Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Pediatrik ISPA Non Pneumonia Menggunakan Sistem ATC/DDD di Seluruh Puskesmas Kota Kendari Ihsan, Sunandar; Sabarudin, S; Nuralifah, N; Kasmawati, Henny; Leorita, Mesi; Damu, Rusliati; Sudiman, Aswan; Jamsir, Asmaidah; Hasniar, Wa Ode; Septiyana, Wanda; Mardiani, Siti; Ariani, Eno Retno; Ningsih, Warda Ayu
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan Vol 5, No 2 (2019): Pharmauho
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/pharmauho.v5i2.10166

Abstract

Infeksi Saluran Pernapasan Akut menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Menurut WHO kejadian ISPA non pneumonia sangat tinggi pada usia anak. Pendekatan ATC /DDD dilakukan sebagai prediktor untuk menentukan tingkat penggunaan antibiotik secara kuantitatif, dimana semakin tinggi penggunaan antibiotik maka semakin besar potensi ketidakrasionalan penggunaan yang berdampak pada resistensi antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasionalitas penggunaan antibiotik berdasarkan jumlah penggunaan antibiotik dengan menggunakan sistem ATC/DDD pada pasien pediatrik ISPA Non pneumonia di seluruh Puskesmas Kota Kendari. Penelitian ini dilakukan di seluruh puskesmas Kota Kendari tahun 2018 dengan total sampel 3083 pasien. Pengambilan data secara retrospektif melalui data rekam medik dan resep pasien ISPA non pneumonia yang memenuhi kriteria. Data dikumpulkan dengan mengklasifikasikan dalam kode Anatomical Therapeutic Chemical (ATC) antibiotik berdasarkan Guidelines for ATC and DDD Assignment WHO tahun 2018. Kemudian menghitung jumlah kekuatan antibiotik (dalam gram) yang digunakan dan jumlah hari rawat (total Length of Stay, LOS) berdasarkan jumlah dan durasi penggunaan obat pasien ISPA. Hasil penelitian menunjukan antibiotik yang paling sering digunakan adalah amoksisilin untuk seluruh puskesmas dengan total peresepan sebanyak 2663 kali disusul dengan sefadroksil sebanyak 329 kali dan kotrimoksazol diresepkan sebanyak 102 kali, serta terdapat 2 pasien yang menggunakan eritromisin. Nilai DDD yang paling tinggi adalah amoksisilin yaitu 58/100 patient days, sedangkan nilai DDD terkecil adalah kotrimoksazol. Penggunaan antibiotik di seluruh puskesmas secara kuantitaif belum rasional dengan nilai total DDD rata-rata cukup tinggi yaitu 66/100 patient days.Kata kunci: rasionalitas, antibiotik, Puskesmas, Kendari, non pneumonia