Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PARTUS LAMA PADA IBU BERSALIN DI RSU HAJI MEDAN TAHUN 2014 Gultom, Lusiana
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol 10 No 1 (2015): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode Mei-Agustus 2015
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemetrian Kesehatan Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1426.397 KB)

Abstract

Salah satu penyebab langsung tingginya AKI di Indonesia ialah partus lama (9%) yang banyak ditemukan pada kelainan letak janin, CPD, kelainan his, dan KPD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian partus lama pada ibu bersalin. Penelitian ini bersifat analitik menggunakan data sekunder dari rekam medik di RSU Haji Medan periode Januari – Desember 2014. Sampel dalam penelitian untuk kasus dan kontrol berjumlah 80 dengan menggunakan sistematic random sampling. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara umur dengan partus lama (p=0,002), OR= 3,586. Ada hubungan bermakna antara paritas dengan partus lama (p=0,000), OR= 7,013. Ada hubungan bermakna antara kelainan his dengan partus lama (p=0,000), OR= 35,909. Adanya hubungan yang bermakna antara CPD dengan partus lama (p=0,000). Adanya hubungan bermakna antara KPD dengan partus lama (p=0,001), OR= 15,33. Adanya hubungan bermakna antara kelainan letak janin dengan partus lama (p=0,000), OR= 13,00. Disimpulkan bahwa umur, paritas, kelainan his, CPD, KPD, dan kelainan letak janin memiliki hubungan dengan partus lama. Disarankan kepada Organisasi Profesi dan pihak RSU Haji Medan meningkatkan kegiatan seminar dan pelatihan khusus pada seluruh tenaga kesehatan baik mandiri maupun komunitas dalam pencegahan dan penanganan rujukan cepat kasus partus lama.
PENGARUH KEBUGARAN JASMANI TERHADAP LAMA PERSALINAN KALA I DAN II PERSALINAN PADA IBU PRIMIGRAVIDADI BPM KOTA MEDAN TAHUN 2015 Bangun, Sartini; Hutabarat, Julietta; Gultom, Lusiana
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol 10 No 2 (2015): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode September-Desember 2015
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemetrian Kesehatan Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.143 KB)

Abstract

Physical fitness of pregnant women who are exercise actively have a better vascularization than those who passively. Physical exercise is a major factor in improving physical fitness, flow capacity of the heart, and obtain a high oxygen during labor (Varney and others 2007, Hamilton 1995, Bobak and others 2005), therefore team authors were interested in researching about physical fitness effectiveness for a long period time in first and second stage of labor in primigravida. Method : this type of research is a Quasi Experiment and Non-Equivalent Control Group, population total are 40 respondents (3rd trimester primigravida) measuring the level of physical fitness (VO max), period of 1st stage,  2nd   stage  and  total  period  time  of  labor.  Data  analysis  using  T  test.  Result  :  from    20 respondents of experimental group and 20 groups non-experiment obtained homogeneous data regarding physical fitness and psychological condition. The average time period of 1st stage in experimental group are 387,75 minutes (Sd. 43,54), the average time period of 2nd stage are 27,75 minutes (Sd. 9,66). Total period of labor average 334,50 minutes (Sd. 44,35), while in non- experimental group the period time of 1st stage average 448,75 minutes (Sd. 41,64), 2nd stage 40,00 minutes (Sd. 8,27) and the average of total period are 478,75 minutes (Sd. 82,64). T test in the experimental group and non-experimental group obtained homogeneous data because p value (0,794) > α (0,005). Period time of 2nd stage p value (0,602) > α (0,005). The period time of labor not normal, analysist using Mann Whitney test obtained p value (0,00) < α (0,005). Concluded that there is the influence of maternal physical fitness with period of 1st  and 2nd  stage of labor and suggested for all pregnant women improving physical fitness with physical exercise using a bicycle ergometer.
SOSIAL, BUDAYA SERTA PENGETAHUAN IBU HAMIL YANG TIDAK MENDUKUNG KEHAMILAN SEHAT Pasaribu, Rina Doriana; Setia, Tria Feni; Gultom, Lusiana
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol 9 No 1 (2014): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode Mei-Agustus 2014
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemetrian Kesehatan Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (772.244 KB)

Abstract

Sosial dan budaya kehamilan merupakan faktor tidak langsung penyumbang angka kematian ibu.Tingkat kurangnya pengetahuan ibu hamil juga menjadi faktor lainnya.Dalam Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKI di Indonesia yaitu mencapai 359 per 100 ribu kelahiran.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran sosial dan budaya serta pengetahuan ibu hamil tentang kehamilan di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014. Penelitian bersifat deskriptif dengan data primer.Populasi penelitian adalah semua ibu hamil di Desa Percut Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014 pada bulan Mei sampai Juni 54 ibu hamil.Pengambilan sampelnya dengan teknik total populasi. Dari hasil penelitian dari segi sosial umumnya ibu hamil berinteraksi dengan suami dan tetangga (100%), orang tua (27,77%),mertua (12,96%),bidan (11,11%),sesama ibu hamil (9,25%).Interaksi Ibu hamil saat ada keluhan memiliki persentase dengan suami(100%),orang tua (18,51%),mertua dan tetangga (9,25%) bidan (12,96%),interaksi terdekat ibu hamil dengan suami (100%),orang tua (22,22%) mertua dan bidan (5,55%). sumber nasehat saat hamil bersumber dari mertua (62,96%),orang tua (53,70%) tetangga (37,30%).dari segi budaya umumnya ibu hamil memiliki kepercayaan berpantang makan, perilaku, mengikuti nasehat saat hamil,melaksanakan upacara kehamilan.Berdasarkan pengetahuan ibu hamil berpengetahuan kurang (68,51%),berpengetahuan baik (7,41%) dan cukup (24,08%). Disarankan bagi kepala desa agar meningkatkan kesehatan ibu hamil dengan bekerjasama dengan bidan dan melakukan pendekatan melalui orang terdekat ibu hamil.
Hubungan Pengetahuan Ibu Bekerja Tentang Manajemen Laktasi Dan Dukungan Tempat Kerja Dengan Perilaku Ibu Dalam Pemberian ASI Di Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu (Pustu) Amplas Medan Lusiana Gultom
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol. 12 No. 1 (2017): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode Mei - Agustus 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (532.849 KB) | DOI: 10.36911/pannmed.v12i1.45

Abstract

Air Susu Ibumerupakan nutrisi alamiah terbaik bagi bayi karena mengandung kebutuhan energi dan zat yang dibutuhkan selama 6 bulan pertama kehidupan bayi. Cakupan ASI eksklusif di seluruh dunia hanya36% selama periode 2007-2014, di bawah target WHO yang mengharuskan cakupan ASI minimal 50%. Penghambat pemberian ASI eksklusif adalah rendahnya pengetahuan ibu dan factor ibu bekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu bekerja tentang manajemen laktasi dan dukungan tempat kerja dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI di wilayah kerja Puskesmas pembantu Amplas Medan.Jenis penelitian analitik dengan menggunakan data primer yang diperoleh melalui kuesioner. Objek penelitian adalah semua ibu bekerja yang mempunyai bayi usia7 – 24 bulan, menggunakan metode total sampling yaitu 40 orang ibu bekerja. Data diolah menggunakan uji statistik Chi-Square.Hasil penelitian mayoritas ibu memiliki pengetahuan kurang tentang manajemen laktasi dan tidak ASI eksklusif sebanyak 15 orang (93,8%), hasil analisa disimpulkan X2 hitung >X2 tabel (18,55 > 5,991) dan P value 0,000 berarti ada hubungan pengetahuan ibu bekerja tentang manajemen laktasi dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI. Mayoritas ibu bekerja tidak mendapatkan dukungan dari tempat kerja dan tidak ASI eksklusif sebanyak 19 orang (82,7%), hasil analisa X2 hitung >X2 tabel (19,66 > 3,841) dan P value 0,000 berarti ada hubungan dukungan tempat kerja dengan perilaku ibu dalam pemberian ASI.Diharapkan kepada ibu bekerja agar tetap memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dengan memahami tentang manajemen laktasi dan tenaga kesehatan juga harus giat untuk berperan aktif dalam memotivasi ibu bekerja untuk tetap memberikan ASI ekslusif.
Penyuluhan Tentang Kespro Dan KTD Dengan Media Interaktif Pada Remaja Putri Di Sekolah Talitakum Lusiana Gultom; Hanna Sriyanti Saragih; Sartini Bangun
Dikmas: Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian Vol 2, No 1 (2022): March
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/dikmas.2.1.65-70.2022

Abstract

Masuknya budaya asing yang cenderung bebas yang dapat diakses dengan mudah melalui social media secara tidak langsung mengubah pola pikir remaja tentang seks pranikah. Kehamilan tidak diinginkan (KTD) pada remaja merupakan salah satu dampak dari perilaku seks bebas. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah melakukan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja dalam mencegah KTD menggunakan media interaktif sehingga dapat menambah wawasan remaja tentang pentingnya menjaga kesehatan reproduksi. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah model pembelajaran penyuluhan dan pelatihan untuk menambah pengetahuan tentang kesehatan reproduksi remaja dan pencegahan KTD menggunakan media interaktif pada remaja putri di Sekolah Talitakum Medan. Hasil dari pelaksanaan pengabdian masyarakat ini menunjukkan bahwa sebelum diberikan penyuluhan dan pelatihan terlihat tingkat pengetahuan remaja sebagian besar berpengetahuan kurang yaitu 23 orang (76,66%), dan setelah diberikan intervensi penyuluhan dan pelatihan tentang pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dan pencegahan KTD terlihat tingkat pengetahuan remaja seluruhnya baik yaitu 30 orang (100 %).
The Effectiveness of Adolescent Reproductive Health Education on Attitude in Facing Pre Menstrual Syndrome in Students of Class X OTKP At SMKN 1 Binjai in 2018 Lusiana Gultom
Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal Vol 8, No 2 (2022): May 2022
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/aksara.8.2.1209-1218.2022

Abstract

One of the children's health efforts at community health center, established through the Presidential Instruction, is the Youth Care Health Service (PKPR), specifically aimed at increasing the knowledge and skills of adolescents about the reproductive health. Based on the Indonesian Health Profile, it was known that 11 provinces (32.4%) have not achieved the Strategic Plan target, set at 30%, in 2016, North Sumatra province reached 23.47%. Common problems in adolescents related to menstruation are dysmenorrhea (67.2%) and pre-menstrual syndrome (PMS) 63.1%. Pre-menstrual syndrome (PMS) is a collection of physical, emotional, psychological symptoms experienced by women during the luteal phase of each menstrual cycle (7-14 days before menstruation). This study aims to determine the Effectiveness of Adolescent Reproductive Health Education Against Attitudes in Facing Pre Menstrual Syndrome in Students of Class X OKTP at SMKN 1 Binjai 2018. This study used one group Pretest Postest design. All students of grade 10 OTKP, 83 people, became the population in this study, and the entire population was used as a research sample. The primary data, collected through questionnaire sheets, were analyzed by the Wicolxon Test. Through the research with the wicolxon test, it was found that the p value was 0,000, where the p value was 0,000 <α (0,05), then H0 was rejected which means that this research was meaningful, and this study concluded that adolescent reproductive health education was effective in increasing the attitude of female students in facing the pre menstrual syndrome. The results of the study are expected to be information and literature material for further research, health workers are also expected to provide child health counseling.
The Correlation Between Early Breastfeeding Initiation with The Increase of Newborn’s Body Temperature at Rumah Sehat Cinta Mama Clinic of Tebing Tinggi City in 2017 Lusiana Gultom
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol. 16 No. 1 (2021): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode Januari - April 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (613.662 KB) | DOI: 10.36911/pannmed.v16i1.1040

Abstract

Abstract Newborn mortality in Indonesia at 5 years ago is concern because neonatal mortality (0-28 days) contributes 59% of infant deaths. To address this, early initiation breastfeeding management in field of maternal and child health is increasingly encouraged in order to reduce newborn mortality. Newborns often suffer decrease in body temperature, this due to inability newborn maintain body temperature, for baby's body temperature to remain normal than early breastfeeding initiation is one effort to keep baby's body warm. The purpose of this study to determine the relationship of early breastfeeding initiation with the increase newborns body temperature in Rumah Sehat Cinta Mama Clinic Tebing Tinggi City 2017. The method of this research was quasi eksperiment with one group pretest posttest design, using primary data that direct observation to respondent. The sampling technique is total sampling its all pregnant women who have interpretations of the birth date in April - July 2017 of 30 respondents. The reasult of this research has been showing that of statistic sample pired test which a significant association between early breastfeeding initiation and the increase in body temperature of newborns (? value = 0,000 <0.05). Expected to the Rumah Sehat Cinta Mama Clinic, especially midwife health personnel to improve the quality and quantity of early breastfeeding initiation and involve the husband or family to support implementation of early breastfeeding initiation so as to reduce the newborn mortality rate and the achievement the target of Infant Baby Mortality Rate which the Ministry of Health has established.
Pendidikan Kesehatan Melalui Pelatihan Sebagai Upaya Preventif LGBT dan Anemia di SMA Gajah Mada Hanna Sriyanti Saragih; Lusiana Gultom; Rohani Retnauli Simanjuntak
Dikmas: Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian Vol 3, No 4 (2023): December
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/dikmas.3.4.745-750.2023

Abstract

Pada masa remaja usia 10-19 tahun terjadi perubahan fisik, alat reproduksi, kognitif dan psikososial. Anemia pada remaja putri berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan, daya tahan terhadap penyakit infeksi, aktivitas, konsentrasi dan kecerdasan serta daya tangkap. Sebagai calon ibu, kebutuhan zat besi remaja putri lebih banyak agar tidak terjadi defisiensi sebelum hamil. Bila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka akan berdampak pada kelahiran bayi antara lain lahir prematur, abnormal, berat badan lahir rendah, bahkan kematian ibu dan beberapa lembaga survei independen dalam maupun luar negeri menyebutkan bahwa Indonesia memiliki 3% penduduk LGBT, yang berarti 7,5 juta dari 250 juta penduduk indonesia adalah LGBT Dengan menetapkan langkah kerja dalam pengabdian masyarakat sebagai berikut: Menetapkan jumlah peserta pelatihan yaitu remaja, setiap peserta dikumpulkan disuatu ruangan, dan memberi materi pelatihan tentang pendidikan seks dan pendidikan gizi melalui pelatihan dan konseling sebagai upaya preventif penyimpangan LGBT dan pencegahan Anemia di SMA Gajah Mada Medan. Berdasarkan pengabdian masyarakat yang telah dilaksanakan terlihat bahwa siswa yang ada di SMA Gajah Mada Medan dapat mengetahui tentang Pendidikan seks dan Pendidikan gizi dalam mencegah penyimpangan LGBT dan Anemia. Remaja dapat secara mandiri menjadi agent of change serta menjadi peer educator bagi teman sebayanya, mahasiswa dapat dibantu dengan dilakukannya penyuluhan pada peserta didiknya. Pemberdayaan remaja dapat meningkatkan pengetahuan remaja sehingga terjadi optimalisasi pencegahan LGBT dan Anemia pada remaja.