Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Evaluasi Penggunaan Obat Antituberkulosis pada Pasien TB Paru di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Fristiohady, Adryan; Ihsan, Sunandar; Haringi, Elfira
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan Vol 1, No 1 (2015): Pharmauho
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.912 KB) | DOI: 10.33772/pharmauho.v1i1.3459

Abstract

TB merupakan penyakit menular yang saat ini masih menjadi permasalahan di dunia kesehatan. TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. Permasalahan TB semakin memburuk dengan meningkatnya jumlah penderita yang tidak berhasil disembuhkan. Tingginya angka kejadian TB disebabkan oleh ketidakpatuhan terhadap program pengobatan maupun penggunaan paduan obat anti tuberculosis (OAT) yang tidak sesuai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan obat anti tuberkulosis pada pasien TB paru meliputi kesesuaian penggunaan paduan OAT dan kesesuaian dosis. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode retrospektif dan dianalisis secara deskriptif non analitik dari data rekam medik. Pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 61 pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 61 pasien diperoleh persentase pola penggunaan OAT berdasarkan tipe pasien terbanyak pada tipe pasien kasus baru yaitu 96,8%, pola penggunaan OAT berdasarkan kategori pengobatan terbanyak pada kategori 1 yaitu 96,8% dan pola penggunaan OAT berdasarkan jenis OAT terbanyak pada OAT sediaan tunggal (kombipak) yaitu 67,2%. Berdasarkan kesesuaian paduan OAT diperoleh persentase 96,8% dan ketidaksesuaian  paduan sebesar 3,2%. Sedangkan persentase kesesuaian dosis adalah 32,8%. Kata kunci: TB Paru, OAT, Sulawesi Tenggara, Mycobacterium tuberculosis 
Evaluasi Pengelolaan Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 Ihsan, Sunandar; Amir, Sry Agshary; Sahid, Mohammad
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan Vol 1, No 2 (2015): Pharmauho
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.344 KB) | DOI: 10.33772/pharmauho.v1i2.3465

Abstract

This study aims to evaluate the process drugs management based on indicators i.e. planning, procurement, storage and distribution of drugs in Pharmacy Installation of Muna’s General Hospital in 2014. Data were collected retrospectively by taking reports-inventory forms, prescription sheet patients, drug plan data, drug stocks cards, prescription patient sheets, output data of the drug as well as concurent form of services and time recipes data with random sampling method. The results were obtained the percentage of availability amount 100% and the percentage of planning 9,15% in the frequency of drug procurement as much as 1, 2, 3, and 4 times with the number of drug items 72, 20, 4, and 1 item of drugs. Match reports card stock inventory taking medication 91,30%, and the percentage of expired or defective drugs by 0.33%, the percentage of dead stock 7,96%, and the percentage of the drug emptiness time 2,19%, percentage of served drugs 97.95%, the average service time of non-concoction recipe 3,16 minutes, and the average service time compounded prescription 6.10 minutes. Improvement on drug management is required in order to obtained standard values in all categories. Keywords: Evaluation, Drug Management, Pharmacy Installation, and Hospital.
Studi Etnomedisin Obat Tradisional Lansau Khas Suku Muna Provinsi Sulawesi Tenggara Ihsan, Sunandar; Kasmawati, Henny; Suryani, Suryani
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan Vol 2, No 1 (2016): Pharmauho
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.904 KB) | DOI: 10.33772/pharmauho.v2i1.3478

Abstract

Suku Muna di Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki ramuan obat tradisional tersendiri yang khas yaitu Lansau yang bahan bakunya tersebar di seluruh Pulau Muna dan makna dibalik Lansau diambil dari nilai falsafah hidup masyarakat setempat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunan ramuan tradisional Lansau yang terdiri dari 44 macam jenis tanaman sebagai obat tradisional khas Suku Muna Provinsi Sulawesi Tenggara dari segi manfaat, jenis dan bagian tanaman yang digunakan, serta kandungan filosofis dibalik penggunaan jumlah dan macam tumbuhan obat. Metode penelitian bersifat survei eksploratif dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan pengamatan langsung dilapangan, serta studi literatur. Untuk identifikasi tanaman Lansau dilakukan determinasi tanaman di Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor. Penelitian ini dilakukan di Raha dan Desa Wabintingi Kabupaten Muna dari bulan Juli-November 2014. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah dan macam tumbuhan obat yang digunakan terkait erat dengan nilai filosofis spiritual masyarakat Muna yang diambil dari tradisi tasawuf Islam. Sebagian besar bagian tumbuhan yang digunakan adalah daun. Bentuk sediaan Lansau adalah dekok dengan cara direbus di tungku. Pengambilan tanaman dilakukan pagi hari sebelum jam 9 pagi. Jenis tanaman sebanyak 44 macam dapat disubstitusikan dengan tanaman lain yang berkhasiat sejenis menurut pengetahuan tabib/Masyarakat Muna.Kata Kunci: Etnomedisin, Obat Tradisional, Lansau, Suku Muna
Pelayanan Informasi Obat Pada Kader Puskesmas dan Sosialisasi Bahaya Narkoba Pada Anak Sekolah di Kota Kendari Ihsan, Sunandar; Sabarudin, S; Fitrawan, La Ode Muhammad; Nuralifah, N; Arba, Muhammad; Nurrokhmadhani, Wa Ode Sitti
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan Vol 4, No 2 (2018): Pharmauho
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.66 KB) | DOI: 10.33772/pharmauho.v4i2.6278

Abstract

Kegiatan sosialisasi DAGUSIBU (Dapatkan Gunakan Simpan Buang)  metode Cara Belajar Insan Aktif/CBIA pada kader Puskesmas Mokoau dan sosialisasi bahaya Narkoba pada siswa sekolah menengah atas di Kota Kendari telah dilaksanakan oleh tim Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas Farmasi UHO. Tujuan dari kegiatan sosialisasi DAGUSIBU metode CBIA adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait cara penggunaan obat yang baik dan benar melalui komunitas tertentu di masyarakat, dan sosialisasi Narkoba bertujuan untuk memberi pengetahuan mengenai modus-modus penyebaran Narkoba serta bahaya dan bentuk-bentuk penyalahgunaan obat termasuk Narkoba jenis baru. Kegiatan sosialisasi DAGUSIBU metode CBIA dilakukan pada Kader Puskesmas Mokoau berjumlah 22 orang dibagi dalam 4 kelompok dipandu oleh Master AoC Gema Cermat Kemenkes RI utusan Kota Kendari. Tahap, pertama pemberian penjelasan umum tentang Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat/GEMA CERMAT dan DAGUSBU, kedua tiap peserta diberikan kuisioner pretest untuk mengetahui tingkat pengetahuan peserta sebelum sosialisasi. Kegiatan inti adalah peserta mengelompokkan obat-obat yang diberikan dalam formulir yang telah dibagikan berdasarkan kandungan zat aktif untuk di identifikasi nama dagang, indikasi, efek samping dan kontraindikasi yang ada pada kemasan obat dengan di fasilitasi oleh seorang Apoteker. Kegiatan akhir adalah peserta mempresentasikan hasil diskusi salah satunya tentang tidak ada perbedaan antara obat generik dan bermerek pada kualitas dan efektivitasnya untuk indikasi penyakit yang sama. Selain itu pada cara penyimpanan harus sesuai bentuk sediaan obat dan pemusnahan obat yang di pisahkan dari kemasan primernya dengan cara ditanam dalam tanah. Posttest dilakukan untuk menilai tingkat pengetahuan setelah kegiatan. Sosialisasi Narkoba dilakukan di dilakukan di SMA 1 Kendari oleh 3 orang peserta 207 orang, SMA 4 Kendari oleh 4 orang apoteker dengan jumlah peserta 1669 orang, SMA 9 Kendari oleh 3 orang apoteker dengan jumlah peserta 916 orang, SMK 2 Kendari oleh 3 orang apoteker dengan jumlah peserta 324 orang dan SMK 4 Kendari oleh 3 Apoteker dengan jumlah peserta 579 orang. Kegiatan tersebut bekerjasama dengan Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia Sulawesi Tenggara dan Badan Narkotika Nasional Provinsi Sulawesi Tenggara.   Kata kunci: Dagusibu, CBIA, Narkoba, Gema Cermat, Farmasi, Halu Oleo
Kajian Etnomedisin Tumbuhan Obat Tradisional Suku Muna Desa Oe Nsuli Kecamatan Kabangka Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara Kasmawati, Henny; Ihsan, Sunandar; Suprianti, Rani
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan Vol 5, No 1 (2019): Pharmauho
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.558 KB) | DOI: 10.33772/pharmauho.v5i1.8997

Abstract

Studi etnomedisin tumbuhan obat pada suku Muna telah dilakukan dari Bulan September sampai Februari 2019 di desa Oe Nsuli Kecamatan Kabangka, Kabupaten Muna Sulawesi Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berbagai spesies dan organ tumbuhan yang dimanfaatkan, cara pengolahan, cara pemberian, takaran, khasiat dan makna filosofis penggunaan tumbuhan obat oleh masyarakat suku Muna di desa Oe Nsuli. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional yang menggunakan metode kualitatif dan teknik pengambilan sampel yaitu purpossive sampling melalui wawancara open-ended dengan 2 informan yang menggunakan pedoman wawancara. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan sebanyak 31 spesies tumbuhan yang terbagi dalam 24 famili  yang telah dimanfaatkan sebagai obat. Organ tumbuhan yang dimanfaatkan antara lain daun, batang, akar, rimpang, herba dan biji. Cara pengolahannya yaitu direbus, dikunyah, dimemarkan, ditumbuk, diparut, dikonsumsi secara langsung, diperas, direndam dan diembunkan. Makna filosofis yang terkandung pada penggunaan obat tradisional masyarakat suku Muna didesa Oe Nsuli terkait erat dengan nilai filosofis spiritual yang dianut oleh masyarakat suku Muna sebagai penganut agama Islam yang bercorak tasawuf dan membentuk sebagian besar budaya dalam masyarakat Muna.Kata kunci: Etnomedisin, tanaman obat, obat tradisional, Suku Muna
Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Pediatrik ISPA Non Pneumonia Menggunakan Sistem ATC/DDD di Seluruh Puskesmas Kota Kendari Ihsan, Sunandar; Sabarudin, S; Nuralifah, N; Kasmawati, Henny; Leorita, Mesi; Damu, Rusliati; Sudiman, Aswan; Jamsir, Asmaidah; Hasniar, Wa Ode; Septiyana, Wanda; Mardiani, Siti; Ariani, Eno Retno; Ningsih, Warda Ayu
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan Vol 5, No 2 (2019): Pharmauho
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/pharmauho.v5i2.10166

Abstract

Infeksi Saluran Pernapasan Akut menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. Menurut WHO kejadian ISPA non pneumonia sangat tinggi pada usia anak. Pendekatan ATC /DDD dilakukan sebagai prediktor untuk menentukan tingkat penggunaan antibiotik secara kuantitatif, dimana semakin tinggi penggunaan antibiotik maka semakin besar potensi ketidakrasionalan penggunaan yang berdampak pada resistensi antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasionalitas penggunaan antibiotik berdasarkan jumlah penggunaan antibiotik dengan menggunakan sistem ATC/DDD pada pasien pediatrik ISPA Non pneumonia di seluruh Puskesmas Kota Kendari. Penelitian ini dilakukan di seluruh puskesmas Kota Kendari tahun 2018 dengan total sampel 3083 pasien. Pengambilan data secara retrospektif melalui data rekam medik dan resep pasien ISPA non pneumonia yang memenuhi kriteria. Data dikumpulkan dengan mengklasifikasikan dalam kode Anatomical Therapeutic Chemical (ATC) antibiotik berdasarkan Guidelines for ATC and DDD Assignment WHO tahun 2018. Kemudian menghitung jumlah kekuatan antibiotik (dalam gram) yang digunakan dan jumlah hari rawat (total Length of Stay, LOS) berdasarkan jumlah dan durasi penggunaan obat pasien ISPA. Hasil penelitian menunjukan antibiotik yang paling sering digunakan adalah amoksisilin untuk seluruh puskesmas dengan total peresepan sebanyak 2663 kali disusul dengan sefadroksil sebanyak 329 kali dan kotrimoksazol diresepkan sebanyak 102 kali, serta terdapat 2 pasien yang menggunakan eritromisin. Nilai DDD yang paling tinggi adalah amoksisilin yaitu 58/100 patient days, sedangkan nilai DDD terkecil adalah kotrimoksazol. Penggunaan antibiotik di seluruh puskesmas secara kuantitaif belum rasional dengan nilai total DDD rata-rata cukup tinggi yaitu 66/100 patient days.Kata kunci: rasionalitas, antibiotik, Puskesmas, Kendari, non pneumonia
Profil Penggunaan Statin Terhadap Pencapaian Kadar LDL Pasien Pasca Stroke Iskemik Ihsan, Sunandar
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan Vol 6, No 1 (2020): Pharmauho
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/pharmauho.v6i1.11532

Abstract

Hiperkolesterolemia dengan kadar LDL (Low Density Lipoprotein) diatas 160 mg/dL adalah faktor resiko tinggi terjadinya stroke iskemik karena terbentuknya aterosklerosis dan pengerasan pembuluh darah sehingga menyumbat pembuluh darah serebral dan menghambat aliran darah ke otak menyebabkan kerusakan neurologis. Penggunaan terapi statin pada pasien stroke iskemik dengan hiperkolesterolemia terbukti dapat menurunkan kadar LDL (Low Density Lipoprotein) <100 mg/dL yang mencegah stroke berulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penggunaan statin dan pencapaian target setelah 1 bulan terapi statin. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengumpulan data secara retrospektif. Sampel penelitian berjumlah 25 pasien stroke iskemik di RSU Bahteramas tahun 2014-2015. Untuk mengetahui perbedaan awal dan 1 bulan terapi statin digunakan uji t. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan terapi statin pada penelitian ini yaitu simvastatin 20 mg dan atorvastatin 20 mg. Penurunan kadar LDL <100 mg/dL sebanyak 24 pasien (96%) dan terdapat perbedaan bermakna (p>0.05) kadar LDL awal terapi dan 1 bulan setelah terapi statin.
UJI TOKSISITAS SUBKRONIK SEDIAAN TEH LANSAU (LANSAU KITA) KHAS SUKU MUNA TERHADAP MENCIT JANTAN (Mus Muscullus) Kasmawati, Henny; Ihsan, Sunandar; Suryani, Suryani; Ruslin, Ruslin; Ruben, Sony
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 5, No 2 (2020): JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI PANGAN
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (970.538 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v5i2.12020

Abstract

ABSTRACT Lansau Kita Tea is a traditional medicine that has been formulated from lansau herbs originated from Muna Regency, Southeast Sulawesi. This study aimed to determine the safe dose that does not cause toxic effects (No Observed Adverse Effect Level / NOAEL) from Lansau Kita tea. This study was designed using Post Test Only Controlled Group Design on 30 male mice which were randomly divided into six groups. The control group was given distilled water and the test group was given Lansau Kita tea with concentrations of 2.6 mg/kg; 5.2 mg/kg; and 10.4 mg/kg of rats’ body weight for 30 days orally. Meanwhile, the satellite group was given the tea with a dose of 10.4 mg/kg, and the satellite control group was given distilled water to see the reversibility effect. Treatment outcomes were compared based on macroscopic and microscopic observations between groups by looking for signs of toxicity. The results show that the clinical biochemical levels of AST and ALT were still in the normal range. Based on statistical analysis, the relative body weight index of the heart, liver, lungs, and spleen did not show a significant difference (p <0.05). Histopathological features of the liver and kidney show that the Lansau Kita test did not cause microscopic structural changes and the toxic effect that occurs was reversible after the oral route was stopped. Comparison of the results of macroscopic and microscopic conditions from the dose test given shows that the tea is safe and does not cause toxic effects (NOAEL).Keywords:  Lansau Kita Tea,  Toxicity Subchronic Test, NOAEL  ABSTRAKTeh Lansau Kita adalah obat tradisional yang telah diformulasikan dari ramuan lansau asal Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis keamanan yang tidak menimbulkan efek toksik (No No Observed Adverse Effect Level / NOAEL) dari teh Lansau Kita. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan Post Test Only Controlled Group Design pada 30 mencit jantan yang dibagi secara acak menjadi 6 kelompok. Kelompok kontrol diberikan air suling dan kelompok uji diberikan dengan seduhan teh Lansau Kita berbagai konsentrasi 2,6mg/kgbb; 5,2 mg/kgbb; dan 10,4 mg/kgbb tikus selama 30 hari dengan rute oral. Kelompok satelit dengan dosis 10,4 mg/kgbb dan kelompok kontrol satelit diberi air suling untuk melihat efek reversibillity. Hasil pengobatan dibandingkan berdasarkan pengamatan makroskopik dan miscroscopic antara kelompok dengan melihat tanda-tanda toksisitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat biokimia klinis AST dan ALT menunjukkan masih dalam kisaran normal. Berdasarkan analisis statistik dari indeks bobot organ relatif jantung, hati, paru-paru dan limpa tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p <0,05). Gambaran histopatologis hati dan ginjal menunjukkan bahwa uji Lansau Kita tidak menyebabkan perubahan struktural mikroskopis dan efek toksik yang terjadi reversibel setelah rute oral dihentikan. Perbandingan hasil keadaan makroskopis dan mikroskopis dari uji dosis yang diberikan aman dan tidak menimbulkan efek toksik (NOAEL).Kata kunci : teh Lansau Kita, uji toksiistas subkronik, NOAEL
EVALUASI PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO) BERBASIS AKREDITASI DI INSTALASI FARMASI BLUD RUMAH SAKIT KONAWE TAHUN 2018 Sabarudin, Sabarudin; Ihsan, Sunandar; Nirmala, Fifi; Sartina, Sartina
Preventif Journal Vol 4, No 2 (2020): Preventif Journal
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.702 KB) | DOI: 10.37887/epj.v4i2.12467

Abstract

AbstrakPelayanan Kefarmasian dan Penggunaan Obat (PKPO) merupakan bagian penting dalam pelayanan pasien.Pelayanan kefarmasian bertujuan untuk mengidentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan masalah terkait obat.Praktik penggunaan obat yang tidak aman dan kesalahan penggunaan obat adalah penyebab utama cederadan bahaya yang dapat dihindari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesesuaian pelayanankefarmasian dan penggunaan obat di Instalasi Farmasi BLUD Rumah Sakit Konawe Tahun 2018. Penelitian inimerupakan jenis penelitian non eksperimental dengan menggunakan rancangan studi kasus. Data dianalisissecara kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan instumen PKPO berdasarkan StandarNasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) dengan cara observasi dokumen dan wawancara mendalam. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan tingkat kesesuaian PKPO di Instalasi Farmasi BLUD RumahSakit Konawe telah memenuhi Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit dengan presentase yang diperolehyaitu pengorganisasian (100%), seleksi dan pengadaan (100%), penyimpanan (91,5%), peresepan danpenyalinan (100%), persiapan dan penyerahan (70,83%), pemberian obat (100%) dan pamantauan (100%).Kata kunci: SNARS; PKPO; Rumah Sakit Konawe
Evaluasi Pengelolaan Obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kendari Tahun 2019 Sabarudin, Sabarudin; Ihsan, Sunandar; Arfan, Arfan; Hasmi, Waode Indri Sasmita; Anwar, Irvan; Hukmah, Nurul
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan Vol 7, No 1 (2021): Pharmauho
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/pharmauho.v7i1.15759

Abstract

Pengelolaan obat yang kurang baik di rumah sakit dapat memberikan dampak yang kurang baik dari segi ekonomi, sosial maupun kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengelolaan obat di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kendari Tahun 2019. Penelitian ini bersifat deskriptif non eksperimental dengan pengambilan data secara retrospektif dan concurent yang disertai wawancara mendalam. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi dan panduan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian item obat dengan Formularium Nasional sebesar 88.14%, kesesuaian item obat dengan Formularium Rumah Sakit sebesar 100%, persentase jumlah item obat yang direncanakan dengan yang diadakan mencapai 100%, frekuensi kurang lengkapnya surat SP/kontrak sebesar 0%, frekuensi pengadaan tiap item obat pertahun sebanyak 6 kali, frekuensi tertundanya pembayaran sebesar 0%, ketepatan data jumlah obat dengan kenyataan pakai obat sebesar 100%, sistem penataan gudang menggunakan sistem FEFO, persentase obat kadaluwarsa atau rusak sebesar 0%, persentase stok mati sebesar 0%, persentase peresepan nama generik mencapai 87.06% dan rata-rata kecepatan pelayanan resep non racikan 3,8 menit dan resep racikan 4,6 menit. Pengelolaan obat di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Bhayangkara Kota Kendari Tahun 2019 sudah efisien, namun persentase kesesuaian item obat yang tersedia dengan formularium nasional belum memenuhi dan frekuensi pengadaan obat dalam setahun masih cukup rendah