Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Shift Kerja Dan Kecelakaan Kerja Pada Karyawan Reagen Mandias; Lea Andy Shintya; Monica Valery Paral
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 8 No 1 (2022): Januari - Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v8i1.2851

Abstract

Latar belakang: Setiap pekerjaan tidak terlepas dari resiko mengalami kecelakaan kerja, baik kecelakaan kerja ringan, sedang maupun berat. Kecelakaan kerja disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya shift kerja yang menyebabkan para pekerja kelelahan dan tidak memperhatikan keselamatan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan shift kerja dengan kecelakaan kerja pada karyawan PT Vale Indonesia Tbk. Metode: Penelitian ini adalah penelitian korelasional analitik dengan pendekatan retrospektif, dengan menggunakan uji statistik chi-square. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah 30 sampel. Proses pengumpulan data menggunakan data sekunder. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa didapati 23 karyawan (76,7%) bekerja pada shift pagi, empat karyawan (13,3%) bekerja pada shift siang dan tiga karyawan (10,0%) bekerja pada shift malam. Terkait dengan kecelakaan kerja terdapat 11 karyawan (36,7%) mengalami kecelakaan kerja ringan, 15 karyawan (50,0%) mengalami kecelakaan kerja sedang dan empat karyawan (13,3%) mengalami kecelakaan berat. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara shift kerja dengan kecelakaan kerja pada karyawan dengan p value= 0,040 dengan nilai koefisien kontingensi sebesar 0,501 Kesimpulan: Penelitian ini mengindikasikan perlunya untuk tetap mempertahankan penerapan aturan keselamatan, meningkatkan kualitas penanganan kecelakaan kerja, mengedukasi karyawan tentang pentingnya menerapkan aturan keselamatan kerja, melakukan pengawasan terhadap penerapan aturan keselamatan kerja.Diskusi: Bagi perusahaan, direkomendasikan untuk melakukan penelitian yang dapat menggunakan variabel perilaku pekerja, lingkungan atau peralatan kerja serta mengambil sampel penelitian yang dalam hubungannya dengan kecelakaan kerja
HUBUNGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA IBU-IBU DI DESA MOTOLING Lea Andy Shintya
Klabat Journal of Nursing Vol 4 No 1 (2022): New Start
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v4i1.798

Abstract

Pengunaan kontrasepsi hormonal bertujuan untuk mencegah kehamilan saat berhubungan seks. Ada efek samping dari kontrasepsi hormonal salah satunya adalah kenaikan berat, karena didalam kontrasepsi hormonal terdapat hormon Depo Medroxy progresteron Axetate (DMPA) yangmenyebabkan meningkatnya nafsu makan.. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kenaikan berat badan pada ibu-ibu di desa Motoling. Metode penelitian yaitu survey analitik menggunakan pendekatan crosssectional . Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampe 80 responden. Hasil Penelitian: gambaran penggunaan kontrasepsi hormonal ibu-ibu di desa Motoling, suntik berjumlah 40 responden (50,0%), pil 22 responden (27,5%), dan implan 18 responden (22,5). Untuk gambaran kenaikan berat badan pada ibu-ibu di desa Motoling 43 responden (53,7%) mengalami kenaikan berat badan 2 - 4 kg, 28 responden (35,0 % ) mengalami kenaikan berat badan > 5kg, dan 9 responden (11,3) mengalami penurunan berat badan. Terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kenaikan berat badan pada ibu-ibu di desa Motoling dengan p-value 0,033 < 0,05. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan kontrasepsi hormonal mempunyai hubungan terhadap kenaikan berat badan dari ibu-ibu di Desa Motoling. Rekomendasi bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat meneliti lebih lanjut dengan jumlah responden yang lebih banyak, variabel khusus kontrasepsi suntik 1 bulan dan 3 bulan. Kata kunci : Berat badan, Kontrasepsi KB
Personality As Correlates Of Paternal Postnatal Depression Lea Andy Shintya
Klabat Journal of Nursing Vol 1 No 2 (2019): Nursing as a Profession and Passion
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.47 KB) | DOI: 10.37771/kjn.v1i2.414

Abstract

During pregnancy and birth, for mother and newborn baby are the focuses of attention. Many times fathers are left out. This study aimed to determine if personality correlates to paternal postnatal depression. The study used descriptive correlational design, where in data from 177 respondents gathered through purposive sampling. Personality in term of extraversion and neuroticism were significantly related to paternal postnatal depression. Neuroticism was positively correlated to paternal postnatal depression but agreeableness, conscientiousness, openness were not significantly correlated to paternal postnatal depression. This implies that those fathers who scored high in extraversion have low tendency to experience paternal postnatal depression. However, the higher the score in neuroticism the higher in the tendency to experience paternal postnatal depression. From result of this study, researcher have recommendations for nurse educator should emphasize to the future nurse and to the professional nurse that fathers experiences postnatal depression like mothers. When giving health teaching both in the community and in the hospital, nurse educator should consider discussing the topic of postnatal depression. They too should encourage the husbands or fathers to attend the health education activity. Another study can be done comparing the postnatal depression experience by the wife and husband. Keywords: Paternal, Personality,Postnatal depression
HUBUNGAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG METODE KONTRASEPSI DENGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI Lea Andy Shintya; Firginia Miranda Monde
NUTRIX Vol 5 No 2 (2021): Volume 5, Issue 2, 2021
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/nj.Vol5.Iss2.582

Abstract

Kontrasepsi merupakan suatu metode yang digunakan untuk mecegah kehamilan dengan menggunakan obat-obatan atau alat alat, yang terdiri dari kontrasepsi yang mengandung hormonal dan non hormonal, bersifat sementara dan permanen. Pemilihan kontrasepsi dapat dipengaruhi oleh pengetahuan tentang metode kontrasepsi dan pemakaian kontrasepsi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan pasangan usia subur tentang metode kontrasepsi dengan pemakaian kontrasepsi di desa Pinasungkulan Utara. Metode penelitian menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecuttive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 74 responden. Hasil penelitian, terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan PUS tentang metode kontrasepsi dengan pemakaian kontrasepsi di Desa Pinasungkulan Utara yaitu p value 0,000 < 0,05 dan nilai contingency coefficient 0,695 yang artinya pengetahuan tentang metode kontrasepsi dengan pemakaian kontrasepsi mempunyai hubungan yang kuat dengan arah positif. Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya dapat meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi pada PUS, seperti sosial ekonomi, pendidikan, dukungan suami/istri, umur, paritas, serta melakukan penelitian ditempat lain dengan jumlah sampel yang lebih besar. Kata Kunci: pasangan usia subur, pemakaian kontrasepsi, pengetahuan
PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI SMA MENGENAI PERINEAL HYGIENE DENGAN TERJADINYA KEPUTIHAN Maisyeliani Anggelita Baureh; Grace Fresania Kaparang; Lea Andy Shintya
JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH BENGKULU Vol 10 No 2 (2022): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH BENGKULU
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/jkmb.v10i02.3434

Abstract

Various problems such as vaginal discharge, cervical cancer, skin irritation, genitals, allergies, inflammation or urinary tract infections may arise if poor maintenance over the cleanliness of the reproductive organs. Therefore, it is essential to have good knowledge and attitude regarding perineal hygiene to achieve reproductive health for adolescents. This study is to find out the relationship of knowledge and perineal hygiene attitudes, and the incidence of female adolescent vaginal discharge and whether there is a relationship between knowledge and perineal attitudes of adolescent hygiene towards the occurrence of vaginal discharge at U High School in Airmadidi. This study is a correlation study with consecutive sampling techniques. The results showed that of the 57 participants, 87.7% had received information about perineal hygiene and 50.9% got information from the internet. It was also found that 71.9% of students were at low knowledge levels but 82.5% had a good attitude, while the incidence of vaginal discharge was found at 96.5%.  The spearman test found that there was a relationship of perineal hygiene knowledge with the incidence of vaginal discharge with p = 0.039<.05 with a value of r = 0.274 (weak positive strength), and there was no relationship between perineal hygiene attitude and the occurrence of vaginal discharge where p = 0.142 > 0.05. Recommendations for the next study to include other variables. For the school, to facilitate information in order to increase students' knowledge about perineal hygiene and the dangers of vaginal discharge if not handled properly.
HUBUNGAN TINGKAT STRESS DENGAN KEJADIAN DISMENOREA PADA MAHASISWI UNIVERSITAS KLABAT Lea Andy Shintya; Sera Trifosa Tandungan
Klabat Journal of Nursing Vol 5 No 1 (2023): Nursing Rebound
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v5i1.886

Abstract

Stres merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya dismenore, yaitu salah satu gangguan saat mengalami menstruasi. Stres dapat meningkatkan produksi hormon prostaglandin yang dapat merangsang kontraksi otot uterus sehingga terjadi nyeri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara tingkat stress dengan kejadian dismenore pada mahasiswi Universitas Klabat. Metode penelitian yaitu deskriptif korelatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel yaitu 72responden. Hasil Penelitian: gambaran tingkat stres pada remaja terdapat 19 (26.4%) responden mengalami stres ringan, 19 (26.4%) responden mengalami stres sedang, 17 (23.6%) mengalami stres normal, 12 (16.7%) mengalami stres berat, 6 (6.9%) mengalami stres sangat parah. Untuk gambaran dismenore didapati hasil 35 (48.6%) responden mengalami nyeri sedang, 21 (29.2%) mengalami nyeri ringan, 13 (18.1%) mengalami nyeri berat, 3 (4.2%) mengalami nyeri tidak tertahankan. Terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan kejadian dismenore pada mahasiswi asrama jasmine Universitas klabat p=0.000 dengan nilai koefesien kolerasi 0,74. Rekomendasi untuk penelitian selanjutnya untuk menambah variabel atau faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi dismenore seperti usia menarke dan riwayat keluarga. KATA KUNCI: Dismenore, Mahasiswi, Tingkat Stres ABSTRACT Stress is one of the factors that can cause dysmenorrhea, which is a disturbance during menstruation. Stress can increase the production of prostaglandin hormones which can stimulate uterine muscle contractions resulting in pain. The purpose of this study was to determine the relationship between the stress level and the incidence of dysmenorrhea in Klabat University. The research method is descriptive correlative using a cross sectional approach. Sampling was carried out using a purposive sampling technique with a total sample of 72 respondents. Research results: description of the level of stress in adolescents there are 19 (26.4%) respondents experiencing mild stress, 19 (26.4%) respondents experiencing moderate stress, 17 (23.6%) experiencing normal stress, 12 (16.7%) experiencing severe stress, 6 (6.9) %) experienced very severe stress. For the description of dysmenorrhea, the results found that 35 (48.6%) respondents experienced moderate pain, 21 (29.2%) experienced mild pain, 13 (18.1%) experienced severe pain, 3 (4.2%) experienced unbearable pain. There is a significant relationship between stress levels and the incidence of dysmenorrhea in female students at the Jasmine Dormitory, Klabat University p = 0.000 with coefficient correlation 0,74. Recommendations for further research to add variables or other factors that may affect dysmenorrhea such as age at menarche and family history. KEYWORDS: Dysmenorrhea, Stress Level, Student
Hubungan Penggunaan Smartphone dengan Kejadian Insomnia pada Remaja Lea Andy Shintya; Esterinda Cindyantonia Putri Adodo
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 6 (2023): Volume 3 Nomor 6 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.429 KB) | DOI: 10.33024/mahesa.v3i6.10490

Abstract

ABSTRACT Excessive smartphone use can cause insomnia, which is a sleep disorder experienced by a person, thus causing unfulfilled sleep needs in quantity and quality. This is related to the continuous smartphone uses where difficult for teenagers to control the duration of smartphone use. The purpose of this study was to determine the relationship between smartphone use and the incidence of insomnia in adolescents at SMA Negeri I Airmadidi. The research method used a descriptive correlation with a cross sectional approach. The sampling technique was using purposive sampling with 136 respondents. A total of 136 (100.0%) respondents were highly addicted to smartphone use, and 80 (58.8%) respondents experienced mild insomnia. The results of the analysis using spearman's rank found a value of p = 0.000; r = 0.337. There is a significant relationship between smartphone use and the incidence of insomnia in adolescents of SMA Negeri I Airmadidi. The relationship is low with a positive direction, which means that the higher the use of a smartphone, the higher the incidence of insomnia. It is recommended for the students to be wiser in using smartphones. Teenagers can be more selective in using it, especially related to the academics. As for future research, it is necessary to add variables such as the length of time using a smartphone and factors that influence the incidence of insomnia such as co-morbidities, namely depression. Keywords : Adolescents, Insomnia, Smartphone Use   ABSTRAK Penggunaan smartphone yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya insomnia, yang merupakan ganggguan tidur yang dialami seseorang sehingga menyebabkan kebutuhan tidur tidak terpenuhi secara kuantitas maupun kualitas. Hal ini berhubungan dengan penggunaan smartphone secara terus menerus sehingga menyebabkan remaja sulit untuk mengontrol durasi penggunaan smartphone. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan antara penggunaan smartphone dengan kejadian insomnia pada remaja di SMA Negeri I Airmadidi. Metode penelitian menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 136 responden. Sebanyak 136 (100.0%) responden berada pada adiksi tinggi penggunaan smartphone, dan 80 (58.8%) responden mengalami insomnia ringan. Hasil analisis dengan menggunakan spearman’s rank menemukan nilai p = 0.000; r= 0.337. Terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan smartphone dengan kejadian insomnia pada remaja SMA Negeri I Airmadidi. Keeratan hubungan tergolong rendah dengan arah hubungan positif, yang berarti semakin tinggi penggunaan smartphone maka semakin tinggi kejadian insomnia. Direkomendasikan kepada siswa untuk dapat lebih bijaksana dalam penggunaan smartphone. Remaja dapat lebih selektif dalam menggunakan khususnya pada hal-hal yang berhubungan dengan akademik. Sedangkan untuk penelitian selanjutnya agar menambahkan variabel seperti lama menggunakan smartphone dan faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian insomnia seperti penyakit penyerta yaitu depresi. Kata Kunci: Insomnia, Penggunaan Smartphone, Remaja
Factors Influencing the Incidence of Phlebitis in Hospitalized Patients Reagen Jimmy Mandias; Frendy Fernando Pitoy; Lea Andy Shintya; Windy Jennyfer Longdong
Journal Nursing Care Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Gorontalo Vol 9, No 2 (2023): JOURNAL NURSING CARE
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jnc.v9i2.722

Abstract

ABSTRACTBackground: Phlebitis is a nosocomial infection that often occurs and can be found in hospitals. Phlebitis is an infection that occurs in the walls of the veins which can be caused by various factors such as internal factors namely age and gender, as well as external factors such as the size of the infusion needle, the type of infusion fluid, the aseptic technique of infusion, and the number of days the infusion has been installed. Because of many factors influencing the phlebitis, lack of focus on phlebitis prevention often occurs.Purpose: This study aimed to determine the relationship between risk factors of phlebitis such as age, gender, infusion size, type of infusion fluid, location of infusion, length of infusion installed, and aseptic technique with the incidence of phlebitis in patients at a Private Hospital in Manado.Methods: The research method was quantitative, descriptive correlation with a cross-sectional approach. The sampling technique was used consecutive sampling with a total sample of 192 patients. Data was collected using an observation form for phlebitis risk factors and Visual Infusion Phlebitis (VIP) to measure phlebitis.Results: An analysis was carried out using the chi-square test and it was found that there were three risk factors that had a significant relationship with the incidence of phlebitis. These factors were the type of fluid (p= 0.000), aseptic technique (p= 0.011), and length of infusion installed (p= 0.020). While age (p= 0.383), sex (p= 0.948), infusion size (p= 0.247), and location of infusion (p= 0.826) had no relationship with the incidence of phlebitis. Furthermore, after logistic regression analysis, it was found that the type of fluid has a 13,539 times greater risk of developing phlebitis compared to the length of infusion installed and aseptic technique.Conclusion: The risk factors such as type of fluid, aseptic technique, and the length of infusion installed had a significant relationship with the incidence of phlebitis in a patient at a Private Hospital in Manado. The type of fluid is the most influential risk factor for the incidence of phlebitis in patients. It is recommended for nurses to minimize the use of hypertonic fluids, unless there are no contraindications. In addition, further attention is also needed regarding aseptic technique during infusion and pay attention to the condition of the patient's infusion during the treatment period.  ABSTRAKPendahuluan: Flebitis merupakan infeksi nosocomial yang sering terjadi dan banyak ditemui di rumah sakit.  Flebitis adalah infeksi yang terjadi pada dinding pembuluh darah vena yang dapat diakibatkan oleh berbagai faktor seperti faktor internal yaitu usia dan jenis kelamin, serta faktor eksternal seperti ukuran jarum infus, jenis cairan infus, teknik aseptik pemasangan infus, dan lama hari infus terpasang. Begitu banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya flebitis mengakibatkan kurangnya fokus pencegahan flebitis pada sumber penyebabnya.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor resiko terjadinya flebitis seperti usia, jenis kelamin, ukuran infus, jenis cairan infus, lokasi pemasangan infus, lama infus terpasang, dan teknik aseptik dengan kejadian flebitis pada pasien di salah satu Rumah Sakit swasta di Manado.Metode: Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan metode deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah consecutive sampling dan didapatkan jumlah sampel sebesar 192 pasien. Data dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi faktor resiko flebitis dan Visual Infusion Phlebitis (VIP) untuk mengukur flebitis.Hasil: Telah dilakukan analisis dengan menggunakan uji chi-square dan ditemukan bahwa terdapat tiga faktor resiko yang memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian flebitis. Faktor tersebut adalah jenis cairan (p= 0,000), teknik aseptik (p= 0,011), dan lama infus terpasang (p= 0,020). Sedangkan usia (p= 0,383), jenis kelamin (p= 0,948), ukuran infus (p= 0,247), lokasi pemasangan (p= 0,826) tidak memiliki hubungan dengan kejadian flebitis.  Lebih lanjut setelah dilakukan analisa regresi logistik, ditemukan bahwa jenis cairan memiliki risiko 13.539 kali lebih besar terjadinya flebitis dibandingkan dengan lama infus terpasang dan teknik aseptik.Kesimpulan: Faktor resiko jenis cairan, teknik aseptic, dan lama infus terpasang memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian flebitis pada pasien di salah satu Rumah Sakit Swasta Di Manado. Jenis cairan merupakan faktor resiko yan g paling berpengaruh terhadap kejadian flebitis pada pasien. Diharapkan bagi perawat untuk meminimalisir penggunaan cairan hipertonik, kecuali tidak ada kontraindikasi. Selainitu, dibutuhkan juga perhatian lebih lanjutg mengenai teknik aseptik pada saat pemasangan infus serta memperhatikan kondisi infus pasien selama masa perawatan. 
Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) pada Kader Kesehatan di Kelurahan Makawidey Frendy Fernando Pitoy; Elisa Anderson; Grace Kaparang; Denny Maurits Ruku; Reagen Jimmy Mandias; Ellen Padaunan; Lea Andy Shintya; Nova Gerungan; James Richard Maramis
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 6, No 9 (2023): Volume 6 No 9 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v6i9.11174

Abstract

ABSTRAK Kecelakaan ataupun bencana merupakan fenomena yang dapat terjadi tanpa dikehendaki oleh setiap orang. Tanpa penanganan awal yang tepat, suatu kecelakaan dapat membuat seseorang kehilangan nyawanya. Pertolongan pertama penting untuk dilakukan pada korban kecelakaan agar terhindar dari kematian atau kecacatan. Oleh karena itu, pengetahuan mengenai Bantuan Hidup Dasar (BHD) sangat diperlukan untuk menangani kasus-kasus tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD) bagi Kader Kesehatan di kelurahan Makawidey. Metode yang digunakan adalah sosialisasi dan workshop kepada kader kesehatan kelurahan Makawidey. Evaluasi pengetahuan dan praktik dilakukan pada awal dan akhir kegiatan dengan menjalankan angket evaluasi. Terdapat peningkatan pengetahuan peserta tentang BHD setelah dilakukan kegiatan pelatihan, dimana terjadi peningkatan dari segi nilai pengetahuan sebesar 20.43%. Selain itu dari segi nilai ujian praktik, rata-rata nilai ujian para peserta cukup baik yaitu 69.90%. Dapat disimpulkan bahwa Kegiatan pelatihan BHD dapat meningkatkan pengetahuan para kader kesehatan kelurahan Makawidey. Lebih lanjut, pengetahuan para para kader kesehatan sudah cukup baik untuk mempraktikkan pemberian Bantuan Hidup Dasar dalam kehidupan bermasyarakatnya. Kata Kunci: Bantuan Hidup Dasar, Kader Kesehatan, Edukasi.  ABSTRACT Accidents or disasters are phenomena that can happen unexpectedly by everyone. Without proper initial treatment, an accident can occur in people’s life. First aid is important for the accident victims to avoid death or disability. Therefore, the knowledge of Basic Life Support (BHD) is needed to handle the cases. This activity aimed to increase knowledge and skills in implementing Basic Life Assistance (BHD) for Health Cadres in Makawidey. The method used was socialization and workshops for health cadres in Makawidey. Evaluation of knowledge and practice was at the beginning and the end of the activity questionnaire. There was an increase in the participants' knowledge about BHD after the training activities, where there was an increase in terms of the knowledge by 20.43%. Apart from that, in terms of practical, the average scores of the participants were quite good, namely 69.90%. It can be concluded that BHD training activities can increase the knowledge of Makawidey’s health cadres. Furthermore, the knowledge of the health cadres is good enough to be practice in the provision of Basic Life support in their community. Keywords: Basic Life Support, Health Cadres, Education.
PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS Lea Andy Shintya
Klabat Journal of Nursing Vol 5 No 2 (2023): Ever-evolving Nursing
Publisher : Fakultas Keperawatan, Universitas Klabat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37771/kjn.v5i2.1018

Abstract

ABSTRAK Pengunaan kontrasepsi hormonal (pil, implant, suntik) memiliki efek bagi wanita yang mengunakannya, salah satunya dapat mengakibatkan kanker serviks. Hormon yang dimasukan dalam tubuh mengakibatkan perubahan sel yang normal menjadi tidak normal. Estrogen kemungkinan menjadi salah satu faktor yang dapat membuat replikasi DNA HPV. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian kanker serviks. Metode penelitian yaitu analitik dengan menggunakan case control study. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel yaitu 120 partisipan, 60 partisipan untuk kasus dan 60 partisipan untuk kontrol. Gambaran pengunaan kontrasepsi pada partisipan kasus didapati 35(29.2%) partisipan menggunakan kontrasepsi hormonal dan gambaran pengunaan kontrasepsi pada kasus kontrol didapati 35(29.2%) partisipan mengunakan kontrasepsi non hormonal. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian kanker serviks di Rumah sakit X Manado p=0.100 dengan nilai koefesien kolerasi 0,69. Rekomendasi kepada penelitian selanjutnya untuk meneliti hubungan antara lamanya pengunaan kontrasepsi hormonal lebih dari lima tahun dengan kejadian kanker serviks melakui metode IVA test. KATA KUNCI: Kanker Serviks, Kontrasepsi Hormonal ABSTRACT The use of hormonal contraception has effects on women who use it, one of which can cause cervical cancer. Hormones introduced into the body cause changes in normal cells to become abnormal. Estrogen may be one of the factors that can make HPV DNA replicate. The aim of this study was to determine the use of hormonal contraception and the incidence of cervical cancer. The research method is analytical using a case control study. Sampling was carried out using a total sampling technique with a sample size of 120 participants, 60 participants for cases and 60 participants for controls. The description of contraceptive use in case participants found that 35(29.2%) participants used hormonal contraception and the description of contraceptive use in control cases found that 35(29.2%) participants used non-hormonal contraception. There is no significant relationship between the use of hormonal contraception and the incidence of cervical cancer at X Manado Hospital, p=0.100 with a correlation coefficient value of 0.69. Recommendations for further research to examine the relationship between the duration of hormonal contraceptive use for more than five years and the incidence of cervical cancer using the IVA test method. KEYWORDS: Cervical Cancer, Hormonal Contraception