Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

BUGIS DI KERAJAAN MELAYU: EKSISTENSI ORANG BUGIS DALAM PEMERINTAHAN KERAJAAN JOHOR-RIAU-LINGGA-PAHANG SYAHRUL RAHMAT
PERADA Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.213 KB) | DOI: 10.35961/perada.v2i1.25

Abstract

The geographical conditions of the Malay Peninsula as the trade traffic in the Southeast Asian region make this area a destination for shipping from various ethnic groups in the archipelago as well as from other parts of the world, including the Bugis people from the southern Sulawesi mainland. In its development, in addition to make a living, they gradually begin to join the government structure of the Johor-Riau-Lingga-Pahang Kingdom. Bugis existence in the government structure experiences its own dynamics towards the kingdom which later changes its name to the Kingdom of Riau Lingga. This research is a historical study with a focus on the political dynamics and the existence of Bugis in the Malay Kingdom in the 17th to 18th century. Besides changing the structure of government, the position as Yang Dipertuan Muda, which was held by descendants also gives changes to the development of the kingdom. Even so, Yang Dipertuan Muda must face internal conflicts in the kingdom due to their dominance in the government administration.
GENEALOGIS MELAYU BUGIS: KAJIAN HISTORIOGRAFI TERHADAP ASAL USUL UPU DAENG LIMA BERSAUDARA DALAM SUMBER-SUMBER MELAYU SYAHRUL RAHMAT
PERADA Vol 4 No 2 (2021)
Publisher : STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/perada.v4i2.383

Abstract

ABSTRAK Upu Daeng lima Bersaudara berikut keturunannya tercatat memiliki pengaruh luar biasa di Kerajaan Riau Lingga. Mereka adalah anak Daeng Rilakka yang merupakan keturunan dari La Maddusila, seorang Raja Luwu di tanah Bugis. Silsilah atau ranji keturunan mereka disebut dalam sejumlah sumber, termasuk sumber-sumber Melayu. Setidaknya terdapat dua sumber Melayu yang bercerita tentang asal usul mereka, yaitu naskah Tuhfat Al-Nafis dan Silsilah Melayu Bugis yang ditulis pada abad ke-19 oleh Raja Ali Haji. Pada artikel ini terdapat dua isu penting, pertama adalah menganalisa silsilah Upu Daeng Lima Bersaudara dari kedua sumber, serta kedua menganalisa penulisan silsilah tersebut dari sudut pandang historiografi. Rangkaian penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang dimulai dari heuristik, verifikasi sumber, iintreprestasi dan historiografi. Secara umum, Tuhfat Al-Nafis dan Silsilah Melayu Bugis sudah mulai ditulis dengan menggunakan metode penulisan sejarah, hanya saja hal tersebut belum diterapkan secara konsisten untuk seluruh narasi, terutama terkait silsilah. Sekalipun demikian, perbedaan jumlah nama dalam silsilah pada kedua kitab itu mengindikasikan Raja Ali Haji dalam Tuhfat al-Nafis mulai menerapkan verifikasi terhadap sumber yang digunakan. Kata Kunci: historiografi, Melayu-Bugis, Raja Ali Haji, silsilah, Tuhfat al-Nafis, ABSTRACT Upu Daeng Lima Bersaudara and their descendants were noted to have an extraordinary influence in the Riau Lingga Kingdom. They are the children of Daeng Rilakka who is a descendant of La Maddusila, a King of Luwu in the land of Bugis. Their genealogy is mentioned in some of Malay sources. There are at least two Malay sources telling about their origins that are the Tuhfat Al-Nafis and the Silsilah Melayu Bugis manuscripts written in the 19th century by Raja Ali Haji. In this article, there are two important issues. The first is to analyze the genealogy of Upu Daeng Lima Bersaudara from both sources and the second is to analyze the writing of the genealogy from a historiographical perspective. The historical research method was used in this research starting from heuristic, source verification, interpretation and historiography. In general, Tuhfat Al-Nafis and Silsilah Melayu Bugis have been written by using the historical writing method, but the method itself has not been applied consistently for all narration, especially those related to genealogy. However, the difference in the number of names in the genealogy of the two books indicated that Raja Ali Haji in Tuhfat al-Nafis began to verify to the sources used. Keywords: historiography, genealogy, Malay-Bugis, Raja Ali Haji, Tuhfat Al-Nafis
INTERAKSI ADAT DAN ISLAM DALAM BANGUNAN MASJID KUNO DI TANAH DATAR Syahrul Rahmat
Berkala Arkeologi Sangkhakala Vol 22 No 2 (2019)
Publisher : Balai Arkeologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4144.451 KB) | DOI: 10.24832/bas.v22i2.411

Abstract

As one of the traditional buildings in Minangkabau, the mosque built before the 20th century is unique in term of the building shape. Customary leaders have a major role in the mosque construction, especially in Tanah Datar District, West Sumatra. The customary embodiment as community's culture also influences the meaning of every part of the mosque building. This indicates that at a certain time, customs and Islam had a quite intense interaction to leave a mark on the building architecture. The research conducted using a historical research method. This research aimed to discover the interaction of custom and religion in term of mosque building built in the early of 18th and 20th century. The interaction between custom and Islam are analyzed in form of physical, meaning, and idea.
PENGARUH EROPA TERHADAP ARSITEKTUR MASJID RAO RAO TANAH DATAR Syahrul Rahmat
JURNAL PENELITIAN SEJARAH DAN BUDAYA Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Balai Pelestarian Nilai Budaya Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (7355.386 KB) | DOI: 10.36424/jpsb.v4i1.99

Abstract

Masuknya Belanda ke pedalaman Minangkabau pada pertengahan abad IX M memberikan pengaruh terhadap tatanan kehidupan masyarakat, termasuk pengaruh dalam hal pola pikir. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari ide-ide yang kemudian diwujudkan ke dalam bentuk benda atau bangunan, salahsatunya adalah masjid Rao Rao. Pada dasarnya masjid merupakan bangunan sakral bagi umat Islam, akan tetapi dalam perkembangannya masjid tersebut mendapat pengaruh kebudayaan asing dari segi arsitektur bangunan. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah dengan menggunakan pendekatan teori akulturasi guna melihat perpaduan dua kebudayaan pada masjid yang dibangun pada awal abad XX M. Beberapa pengaruh Eropa yang berakulturasi dalam masjid ini meliputi penggunaan material bangunan, unsur-unsur bangunan serta ornamen bangunan masjid.
Agama Masyarakat Suku Laut Kampung Panglong Desa Berakit, Kabupaten Bintan (1965-2011) Syahrul Rahmat; Rajabbul Amin; Rista Dilfa Riana; sumiyati sumiyati
Tsaqofah dan Tarikh: Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam Vol 6, No 1 (2021): JUNI
Publisher : IAIN Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29300/ttjksi.v6i1.4474

Abstract

Abstrak Setelah memutuskan untuk hidup di darat, Suku Laut di Kampung Panglong Desa Berakit, Kabupaten Bintan mulai meninggalkan sistem kepercayaan mereka dan mulai memeluk agama. Selain merubah sistem kepercayaan, mereka juga mengubah pola hidup dari awalnya nomaden kepada pola hidup menetap. Masyarakat Suku Laut bebas memeluk agama yang mereka inginkan, sehingganya terdapat lebih dari satu agama dalam satu komunitas masyarakat. Keberadaan Suku Laut di Kepulauan Riau sebenarnya bukanlah hal baru, mereka tercatat sudah eksis sejak ratusan tahun lalu dan terlibat pada beberapa peristiwa bersejarah di kawasan tersebut, hanya saja pada periode itu mereka belum menganut agama sekalipun menjadi bagian dan berada di bawah pemerintahan kerajaan Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi proses memeluk agama oleh Suku Laut Kampung Panglong serta menganalisa praktik-praktik keagamaan mereka dalam kehidupan sehari-hari. Metode yang digunakan adalah metode penelitian sejarah yang di dalamnya terdapat langkah heuristik, kritik, interprestasi dan historiografi. Sejarah agama Suku Laut Kampung Panglong dapat dibagi pada dua fase, yaitu pertama fase percaya pada sistem kepercayaan lokal (sebelum 1965) dan kedua fase percaya pada agama (setelah 1965). Selain itu, dalam menjalankan kehidupan sehari-hari masih terdapat kebiasaan-kebiasaan dari kepercayaan sebelumnya yang terbawa ke dalam aktivitas setelah memeluk agama.
WISATA KE MASA LALU: POTENSI HERITAGE TOURISM PADA RUMAH IBADAH KUNO DI TANJUNGPINANG Syahrul Rahmat
Khazanah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam Vol. 12 No. 1 (2022): Januari - Juni
Publisher : Program Studi Sejarah Peradaban Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/khazanah.v12i1.505

Abstract

Tanjungpinang, one of the cities in Kepulauan Riau province in Indonesia, has been inherited with potential cultural heritage buildings. These buildings are witnesses of events from hundreds of years ago. One type of the heritage building is houses of worship such as mosques, churches and temples. The ancient house of worship is still normally visited by its believers and also becomes an alternative tourism attraction. This study aims to deal with the historicity of houses of worship and cope with the potentiality of cultural heritage becoming a heritage tourism destination. Rooting in a case study approach, this research explicates the potentiality of cultural heritage in Tanjungpinang as a heritage tourism destination. Further, a historical research method was employed to delve into the historicity of ancient houses of worship. The results indicate that the ancient house of worship in Tanjungpinang is potentially developed to be one of the heritage tourism destinations. The development of this tourism attraction is an effort of preserving cultural heritage buildings and the values therein
Penguatan Literasi Anak Di Desa Kuala Sempang Kabupaten Bintan Anisa Nilam Cahya; Soni Hartono; Reni Reni; Nur hasanah; Muhammad Fikri Ajie; Muhammad Dian; Fazlur Rahman; Erna wati; Arief Hidayat; Nur hidayah; Okta viana; Rosa liya; Syahrul Rahmat
Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Kepulauan Riau (JPPM Kepri) Vol 2 No 1 (2022): Volume 2 Nomor 1, 2022
Publisher : STAIN SULTAN ABDURRAHMAN KEPRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35961/jppmkepri.v2i1.421

Abstract

Penguatan literasi pada anak perlu ditanamkan sedini mungkin dan harus mendapatkan perhatian khusus dari semua pihak, lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat. Arus globalisasi yang melaju pesat memaksa negeri ini menerima suatu perubahan besar yang berpengaruh pada kehidupan masyarakat, dikarenakan adanya perkembangan teknologi, telekomunikasi, transportasi, ilmu pengetahuan dan aspek lainnya. Pengabdian ini dilakukan menggunakan pendekatan Asset Based Comunity Development (ABCD). Metode ABCD merupakan metode yang bertujuan untuk memanfaatkan kekuatan yang ada dalam masyarakat sebagai sarana pengembangan berkelanjutan yang memuat proses untuk melihat potensi apa saja yang dimiliki masyarakat. Tujuan dari pengabdian ini adalah menanamkan budaya literasi pada anak-anak di Desa Kuala Sempang Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. Penulis berupaya memberikan bantuan dengan optimalisasi perkembangan anak-anak, sehingga mengurangi hambatan dalam persoalan pembelajaran yang dianggap mereka sulit dipahami. Sejumlah program penguatan literasi yang dilakukan adalah optimalisasi pemanfaatan taman bacaan Al-Ilmi, penguatan literasi agama bagi pelajar TPQ, penguatan literasi budaya serta memberi bimbingan belajar bagi siswa sekolah dasar.
IMPLEMENTASI ADAT DAN SYARAK PADA TINGGALAN ARKEOLOGIS DI SURAU NGALAU NAGARI BALIMBIANG TANAH DATAR Syahrul Rahmat; Muhammad Ikbal
Majalah Ilmiah Tabuah: Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora Vol. 25 No. 2 (2021): Majalah Ilmiah Tabuah : Ta`limat, Budaya, Agama dan Humaniora
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (555.698 KB) | DOI: 10.37108/tabuah.v25i2.621

Abstract

Minangkabau has a famous traditional adage adat basandi sayarak, syarak basandi kitabullah or the norms of Minangkabau customary law (Adat) depends on Moslem law (Shariat), and shariat depends on Al-Qur’an (Islamic holy book). The realization of adat and shariat have been found in tangible and intangible legacies. Surau Ngalau (prayer house or small mosque) along with archeological remains inside it are evidences of adat and shariat actually worked hand-in-hand. In terms of non-physic legacy, religious activities in Surau Ngalau lead to Tarekat Syatariyah lasted until the early 20th century AD. The study adopted historical research and archeological research to investigate the development of Tarekat Syatariyah in Nagari Balimbiang, Tanah Datar as well a the interaction between adat and religion realized in prayer house building and its remains artifacts. The findings reveal that the implementation of adat and shariat has existed for a long time supported by the existence of Surau Ngalau and artifacts such as keris (traditional small sword) and carano found inside it.
Komunikasi Interpersonal Melalui Daring Dalam Mendukung Pencegahan Penyebaran Virus Covid-19 Pada MAN Bintan Nova Dwiyanti; Afna Fitria Sari; Yozi Rahmadeni; Ningratna Sinta Dewi; Syahrul Rahmat
Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Kepulauan Riau (JPPM Kepri) Vol 1 No 1 (2021): Volume 1 Nomor 1, 2021
Publisher : STAIN SULTAN ABDURRAHMAN KEPRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.49 KB) | DOI: 10.35961/jppmkepri.v1i1.239

Abstract

Komunikasi tetap bisa terjalin meskipun dalam masa pandemic Covid-19. Dewasa ini, komunikasi daring melalui platform media menjadi solusi yang paling efektif sebagai sarana interaksi satu sama lain meskipun tidak saling bertemu. Komunikasi Interpersonal yaitu Komunikasi tatap muka secara tidak langsung yang berfungsi sangat efektif di sosialisakan kepada siswa/i MAN Bintan. Sehingga dengan diadakan Seminar Komunikasi Interpersonal Daring pada Siswa/i Man Bintan dengan menggunakan aplikasi whatsapp dan zoom meeting ini dapat menerapkan program pemerintah dalam pencegahan Covid 19 agar tetap stay at home dan physical distance.
PERLAWANAN ULAMA MINANGKABAU TERHADAP KOLONIALISME BELANDA ABAD XIX-XX Syahrul Rahmat
Hadharah: Jurnal Keislaman dan Peradaban Vol 15, No 1 (2021): Hadharah: Jurnal Keislaman dan Peradaban
Publisher : UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/h.v15i1.2866

Abstract

The internal conflict between adat and religious (known as Paderi) groups in Minangkabau was initiated by the involvement of Dutch in the early 19th century. As requested by the Adat group to demolish the domination of Paderi, the Dutch had commenced to attack the Paderi group. Starting from that time, Ulama from religious groups had fought against the Dutch colonialism manifested in many forms of resistances. This study aims at reviewing types of resistance of Ulama in Minangkabau to the Dutch colonialization from the early 19th century until the early 20th century. Anchored in historical research methods involving heuristics, source criticism, interpretation and historiography, the data were analysed from the perspective of social conflict and history of thought. Finding reports the two types of resistance namely physical and non-physical ones triggered by various reasons i.e. religion, politics, economics and others.