Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Pemetaan Tanah Berdasarkan Sistem Klasifikasi Tanah PPT (1983) dan Padanan USDA (1990) Di Kecamatan Baruga dan Kecamatan Poasia Karim, Jufri
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) Vol 1, No 1 (2017): JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.646 KB) | DOI: 10.33772/jagat.v1i1.6308

Abstract

Di Kota Kendari, tanah mendapat tekanan yang tinggi sebagai akibat dari pesatnya pembangunan, namun database tentang tanah secara spasial yang tersedia hanya Peta Tanah Tinjau (skala 1:250.000). Untuk memenuhi kebutuhan database tentang Peta Tanah, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk membuat peta tanah tingkat semi detail  (skala 1:50.000) di Kecamatan Baruga dan Kecamatan Poasia berdasarkan sistem klasifikasi tanah PPT (1983) dan disepadankan dengan sistem klasifikasi tanah USDA (1999). Penelitian ini menggunakan metode survei, pola pendekatan analitik, dengan jarak observasi fleksibel grid. Pengamatan intensif dilakukan pada setiap satuan lahan yang menjadi sampel area.Berdasarkan Sistem Klasifikasi Tanah (PPT, 1983), Kec. Baruga dan Kec. Poasia mempunyai 8 macam tanah yaitu : Aluvial Distrik seluas 2944,5 ha (27,61%) meliputi SPT 1-3, 6 dan SPT 7); Aluvial Humik seluas 242,0 ha (2,28 %) meliputi SPT 5; Arenosol Kambik seluas 933,25 ha (8,77 %) meliputi SPT 12, 18, 19 dan SPT 21; Arenosol Oksik seluas 262,0 ha (2,46 %), meliputi SPT 14 dan SPT 22; Kambisol Molik seluas 1206,5 ha (11,31 %) meliputi SPT 8; Kambisol Umbrik seluas 1293,0 ha  (11,62 %) meliputi SPT 4 dan SPT 23; Regosol Distrik seluas 3749,0 ha (35,16 %) meliputi SPT 9,10,13,15-17,20, dan SPT 24-25; dan Regosol Eutrik seluas 83,75 ha (0,79 %) meliputi SPT 11. Berdasarkan Sistem Klasifikasi Tanah USDA (1999), Kecamatan Baruga dan Kecamatan Poasia mempunyai 8 sub group tanah yaitu : Typic Ustifluvents seluas 4611,75 ha (43,24 %) meliputi SPT 1, 5, 10, 15, dan SPT 16; Fluventic Dystrustepts seluas 1310,75 ha (12,29 %) meliputi SPT 4; Typic Endoaquents seluas 739,5 ha (6,94 %) meliputi SPT 2, 6 dan SPT 7; Typic Fluvaquents seluas 403,5 ha (3,78 %) meliputi 3; Typic Haplustepts seluas 80,75 ha (0,76 %) meliputi SPT 21; dan Typic Ustorthents seluas 1264,5  ha (11,88 %) meliputi SPT 9,11, 13, 17, 20, 24 dan SPT 25; Typic Dystrustepts seluas 1310,75 ha (12,29 %); Humic Dystrustepts seluas 1293,25 ha (12,15 %) meliputi SPT 12, 18, 19, 22 dan SPT 23.Kata Kunci: Klasifikasi, Peta, TanahDOI : 10.5281/zenodo.2654339
Analisis Tingkat Kebutuhan Sarana Dan Prasarana Permukiman Wilayah Pesisir Lingkar Tambang Desa Tapunggaya Pratama, Muhammad Arya; Ido, Irfan; Karim, Jufri
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) Vol 3, No 2 (2019): JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (911.888 KB) | DOI: 10.33772/jagat.v3i2.9269

Abstract

Sarana dan prasarana yang ada di Desa Tapunggaya belum memadai sehingga dibutuhkan adanya penyediaan sarana dan prasarana untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Desa Tapunggaya dan melihat kontribusi perusahaan pertambangan terhadap sarana dan prasarana permukiman. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah menganalisis kebutuhan sarana dan prasarana dasar permukiman di wilayah pesisir lingkar tambang Desa Tapunggaya. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yakni berupa analisis skoring dan analisis proyeksi penduduk. Hasil kebutuhan sarana Permukiman Pesisir di Desa Tapunggaya dalam kurun waktu 5 tahun kedepan dengan menggunakan analisis proyeksi penduduk di perlukan 1 unit posyandu untuk pelayanan kesehatan anak-anak usia belita dan 1 unit TPI agar para nelayan bisa memasarkan dan menjual hasil tangkapan mereka dan perlu adanya pembangunan dari setiap prasarana yang belum ada. Peningkatan dari beberapa sarana dan prasarana maka dibutuhkan pemeliharaan untuk pengoptimalan fungsi setiap sarana prasarana yang ada di Permukiman Pesisir Desa Tapunggaya. Melihat segi kontribusi adanya perusahaan tambang di Desa Tapunggaya Pihak perusahaan tambang hanya berkontribusi berupa pembangunan teras mesjid di Desa Tapunggaya, yang artinya bahwa pihak perusahaan pertambangan kurang berkontribusi terhadap saran dan prasrana yang ada di Desa Tapunggaya.Kata Kunci : Permukiman Pesisir, Sarana Prasaran, dan Lingkar Tambang DOI: 10.5281/zenodo.3607286
Kajian Kinerja Layanan Dan Proyeksi Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Pdam Pada Pelanggan Domestik Di Kecamatan Mandonga Ido, Irfan; Iskandar, Indica; Karim, Jufri
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) Vol 3, No 1 (2019): JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.234 KB) | DOI: 10.33772/jagat.v3i1.6365

Abstract

PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai penyedia air bersih yang diawasi dan dimonitor oleh eksekutif maupun legislatif. Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Untuk mengetahui kinerja layanan air bersih pada PDAM di Kecamatan Mandonga Kota Kendari (2) Untuk mengetahui kondisi eksisting pemenuhan kebutuhan air bersih PDAM pada Domestik di Kecamatan Mandonga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pada kategori padat variabel yang perlu diperbaiki terdapat pada variabel 1 dan 2 yaitu penyaluran air ke tempat tinggal dan kebersihan serta kejernihan air, untuk kategori cukup padat variabel yang perlu diperbaiki terdapat pada variabel 2 yaitu kebersihan serta kejernihan air, dan kategori tidak padat variabel yang perlu diperbaiki terdapat pada variabel 1 dan 2 yaitu penyaluran air ke tempat tinggal dan kebersihan serta kejernihan air. Sehingga dapat dikatakan  kategori padat dan tidak padat perlu adanya perbaikan yang lebih dibandingkan kategori cukup padat, (2) Kondisi eksisting pemenuhan kebutuhan air bersih PDAM pada Domestik di Kecamatan Mandonga dilihat dari persebaran pipa sambungan rumah tangga namun untuk kondisi esksisting di Kecamatan mandonga mengalami kendala seperti kebocoran pipa air, kerusakan pipa SSRt, banyaknya sambungan SSRt yang menumpuk disatu saluran, Kurangnya pemeliharaan pada pipa-pipa utama, dan tidak adanya penggantian pada pipa-pipa lama yang mengakibatkan kurang lancarnya pendistribusia air bersih. Yang artinya tidak terpenuhinya kebutuhan air bersih di Kecamatan Mandonga.Kata Kunci : Kajian Kinerja Layanan, PDAM, Pelanggan DosmetikDOI : 10.5281/zenodo.3354859
Analisis Kehilangan Air Pada Jaringan Irigasi Di Kawasan Pertanian Di Kecamatan Mowila Kabupaten Konawe Selatan Lantara, I Putu Agus Putra; Restele, La Ode; Karim, Jufri; Iradat Salihin, Laode Muh.
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) Vol 4, No 1 (2020): JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jagat.v4i1.11882

Abstract

Abstrak: Analisis Kehilangan Air sangat penting dalam menunjang kawasan pertanian. Kecamatan Mowila merupakan salah satu yang berpotensi untuk penggunaan lahan pertanian. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mengetahui seberapa besar terjadinya kehilangan air pada saluran irigasi, (2) mengetahui persebaran titik terberat terjadinya kehilangan air pada saluran irigasi. Penelitian ini menggunakan metodeDebit Masuk - Debit Keluar. Data- data yang digunakan  dalam analisis ini adalah data primer berupa data kecepatan aliran dengan pelampung untuk saluran primer, sekunder dan tersier.Data sekunder yaitu data evaporasi 5 tahun terakhir dari Stasiun Klimatologi Mowila. Hasil analisis menunjukkan kehilangan air  pada saluran primer sebesar 0,01 m³/detik, pada saluran sekunder 1 sebesar 0,01 m³/detik dan pada saluran sekunder 2 sebesar 0,11  m³/detik sedangkan pada saluran tersier 1 sebesar 0,01 m³/detik dan tersier 2 sebesar  0,01 m³/detik. Persebaran titik terberat terjadinya kehilangan air yaitu terjadi pada saluran sekunder. Kata Kunci : Analisis Kehilangan Air, Jaringan IrigasiDOI : 10.5281/zenodo.3875950
Pemetaan Tingkat Kekritisan Lahan Dengan Pemanfatan Sistem Informasi Geografis (SIG) Di Kecamatan Pondidaha Irama, Roma; Mey, Djafar; Karim, Jufri; Khairisa, Noor Husna
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) Vol 4, No 1 (2020): JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jagat.v4i1.11890

Abstract

Abstrak: Lahan kritis merupakan soiltanah yang mengalami atau dalam proses kerusakan kimia, fisik dan biologi yang dapat mengganggu atau kehilangan fungsinya di dalam lingkungan. Tujuan dari penelitian ini adalah (1)mengetahui tingkat kekritisan lahan kawasan budidaya pertanian dan kawasan hutan lindung di luar kawasan hutan di Kecamatan Pondidaha (2) memetakan sebaran tingkat kekritisan lahan kawasan budidaya pertanian dan kawasan hutan lindung diluar kawasan hutan di Kecamatan Pondidaha. Penelitian ini menggunakan metode skoring dan pembobotan dengan menggunakan analisis sistem informasi geografis. Hasil penelitian antara lain : (1)Tingkat kekritisan lahan Kecamatan Pondidaha terbagi menjadi dua, yaitu tingkat kekritisan lahan kawasan budidaya pertanian dan tingkat kekritisan lahan kawasan hutan lindung di luar kawasan hutan, kawasan budidaya pertanian tingkat kekritisan lahannya terbagi menjadi lima, yaitu sangat kritis seluas 66,64 Ha (0,83%), kritis seluas 3127,28 ha (41,69%), agak kritis seluas 219,02 ha (2,92%), potensial kritis seluas 3457,22 ha (43,51%), dan tidak kritis seluas 1074,68 ha (13,52%). Kawasan hutan lindung diluar kawasan hutan terbagi menjadi empat kelas yaitu sangat kritis seluas 7,78 ha (0,73), kritis seluas 22,18 ha (2,10%), agak kritis seluas 98,98 ha (9,37%) dan potensial kritis seluas 926,47 ha (87,78%).(2) Sebaran tingkat kekritisan di Kecamatan Pondidaha pada fungsi kawasan budidaya pertanian, lahan dengan kategori potensial kritis memiliki proporsi luas terbesar yaitu 3457,22 ha, dan kawasan lindung di luar kawasan hutan lahan dengan kategori potensial kritis juga memiliki proporsi luas terbesar yaitu 926,47 ha. Kata Kunci : Lahan Kritis, Sistem Informasi geografis, Kecamatan PondidahaDOI: 10.5281/zenodo.3875959
Kajian Kualitas Permukiman Kawasan Pesisir Kecamatan Marobo Kabupaten Muna Halija, Sitti; Karim, Jufri; Sawaludin, Sawaludin
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) Vol 5, No 2 (2021): JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jagat.v5i2.21525

Abstract

Abstrak: Penataan ruang kawasan pesisir harus dipandang sebagai upaya dalam peningkatan kualitas kawasan fisik dan kesejahteraan masyarakat.Permasalahan dalam penelitian ini, yaitu tidak berfungsinya drainase secara optimal belum terdapatnya sarana mandi, cuci, kakus (MCK) dan kondisi faktor fisik rumah yang masih berstruktur kayu dan semi permanan. Tujuan dari penelitian ini, yaitu: (1) menganalisis kondisi fisik permukiman kawasan pesisir; (2) menganalisis kualitas permukiman kawasan pesisir dan merumuskan strategi pemecahan masalah permukiman kawasan pesisir Kecamatan Marobo Kabupaten Muna. Metode penelitian ini, yaitu: (1) kondisi fisik permukiman diketahui dengan melakukan interpertasi citra satelit Google Earth:(2)kualitas permukimandiketahui denganpendekatan keruangan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi pada aplikasi ArcGIS dengan melakukan teknik analisis scoring. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1)nilai kelayakan bangunan rumah hunian Desa Marobo, yaitu 70% dengan luas lantai >7,2, skor  5 bisa di kategorikan cukup luas, kemudian kelurahan Paroha 50 %, dengan luas lantai >7,2 skor  3,  Kelurahan Wadolau nilai kelayakan bangunan rumah hunian, yaitu 30% dengan luas lantai >7,2 skor  2  dan terakhir Kelurahan Tapi-Tapi nilai kelayakan bangunan rumah hunian, yaitu <10% dengan luas lantai>7,2 skor  1, sehingga bisa di kategorikan cukup kecil/sempit; (2) permukiman penduduk di Pesisir Desa Tapi-Tapi, Desa Wadolau, dan Desa Marobo didominasi oleh rumah nelayan, dengan luas pekarangan dan luas rumah tinggal cukup kecil/sempit.  Kondisi fisik rumah tinggal penduduk di Kecamatan Marobo termasuk kategori semipermanen yang tercermin dari jenis bahan dinding rumah yang mayoritas terbuat dari  papan kayu berkualitas sedang.Kata kunci: kondisi fisik, kualitas permukiman, kawasan pesisirAbstract: Coastal spatial planning must be seen as an effort to improve the quality of physical areas and the welfare of the community. The problem in this study are the drainage does not function optimally, among others there are no facilities for bathing, washing, latrines and the physical condition of the house which is still structured in wood and semi-permanent. The purpose of this study are: (1) to analyze the physical condition of the coastal area settlement in Marobo District Muna Regency; (2) to analyze the quality of coastal area settlements and formulate strategies for solving the problem of coastal area settlements in Marobo District Muna Regency. The research methods are: (1) the physical condition of the settlement is known by interpreting Google Earth satellite imagery; (2) settlement quality is known by spatial approach using Geographic Information Systems with ArcGIS by conducting a scoring analysis technique. The results of this study are: (1)the feasibility value of Marobo Village residential building is 70% with a floor area >7,2 score 5 can be categorized quite broadly, Paroha Village 50%, with a floor area >7,2 score 3 Wadolau Village the feasibility value of residential building is 30% with a floor area >7,2, score 2 and lastly the Tapi-Tapi Village feasibility value of residential buildings is <10% with a floor area >7,2 score 1 so that it can be categorized quite small/narrow; (2) the residential settlements in the Tapi-Tapi Village, Wadolau Village and Marobo Village are dominated by fishermen's houses, with a large yard area and a small/narrow residential area. The physical condition of resident houses in Marobo District belongs to the semi-permanent category, which is reflected in the type of wall material of the house which is mostly made of medium quality wood plasterKeywords: physical condition, quality of settlements, coastal area
Evaluasi Daya Dukung Lingkungan Berbasis Kemampuan Lahan Di Kecamatan Kulisusu Utara Kabupaten Buton Utara Nirmala, Nirmala; Usman, Ida; Karim, Jufri
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) Vol 4, No 2 (2020): JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jagat.v4i2.15336

Abstract

Abstrak: Jumlah penduduk yang terus meningkat dan aktivitas pembangunan yang dilakukan menyebabkan kawasan lindung menjadi kawasan budidaya di Kecamatan Kulisusu Utara. Tujuan penelitian ini, yaitu: (1) mengetahui karakteristik lahan ; (2) mengetahui daya dukung lingkungan berbasis kemampuan lahan; (3) mengevaluasi daya dukung lingkungan berbasis kemampuan lahan. Metode penelitian ini yaitu: (1) pendekatan keruangan dengan melakukan analisis Sitem Informasi Geografi (SIG); (2) Overlay peta daya dukung lingkungan dan peta kemampuan lahan; (3) melakukan evaluasi daya dukung lingkungan terhadap kemampuan lahan. Hasil penelitian ini adalah: (1) wilayah Kecamatan Kulisusu Utara memiliki tanah tekstur lempung berdebu (sedang) seluas 9.790 ha, tekstur debu (sedang) seluas 15.882 ha, tekstur lempung liat berdebu (agak halus) seluas 16.448 ha dan tekstur lempung (sedang) seluas 3.422 ha. Kedalaman efektivitas berkisar antara <25 cm sampai 90 cm. Seluas 27.158 ha lahan tidak pernah terkena banjir, sedangkan 18.385 ha merupakan lahan yang jarang terjadi banjir. Kondisi drainase baik, tidak ada/sedikit kerikil atau batuan, serta tidak ada erosi hingga terjadi erosi >75% pada beberapa unit lahan; (2) kemampuan lahan di Kecamatan Kulisusu Utara terdiri dari Kelas II t l k  seluas 290 ha, kelas III t seluas 19.174 ha, kelas III t l seluas 16.297 ha, kelas IVl seluas 7.989 ha, kelas Vl seluas 1.642 ha, kelas VI l seluas 99 ha; (3) seluas 40.741,23 ha memiliki daya dukung yang sesuai terhadap kemampuan lahan, sedangkan seluas 4.748,77 ha memiliki daya dukung yang tidak sesuai terhadap kemampuan  lahan.Kata Kunci: Kemampuan Lahan, Daya Dukung Lingkungan
Pemetaan Fenomena Urban Heat Island Di Kota Kendari Dengan Menggunakan Citra Resolusi Menengah Wardana, Fatimah; Golok Jaya, laode Muh.; Saleh, Fitra; Karim, Jufri
JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi) Vol 5, No 1 (2021): JAGAT (Jurnal Geografi Aplikasi dan Teknologi)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jagat.v5i1.17258

Abstract

Abstrak: Fenomena Urban Heat Island dapat dipetakan dengan parameter Suhu Permukaan Tanah (SPT) dan indeks kerapatan vegetasi (NDVI). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Urban Heat Island di Kota Kendari menggunakan Landsat 8 OLI/TIRS dan menganalisis kondisi eksisting sebaran fenomena Urban Heat Island di Kota Kendari. Proses dilakukan dengan mengolah data citra Landsat 8 OLI/TIRS perekaman 30 Agustus 2017. Analisis dilakukan dengan menggunakan algoritma Syariz untuk penentuan SPT yang kemudian dikorelasikan dengan nilai NDVI yang dihasilkan dari kaliberasi band 4 dan band 5 pada citra Landsat 8 OLI/TIRS. Hasil penelitian ini menunjukkan suhu permukaan tanah di kota Kendari berkisar antara 15,27 hingga 33,34. Dimana suhu 15 hingga 22adalah suhu daerah yang tidak terdeteksi atau tertutup awan. Persebaran suhu didominasi suhu antara 23-27 dengan luas 21.492,46 Ha atau 81,02% dari luas wilayah, dengan wilayah yang teridentifikasi sebagaui daerah UHI dengan suhu diantara 28-33 seluas 2.968,57 Ha atau 11,01% dari total luas wilayah Kota Kendari. Nilai korelasi antara SPT dan NDVI berada pada angka -0,66 yang berarti bahwa tingkat kerapatan vegetasi berbanding terbalik dengnan nilai suhu permukaan tanah atau semakin rendah indeks kerapatan vegetasinya, maka semakin tinggi suhu permukaan tanahnya.Kata kunci: Urban Heat Island, suhu permukaan tanah, Landsat 8, NDVIAbstract: The Urban Heat Island phenomenon can be mapped with the parameters of Land Surface Temperature (LST) and the Normalized Difference Vegetation Index (NDVI). This study aims to analyze Urban Heat Island in Kendari City using Landsat 8 OLI / TIRS and analyze the existing conditions of the distribution of the Urban Heat Island phenomenon in Kendari City. The process is done by processing Landsat 8 OLI / TIRS image recording data on August 30, 2017. The analysis carried out using the Syariz algorithm to determine LST which is then correlated with NDVI values resulting from band 4 and band 5 in Landsat 8 OLI / TIRS images. The results showed that the  land surface temperature in Kendari ranged from 15.27°C to 33.34°C. The 15 to 22°C is the temperature of the clouded or undetected area. The temperature distribution is dominated by temperatures between 23-27 ° C with an area of 21,492.46 Ha or  81.02% of the total area, with areas identified as UHI are the areas with temperatures between 28-33 ° C with an area of 2,968.57 Ha or 11.01% of the total area of  Kendari City. The correlation value between SPT and NDVI is at -0.66, which means that the vegetation density level is inversely proportional to the value of the land surface temperature value or the lower the vegetation index value, the higher the surface temperature of the land.Keywords: Urban Heat Island, land surface temperature, Landsat 8, NDVI
Pelatihan Dan Bimbingan Teknis Pembuatan Peta Tanah Di Sekolah Menengah Atas Di Kota Kendari Mey, Djafar; Karim, Jufri; Rustam, La Ode; Fitriani, Fitriani
Jurnal Pengabdian Masyarakat Ilmu Terapan (JPMIT) Vol 2, No 1 (2020)
Publisher : Vokasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.832 KB) | DOI: 10.33772/jpmit.v2i1.12111

Abstract

Knowledge about the land and the skills in making land maps provided is one of the efforts made to create appropriate resources. Efforts to increase knowledge and skills that can be done are introduction of soil descriptions and profiles along with training in making land maps. The purpose of this training and technical guidance activity is to provide students with an understanding of the soil at the high school level, knowing about soil resources in detail to students, knowing the procedures for making a land map using Geographic Information Systems (GIS) and knowing how to conduct soil investigations in the field. The problem solving framework of this activity is carried out in several stages, namely preparation, preparation of training materials, presentation of material by resource persons, discussions and questions and answers, practice of making land maps, and practice of making soil profiles by dividing student groups, evaluating the results of activities and preparing reports. This training was held in SMA Neg. 4 Kendari and SMA Neg. 6 Kendari. The result of this training and technical guidance is that the trainees have added knowledge and skills in making land descriptions and profiles, as well as making land maps using the geogarfi information system application. Keywords:. Training Students, Land, Geographic Information Systems
Analisis Spasial Perencanaan Penggunaan Lahan Daerah Karts Untuk Tanaman Pangan di Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi Jufri Karim; La Ode Safuan; Hasbullah Syaf; La Ode Kasno Arif
Jurnal Perencanaan Wilayah Vol 5, No 2 (2020): Jurnal PPW UHO Vol 5 No 2
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (917.543 KB) | DOI: 10.33772/jpw.v5i2.14930

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah pemwilayahan potensi dan kendala serta pengelolaan sumberdaya lahan pertanian tanaman pangan secara spasial di Kecamatan Wangi-Wangi.Penelitian ini dilakukan dengan menyusun satuan lahan melalui analisis spasial overlay.Pengumpulan data melalui survei lapangan dan metode grid dengan jarak 500 meter. Analisis kelas kesesuaian lahan menggunakan metode pencocokkan (matching) dengan melibatkan banyak faktor dan kriteria dari kualitas lahan.Hasil penelitian ini diperoleh kesesuaian lahan aktual tanaman jagung berada pada kelas sesuai marginal (S3) dantidak sesuai (N). Untuk tanaman talas diperoleh 3 (tiga) kelas yaitu tidak sesuai (N), sesuai marginal (S3), serta cukup sesuai (S2). Kesesuaian lahan potensial tanaman jagung dan talas masing-masing diperoleh 3 (tiga) kelas yaitu cukup sesuai (S2), sesuai marginal (S3), dan tidak sesuai (N).Faktor kendala untuk tanaman jagung dan talas di Kecamatan Wangi-Wangi adalah temperatur (tc), ketersediaan air (wa), ketersediaan oksigen (oa), media perakaran (rc), sodisitas (xn), bahaya erosi (eh), penyiapan lahan (lp). Bentuk pengelolaan untuk pengembangan tanaman jagung dan talas adalah perbaikan sistem drainase, pengairan, reklamasi, konservasi tanah dan air.Kata kunci: analisis spasial, penggunaan lahan, tanaman pangan, karts, Wangi-Wangi