Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PEMBUATAN FURFURAL DARI CAMPURAN BIOMASSA AMPAS TEBU (SACCHARUM OFFICINARUM L.) DAN TEMPURUNG KELAPA (COCOS NUCIFERA L.) Pamilia Coniwanti; Gusti Siska; Eni Handayani
Jurnal Teknik Kimia Vol 22 No 2 (2016): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kebutuhan furfural yang semakin tinggi untuk setiap tahunnya merupakan salah satu keuntungan dalam negeri. Furfural adalah senyawa aromatik aldehid yang dapat diproduksi dari bahan baku yang mengandung pentosan. Limbah pertanian seperti ampas tebu dan tempurung kelapa merupakan bahan baku potensial yang dapat diolah menjadi furfural, karena kandungan pentosannya yang cukup tinggi. Hidrolisa campuran ampas tebu dan tempurung kelapa dengan katalis H2SO4 12% dengan memvariasikan perbandingan komposisi bahan baku, suhu reaksi, dan waktu reaksi. Hasil penelitian didapatkan bahwa kadar pentosan untuk kedua bahan baku adalah sebesar 36,25%. Perbandingan bahan baku yang menghasilkan kadar furfural tertinggi adalah 1 : 4 ( 1 gram ampas tebu dan 4 gram tempurung kelapa). Untuk suhu optimal adalah pada suhu 100 ?C dan waktu optimal 5 jam. Uji warna dengan larutan anilin-asetat menunjukkan perubahan warna merah tua yang membuktikan warna furfural secara teoritis. Analisa titrasi untuk menentukan kadar furfural (%yield) didapatkan furfural dengan kadar tertinggi sebesar 7,74%.
PENGARUH KONSENTRASI ASAM SULFAT DAN VARIASI MASA RAGI TERHADAP PEMBUATAN BIOETANOL DARI BIJI DURIAN Pamilia Coniwanti; Florensius Siagian; Yuri Prasetyo
Jurnal Teknik Kimia Vol 22 No 4 (2016): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Meningkatnya kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) diiringi dengan menurunnya ketersediaan cadangan bahan bakar fosil, menuntut banyak penelitian mengarah pada pencarian bahan bakar alternatif yang berasal dari sumber daya alam yang dapat diperbarui. Salah satunya dengan memanfaatkan biji durian yang merupakan limbah biomassa mengandung pati yang dapat dijadikan bioetanol. Penelitian ini bertujuan untuk mengkonversi biji durian menjadi bioetanol karena biji durian mengandung pati sebagai bahan baku utamanya. Penelitian dilakukan melalui hidrolisis asam dengan konsentrasi asam sulfat 0,05; 0,1; 0,15; 0,2M; dan 0,25M, dilanjutkan dengan fermentasi menggunakan ragi roti sebanyak 6; 8; 10; 12; dan 14 gram, dan dengan waktu fermentasi selama 3 hari. Hasil analisa penelitian menunjukkan bahwa biji durian dapat menghasilkan kadar etanol tertinggi sebesar 13,4520% pada konsentrasi asam sulfat 0,15M dengan berat ragi 14 gram dan waktu fermentasi selama 3 hari.
PENGARUH KONSENTRASI, WAKTU DAN TEMPERATUR TERHADAP KANDUNGAN LIGNIN PADA PROSES PEMUTIHAN BUBUR KERTAS BEKAS Pamilia Coniwanti; M. Nugra Prima Anka; Christoforus Sanders
Jurnal Teknik Kimia Vol 21 No 3 (2015): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dewasa ini jumlah pemakaian kertas di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Hal tersebut tentunyaakan berpengaruh terhadap jumlah limbah kertas yang semakin meningkat, sehingga dibutuhkan prosesuntuk mengolah limbah kertas tersebut. Pengolahan limbah kertas sudah umum digunakan, namun kertasbekas yang diolah kembali memiliki warna yang kecoklatan karena masih adanya kandungan lignin.Lignin dalam kertas ini dapat dikurangi dengan menggunakan proses pemutihan dengan menggunakanhidrogen peroksida. Molekul hidrogen peroksida mampu meluruhkan ikatan lignin pada kertas menjadihidrokarbon dapat larut dalam air. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan konsentrasi hidrogenperoksida (5% dan 10%), dengan kertas bekas 25 gram, pelarut 250 ml, temperatur pemanasan (70 oC, 80oC 90oC) dan lama pemanasan (30, 60, 90 menit). Produk hasil pemutihan dianalisa kandungan ligninyang tersisa di dalamnya dengan menggunakan metode SNI 0494-2008. Kandungan lignin yang tersisapaling sedikit didapatkan pada konsentrasi hidrogen peroksida 10%, waktu pemanasan 90 menit, dantemperatur pemanasan 90oC. Kandungan lignin yang paling sedikit adalah 0.094%.
PEMBUATAN NATRIUM KARBOKSIMETIL SELULOSA (Na-CMC) DARI SELULOSA LIMBAH KULIT KACANG TANAH (Arachis Hypogea L.) Pamilia Coniwanti; Muhammad Dani; Zubeir Saleh Daulay
Jurnal Teknik Kimia Vol 21 No 4 (2015): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Struktur kulit kacang tanah (Arachis Hypogea L.) terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin.Kadarselulosa yang terkandung didalam kulit kacang tanah tanah sebesar 64,42%.Tujuan penelitian iniuntukmemanfaatkan kulit kacang tanah sebagai bahan baku pembuatan Na-CMC, mempelajari pengaruhkonsentrasi natrium hidroksida dan jumlah natrium kloroasetat terhadap derajat subsitusi, viskositas danpH pada Na-CMC. Keberadaan gugus karboksil (?COOH) pada Na-CMC diidentifikasi menggunakanFourier Transform Infra Red Spectra.Tahapan pembuatan Na-CMC terdiri dari pretreatment bahan baku,pembuatan Na-CMC (alkalisasi dan karboksimetilasi), penetralan produk. Variasi konsentrasi NaOH padaalkalisasi adalah 10%, 15%, 20%, 25%, dan 30% dengan pelarut isopropil alkohol. Kondisi operasi padareaksi alkalisasi yaitu pada suhu 30oC dengan kecepatan pengadukan 500 rpm selama 90 menit.Variasijumlah natrium kloroasetat pada karboksimetilasi adalah 4, 6, 8 dan 10 gram pada suhu 70oC dengankecepatan pengadukan 500 rpm selama 4 jam.Na-CMC terbaik yang didapat yaitu pada konsentrasi 20%NaOH dan 6 gram natrium kloroasetat. dengan perolehan derajat subtitusi 0,73, viskositas 12,40 cP danpH 6,5.
Pengaruh konsentrasi NaOH serta rasio serat daun nanas dan ampas tebu pada pembuatan biofoam Pamilia Coniwanti; Roosdiana Mu?in; Hendra Wijaya Saputra; M. Andre R.A.; Robinsyah
Jurnal Teknik Kimia Vol 24 No 1 (2018): Jurnal Teknik Kimia
Publisher : Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan secara terus menerus berdampak buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan sekitar. Untuk mengatasi dampak tersebut diperlukan kemasan makanan alternatif yang ramah lingkungan dan dapat menggantikan penggunaan styrofoam. Biodegrable foam atau biofoam merupakan kemasan makanan alternatif pengganti styrofoam yang dibuat dari bahan alami, yaitu pati dan serat. Serat daun nanas dan ampas tebu memiliki kandungan selulosa sebanyak 62,90% dan 37,65%. Dengan kandungan selulosa yang cukup tinggi ini maka serat daun nanas dan ampas tebu dapat dijadikan sebagai pilihan alternatif dalam pembuatan biofoam. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh variasi konsentrasi NaOH serta rasio massa serat daun nanas dan ampas tebu terhadap kualitas biofoam. Biofoam ini dibuat dengan teknik thermopressing dan waktu pencetakan 30 menit, temperatur pencetakan 170°C, konsentrasi NaOH sebesar 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, 10% serta rasio serat daun nanas dan ampas tebu 100:0, 75:25, 50:50, 25:75, 0:100. Karakteristik biofoam ditandai dengan adanya uji kuat tarik, kuat tekan, daya serap air, kadar air, dan biodegradable. Hasil karakteristik biofoam terbaik dengan konsentrasi NaOH 5% serta rasio massa serat daun nanas dan ampas tebu 75:25 memiliki persentase kuat tarik sebesar 16,35%, kuat tekan sebesar 3,70%, daya serap air sebesar 15,60%, kadar air sebesar 6,90%, dan sifat biodegradable sebesar 4,49%.