Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

UJI EFEKTIVITAS DAUN SAMBUNG NYAWA TERHADAP BAKTERI SALMONELLA TYPHI Melysa, Melysa; Tarigan, Setia Budi; Manurung, Charles; Nasution, Sri Lestari Ramadhani
(Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat) Vol 5, No 1 (2020): JIMKesmas (Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat)
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/jimkesmas.v5i1.11308

Abstract

Abstrak Salmonella typhi adalah bakteri penyebab demam tifoid, yaitu penyakit yang diserbarkan lewat makanan danminuman yang telah tercemar feses atau kotoran manusia dimana penyakit ini disebabkan oleh suatu kuman yangberbentuk basil yaitu Salmonella typhi . Penelitian ini bertujuan demi mengetahui uji efektifitas ekstrak daunsambung nyawa dengan konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100% terhadap bakteri Salmonella typhi dengankloramfenikol sebagai pembandingnya. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Organik Fakultas Matematika danIlmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera utara dan di Laboratorium Farmasi dan Toksikologi Fakultas FarmasiUniversitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental desain post-test only design,pengambilan sampel dengan metode Purposive sampling. Uji efektivitas daun sambung nyawa terhadap bakterisalmonella typhi dilakukan dengan cara difusi menggunakan kertas cakram, dengan menghitung diameter zonahambat bakteri terhadap kertas cakram yang sudah dibasahi dengan ekstrak daun sambung nyawa dan kertas cakramyang mengandung kloramfenikol. Hasil penelitian dapat dilihat bahwa pada konsentrasi 25% - 100% peningkatanrerata diameter zona hambat terus terjadi, yaitu pada konsentrasi 25% 11,75 mm, pada konsentrasi 50% 14,25 mm, pada konsentrasi 75% 12,65 mm dan pada konsentrasi 100% 15,05 mm, zona hambat rerata pada kontrol positifberdiameter 26,4 mm terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella typhi. Terdapat hal yang dapat disarankan padapenelitian ini yaitu perlunya dilakukan penelitian pengembangan tentang efektivitas antibakteri ekstrak daunsambung nyawa (Gynura procumbens (Lour.)Merr.) dengan menggunakan konsentrasi yang berbeda untukmenghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typh, dan perlunya dilakukan penelitian yang lebih lanjut denganmemakai bagian lainnya dari tumbuhan sambung nyawa (Gynura procumbens (Lour.)Merr.) terhadap bakteriSalmonella typhi. Kata kunci : Gynura, Demam tifoid, Sambung nyawa, Salmonella typhi, Obat alami
PENYULUHAN PREVENTIF PERUBAHAN PERILAKU HIDUP SEHAT: CEGAH DIRI DARI BAHAYA NARKOBA DI SALAH SATU SMAN CIMAHI – JAWA BARAT Widyastuti, Linda; Ika Kurnia Sukmawati; Denni Fransiska Helena Marpaung; Karimah, Karimah; Melysa, Melysa
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 3 No. 6: Juni 2024
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Counseling as an activity to increase knowledge and awareness of the impact of drugs on health, in addition to attitudes and actions of healthy living behavior at one of SMAN Cimahi. Using material exposure devices through booklets and posters as well as assessment instruments. The purpose of this activity is to determine the effectiveness and implementation of counseling. The sample in this study were class XII students, totaling 84 people. Data were collected using test techniques in the form of pretest-posttest via the g-form link, non-tests in the form of questionnaires and observations, as well as documentation. Data analysis technique using frequency distribution analysis. The results showed that: 1) The effectiveness of counseling was seen from the results of the pretest-posttest of knowledge and attitudes which experienced a significant increase and 2) The implementation of counseling was seen from the interest of the extension participants and the observation of extension activities with a very good acceptance category. This indicates that the application of extension tools has an effect on increasing knowledge and attitudes related to extension materials.
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan Stunting Nurlaela Sari, Dewi; Zisca, Rahma; Widyawati, Widyawati; Astuti, Yuli; Melysa, Melysa
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 4, No 1: Februari (2023)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36596/jpkmi.v4i1.552

Abstract

Abstrak: Kondisi kekurangan gizi yang disebabkan oleh kekurangan asupan gizi dalam jangka panjang dari pemberian makan yang tidak didasarkan pada kebutuhan gizi disebut dengan stunting. Kondisi tersebut dimulai sejak bayi didalam kandungan hingga anak berusia dua tahun, stunting dapat terjadi (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016). Stunting pada balita banyak terjadi di Indonesia sebesar 30,8%, menurut data riset kesehatan dasar tahun 2018. Sementara angka stunting di Jawa Barat tetap tinggi pada tahun 2019 (26,21%), terjadi penurunan sebesar 4,89% dari tahun sebelumnya (Layanan digital Jabar, 2022). Salah satu wilayah Provinsi Jawa Barat yang mendokumentasikan prevalensi stunting adalah Kabupaten Bandung. Sebanyak 62 Desa di Kabupaten Bandung menjadi lokasi fokus (lokus) Stunting, yang meliputi desa XXXX. Di komunitas XXXX, 20% anak kecil mengalami stunting. Pengetahuan masyarakat tentang pemberdayaan kesehatan adalah elemen utama yang berkontribusi terhadap masalah ini. Tujuan kegiatan ini meningkatkan kesadaran masyarakat tentang stunting melalui Pemberdayaan Masyarakat Sehat Anti Stunting. Kelompok usia dengan faktor risiko stunting menjadi fokus kegiatan ini, yaitu remaja putri, anak balita, ibu hamil, dan ibu nifas. Tujuan dari program ini adalah untuk menggali potensi desa dengan mengelola sumber daya gizi yang dibutuhkan oleh potensi alam desa dan potensi sumber daya manusianya, serta meningkatkan kesadaran dan sikap lokal terhadap inisiatif untuk menghindari stunting. Dengan bantuan penyuluhan, lomba membuat makanan sehari-hari anti stunting, dan strategi direct target approach, pelaksanaannya akan berlangsung mulai 11 Juli hingga 15 Agustus 2022 dengan cara yang menarik. Temuan menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia, masyarakat dapat menciptakan menu makanan sehari-hari yang memenuhi kebutuhan gizi mereka dan beragam. Hipotesis terkait stunting sedang dipahami dengan lebih baik di masyarakat, yang merupakan hasil lain. Oleh karena itu, diharapkan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam secara bijaksana kejadian stunting dapat dikurangi.Abstract: Stunting is a chronic malnutrition issue brought on by long-term insufficient nutrient intake from feeding that is not based on nutrient requirements. From the time the fetus is still in the womb until the kid is two years old, stunting can happen (Ministry of Health of the Republic of Indonesia, 2016). Under-five stunting is prevalent in Indonesia at 30.8%, according to basic health research data from 2018. While the stunting rate in West Java remained high in 2019 (26.21%), it did so with a drop of 4.89% from the previous year (Jabar digital service, 2022). One of the regions of West Java Province to document the prevalence of stunting is Bandung Regency. A total of 62 settlements in the Bandung Regency make up the Stunting focal location (Locus), which includes the hamlet of XXXX. In the community of XXXX, 20% of young children are stunted. The public's knowledge of health empowerment is the primary contributing element to the issue. We want to raise people's awareness of stunting through the Anti-Stunting Healthy Community Empowerment. The age group with risk factors for stunting is the focus of this activity, namely teenage girls, children under the age of five, pregnant women, and postpartum. The goal of this program is to discover the village's potential by managing the nutritional resources required by the village's natural potential and the potential of its human resources, as well as by enhancing local awareness of and attitudes toward initiatives to avoid stunting. With the help of counseling, a competition to create anti-stunting daily meals, and a direct target approach strategy, the implementation will take place from July 11 through August 15, 2022, in an appealing manner. The findings demonstrate that by employing available resources, the community can create daily meal menus that both satisfy their nutritional needs and are diverse. Stunting-related hypotheses are being better understood in the community, which is another outcome. Therefore, it is thought that by using natural resource potential wisely, stunting in the hamlet may be reduced.
ABCDE PANGKAL PENTING CEGAH STUNTING DESA MELATIWANGI Tambunan, Irisanna; Mulyani, Yani; Triandini, I Gusti Agung Ayu Hari; Dirgahayu, Inggrid; Sari, Mela Mustika; Melysa, Melysa
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 4 (2023): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i4.19700

Abstract

ABSTRAKDesa Melatiwangi merupakan desa yang terdapat di wilayah Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. Terdapat beberapa permasalahan diantaranya yaitu kurangnya gizi pada balita, anak-anak, ibu hamil. Hasil riset Kesehatan dasar terakhir prevalensi stunting di Kabupaten Bandung khususnya di Desa Melatiwangi sudah masuk zona kuning yang artinya masyarakat beresiko terkena stunting. Salah satu upanya yaitu ABCDE Pangkal Penting Cegah Stunting Desa Melatiwangi (Centing Delangi) adalah langkah penting dari Kementerian Kesehatan dalam pencegahan stunting. Pangkal Penting merupakan singkatan dari panganan lokal pencegah stunting. Inovasi ini hadir karena ingin memaksimalkan panganan lokal di sekitar masyarakat hal ini dilakukan untuk pencegahan stunting. Secara umum terdapat 6 zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh salah satunya yaitu protein merupakan zat yang membantu untuk membangun sel tubuh sehingga sangat penting bagi balita yang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan. Pentingnya asupan nutrisi yang adekuat karena semakin rendahnya konsumsi zat gizi pada balita, maka semakin berisiko mengalami stunting. Tujuan pengabdian masyarakat kali ini yaitu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kepedulian masyarakat mengenai stunting dan meningkatkan kreativitas masyarakat dalam upaya pencegahan stunting melalui pengolahan bahan pangan bergizi berbasis sumber daya pangan lokal. Tahapan kegiatan meliputi: survei lokasi, perizinan, persiapan, penyuluhan, evaluasi. Metode pelaksanaan dengan sosialiasi dan demonstrasi pengolahan panganan lokal. Dari hasil pemberian kuesioner kepada masyarakat Desa Melatiwangi (22 responden) menunjukkan bahwa ada peningkatan pengetahuan masyarakat Desa Melatiwangi tentang stunting setelah penyuluhan yaitu sebesar 27,27% dengan nilai akhir rata-rata 75.45 (kategori baik). Kata kunci: gizi; melatiwangi; panganan local; stunting. ABSTRACTMelatiwangi Village is one of the villages in the Cilengkrang District, Bandung Regency. There are several problems including lack of nutrition in toddlers, children, pregnant women. The results of the latest basic health research on the prevalence of stunting in Bandung Regency, especially in Melatiwangi Village, have entered the yellow zone, which means the community is at risk of stunting. One of the efforts, namely ABCDE, The Main Principles to Prevent Stunting in Melatiwangi Village (Centing Delangi) is an important step from the Ministry of Health in preventing stunting. Pangkal Penting is an abbreviation for local food to prevent stunting. This innovation is present because we want to maximize local food in the community, this is done to prevent stunting. In general, there are 6 nutrients needed by the body, one of which is protein, which is a substance that helps to build body cells, so it is very important for toddlers who are in the growth and development stage. The importance of adequate nutritional intake is because the lower the consumption of nutrients in toddlers, the greater the risk of experiencing stunting. The aim of this community service is to improve the level of public health, increase public knowledge, awareness and concern regarding stunting and increase community creativity in efforts to prevent stunting through processing nutritious food based on local food resources. Activity stages include: location survey, licensing, preparation, counseling, evaluation. The implementation method is socialization and demonstration of local food processing. The results of giving questionnaires to the people of Melatiwangi Village (22 respondents) showed that there was an increase in the knowledge of the people of Melatiwangi Village about stunting after counseling, 27.27% with an average final score of 75.45 (good category). Keywords: nutrition; melatiwangi; local food; stunting.