Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Muhammadiyah Dan Ideologi Islam Berkemajuan Agustang, Andi Dody May Putra; Agustang, Andi; Jumadi, Jumadi
Phinisi Integration Review Volume 5 Nomor 1 Tahun 2022
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/pir.v5i1.31576

Abstract

This study aims to determine the suitability of the perception of the Muhammadiyah community in the city of Makassar to the ideology of Progressive Islam. The subject of this study is the Muhammadiyah community in the city of Makassar. These include: (1) being involved or having been involved in the structure (management) of Muhammadiyah Makassar, (2) Ordinary citizens, namely those who have never been involved in the structure (management) of Muhammadiyah. This research selects informants purposively. By using descriptive qualitative analysis. The result showed that the internalization of progressive Islam by Muhammadiyah members was not uniform, but it gave rise to many perceptions. There are at least two categories of typology that the researchers found in relation to the concept of progressive Islam and the perception of the Muhammadiyah community in Makassar. The first is a "perceptual typology" while the second is a "misperception typology". The first typology is the compatibility between the concept of Muhammadiyah's Progressive Islam and the understanding of the citizens. the second typology shows the perception of Muhammadiyah residents that does not match the concept of Progressive Islam with the perception of Muhammadiyah Makassar residents. The formation of various typologies of knowledge, which on the one hand is in accordance with the concept of Progressive Islam, on the other hand, it is not in accordance with the concept of Progressive Islam, due to aspects of material conditions that they do not accept singly. The socio-cultural conditions of Muhammadiyah members are not only involved in the Muhammadiyah organ alone. Thus, it allows cross-knowledge. The mutual influence between knowledge in Muhammadiyah and outside Muhammadiyah is very possible. And this has been proven to happen to Muhammadiyah members in internalizing Progressive Islam. Muhammadiyah, progressive Islamic ideology
Pembinaan Moral Remaja Dalam Lingkungan Keluarga Di Kelurahan Malakaji Kecamatan Tompobulu Kabupaten Gowa Salmiah R; Andi Agustang; Andi Dody May Putra Agustang
Jurnal Sosialisasi: Jurnal Hasil Pemikiran, Penelitian dan Pengembangan Keilmuan Sosiologi Pendidikan Volume 9, Nomor 1, Maret 2022
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/sosialisasi.v1i1.30764

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Bagaimana Upayah/langkahkeluarga terhadap pembinaan moral remaja di kelurahan malakaji kecematantompobulu kabupaten gowa. 2) Untuk mengetahui peranan keluarga dalampembinaan moral remaja di kelurahan malakaji kecematan tompobulu kabupatengowa. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Jumlah informan dalampenelitian ini sebanyak 13 orang yang ditentukan melalui teknik purposivesampling.Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dandokumentasi. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan dengan menggunakanmember checking.Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) pembinaan moral remaja dalamlingkungan keluarga dilakukan orang tua karna Seperti banyak yang terungkapdari hasil penelitian bahwa keluarga dan orang tua di kelurahan malakaji dalamlingkungan sangat mengutamakan cara anak-anaknya beritika dan bermoralmereka menanamkan pendidikan sejak usia dini (3tahun) parah orang tua sangatkhawitir jika anak-anak mereka melakukan hal yang dapat melanggar moraldalam lingkungan keluarga maupun di lingkungan masyarakat. 2) Perana keluargadan Orang tua kepada anaknya itu sangat penting karna mereka memiliki ikatanjiwa yang kuat.Keluargalah yang beperan dalam menentukan kepribadian anakbagaimana ia akan dibentuk, tidak dibenarkan orang tua membiarkan anaknyatumbuh dan berkembang tampa bimbingan dan pengawasan.
Revitalisasi Nilai Budaya Sintuwu Maroso Sebagai Alternative Resolusi Pasca Konflik di Kabupaten Poso I Ketut Yakobus; Muhamad Yahya; Andi Dodi May Putra Agustang
Jurnal Sosio Sains Vol 5 No 1 (2019): Jurnal Sosio Sains
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL DIKTI) IX Sulawesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (234.487 KB)

Abstract

This study aims to identify the values ​​contained in theculture Sintuwu Maroso and to discover the role ofcultural values Sintuwu Maroso's in Poso conflict resolution. The research method used in this study is a qualitative method using the Lewis Cosser theory. The results showed that theculture Sintuwu Maroso was the local wisdom of the Pamona Poso community which contained very noble values, namely: the value of togetherness, courtesy, brotherhood, tolerance, solidarity and the value of unity. The culture of Sintuwu maroso has a very important role in efforts to build peace in Poso, among others: as an adhesive element (cohesive aspect) across citizens, across religions and beliefs, as a social safety valve for the Poso community in reducing conflict and as a driver of togetherness The values ​​contained in it can be used as social capital in building peace so thatcan be created social order in society. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi nilai-nilai yang terkandung dalam budaya Sintuwu Maroso dan untuk menemukan peranan nilai-nilai Budaya Sintuwu Maroso dalam resolusi konflik Poso. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kualitatif dengan menggunakan teori Lewis Cosser. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya sintuwu Maroso merupakan kearifan lokal masyarakat Pamona Poso yang mengandung nilai-nilai yang sangat luhur yaitu: nilai kebersamaan, sopan santun, persaudaraan, toleransi, solidaritas dan nilai persatuan. Budaya sintuwu maroso mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya membangun perdamaian di Poso, antara lain: sebagai elemen perekat (aspek kohesif) lintas warga, lintas agama dan kepercayaan, sebagai katup pengaman sosial bagi masyarakat Poso dalam meredam terjadinya konflik dan sebagai pendorong terbangunnya kebersamaan. Nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat dimanfaatkan sebagai modal sosial dalam membangun perdamaian sehingga tercipta social order dalam masyarakat
PKM Penguatan Sadar Gender pada Anggota PPK di Kelurahan Paccinongang Kabupaten Gowa M. Ridwan Said; Andi Oktamaya Tenri Awaru; Nurharsya Khaer Hanafie; Andi Dody May Putra Agustang; Ernawati R. Kaseng
Humanis Vol. 21, No. 1 Juni 2022
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/humanis.v21i1.814

Abstract

Kondisi masyarakat Kelurahan Paccinongang pada umumnya menganut budaya patriakal yang dalam kenyataannya membuat dominasi laki-laki lebih kuat. Ini yang membuat para perempuan khususnya anggota PKKsetempat merasakan peran mereka hanya berputar-putar dalam lingkup kebiasaan yang mereka jalani sehari-hari. Rendahnya kesadaran gender para perempuan; Mengambil sikap menerima saja perlakuan yang mereka alami. Perempuan kurang menyadari bahwa perlakuan negatif yang dialami kaumnya tidak boleh diterima apa adanya; Terjadinya kekerasan dalam rumah tangga dan pelecehan seksual di sekitar lingkungan tempat tinggal mereka.. Solusi dilakukan dengan  penyuluhan bertahap dan pendampingan. Luaran yang dihasilkan pada kegiatan PKM yang telah dirancang ini, sesuia dengan permasalahan dan solusi yang telah ditawarkan kepada mitra, adalah sebagai berikut; anggota PKK memiliki pengetahuan tentang kesadaran gender; memahami pentingnya peran serta mereka dalam pembangunan;  dapat menciptakan lingkungan sosial dengan kesetaraan gender.Abstract. The condition of the Pacinongang Village community generally adheres to a patriarchal culture which in fact makes male domination stronger. This is what makes women, especially local PKK members, feel that their role only revolves within the scope of their daily habits. The low gender awareness of women; Just take the attitude of accepting the treatment they experience. Women are less aware that the negative treatment experienced by their people should not be accepted as it is; The occurrence of domestic violence and sexual harassment in the neighborhood where they live. The solution is carried out with gradual counseling and assistance. The outputs produced in this PKM activity that have been designed, in accordance with the problems and solutions that have been offered to partners, are as follows; PKK members have knowledge of gender awareness; understand the importance of their participation in development; can create a social environment with gender equality
KEMISKINAN (STUDI STRUKTURAL PADA KOMUNITAS NELAYAN DIDESA PATTIRO SOMPE KECAMATAN SIBULUE KABUPATEN BONE) Andi dody May Putra Agustang
PREDESTINASI Vol 15, No 1 (2022): Volume 15 No.1 Juni 2022
Publisher : Program Studi Sosiologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/predestinasi.v15i1.34110

Abstract

ABSTRAK             Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gejala kemiskinan structural sebagai implikasi proses masuknya kapitalisme melalui komersialisasi dan teknologi yang bersifat monolog dimana kekuatan pemilik modal tampil mendominasi sehingga membawa implikasi ketidakadilan social dalam struktur kominitas nelayan yang bersangkutan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data primer yang digunakan melalui wawancara dan pengamatan partisipatif dengan menggunakan populasi dan sampel. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pattiro Sompe Kecematan Sibulue Kabupaten Bone. Berdasarkan hasil penelitian faktor sosiokultural masyarakat nelayan menjadi penyebab utama terjadinya kemiskinan pada masyarakat pesisir atau nelayan pesisir adalah kondisi struktural dimana faham kapitalisme adalah penyebab terjadinya perenggutan dan eksploitasi masyarakat nelayan hidup dalam lingkaran kemiskinan antara generasi sehingga tidak terjadi mobilitas antara generasi secara vertikal yang dapat di tinjau dari pembagian hasil yang tidak seimbang. Sebagai hasil penelitian ini tentunya ingin menyampaikan saran agar pemerintah terutama Dinas kelautan dan perikanan secara bersama-sama dengan  stakeholder, perguruan tinggi lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan masyarakat peisisir menbentuk satuan kerja terpadu terhadap penanganan masyarakat pesisir karena kompleksitas masalah masyarakat pesisir, dan mengingat tingkat pendidikan di desa Pattiro sompe tergolong rendah, maka langkah- langkah yang harus di tempuh adalah upaya pembekalan keterampilan dan pengatahuan kenelayanan yang setidaknya pengetahuan kenelayanan mampu mereka gunakan untuk meningkatkan taraf kehiidupan mereka.   
Pelatihan penulisan Penelitian Tindakan Kelas bagi guru SMP Negeri 1 Duampanua Kabupaten Pinrang Bastiana Bastiana; Jumadi Jumadi; Herman Herman; Andi Dody May Putra Agustang
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2019, No 2: Prosiding 2
Publisher : Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (55.776 KB)

Abstract

The Community Partnership Program (PKM) partner is the Technical Implementation Unit(UPT) of Junior High School of 1 Duampanua. The problem is: (1) the low ability of teachers to find and determine problems in class that can be used as problems in Classroom Action Research (CAR). (2) The low ability of teachers in developing CAR proposals and implementing them as professional development activities as professional teachers. The external target is the Junior High School of 1 Duampanua teacher. The methods used are: lectures, demonstrations, discussions, questions and answers, and practice. The results achieved are (1) partners have the ability to find and determine problems in class that can be used as problems in CAR (2) the ability of teachers to prepare CAR proposals and implement them as professional development activities as professional teachers.
Konflik Mahasiswa Parang Tambung Universitas Negeri Makassar Andi Dodi May Putra Agustang; Hasruddin Nur
Phinisi Integration Review Vol 3, No 1 (2020): Februari
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.698 KB) | DOI: 10.26858/pir.v3i1.13163

Abstract

Konflik yang terjadi dikampus Univeristas Negeri Makassar Parang tambung adalah konflik yang rutin terjadi setiap tahun. Sehingga perlu di kaji dan diadakan penelitian, tentang konflik yang terjadi di kampus Parang Tambung Univeristas Negeri Makassar. Penelitian ini bertujuan: Pertama, untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi terjadi konflik mahasiswa Parang Tambung. Kedua, bagaimana konflik yang terjadi di Kampus Parang Tambung. Ketiga, untuk mengetahui upaya apa yang tepat untuk menangani konflik yang terjadi di kampus Parang Tambung Universitas Negeri Makassar. Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriftif. Populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat Kampus Parang Tambung. Pengumpulan data dilakukan dengan pedoman wawancara, catatan dokumen, alat perekam dan kamera. Objek penelitian ini yaitu: Kampus Parang tambung Universitas Negeri Makassar.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang melatarbelakangi terjadinya konflik di Kampus Parang Tambung Universitas Negeri makassar adalah: pertama, adanya orientasi pada benda (jabatan dan kekuasaan) yang menimbulkan kenginan mendapatkan benda tersebut. Kedua, adanya tekanan mental seperti perasaan dendam. Ketiga, adanya pandangan bahwa konflik merupakan cara untuk mewujudkan kepentingan. Keempat, lemahnya sistem kampus dalam menegakkan peraturan akademik kampus. hasil penelitian juga menujukkan bahwa konflik yang terjadi di Parang Tambung Universitas Negeri Makassar merupakan konflik by desain. Upaya yang tepat dalam mengatasi konflik yang terjadi di Parang Tambung yaitu: pertama, penegakan peraturan akademik dan kemahasiswaan, kedua, memutus mata rantai jaringan antara mahasiswa senior dengan mahasiswa baru, ketiga, menyibukkan mahasiswa dengan kegiatan kurikuler maupun ekstrakulikuler.
Mapping Student Learning Styles Achieving Using Kolb's Learning Style Inventory in Sinjai Regency A. Octamaya Tenri Awaru; Muhammad Syukur; Andi Dodi May Putra Agustang; Zainal Arifin
Jurnal Ad'ministrare: Jurnal Pemikiran Ilmiah dan Pendidikan Administrasi Perkantoran Vol. 7, No 2. July-December 2020
Publisher : Pendidikan Administrasi Perkantoran, Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (732.298 KB) | DOI: 10.26858/ja.v7i2.17351

Abstract

Learning style is one of the factors supporting student achievement. Learning style is one of the factors that influence learning achievement that comes from within the individual. Children who do not understand their learning styles will find it difficult to master the material well and will affect their learning outcomes. This research was conducted in Sinjai Regency with the object of research being students with achievement, namely students who were ranked 1st, 2nd, and 3rd in their study groups. The purpose of this study was to map the learning styles of high school students in Sinjai Regency. This type of research is a quantitative descriptive study. The population is 240 outstanding students from 4 schools in Sinjai Regency. The sample is 62 people or 25 percent of the study population. The data collection techniques used were questionnaires and documentation. The data analysis used in this study was a descriptive statistical analysis of the percentages used to examine the research variables, namely the learning styles and social relationships of outstanding students. The results of this study found the learning styles of high school achievement students in Sinjai Regency, namely the Converger learning style type as many as 35 students or 56.5 percent, the accommodator learning style type were 16 students or 25.8 percent, the assimilator learning type was 7 students or 11.3 percent and the type of learning diverger as many as 4 people or 6.5 percent of the 62 respondents who are outstanding students or are ranked 1-3 in the study group. From the research results, it appears that the type of learning style that dominates or excels the respondent is the convergent learning style, which is a quadrant combination of thinking and doing. Converger type people have good skills in problem-solving and decision making. Use logic in the face of problems and like hands-on practice. Take challenges as opportunities. The results of his observations were collected and then used as a theory