Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Jurnal Widya Sastra Pendidikan Agama Hindu

TINJAUAN FILOSOFIS, ETIKA DAN RITUAL DALAM UPACARA NGABEN MEKELIN (SWASTA BANGBANG) DI DESA BANYUSERI Ni Nyoman Suastini
Jurnal Widya Sastra Pendidikan Agama Hindu Vol 3 No 1 (2020)
Publisher : STKIP AGAMA HINDU SINGARAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.897 KB) | DOI: 10.36663/wspah.v3i1.44

Abstract

Upacara ini merupakan salah satu upacara yang unik, dan sangat sederhana baik dari pelaksanaan maupun sarana yang dipergunakan, sehingga bisa dijangkau oleh masyarakat setempat. Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun masalah yang ingin diungkapkan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, yaitu: bagaimana filosofis, etika, dan ritual upacara Ngaben Mekelin di desa Banyuseri? Teori yang digunakan untuk membedah permasalahan ini adalah teori sistem religi dan teori simbol, sedangkan metode yang digunakan untuk mengungkap tujuan penelitian ini adalah penentuan informan, pengumpulan data dan analisis data. Filosofis Ngaben Mekelin diambil dari kisah Ramayana yang disertai dengan keyakinan penduduk desa Banyuseri sebagai penganut sekta Waisnawa sehingga pengabenan dilaksanakan secara dikubur dan menggunakan Muncuk Lalang dan Dapdap sebagai simbol orang yang meninggal apabila pada saat meninggal dulunya belum diabenkan. Etika Ngaben Mekelin dilaksanakan dengan dua cara, yaitu: ngaben dengan disertai Sawa dan ngaben yang menggunakan Pengawak. Adapun rangkaian upacara ngaben Mekelin yang ada jenazahnya yaitu: 1. Matur Piuning, 2. Nunas Tirta, 3. Mempersiapkan Bekal, 4. Ngoncang, 5. Pebersihan/ Memandikan Layon, 6. Penguburan/ Pengabenan, 7. Nutugang/ Nelokin, 8. Nyedekang, 9. Ngingkup, 10. Majar-ajar. Sedangkan apabila menggunakan pengawak, ngaben harus diawali dengan upacara Mungkah dan Ngreka, barulah diupacarai seperti upacara pengabenan yang ada jenazahnya. Ritual/ sarana yang digunakan sebagai bekal dalam pengabenan ini yaitu seekor babi jantan yang tidak boleh cacat dan bukan babi putih. Dalam pemakaiannya, babi ini dipotong sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.
NARASI THEOLOGIS DALAM KIDUNG PANCA YAJŇA Ni Nyoman Suastini
Jurnal Widya Sastra Pendidikan Agama Hindu Vol 3 No 2 (2020)
Publisher : STKIP AGAMA HINDU SINGARAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.797 KB) | DOI: 10.36663/wspah.v3i2.52

Abstract

Upacara yang berkualitas adalah upacara yang memenuhi tujuh syarat, yaitu: Sradha, Lascarya, Sastra, Daksina, Mantara dan Gita, Anasewa dan Naasmita. Dari ketujuh syarat tersebut salah satunya adalah Mantra dan Gita. Mantra adalah doa-doa yang dilafalkan oleh pemimpin (Manggala) upacara, sedangkan Gita (kidung) dilantunkan oleh seorang atau sekelompok orang yang terhimpun dalam organisasi (sekaa) Pesantian. Kidung (gita) yang dinyanyikan disesuaikan dengan jenis upacara, serta rangkaian (alur) upacara. Kidung Panca Yajnya (Gita) tersebut menguraiakan tentang berbagai manifestasi Tuhan (Hyang Widhi) yang diharapkan berkenan hadir dalam upacara yang diselenggarakan, serta berkenan menerima persembahan umatnya, serta berkenan pula menurunkan berkahnya. Sesuai dengan kitab suci Weda manifestasi Tuhan (Para Dewa) banyak jumlahnya sesuai dengan kemahakuasaan Tuhan. Secara vertikal para Dewa yang menguasai dan menjiwai alam semesta beserta isinya ini disebut Sang Hyang Tiga Sakti, dan secara horizontal yang menguasai Sembilan penjuru mata angin disebut Dewata Nawa Sanga yaitu penguasa sembilan penjuru mata angin yang diumpamakan sebagai ’Bunga Teraratai’ dengan sembilan kelopaknya dan menjadi areal stana Dewa masing masing sesuai dengan sembilan arah penjuru mata angin. Disamping itu juga secara khusus Dewa Siwa dinyatakan sebagai penguasa Tri Bhuwana.
TINJAUAN BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA UPACARA MECARU PANYEEB BRAHMA DI DESA BANTIRAN, KECAMATAN PUPUAN, KABUPATEN TABANAN Ni Nyoman Suastini
Jurnal Widya Sastra Pendidikan Agama Hindu Vol 4 No 1 (2021)
Publisher : STKIP AGAMA HINDU SINGARAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.626 KB) | DOI: 10.36663/wspah.v4i1.205

Abstract

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian yang berjudul: Tinjauan Bentuk, Fungsi dan Makna Upacara Mecaru Panyeeb Brahma di Desa Bantiran, Kecamatan pupuaan, Kabupaten Tabanan. Dengan tujuan sebagai berikut: 1) untuk mengetahui latar belakang dilaksanakannya Mecaru Panyeeb Brahma, 2) untuk mengetahui tata cara/ etika Mecaru Panyeeb Brahma,3) untuk mengetahui Jenis – jenis upakara yang digunakan dalam pelaksanaan Mecaru Panyeeb Brahma, 4) untuk mengetahui fungsi Mecaru Panyeeb Brahma,5) untuk mengetahui Filosofi Mecaru Panyeeb Brahma. Dalam penelitian ini penulismenggunakan metode antara lain: 1) Metode Penentuan Informan, dalam penentuan informan dipakai teknik purposive sampling dan snowball sampling 2) Metode Pengumpulan Data, digunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi, 3) Metode Analisis Data dengan teknik deskriptif, dan 4)Metode Keabsahan data dengan teknik triangulasi. Dari hasil analisa yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa 1) Latar belakang masyarakat Bantiran melakukan Upacara Mecaru Penyeeb Brahma untuk mengatasi adanya gangguan dari para bhuta kala yang berupa penyakit, hama, dan segala keadaan yangburuk. 2)Tata cara atau etika dalam melaksanakan upacara Mecaru Panyeeb Brahma adalah menggunakan busana adat ke pura, etika berbicara memakai bahasa yang umum digunakan di desa Bantiran yaitu bahasa yang sopan dan dimengerti, tata cara pelaksanaan di awali dengan pemotongan sapi pada siang hari lalu dilanjutkan dengan pelaksanaan Upacara Mecaru Penyeeb Brahma. 3)Jenis – jenis upakaranya yang dipakai di sanggah cucuk: Canang daksina, canang taksu, tipat gong, tegen – tegenan gan gantung – gantungan. Caru karangan terdiri dari sangu apengarangan, lawar pengarangan, jaja apengarangan(cacahan), arepan penganteb. 4) Fungsi pelaksanaan upacara Mecaru Panyeeb Brahma sebagai upaya untuk menciptakan keharmonisan antara manusia dengan para bhuta kala dengan jalan mempersembahkan sesajen berupan banten.5) filosofis dari pelaksanaan Mecaru Panyeeb Brahma adalah cara yang dilakukan masyarakat desa bantiran untuk menetralisir pengaruh panas bumi yang disebabkan oleh para Bhuta kala sehingga masyarakat terhindar dari segala gering (bencana).
Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti Melalui Penerapan Metode Diskusi Dikombinasikan Dengan Metode Project Based Learning Ketut Ayu Padmawati; I Gede Harja Subrata; Ni Nyoman Suastini
Jurnal Widya Sastra Pendidikan Agama Hindu Vol 6 No 1 (2023)
Publisher : STKIP AGAMA HINDU SINGARAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Based on observations, activities and learning achievement of class X RPL SMK TI Bali Global Singaraja, it can be categorized as very low. Judging from the above phenomena, this study aims to increase the activity and learning achievement of class X RPL students at SMK TI Bali Global Singaraja by trying to apply the discussion method combined with the project based learning method. The research subjects were class X RPL SMK TI Bali Global Singaraja Academic Year 2022/2023. In this study, the Discussion method was used combined with the Project Based Learning Method in the subjects of Hinduism and Morals. In this study the researchers set targets in the class average (M) 80, Absorption Power (DS) 80%, Mastery Learning Classical 80% and activity 80%. Judging from the results of this study, that the application of the Discussion method combined with the Project based learning method can increase learning activity and achievement in the subjects of Hinduism and morals. These results are indicated by an increase in the results of learning activities in the first cycle of 31% and the second cycle to 85%. Student achievement also increased, namely in the first cycle the class average (M) was 70, the absorption power (DS) was 70%, the learning mastery was 22% and the second cycle became the class average (M) 89, the absorption power (DS) was 89% , as well as 100% classical learning completeness from KKM 75. From the research results that have been achieved this can be implemented by recommending all Hindu Religion Teachers, especially Hindu Religion teachers to apply the Discussion method combined with the project based learning method as an effort to improve the quality and quality of student education in the field of Hindu religious and moral education, in the form of evidence of students' learning activities and achievements that are getting better.
Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Agama Hindu dan Budi Pekerti Putu Eka Sulistyani; Ni Nyoman Suastini; I Wayan Gara
Jurnal Widya Sastra Pendidikan Agama Hindu Vol 6 No 1 (2023)
Publisher : STKIP AGAMA HINDU SINGARAJA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research is a classroom action research entitled "Implementation of the Talking Stick Cooperative Learning Method to Increase Activities and Achievements in Hinduism and Moral Learning for Class X TKJ SMK TI Bali Global Singaraja Academic Year 2022/2023. Data were collected using the data collection method and analyzed quantitative descriptions then the results obtained based on observations, activities and learning achievements of class X TKJ SMK TI Bali Global Singaraja, can be categorized as still very low. Judging from the above phenomenon, this study aims to increase the activity and learning achievement of class X students of TKJ Bali Global Singaraja TI Vocational School by trying to apply the Talking Stick Type Cooperative method. The research subjects were class X TKJ SMK TI Bali Global Singaraja Academic Year 2022/2023. In this study, the Cooperative Method of the Talking Stick Type was used in the subjects of Hinduism and Ethics. In this study the researchers set targets in the class average (M) 80, Absorption Power (DS) 80%, Mastery Learning Classical 80% and activity 80%. Judging from the results of this study, that the application of the Talking Stick Type Cooperative method can increase learning activity and achievement in the subject of Hinduism and morals. These results are indicated by an increase in the results of learning activities in the first cycle of 29% and the second cycle to 83%. Student achievement also increased, namely in the first cycle the class average (M) was 70.5, the absorption power (DS) was 70.5%, the learning mastery was 30% and the second cycle became the class average (M) 87.5, the learning achievement absorption (DS) 87.5%, and classical learning completeness 100% from KKM 70. From the research results that have been achieved this can be implemented by recommending all Hindu Religion Teachers, especially Hindu Religion teachers to apply the Talking Stick Type Cooperative method as an effort to increase the quality and quality of student education in the field of Hindu religious education and morals, in the form of evidence of students' learning activities and achievements that are getting better.