Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui prosesi atau tahap-tahap upacara mesangih perorangan sesuai otonan di Desa Tigawasa, untuk mengetahui bentuk, fungsi, makna dari upakara atau banten mesangih perorangan sesuai otonan di Desa Tigawasa. untuk membedah pelaksanaan dari upacara mesangih perorangan sesuai otonan di Desa Tigawasa, landasan teori yang digunakan ialah teori strukturalisme, teori simbol, teori sistem religi, teori sistem ritual, teori komunikasi budaya hindu. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa metode penentuan informan dengan teknik purpusive sampling dan snowball sampling. Metode pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dokumentasi. Analisis data menggunakan model interaktif Milles dan Huberman. Dari kajian diatas maka dapat dinyatakan mengenai prosesi pelaksanaan upacara mesangih perorangan sesuai otonan di Desa Tigawasa yaitu Nanceb Asagan, Mepiuning, Negteg Baas, Penyajaan, Penapean, Penampahan, Metanding, Mesangih, Ngelebar. dimana bentuk bebantenan yang digunakan memiliki fungsi sebagai sarana persembahan dan makna untuk memohon ijin dan keselamatan dalam pelaksanaan upacara. pelaksanaan upacara mesangih perorangan sesuai otonan di Desa Tigawasa dikaji dengan komunikasi budaya hindu Laswell yang menjadi sumber informasi ialah keluarga inti, Jero Balian, Jero Sangging, Jero Dalang. Isi pesan adalah kegiatan upacara mesangih dengan menggunakan media pesaha atau mantra yang ditujukan kepada leluhur dengan dampak tumbuhnya keyakinan pelaksanaan upacara secara berkelanjutan.