Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PENGARUH KONSENTRASI PGPR DAN DOSIS PUPUK KALIUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (ZEA MAYS S.) Supiandi, Hilman; Nurdiana, Dadi; Tustiyani, Isna
AGRITROP Vol 17, No 2 (2019): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.436 KB) | DOI: 10.32528/agritrop.v17i2.2366

Abstract

Penggunaan bahan organik dalam budidaya jagung dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Sebagai contohnya menggunakan bahan organik yang berasal dari daerah sekitar, yaitu PGPR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi PGPR dan dosis pupuk kalium terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Percobaan dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2019 di kebun percobaan Balai Pengembangan Benih Padi dan Palawija Kecamatan Karangpawitan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 4×4 dengan 2 kali ulangan. Faktor perlakuan pertama adalah Konsentrasi PGPR (P) dengan empat taraf, yaitu : p0 = Kontrol, p1 = 10 ml/l, p2 = 20 ml/l, dan p3= 30 ml/l. Faktor perlakuan kedua adalah dosis Pupuk Kalium (K) dengan empat taraf yaitu : k0 = Kontrol, k1= 50 kg/ha (0.94 gr/ tan), k2          = 75 kg/ha (1.41gr/tan), dan k3 = 100 kg/ha (1.88 gr/tan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara waktu konsentrasi PGPR dan dosis pupuk kalium terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Secara mandiri perlakuan konsentrasi PGPR dan dosis kalium tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada semua parameter perlakuan..
PENGARUH KONSENTRASI PGPR DAN DOSIS PUPUK KALIUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays S.) Hilman Supiandi; Dadi Nurdiana; Isna Tustiyani
AGRITROP Vol 17, No 2 (2019): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agritrop.v17i2.2366

Abstract

Penggunaan bahan organik dalam budidaya jagung dapat meningkatkan produktivitas tanaman. Sebagai contohnya menggunakan bahan organik yang berasal dari daerah sekitar, yaitu PGPR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi PGPR dan dosis pupuk kalium terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Percobaan dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2019 di kebun percobaan Balai Pengembangan Benih Padi dan Palawija Kecamatan Karangpawitan. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 4×4 dengan 2 kali ulangan. Faktor perlakuan pertama adalah Konsentrasi PGPR (P) dengan empat taraf, yaitu : p0 = Kontrol, p1 = 10 ml/l, p2 = 20 ml/l, dan p3= 30 ml/l. Faktor perlakuan kedua adalah dosis Pupuk Kalium (K) dengan empat taraf yaitu : k0 = Kontrol, k1= 50 kg/ha (0.94 gr/ tan), k2          = 75 kg/ha (1.41gr/tan), dan k3 = 100 kg/ha (1.88 gr/tan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara waktu konsentrasi PGPR dan dosis pupuk kalium terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung. Secara mandiri perlakuan konsentrasi PGPR dan dosis kalium tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata pada semua parameter perlakuan..
Pengaruh Pemberian Biochar dan Pupuk Hayati Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Pakcoy (Brassica rapa L.) Hanny Hidayati Nafi’ah, S.P.,M.P; Irpan Ansori; Dadi Nurdiana
JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science) Vol 5, No 2 (2021): JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jagros.v5i2.1367

Abstract

Pakcoy (Brassica rapa L.) merupakan salah satu jenis sayuran yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Terdapat banyak jenis makanan di Indonesia banyak yang menggunakan daun pakcoy sebagai bahan makanan utama maupun sebagai pelengkap. Banyaknya kebutuhan pakcoy mengakibatkan harus ditingkatkan produksinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis biochar dan pupuk hayati yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy. Percobaan dilaksanakan di Kampung Baruparos Desa Sirnajaya, Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juni 2021. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 4 x 4 yang diulang sebanyak dua kali. Faktor pertama dosis biochar (B) yang terdiri dari 4 taraf perlakuan, yaitu: b1 = 0 ton/ha, b2 = 3 ton/ha, b3 = 6 ton/ha, dan b4 = 9 ton/ha. Faktor kedua yaitu pemberian konsentrasi pupuk hayati (H) terdiri dari 4 taraf, yaitu: h0 = 0 ml/l air, h1 = 5 ml/l air, h2 = 10 ml/l air, dan h3 = 15 ml/l air. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat interaksi antara biochar dan pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy. Secara mandiri, dosis biochar 6 dan 9 ton/ha dan konsentrasi pupuk hayati 15 ml/l memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy.
PENGARUH BERBAGAI ZAT PENGATUR TUMBUH ALAMI DAN ASAL STEK BATANG TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF BIBIT MELATI PUTIH (Jasminum sambac (L.) W. Ait.) Indra Lesmana; Dadi Nurdiana; Toto Siswancipto
JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science) Vol 2, No 2 (2018): JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology and Sciences)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jagros.v2i2.437

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai zat pengatur tumbuh alami dan asal stek batang terhadap pertumbuhan vegetatif bibit melati putih. Penelitian dilaksanakan di Desa Pasawahan Kecamatan Tarogong Kaler Kabupaten Garut dari Bulan Agustus sampai September 2017. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 6 x 3 dan diulang 2 kali. Faktor pertama jenis zat pengatur tumbuh alami (Z) terdiri atas enam taraf, yaitu: z0= air, z1= ekstrak bawang merah 100%, z2= ekstrak bawang merah 50%, z3= air kelapa 100%, z4= air kelapa 50% dan z5= Rootone F 100 ppm. Faktor kedua asal stek batang (B) yang terdiri atas tiga taraf, yaitu: b1= pangkal batang, b2= batang tengah dan b3= batang atas. Hasil penelitian menunjukkan tidak terjadi interaksi antara jenis zat pengatur tumbuh dan asal stek batang terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman melati. Secara mandiri pengaruh perlakuan zat pengatur tumbuh ekstrak bawang merah dengan konsentrasi 100% memberikan pengaruh terbaik terhadap luas daun, tinggi tunas, jumlah daun, bobot kering daun, jumlah akar, panjang akar dan bobot kering akar. Asal stek batang tengah secara mandiri memberikan pengaruh terbaik terhadap luas daun, tinggi tunas, jumlah daun dan bobot kering daun. Stek batang pangkal memberikan pengaruh terbaik terhadap jumlah akar, panjang akar dan bobot kering akar. Kata kunci : ZPT, melati, ekstrak bawang merah, air kelapa, stek batang.
PENGARUH BERBAGAI KONSENTRASI ZAT PENGATUR TUMBUH AKAR DAN Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK VANILI (Vanilla planifolia Andrews) Saepudin .; Dadi Nurdiana; Hanny Hidayati Nafi’ah
JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science) Vol 5, No 1 (2020): JAGROS : JURNAL AGROTEKNOLOGI DAN SAINS (JOURNAL OF AGROTECHNOLOGY AND SCIENCE)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jagros.v5i1.1100

Abstract

Budidaya tanaman vanili (Vanilla planifolia Andrews) pada umumnya diperbanyak secara vegetatif yaitu dengan setek batang, namun kemampuan untuk tumbuh masih sangat rendah maka diperlukan perlakuan khusus seperti pengaplikasian ZPT maupun pupuk yang dapat memacu pertumbuhan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui interaksi dan pengaruh mandiri antara pengaruh berbagai konsentrasi zat pengatur tumbuh akar dan Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) terhadap pertumbuhan setek vanili. Percobaan dilaksanakan di Kp. Citomo, Desa Panyindangan, Kecamatan Cisompet, Kabupaten Garut. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial 4x4 dengan 2 kali ulangan. Faktor pertama adalah konsentrasi ZPT Rootone F, yaitu: z1 = 0 mg/ 1,5 ml air (kontrol),  z2 = 50 mg/ 1,5 ml air, z3 = 100 mg/ 1,5 ml air, z4 = 150 mg/ 1,5 ml air. Faktor kedua adalah konsentrasi pupuk PGPR (P), yaitu:  p1 = 0 ml/L (kontrol), p2 = 5 ml/L, p3 = 10 ml/L, p4, = 15 ml/L. Tidak terjadi interaksi antara pengaruh berbagai konsentrasi zat pengatur tumbuh akar dan (PGPR) terhadap parameter pengamatan. Secara mandiri perlakuan zat pengatur tumbuh Rootone F z3= 100 mg/ 1,5 ml air dan PGPR p4 = 15 ml/L memberikan pengaruh terbaik terhadap parameter pengamatan jumlah akar, panjang akar, panjang tunas, luas daun, berat segar setek, dan berat kering setek.
Pengaruh Berbagai Konsentrasi Larutan Agen Hayati Terhadap Serangan Penyakit Bercak Ungu (Alternaria porri), Pertumbuhan dan Hasil Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Varietas Tuk-Tuk Imam Saeman Nurosid; Dadi Nurdiana; Atak Tauhid
JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science) Vol 3, No 1 (2018): JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology and Science)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jagros.v3i1.452

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi larutan agen hayati terhadap penyakit bercak ungu, pertumbuhan dan hasil bawang merah varietas tuk-tuk. Penelitian dilaksanakan di Desa Balewangi Kecamatan Cisurupan Kabupaten Garut, bulan September – Desember 2017. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktor tunggal dengan 6 taraf perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Taraf perlakuannya yaitu A= Kontrol (Tanpa Perlakuan), B= Pseudomonas fluorescens dengan konsentrasi larutan 5 ml/l air, C= Pseudomonas fluorescens dengan konsentrasi larutan 10 ml/l air, D= Paenibacillus polymyxa dengan konsentrasi larutan 5 ml/l air, E= Paenibacillus polymyxa dengan konsentrasi larutan 10 ml/l air, F= Pseudomonas fluorescens dan Paenibacillus polymyxa dengan konsentrasi larutan 10 ml/l air, para meter yang diamati adalah intensitas serangan, tinggi tanaman, jumlah daun, diameter umbi, jumlah umbi perplot, bobot basah umbi per plot, bobot kering umbi perplot. Hasil penelitian perlakuan konsentrasi larutan terbaik adalah konsentrasi agen hayati Pseudomonas fluorescens dan Paenibacillus polymyxa 10 ml/l (F) yang memberikan pengaruh nyata hingga sangat nyata terhadap intensitas serangan bercak ungu (49-62 HST), pertambahan tinggi tanaman (2 MST – 6 MST), jumlah daun, diameter umbi, jumlah umbi perplot, bobot basah umbi per plot dan bobot kering umbi perplot. Kata kunci : Agen hayati, Bawang merah, Pseudomonas fluorescens, Paenibacillus polymyxa, intensitas serangan.
Pemberian Berbagai Dosis Kompos Tandan Kosong dan Abu Boiler Limbah Kelapa Sawit Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang TanaH (Arachis hypogaea L.) Silpi Maya Sopa; Resti Fajarfika; Dadi Nurdiana; Ai Yanti Rismayanti
JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science) Vol 6, No 1 (2021): JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jagros.v6i1.1616

Abstract

Kacang tanah menyerap unsur hara lebih banyak untuk mendapatkan produksi tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis kompos tandan kosong dan abu boiler limbah kelapa sawit terhadap pertumbuhan dan hasil kacang tanah. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai November 2019 di lahan Satuan Pelayanan Balai Benih Padi dan Palawija Kecamatan Karangpawitan, Kabupaten Garut, dengan ketinggian 715 meter di atas permukaan laut. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok, dua faktorial dan diulang dua kali. Faktor pertama adalah dosis tandan kosong kelapa sawit (0, 2, 4, 6 ton/ha) dan factor kedua adalah dosis abu boiler (0,1, 2, 3 ton/ha). Hasil menunjukkan tidak terjadi interaksi antara dosis tandan kosong kelapa sawit dan abu boiler kelapa sawit terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah. Secara mandiri, dosis kompos tandan kosong kelapa sawit 6 ton/ha memberikan pengaruh terbaik terhadap bobot kering tanaman, bobot polong per tanaman, bobot polong basah per plot dan bobot polong kering per plot. Dosis abu boiler kelapa sawit pada 3 ton/ha memberikan pengaruh terbaik terhadap parameter pengamatan tinggi tanaman 45 hari setelah tanam (HST), jumlah daun 45 HST, luas daun, bobot kering tanaman, jumlah polong per tanaman, bobot polong per tanaman, bobot polong basah per plot, jumlah biji per tanaman, bobot polong kering per plot, dan bobot 100 biji.
Pengaruh Ekstrak Bawang Merah dan Air Kelapa terhadap Pematahan Dormansi Biji dan Pertumbuhan Kecambah Bidara Ziziphus nummularia (Rhamnaceae) Novriza Sativa; Sri Gustini; Rama Adi Pratama; Hanny Hidayati Nafi'ah; Dadi Nurdiana; Risha Amilia Pratiwi
JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science) Vol 6, No 1 (2021): JAGROS : Jurnal Agroteknologi dan Sains (Journal of Agrotechnology Science)
Publisher : Universitas Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52434/jagros.v6i1.1617

Abstract

Bidara (Ziziphus nummularia (Brum.f.) Wight & Arn.) merupakan tumbuhan yang memiliki beragam manfaat, termasuk sebagai obat. Akan tetapi, informasi mengenai teknik budidaya bidara masih terbatas. Tumbuhan ini juga relatif sulit dibudidaya secara generatif karena memiliki lapisan endokarp yang keras sehingga dormansi bijinya sulit untuk dipatahkan. Beragam zat pengatur tumbuh (ZPT) dikembangkan untuk mematahkan dormansi biji. Ekstrak bawang merah dan air kelapa mengandung ZPT yang diketahui dapat mematahkan dormansi biji beberapa jenis tumbuhan. Akan tetapi penggunaan ekstrak bawang merah dan air kelapa terhadap pematahan dormanis biji bidara belum pernah dipublikasikan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh ekstrak bawang merah dan air kelapa terhadap pematahan dormansi biji dan pertumbuhan kecambah bidara. Penelitian ini dilakukan di Garut pada bulan Juli sampai Agustus 2021. Rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari A1: air kelapa, perendaman selama 12 jam, A2: air kelapa, 24 jam, A3: air kelapa, 36 jam, A4: ekstrak bawang merah, 12 jam, A5: ekstrak bawang merah, 24 jam, A6: ekstrak bawang merah, 36 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan dengan air kelapa, durasi perendaman biji terbaik adalah 24 jam karena menghasilkan jumlah kecambah normal terbanyak dan pertumbuhan kecambah paling cepat yang diamati berdasarkan tinggi, panjang, dan bobot kecambah. Pada perlakuan dengan ekstrak umbi bawang merah, semakin lama perendaman biji, pertumbuhan kecambah semakin cepat yang diamati berdasarkan tinggi dan panjang kecambah serta panjang akar, akan tetapi jumlah kecambah normal menurun. Air kelapa lebih baik dibandingkan ekstrak bawang merah dalam menghasilkan jumlah kecambah normal. Ekstrak bawang merah lebih baik dibandingkan air kelapa dalam mempercepat pertumbuhan kecambah. Lebih lanjut, penelitian ini dapat menjadi dasar dalam pengembangan teknik budidaya bidara secara generatif.
Pengaruh Pupuk Kandang Ayam Diperkaya NPK dan Pupuk Organik Cair Kulit Nanas terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung (Zea Mays L.) Dizaz Rafail Nuryahya; Daniah Yumna; Dadi Nurdiana; Jenal Mutakin
Gunung Djati Conference Series Vol. 33 (2023): Seminar Nasional Pertanian 2023
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jagung merupakan komoditas pangan, membutuhkan lahan yang subur untuk pertumbuhannya. Peningkatan kesuburan lahan dapat dilakukan melalui pemberian pupuk organik dan anorganik baik berbentuk padat maupun cair. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh interaksi antara pupuk kandang ayam diperkaya NPK dan pupuk organik cair (POC) kulit nanas terhadap pertumbuhan dan hasil jagung. Percobaan dilaksanakan di Kabupaten Garut, mulai Januari 2022 sampai Mei 2022, menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak kelompok pola Faktorial 4x4 diulang dua kali. Faktor pertama pupuk kandang ayam diperkaya NPK (P), yaitu : p0 (tanpa pemupukan), p1(12 ton/ha pupuk kandang ayam + 150 kg/ha pupuk NPK), p2 (12 ton/ha pupuk kandang ayam + 225 kg/ha pupuk NPK), p3 (12 ton/ha pupuk kandang ayam + 300 kg/ha pupuk NPK). Faktor ke dua konsentrasi pupuk organik cair kulit nanas (N), yaitu : n0 (0 ml/l), n1(10 ml/l), n2(20 ml/l), n3(30 ml/l). Hasil penelitian menunjukkan terjadi interaksi antara pupuk kandang ayam diperkaya NPK dan pupuk organik cair kulit nanas terhadap tinggi tanaman umur 2 MST, jumlah daun umur 2 MST, dan luas daun umur 6 MST. Kombinasi terbaik yaitu; 12 ton/ha pupuk kandang ayam + 300 kg/ha pupuk NPK, dan dosis pupuk organik cair kulit nanas 10 m/l.
Keanekaragaman Dan Dominansi Serangga Pada Tanaman Akar Wangi (Vetiveria Zizanioide) Di Desa Padaawas Kecamatan Pasirwangi Garut Silvi Melani; Siti Syarah Maesyaroh; Dadi Nurdiana
Gunung Djati Conference Series Vol. 33 (2023): Seminar Nasional Pertanian 2023
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Akar wangi (Vetiveria zizanioide) merupakan komoditas unggulan Kabupaten Garut penghasil minyak atsiri. Ekosistem pertanian memiliki keanekaragaman serangga yang khas disebabkan jenis tanaman yang berbeda sehingga hanya serangga yang memiliki prefensi terhadap tanaman tersebut yang ditemukan. Penggunaan perangkap adalah cara efektif, aman, ekonomis juga lebih efesien, karena dapat mendeteksi awal munculnya serangga. Tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui keanekaragaman dan dominansi serangga pada ekosistem tanaman akar wangi yang nantinya dapat digunakan sebagai acuan dalam teknik pengendalian. Metode yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif dengan menggunakan yellow trap dan pitfall trap. Penelitian dilaksanakan di Kampung Bunisari, Desa Padaawas, Kecamatan Pasirwangi, Kabupaten Garut pada bulan Desember 2022 sampai Januari 2023. Hasil penelitian yang didapatkan pada yellow trap memperoleh 6 jenis ordo dan pada pitfall trap memperoleh 8 jenis ordo. Hasil penelitian menunjukan tingkat keanekaragaman serangga pada ekosistem akar wangi dengan teknik yellow trap dan pitfall trap tergolong rendah yaitu (0,4138 dan 0,4474). Sedangkan hasil penelitian menunjukan tingkat dominansi serangga pada ekosistem akar wangi dengan teknik yellow trap dan pitfall trap tergolong tinggi yaitu (0,8398 dan 0,8145) serangga yang mendominansi yakni ordo Diptera dan Collembola.