Rohani Retnauli Simanjuntak
Politeknik Kesehantan Medan

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pengaruh pesan gizi singkat dan pendidikan gizi terhadap praktik makan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga Simanjuntak, Rohani Retnauli; Kartasurya, Martha Irene; Rosidi, Ali
Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition) Vol 4, No 2 (2016)
Publisher : Department of Nutrition Science, Faculty of Medicine, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.41 KB) | DOI: 10.14710/jgi.4.2.120-124

Abstract

Background : the low dietary intake in hospitalized patients impact on low level of energy and protein adequacy. Short nutritional message and nutrition education could influence the patient’s eating practice in order to increase score of knowledge, attitude, level of energy and protein adequacy.Objective : to analyze the effects of short nutritional message and nutrition education on eating practice in hospitalized patients at Salatiga general hospital.Method : this was a quasi experimental study with control group pre-test post-test design. The treatment group (38 respondents) received hospital food (3 days) and nutritional short message and education nutrition from the nutritionist (2 days), meanwhile the control group (38 respondents) received hospital food (3 days) only. Score of knowledge and attitude were obtained from interview with questioner. Energy and protein adequacy level come from hospital food intake and recall.Results : there were no differences in nutritional knowledge score, attitude, protein and energy adequacy level before intervention in both group. Score of knowledge, attitude, level of energy and protein adequacy could be increased by short nutritional message and nutrition education (p=0,00, p=0,00, p=0,00, dan p=0,00). Short nutritional message and nutrition education was no effect on energy and protein adequacy level from food outside hospital (p=0,76 and p =0,86).Conclusion: Short nutritional message and nutrition education was increasing nutritional knowledge and attitude score, energy and protein adequacy level from hospital food and total intake.
HUBUNGAN PERILAKU BERISIKO DENGAN KEJADIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR (PTM) DI PROVINSI MALUKU UTARA Alfons Maryono Letelay; Felly Philipus Senewe; Rohani Retnauli Simanjutak
JURNAL EKOLOGI KESEHATAN Vol 20 No 3 (2021): JURNAL EKOLOGI KESEHATAN VOLUME 20 NOMOR 3 TAHUN 2021
Publisher : Puslitbang Upaya Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jek.v20i3.5385

Abstract

ABSTRACT Non-communicable disease (NCD) had contributed as the cause of death has increased from 63 to 73 % within a decade. The health profile of North Maluku showed increase occurances of non-communicable disease and risk factor related on habit, especially for smoking, drink of alcohol, non-healthy food consumption and this habits become seriously health problem. This article is the results of futher data analysis of Riskesdas 2018, which aims to know the relationship of NCD incidence to the habit of the community in North Maluku. Sample who used in the analysis are respondent with above 15 yo and it was chosen 2104 respondents who is on inclusion criteria. The variables were to be analyze are the habit of smoking, consumption alcohol, sof drink, energy drink, salty food, processed food products, instan noodle, fruits and vegetables, and physical activity. The results showed the incidence of NCD were related with the habit of salty food consuption (OR=1.2), in the age less than 44 yo (OR=2.5), educated respondent level (OR=1.4) and in the unmarried respondent (OR=1,9). It was suggested that it is necessary to cooperate between stake holder and goverment in attention to educate people related on PTM prevention, especially control risk factor associated on culture and habits of the comunity. Keywords: Non-communicable disease, risky behavior, North Maluku Province ABSTRAK Kontribusi PTM sebagai penyebab kematian mengalami kenaikan dari 63% menjadi 73% dalam satu dekade di dunia dari tahun 2007-2017. Profil dinas kesehatan provinsi Maluku Utara menunjukkan adanya peningkatan kejadian penyakit tidak menular (PTM) dan kebiasaan dalam konsumsi makanan yang merupakan faktor risiko kejadian PTM pada masyarakat Maluku Utara, antara lain, kebiasaan merokok, minum alkohol, diet tidak sehat menjadi masalah kesehatan masyarakat Maluku Utara yang serius. Artikel ini merupakan hasil analisis lanjut data Riskesdas tahun 2018, yang bertujuan mengetahui hubungan kejadian PTM dengan kebiasaan masyarakat di Provinsi Maluku Utara. Sampel yang digunakan dalam analisis ini adalah responden Provinsi Maluku Utara, yang berusia > 15 tahun sebanyak 2104 responden yang memenuhi kriteria untuk dilakukan analisis. Variabel dalam penelitian ini adalah kebiasaan merokok, kebiasaan makan makanan berisiko (makanan asin, makanan olahan, mi instan), kebiasaan minum minuman berisiko (alcohol, softdrink, berenergi), kebiasaan makan buah dan sayur serta kebiasaan aktivitas fisik. Hasil analisis menunjukkan bahwa kejadian PTM sangat berhubungan dengan kebiasaan penduduk makan makanan asin (OR=1,2), pada kelompok usia < 44 tahun (OR=2,5), dengan tingkat pendidikan tinggi (OR=1,4), dan belum menikah (OR=1,9). Saran yang dapat disampaikan adalah perlunya kerja sama lintas sektor dan perhatian pemerintah setempat untuk mengendalikan faktor risiko yang berhubungan erat dengan budaya dan kebiasaan masyarakat melalui edukasi. Kata kunci: Penyakit tidak menular, perilaku berisiko, Maluku Utara
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTIK MAKAN DAN STATUS GIZI MAHASISWI JURUSAN GIZI POLTEKKES KEMENKES MEDAN Rohani Retnauli Simanjuntak
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol. 17 No. 2 (2022): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode Mei - Agustus 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (679.651 KB) | DOI: 10.36911/pannmed.v17i2.1350

Abstract

Pengetahuan, sikap dan praktik makan gizi seimbang dikenal dengan istilah perilaku makan. Perilaku makan dapat mempengaruhi status gizi seseorang sebagai akibat dari asupan zat-zat gizi yang dikonsumsi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku makan dan status gizi pada mahasiswi Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Medan. Penelitian dilaksanakan di Poltekkes Kemenkes Medan Jurusan Gizi pada mahasiswi. Jenis penelitian ini bersifat observasi dengan rancangan Cross Sectional. Sampel penelitian sebanyak 68 mahasiswi terdiri dari mahasiswi D-III tingkat I dan II. Pengumpulan data terdiri dari data pengetahuan, sikap, praktik makan dan status gizi. Data pengetahuan, sikap, praktik makan gizi seimbang dikumpulkan menggunakan kuesioner. Data status gizi didapatkan dengan membanding Indeks Masa Tubuh dengan umur (IMT/U). Analisis data univariat secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan mahasiswi tentang gizi seimbang dengan kategori cukup sebesar 50,0%, sikap tentang gizi seimbang dengan kategori positif sebesar 80,9%, praktik makan tentang gizi seimbang dengan kategori baik sebesar 72,1%. Status gizi sebagian besar mahasiswi (76,5%) dengan kategori normal. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi tentang perilaku makan dan status gizi mahasiswi di Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Medan.
PENGARUH KONSELING GIZI TENTANG KONSUMSI DAUN KATUK DAN KACANG HIJAU DENGAN MEDIA BOOKLET TERHADAP PERILAKU IBU MENYUSUI DI KECAMATAN PERCUT SEI TUAN Ratna Zahara; Lusyana Gloria Doloksaribu; Rohani Retnauli Simanjuntak
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol. 16 No. 1 (2021): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode Januari - April 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.79 KB) | DOI: 10.36911/pannmed.v16i1.1027

Abstract

ABSTRACT Breastmilk (ASI) is the best life fluid that is needed by babies, containing various important substances for the baby's growth and development according to their needs. The success of breastfeeding is influenced by the nutrients consumed by the mother during pregnancy and breastfeeding. This study was conducted to determine the effect of breastfeeding counseling using bookletters on breastfeeding behavior in Percut Sei Tuan District. This type of research is a quasi-experimental (Quasy experiment) with a pre-test research design and a post-test design with a comparison group. Conducted in March - August 2020, the samples were breastfeeding mothers in Percut Sei Tuan District in Cinta Rakyat Village as an intervention group and breastfeeding mothers in Cinta Damai Village as a comparison group. Samples and controls were selected by "purposive sampling" each of 30 samples. The data consisted of primary data and secondary data, processed and univariate analysis was carried out to see the frequency distribution based on knowledge and attitudes in the menu selection of breastfeeding mothers followed by bivariate analysis using the dependent t-test to compare knowledge, attitudes and actions of respondent eating before (pre) and after (post) counseling. From the research conducted, there were differences in the knowledge of mothers from the intervention group and the comparison group, there were differences in attitudes in the two groups, and there were differences in actions in the two groups after counseling using booklet media. Booklet-based counseling influences the mother's actions in breastfeeding her baby. Keywords: breastfeeding, counseling, booklets, breastfeeding behavior
PENGARUH PELATIHAN HYGIENE DAN SANITASI TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN PENJAMAH MAKANAN DI INSTALASI GIZI RS H. AMRI TAMBUNAN DELI SERDANG Rohani Retnauli Simanjuntak
Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist) Vol. 17 No. 1 (2022): Jurnal Ilmiah PANNMED Periode januari -April 2022
Publisher : Poltekkes Kemenkes Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.877 KB) | DOI: 10.36911/pannmed.v17i1.1282

Abstract

Food handler is a major factor of food poisoning because it directly touches food. The knowledge and attitude of food handler on hygiene and sanitation can affect the application of hygiene and sanitation in food maintenance process. Poor hygiene and sanitation in food maintenance can affect the quality of food produced. Efforts to improve food-enhancing skills to produce quality food, there is a need for food hygiene and sanitation training. The purpose of this study was to analyses the effect of hygiene and sanitation training on the knowledge, attitudes and action of food-processor. This is a quasi experiment study with pre and post test draft with 12 samples. Knowledge, attitudes and practices data were obtained through questionnaires. The results show that there was a significant improvement before and after the training (knowledge : 6.08±0.99 and 7.83±0.93) values P = 0,000, the sample attitude 18.08 ± 1.56 to 25.25 ± 1.42 values P = 0,000 and practices 9.67±2.30 to 15.75±1.35. Another results showed that there were affect of hygiene and sanitation training of knowledge (p = 0,000 < 0.05), attitude (p=0,000 < 0.05) and action (p = 0,000 < 0.05) food handler in the nutrition installation of Deli Serdang regional hospital.
MATERNAL AGE AT BIRTH AND LOW BIRTH WEIGHT (LBW) IN INDONESIA (ANALYSIS OF RISKESDAS 2018) Novriani - Tarigan; Rohani Retnauli Simanjuntak; Olwin Nainggolan
GIZI INDONESIA Vol 46, No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36457/gizindo.v46i1.694

Abstract

Low birth weight (LBW) is one of the health problems that cause long-term and short-term consequences to a child, mainly due to maternal age, which is determined by very young or old maternal age. This study aims to determine maternal age's effect on LBW in a larger population while controlling for factors such as maternal education and occupation, residence area, socioeconomic status, iron consumption during pregnancy, Maternal and Child Health (MCH) book, gestational age, and ANC K4. The data for this study were obtained from the Basic Health Research 2018, and the unit of analysis was mothers with children under the age of five. A risk factor model approach was adopted to determine the association between maternal age variables and the incidence of LBW using multiple logistic regression with complex samples. The risk of LBW for mothers aged 20 or 35 years compared to mothers aged 21-34 years was 1.342 (95%CI:1.165-1.546). The final model equation included confounding variables such as socioeconomic status, MCH card ownership, gestational age, complete ANC, and CED in mothers. As a result, thus very young or old women were also at risk of having LBW children. The final multivariate analysis showed that maternal age at delivery had a highly significant association with LBW in Indonesia. This makes it necessary to educate pregnant women in particular and all levels of society to minimize the risk of LBW by preventing early marriage or delivering a baby at a very old age. Keywords: LBW, maternal age, Riskesdas, Indonesia ABSTRAK Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu masalah kesehatan yang menyebabkan konsekuensi jangka panjang dan jangka pendek pada seorang anak, terutama karena usia ibu,  yang ditentukan oleh usia ibu yang sangat muda atau tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh usia ibu terhadap BBLR pada tingkat populasi yang lebih besar dan dikendalikan untuk beberapa karakteristik seperti pendidikan dan pekerjaan ibu, pendidikan dan pekerjaan ayah, daerah tempat tinggal, status sosial ekonomi, konsumsi zat besi selama kehamilan, kepemilikan buku KIA, usia kehamilan, dan ANC K4. Data yang digunakan diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar 2018, dan unit analisisnya adalah ibu yang memiliki anak di bawah usia 5 tahun. Pendekatan model faktor risiko diadopsi untuk menentukan hubungan antara variabel usia ibu dan kejadian BBLR menggunakan regresi logistik berganda dengan kompleks sampel. Besarnya risiko ibu usia 20 atau 35 tahun untuk kejadian BBLR dibandingkan dengan usia ibu 21-34 tahun adalah 1,342 (95%CI: 1,165-1,546). Variabel perancu yang dimasukkan dalam persamaan model akhir adalah status sosial ekonomi, kepemilikan buku KIA, usia kehamilan, ANC lengkap, dan KEK pada ibu dengan demikian wanita usia sangat muda atau tua juga berisiko memiliki anak dengan BBLR. Hasil akhir analisis multivariat menunjukkan bahwa usia ibu saat melahirkan memiliki hubungan yang sangat signifikan dengan kejadian BBLR di Indonesia. Hal ini membuat perlu adanya edukasi bagi ibu hamil khususnya dan semua lapisan masyarakat untuk meminimalkan risiko BBLR dengan mencegah pernikahan dini atau melahirkan seorang bayi  di usia yang sangat tua.     Kata kunci:  BBLR, usia ibu, Riskesdas, Indonesia         
Pendidikan Kesehatan Melalui Pelatihan Sebagai Upaya Preventif LGBT dan Anemia di SMA Gajah Mada Hanna Sriyanti Saragih; Lusiana Gultom; Rohani Retnauli Simanjuntak
Dikmas: Jurnal Pendidikan Masyarakat dan Pengabdian Vol 3, No 4 (2023): December
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/dikmas.3.4.745-750.2023

Abstract

Pada masa remaja usia 10-19 tahun terjadi perubahan fisik, alat reproduksi, kognitif dan psikososial. Anemia pada remaja putri berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan, daya tahan terhadap penyakit infeksi, aktivitas, konsentrasi dan kecerdasan serta daya tangkap. Sebagai calon ibu, kebutuhan zat besi remaja putri lebih banyak agar tidak terjadi defisiensi sebelum hamil. Bila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, maka akan berdampak pada kelahiran bayi antara lain lahir prematur, abnormal, berat badan lahir rendah, bahkan kematian ibu dan beberapa lembaga survei independen dalam maupun luar negeri menyebutkan bahwa Indonesia memiliki 3% penduduk LGBT, yang berarti 7,5 juta dari 250 juta penduduk indonesia adalah LGBT Dengan menetapkan langkah kerja dalam pengabdian masyarakat sebagai berikut: Menetapkan jumlah peserta pelatihan yaitu remaja, setiap peserta dikumpulkan disuatu ruangan, dan memberi materi pelatihan tentang pendidikan seks dan pendidikan gizi melalui pelatihan dan konseling sebagai upaya preventif penyimpangan LGBT dan pencegahan Anemia di SMA Gajah Mada Medan. Berdasarkan pengabdian masyarakat yang telah dilaksanakan terlihat bahwa siswa yang ada di SMA Gajah Mada Medan dapat mengetahui tentang Pendidikan seks dan Pendidikan gizi dalam mencegah penyimpangan LGBT dan Anemia. Remaja dapat secara mandiri menjadi agent of change serta menjadi peer educator bagi teman sebayanya, mahasiswa dapat dibantu dengan dilakukannya penyuluhan pada peserta didiknya. Pemberdayaan remaja dapat meningkatkan pengetahuan remaja sehingga terjadi optimalisasi pencegahan LGBT dan Anemia pada remaja.