAT 8 digunakan untuk analisis kerapatan vegetasi untuk menghitung potensi biomassa di Kota Baubau.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi eksisting ruang terbuka hijau (RTH) berdasarkan luas wilayah terdapat dua kecamatan yang belum memenuhi proporsi RTH sebesar 30% yaitu kecamatan Batupurao dan kecamatan Murhum.Kebutuhan RTH berdasarkan jumlah penduduk dan luas wilayah di Kota Baubau masing-masing 8.821,41 ha dan 5,01 ha. Potensi biomassa RTH pada masing-masing tingkat kerapatan memeiliki perbedaan dengan nilai kerapatan tertinggi 1.822.453,52 ton. Kebutuhan RTH di Kota Baubau berdasarkan jumlah penduduk sesuai dengan standar pada ketetapan PERMEN PU No. 5 Tahun 2008 bahwa ketersediaan RTH masih terpenuhi.Kata Kunci :Citra sateit, Ruang Terbuka Hijau, BiomassaDOI : 10.5281/zenodo.2658244
Pemetaan Lahan Kritis dengan Metode Multi Criteria Evaluation di Sub DAS Amohalo Suriani, Suriani; Mey, Djafar; Saleh, Fitra
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) Vol 3, No 1 (2019): JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (589.207 KB) | DOI: 10.33772/jagat.v3i1.6362

Abstract

Lahan merupakan sumber daya yang sangat penting untuk memenuhi segala kebutuhan hidup sehingga dalam pengelolahannya harus sesuai dengan kemampuannya agar tidak menurunkan produktivitas lahan. Lahan kritis merupakan lahan atau tanah yang saat ini tidak produktif karena pengelolaan dan penggunaan tanah yang tidak atau  kurang memperhatikan syarat-syarat konservasi tanah dan air, sehingga lahan  mengalami kerusakan, kehilangan atau berkurang fungsinya sampai pada batas yang telah ditentukan. Tujuan dari penelitian ini (1) untuk mengetahui bobot masing-masing kriteria (2) sebaran lahan kritis di Sub DAS Amohalo dengan mengunakan metode Multi Criteria Evaluation (MCE) dengan teknik analisis Analisis Hirarky Proses (AHP) untuk menentukan bobot kriteria dari masing-masing parameter penentu lahan kritis.  Pemetaan lahan kritis menghasilkan bobot masing-masing kriteria penentu lahan kritis dimana penutupan lahan bobot 45%, kemiringan lereng bobot 19%, tingkat bahaya erosi bobot 14%, produktivitas bobot 12%, dan manajemen lahan bobot 10% dengan total bobot 100%. Sebaran lahan kritis di Sub DAS Amohalo menghasilkan lima kelas kriteria yang didominasi kelas potensial kritis mencapai luas Wilayah 5656,96 ha dari hasil analisis tersebar di Wilayah Kota Kendari dan Wilayah Konawe Selatan, luasan terendahnya terdapat pada kelas sangat kritis dengan luasan 11,65 ha yang tersebar di Kecamatan Moramo Utara, Baruga dan Kambu.Kata Kunci: Lahan Kritis, MCE, AHPDOI : 10.5281/zenodo.3354764
Pemetaan Hutan Mangrove Dengan Menggunakan Analisis Transformasi Indeks Di Kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai Provinsi Sulawesi Tenggara Andriani, Isyati; Mey, Djafar; Saleh, Fitra
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) Vol 1, No 2 (2017): JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (137.158 KB) | DOI: 10.33772/jagat.v1i2.6346

Abstract

Hutan mangrove adalah komunitas pepohonan yang hidup di antara laut dan daratan. Tujuan dari penelitian ini adalah memetakan hutan mangrove dengan menggunakan analisis transformasi indeks di kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai Provinsi Sulawesi Tenggara  berdasarkan analisis data penginderaan jauh Citra Landsat-8 OLI tahun 2015. Penelitian ini berlangsung dari Bulan Juli 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni metode analisis transformasi indeks vegetasi yaitu NDVI, SAVI, DVI  dan metode survei lapangan serta uji akurasi citra untuk menentukan tingkat akurasi data. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa transformasi indeks vegetasi yang baik di gunakan yaitu NDVI dengan tingkat akurasi 80% dan luas hutan mangrove  keselurahan sebesar 3.9170,07 ha serta jenis mangrove yang teridentifiikasi memalui survei lapangan di Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai yaitu Acrostichum   aureum ,Rhizphora mucronata, Senneratia alba  dan Rhizophora stylosa.Kata kunci : Penginderaan Jauh, Citra Landsat 8 OLI, Kerapatan, NDVI, SAVI dan DVI, Mangrove.DOI : 10.5281/zenodo.2658820
Analisis Potensi Lapangan Kerja Di Kota Baubau Mey, Djafar; Fitriani, Fitriani; Sahar, Safrudin; Widayati, Weka
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) Vol 2, No 1 (2018): JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (120.933 KB) | DOI: 10.33772/jagat.v2i1.6351

Abstract

Potensi lapangan kerja diperlukan untuk menentukan dan mengetahui jumlah penawaran dan permintaan tenaga kerja sehingga dapat diketahui tingkat potensi lapangan kerja di Kota Baubau. Teknik analisis yang digunakan yaitu menggunakan Location Quotient (LQ) dan Elestisitas Kesempatan Kerja. Hasil dari penelitian yaitu Lapanga usaha yang dapat menjadi pertimbangan untuk meningkatkan jumlah lapangan kerja yaitu sektor atau lapangan usaha pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makanan minuman, lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi, lapangan usaha real estate,  lapangan usaha jasa pendidikan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial dan jasa lainnya. Daya serap tenaga kerja dibeberapa sektor atau lapangan usaha di kota Baubau terlihat bahwa lapangan usaha industri pengolahan, listrik, gas dan air minum, bangunan, perdagangan dan keuangan merupakan lapangan usaha yang dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja dibandingkan dengan sektor lainnya.Kata Kunci : Potensi, Lapangan Kerja, BaubauDOI : 10.5281/zenodo.2667843
Kajian Perubahan Penutupan Lahan Menggunakan Citra Satelit Multi Temporal Di Kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai Provinsi Sulawesi Tenggara Hacrawati, Hacrawati; Mey, Djafar; Saleh, Fitra
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) Vol 1, No 1 (2017): JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (711.113 KB) | DOI: 10.33772/jagat.v1i1.6342

Abstract

Perubahan penutupan lahan merupakan proses berubahnya luasan area pada suatu tutupan dan guna lahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengetahui perubahan tutupan lahan di kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai National Park dengan menggunakan citra LANDSAT 7 tahun 2006 dan citra LANDSAT 8 tahun 2015. Metode yang digunakan dengan melakukan klasifikasi terbimbing berdasarkan kemiripan maksimum (maximum likelihood). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2000, tahun 2006 dan tahun 2015 menunjukkan adanya perubahan vegetasi pada lahan antara lain alang-alang, hutan primer, hutan rawa, hutan sekunder, lahan terbuka, hutan mangrove, lading, rawa dan semak belukar. Rata-rata perubahan luasan pada periode tahun 2000-2006 sebesar 51.953,38 ha dan pada periode tahun 2006-2015 sebesar 42.633,71 ha. Perubahan penutupan lahan di kawasan Taman Nasional Rawa Aopa Watumohai (TNRAW) terjadi karena alih fungsi lahan hutan dan alang-alang menjadi penggunaan lahan berupa perladangan.Kata Kunci : Perubahan Penutupan Lahan, Citra Multi Temporal, Klasifikasi Terbimbing DOI : 10.5281/zenodo.2658804
Analisis Kesesuaian Lahan Pariwisata Pantai Di Pulau Kapota Kabupaten Wakatobi Wati, Wa Ode Sunyia; Mey, Djafar; Harimudin, Jamal
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) Vol 1, No 2 (2017): JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.065 KB) | DOI: 10.33772/jagat.v1i2.6347

Abstract

Kesesuain Lahan Pariwisata Pantai sangat penting dalam pengembangan kegiatan wisata, salah satunya pantai di Pulau Kapota yang merupakan salah satu pulau kecil yang berada dalam lingkaran pulau Wangi-Wangi, memiliki potensi wisata pantai yang di prioritaskan sebagai pengembangan pariwisata, mengingat hal yang diperoleh dari kegiatan wisata tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengindetifikasi lokasi pantai di Pulau Kapota yang memiliki potensi pengembangan pariwisata pantai di Pulau Kapota Kabupaten Wakatobi, (2) mengetahui wilayah yang sesuai digunakan sebagai lahan pariwisata pantai di Pulau Kapota Kabupaten Wakatobi. Penelitian ini menggunakan metode pembobotan dan skoring tujuannya untuk memberikan skor  (nilai) terhadap masing-masing parameter lahan untuk menentukan tingkat kemampuan lahannya, metode analisis kesesuain kawasan pantai yang bertujuan untuk mengetahui kecocokan atau kemampuan kawasan wisata pantai yang di kategorikan dalam 3 (tiga) kelas yaitu S1 (Sangat Sesuai), S2 (Sesuai bersyarat) dan N (Tidak Sesuai). Selain itu digunakan metode survei lapangan untuk mengetahui kondisi Pantai di Pulau Kapota. Hasil penelitian menunjukkan kawasan pantai di Pulau Kapota yaitu Pantai Awolio, Pantai Bata, Pantai Kampa dan Pantai Onomeha sangat sesuai (S1), sehingga dapat di kategorikan sesuai untuk kegiatan wisata pantai dan sebagai pengembangan pariwisata pantai.Kata Kunci : Pariwisata Pantai, Pulau Kapota, Analisis Spasial  DOI : 10.5281/zenodo.2658822
Aplikasi Sistem Informasi Geografi Untuk Pemodelan Tiga Dimensi Daerah Ancaman Banjir Di Kecamatan Kambu Kota Kendari Apdal, Muhammad; Saleh, Fitra; Mey, Djafar
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) Vol 2, No 2 (2018): JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.031 KB) | DOI: 10.33772/jagat.v2i2.6359

Abstract

Sistem informasi geografi mampu menyajikan bentuk pemodelan dari satu fenomena hidrologi seperti banjir perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor penyebab banjir dan Melihat distribusi nya serta memvisualisasikan dalam bentuk pemodelan tiga dimensi area ancaman banjir yang terjadi di Kecamatan Kambu Kota Kendari. Proses pembuatan peta ancaman banjir dilakukan dengan mengguanakan metode pembobotan berjenjang. Pembobotan dilakukan pada setiap parameter penyebab banjir yakni penggunaan lahan, curah hujan, kemiringan lereng, jenis tanah, kualitas kawasan terbangun,pola kawasan terbangun dan jarak sungai. Hasil overlay parameter-parameter tersebut menghasilkan peta ancaman banjir dengan luas tingakta ancaman tinggi seluas 338.51 Ha, untuk tingkatan sedang seluas 834.33 Ha dan untuk tingkatan sedang seluas 117.51 Ha. Data tersebut kemudian di visualisasikan dalam bentuk pemodelan 3 dimensi yang di hasilkan dari data DEM yang di ubah menjadi data TIN (Triangulated Irregular Network).Kata Kunci: Sistem Informasi Geografi, Banjir, Pemodelan Tiga DimensiDOI : 10.5281/zenodo.3354730
Identifikasi Trend Perubahan Daerah Rawan Banjir (Studi Kasus : Kabupaten Kolaka Utara) Ulfa, Ulfianti; Mey, Djafar; Kurniawan, Surya
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) Vol 1, No 2 (2017): JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.318 KB) | DOI: 10.33772/jagat.v1i2.6344

Abstract

Terdapat 11 banjir yang tercatat yang telah terjadi di Kabupaten Kolaka Utara sejak 2013 hingga 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab banjir, tren perubahan banjir, mengetahui distribusi lahan rawan banjir. Penelitian ini menerapkan analisis atribut dengan penilaian dan pembobotan serta analisis spasial dengan overlay analysis. Penilaian dan pembobotan dilakukan dengan skor dan parameter yang berpengaruh. Analisis spasial dilakukan dengan overlay terhadap peta tematik satu dengan yang lain. Hasil analisis menunjukkan beberapa penyebab banjir di Kabupaten Kolaka Utara, terdiri dari Penggunaan Lahan, Curah Hujan, Lereng, Tekstur Tanah, Surfer Drainase dan Buffer Sungai. Pola distribusi banjir digolongkan ke dalam 5 kelas yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan tidak ada risiko , yang tersebar di daerah pegunungan dengan kemiringan 0% -15%, tekstur tanah sangat halus dan halus, penggunaan lahan tambak, permukiman dan kebun campur, dan pemukiman berkembang di sepanjang tepi sungai. Tren perubahan di daerah rawan banjir dari tahun 2013 hingga 2016 meningkat di Kodeoha 11.420,9 Ha, Kecamatan Lambai 1.239,3 Ha, Kecamatan Pakue 26.200,6 Ha, Kecamatan Tengah Pakue 70.821,3 Ha, Kabupaten Pakue Utara 85.993,3 Ha dan Kecamatan Porehu 42.117,2 Ha dan Kecamatan Ranteangin 18.230,6 Ha. Perubahan di daerah rawan banjir juga menurun di wilayah Kabupaten Lasusua 6.251,7 Ha, Kecamatan Batu Putih 10.129,1 Ha, Kecamatan Ngapa 5.530,5 Ha dan Kecamatan Wawo 9.093,6 Ha. Kata Kunci : Banjir, Pembobotan, Overlay, Tren, Pola DistribusiDOI : 10.5281/zenodo.2658816
Analisis Spasial Risiko Kerentanan Sosial Dan Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Bencana Banjir Di Kecamatan Langgikima Deriyawan, Deriyawan; Mey, Djafar; Saleh, Fitra
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) Vol 4, No 1 (2020): JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jagat.v4i1.11918

Abstract

Abstrak: Salah satu langkah awal dalam upaya pengurangan risiko bencana banjir dan peningkatan kapasitas terhadap masyarakat adalah dengan pengenalan risiko kerentanan sosial dan pengetahuan kesiapsiagaan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi spasial risiko kerentanan sosial terhadap bencana banjir di Kecamatan Langgikima dan untuk mengetahui tingkat pengetahuan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana banjir di Kecamatan Langgikima. Penelitian ini menggunakan metode kuesioner, analisis skoring dan overlay union. Hasil dari penelitian ini; (1) peta sebaran risiko kerentanan sosial terhadap bencana banjir di Kecamatan Langgikima terdapat 3 kelas risiko kerentanan yaitu rendah, sedang dan tinggi, dimana untuk kelas rendah berada pada Desa Sarimukti, Alenggo, Tobimeita, Lameruru, sedangkan untuk kelas sedang berada pada Kelurahan Langgikima dan kelas tinggi berada pada Desa Poloraindah, Pariama dan Molore. (2) Tingkat pengetahuan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana banjir di Kecamatan Langgikima memiliki satu kelas rendah. Kata Kunci: Analisis Spasial, Kerentanan Sosial Terhadap Bencana BanjirKata Kunci: Analisis Spasial, Kerentanan Sosial Terhadap Bencana BanjirDOI: 10.5281/zenodo.3876018
Pemetaan Tingkat Kekritisan Lahan Dengan Pemanfatan Sistem Informasi Geografis (SIG) Di Kecamatan Pondidaha Irama, Roma; Mey, Djafar; Karim, Jufri; Khairisa, Noor Husna
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) Vol 4, No 1 (2020): JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jagat.v4i1.11890

Abstract

Abstrak: Lahan kritis merupakan soiltanah yang mengalami atau dalam proses kerusakan kimia, fisik dan biologi yang dapat mengganggu atau kehilangan fungsinya di dalam lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah (1)mengetahui tingkat kekritisan lahan kawasan budidaya pertanian dan kawasan hutan lindung di luar kawasan hutan di Kecamatan Pondidaha (2) memetakan sebaran tingkat kekritisan lahan kawasan budidaya pertanian dan kawasan hutan lindung diluar kawasan hutan di Kecamatan Pondidaha. Penelitian ini menggunakan metode skoring dan pembobotan dengan menggunakan analisis sistem informasi geografis. Hasil penelitian antara lain : (1)Tingkat kekritisan lahan Kecamatan Pondidaha terbagi menjadi dua, yaitu tingkat kekritisan lahan kawasan budidaya pertanian dan tingkat kekritisan lahan kawasan hutan lindung di luar kawasan hutan, kawasan budidaya pertanian tingkat kekritisan lahannya terbagi menjadi lima, yaitu sangat kritis seluas 66,64 Ha (0,83%), kritis seluas 3127,28 ha (41,69%), agak kritis seluas 219,02 ha (2,92%), potensial kritis seluas 3457,22 ha (43,51%), dan tidak kritis seluas 1074,68 ha (13,52%). Kawasan hutan lindung diluar kawasan hutan terbagi menjadi empat kelas yaitu sangat kritis seluas 7,78 ha (0,73), kritis seluas 22,18 ha (2,10%), agak kritis seluas 98,98 ha (9,37%) dan potensial kritis seluas 926,47 ha (87,78%).(2) Sebaran tingkat kekritisan di Kecamatan Pondidaha pada fungsi kawasan budidaya pertanian, lahan dengan kategori potensial kritis memiliki proporsi luas terbesar yaitu 3457,22 ha, dan kawasan lindung di luar kawasan hutan lahan dengan kategori potensial kritis juga memiliki proporsi luas terbesar yaitu 926,47 ha. Kata Kunci : Lahan Kritis, Sistem Informasi geografis, Kecamatan PondidahaDOI: 10.5281/zenodo.3875959