Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MINAT MENULIS TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2015/2016: INDONESIA Leni Anggraeni; Dian Puspita; Sariyah Astuti
JOURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM AL IDARAH Vol. 1 No. 1 (2016): Vol. 1 No. 1 Januari 2016
Publisher : LPPM STIT PRINGSEWU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract The purpose of that is expected from this research is to find out the average difference between the students' ability to write descriptions of learning that using direct learning model with conventional ones, to know the effect of the interaction effect of the use of direct instructional model and the interest in writing to the ability to write descriptions that siswa.Penelitian conducted an experimental study. Data analysis or testing the hypothesis using Analysis of Variance (Anova) two paths followed by t test Dunnet.Penelitian experiments have been carried out concluded that on average the ability to write descriptions of students who use the direct learning model is higher than the average writing skills descriptions of students using model konvensional.Selain it is known that there is an interaction effect using a model of learning and interest in writing to the ability to write a description. Learning that using direct learning model to the students who have a high interest in writing, the average ability to write descriptions are higher than using conventional learning. There were no significant differences in average ability to write a description of your using direct and conventional learning in students who have a low interest in writing. Thus the direct learning model has a positive influence on learning, especially writing a description. Abstrak Tujuan dari yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan rata-rata kemampuan menulis deskripsi siswa antara pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran langsung dengan yang konvensional, untuk mengetahui ada pengaruh interaksi pengaruh penggunaaan model pembelajaran langsung dan minat menulis terhadap kemampuan menulis deskripsi siswa.Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian ekperimen. Analisis data atau pengujian hipotesis yang diajukan menggunakan Analisis Varians (Anava) dua jalur yang dilanjutkan dengan uji t Dunnet.Penelitian eksperimen yang telah dilaksanakan didapat kesimpulan bahwa rata-rata kemampuan menulis deskripsi siswa yang menggunakan model pembelajaran langsung lebih tinggi dari rata-rata kemampuan menulis deskripsi siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional.Selain itu diketahui bahwa ada pengaruh interaksi penggunaan model pembelajaran dan minat menulis terhadap kemampuan menulis deskripsi. Pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran langsung pada siswa yang memiliki minat menulis tinggi, rata-rata kemampuan menulis deskripsi nya lebih tinggi dari yang menggunakan pembelajaran konvensional. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata kemampuan menulis deskipsi dengan menggunakan pembelajaran langsung dan konvensional pada siswa yang memiliki minat menulis rendah. Dengan demikian model pembelajaran langsung memiliki pengaruh yang positif pada pembelajaran khususnya menulis deskripsi. Kata Kunci : Minat menulis, Menulis deskripsi, Model pembelajaran langsung
PENERAPAN METODE STUDI KASUS DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PADA MATA KULIAH HUBUNGAN INTERNASIONAL Leni Anggraeni
Media Komunikasi FPIPS Vol. 10 No. 2 (2011)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkfis.v10i2.462

Abstract

AbstrakPerkuliahan Hubungan Internasional pada kenyataannya menemui banyak masalah, yakni pada umumnya mahasiswa menganggap mata kuliah hubungan internasional sebagai mata kuliah yang membosankan dan kurang diminati oleh mahasiswa. Selain itu, mahasiswa kurang mampu mengemukakan pendapat secara sistematis baik lisan maupun tulisan dan mahasiswa juga kurang terbiasa untuk berbeda pendapat, berdebat dan mengambil keputusan terbaik bagi dirinya dan orang lain. Oleh karenanya peneliti mencoba mengujicobakan suatu metode yang berguna meningkatkan kemampuan berfikir kritis mahasiswa terhadap permasalahan disekitarnya, metode tersebut adalah metode studi kasus.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian tindakan kelas. Adapun yang menjadi subjek penelitiannya adalah Mahasiswa kelas 2009 A dan Dosen mata kuliah hubungan internasional pada Jurusan PKn FPIPS UPI. Penelitian tindakan ini terdiri dari 3 (tiga) siklus yang mana setiap siklus merupakan pengembangan dari uji coba siklus sebelumnya dan berakhir ketika tujuan daripada penelitian tercapai.Hasil analisis terhadap temuan membuktikan bahwa pengunaan metode studi kasus pada mata kuliah hubungan internasional dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa, metode studi kasus dapat meningkatkan antusias mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan mata kuliah hubungan internasional, serta dengan penggunaan metode studi kasus dapat menciptakan suasana demokratis dalam pembelajaran mata kuliah hubungan internasional. Nampak perubahan yang signifikan yang ditampilkan oleh perilaku mahasiswa dalam pembelajaran, terutama dalam hal mengemukakan pendapat, memberikan komentar terhadap pendapat orang lain, mampu menghormati dan menghargai pendapat orang lain, serta dapat bekerjasama dengan tim dalam kelompoknya.Berdasarkan hasil penelitian, metode studi kasus dapat digunakan dalam perkuliahan sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan berfikir kritis mahasiswa. Oleh karenanya pendidik (Dosen) harus kreatif dan inovatif dalam menyusun strategi perkuliahan, salah satunya melalui penggunaan metode yang dapat meningkatkan antusias mahasiswa dalam perkuliahan. Menggunakan referensi yang berorientasi pada upaya pemecahan masalah oleh mahasiswa, melalui pengkajian isu kontroversial yang sifatnya up to date.Kata kunci : Penelitian tindakan kelas, metode studi kasus, berpikir kritis
PENGARUH CALON ARTIS LEGISLATIF TERHADAP PERILAKU PEMILIH MASYARAKAT DI KOTA BANDUNG Edah Jubaedah; Idrus Affandi; Leni Anggraeni
Jurnal Education and Development Vol 10 No 2 (2022): Vol. 10 No. 2. 2022
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.544 KB) | DOI: 10.37081/ed.v10i2.3419

Abstract

Aktivitas warga negara tidak terlepas dari politik, pengamalan hak dan kewajiban, serta partisipasi publik. Salahsatu bentuk aktivitas yaitu pemilihan umum 2019 terkhusus di pemilihan umum legislative di kota Bandung, munculnya keterlibatan artis pada dunia politik baik sebagai artis endorsement maupun sebagai artis politik tentunya akan menghasilkan perilaku politik dan perilaku pemilih yang beragam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif, tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan terdapat pengaruh calon legislative artis terhadap perilaku pemilih masyarakat di kota Bandung. Hasil penelitian menunjukan pengaruh calon legislatif artis terhadap perilaku pemilih masyarakat kota Bandung memiliki pengaruh yang kuat. Terbukti dari hasil analisis data yang menunjukkan hasil hubungan korelasi sebesar 0,6222 serta menunjukkan H0 di tolak H1 sehingga menunjukan ada hubungan antara calon legislatif artis terhadap perilaku pemilih masyarakat di kota Bandung, sesuai dengan hipotesis yang dibuat oleh peneliti.
POLA KOMUNIKASI CIVITAS AKADEMIK DALAM RUANG VIRTUAL DI MASA ADAPTASI KEBIASAAN BARU Leni Anggraeni; alwan husni Ramdani
Jurnal Sosial Humaniora Vol. 12 No. 2 (2021): OKTOBER
Publisher : Universitas Djuanda Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30997/jsh.v12i2.4486

Abstract

The physical restriction policy by the Indonesian government during the COVID-19 pandemic has had significant implications for communication and information technology-based academic activities for educational institutions. The existence of interaction restrictions can inhibit the increase in the spread of the virus, but on the other hand the campus as an educational institution whose key activity is interaction must be able to adapt so that it can still carry out academic activities optimally. This study aims to examine two things in the scope of communication, namely communication patterns and communication barriers that occur within the scope of academic activities during the Enforcement of Community Activity Restrictions (PPKM). This study uses a qualitative method with case studies. To understand these communication patterns and communication barriers, we conducted in-depth interviews with the academic community of the University of Indonesia Education. The research findings show that to interact with lecturers and education staff, students can only communicate through the Learning Management System (LMS), whatsapp, and video teleconferencing. The interaction process often experiences obstacles so that it experiences misperceptions and late feedback. The conclusion of this study is that communication patterns in the academic community of the University of Indonesia Education are carried out through the medium of communication and information technology. This study also found three types of communication barriers that occur among the academic community, firstly technical barriers, secondly semantics, and thirdly psychological barriers. Further research will focus on testing the effectiveness of online learning on students' cognitive aspects.
Level of physical activity of Indonesian esport athletes in the piala Presiden esport 2019 Sandey Tantra Paramitha; Muhamad Fahmi Hasan; Marisa Noviyanti Fajrah Ilsya; Leni Anggraeni; Muhammad Gilang Ramadhan
Jurnal SPORTIF : Jurnal Penelitian Pembelajaran Vol 7 No 1 (2021): Jurnal SPORTIF: Jurnal Penelitian Pembelajaran
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1599.273 KB) | DOI: 10.29407/js_unpgri.v7i1.15642

Abstract

Background: In the past years, Esport has been a phenomenon. It lies in a discussion of whether accepting esport as a part of sport categories or not. In fact, many argue about this because it has an impact on the physical activity and lifestyle of the players. This study focuses on the analysis of physical activity and lifestyle of esport athletes competing in annual sporting events throughout Indonesia. Method: In this study data collected from 50 athletes consisting of all men. The measurement method used in measuring the level of physical activity is the International Physical Activities Questionnaire (IPAQ). Result: From the completed questionnaire, it was found that the level of physical activity of the athletes reached 3120.2 (± 24.3) METs. This figure shows that athletes are still included in the category of high physical activity. Conclusion: The average level of physical activity of esport athletes is in the high category.
DEMOKRASI MINIM OPOSISI: NARASI MAHA PUITIS SEJARAH ATAS REDUKSI OPOSISI Moch. Agung Lukmanul Hakim; Cecep Darmawan; Leni Anggraeni
Jurnal Education and Development Vol 10 No 3 (2022): Vol.10. No.3 2022
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.119 KB) | DOI: 10.37081/ed.v11i1.3732

Abstract

Ketika menyampaikan Visi Pembangunan tahun 2019-2025, Presiden Jokowi menegaskan oposisi diperbolehkan selama tidak menimbulkan alur fragmentasi dan instabilitas berlebihan. Dalam kesempatan berbeda berkaitan dengan bergabungnya Partai Gerindra ke dalam pusat pemerintahan, Presiden Jokowi menampilkan sikap yang kontras dan kontradiktif bahwa tampilan demokrasi Indonesia tidak mengenal eksistensi oposisi, melainkan demokrasi berbasis gotong royong. Tentu pernyataan demikian dinilai sangat tidak kontekstual, kesalahan dalam memahami terminologi demokrasi, bahkan kekeliruan besar dalam melihat substansi sistem pemerintahan. Oleh karena itu, penelitian ini menghadirkan berbagai penyelidikan signifikansi dan implikasi dari keberadaan oposisi, termasuk reduksi dengan tendensi yang lumayan signifikan terhadap pelembagaan oposisi. Penelitian ini dilakukan dengan berbagai eksplorasi rimba raya informasi dari 49 artikel, 6 berita online, serta 6 literatur yang lain secara mendalam untuk menegasikan konstruksi dari krusialitas oposisi secara normatif dalam demokrasi. Hasil dari penelitian ini menempatkan eksistensi oposisi sebagai ruh inheren dalam prinsip demokrasi, dapat menghadirkan intervensi prima terhadap proses pengambilan keputusan pemerintah untuk menghasilkan kebijakan yang lebih moderat. Dalam sejarah demokrasi Indonesia, setiap rezim yang tengah berkuasa mempunyai tendensi signifikan untuk melakukan reduksi terhadap oposisi dengan penerapan kooptasi dan koersi yang terus beregenerasi dalam entitas terbaru melalui samaran kontinum. Sebagai implikasi dari penelitian ini, sejarah demokrasi Indonesia menjadi untaian narasi puitis panjang atas reduksi eksistensi oposisi yang terlihat mendapatkan pembenaran dari perjalanan bangsa.
DISKURSUS KEBIJAKAN KEPEMUDAANDALAM PERSPEKTIF BEHAVIORALISME DAN NEO-INSTITUSIONALISME (Pendahuluan Studi Pelayanan Kepemudaan di Kabupaten Cianjur) Moch. Agung Lukmanul Hakim; Cecep Darmawan; Leni Anggraeni
Jurnal Education and Development Vol 10 No 3 (2022): Vol.10. No.3 2022
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (416.88 KB) | DOI: 10.37081/ed.v10i3.3733

Abstract

Bahwa kesenjangan terbuka antara tujuan dari pelayanan kepemudaan dalam kerangka kebijakan kepemudaan dan pencapaian kebijakan dengan kualitas Indeks Pembangunan Pemuda Kabupaten Cianjur yang termasuk dalam kualifikasi rendah, di masa depan secara hipotetik akan menjadi masalah kepemudaan yang kompleks dan krusial. Berdasarkan regularitas dari trajektori perubahan Indeks pembangunan Pemuda Indonesia (IPPI) tahun 2015 sampai 2018 dan penerapan persamaan regresi linier bahwa IPPI tahun 2030 hanya berkisar 54,30%. Bahwa proyeksi kualitas IPPI yang masih rendah akan menjadi masalah mengerikan ketika terjadi dalam tahapan kulminasi dari bonus demografis, karena terdapat probabilitas menghadirkan beban ketergantungan yang lebih tinggi dan menjadi anteseden rasional dari kriminalitas, masalah dalam hubungan keluarga bahkan ingsutan kepercayaan. Dalam perspektif Pendidikan Kewarganegaraan bahwa masalah implementasi kebijakan kepemudaan tersebut dapat ditangani dengan memperkuat jalinan modal sosial sebagai fenomena sosial-politik yang akan dieksplorasi lebih utuh melalui pendekatan behavioralisme dan neo-institusionalisme. Bahwa hasil penyelidikan dari 25 artikel dan 39 referensi lain dengan reputasi kredibel dalam skala internasional menunjukan bahwa kualitas implementasi kebijakan kepemudaan di daerah Kabupaten Cianjur dalam perspektif behavioralisme akan ditentukan oleh bentuk responsivitas kalangan pemuda terkait kerangka kebijakan sendiri. Di pihak lain, kualitas implementasi kebijakan tersebut akan bergantung pada kemampuan dari institusi dalam memberikan constraints dan guidelines terhadap perilaku implementor kebijakan dalam arena tindakan berbasis kolektivitas sebagai konsensus bersama.
KONSTRUKSI DASAR MASALAH IMPLEMENTASI KEBIJAKAN KEPEMUDAAN DI KABUPATEN CIANJUR DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Moch. Agung Lukmanul Hakim; Cecep Darmawan; Leni Anggraeni
Jurnal Education and Development Vol 11 No 1 (2023): Vol.11 No.1. 2023
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.086 KB) | DOI: 10.37081/ed.v11i1.4527

Abstract

Konfigurasi dan signifikansi dari seluruh indikator pengukuran dalam Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) dengan trajektori pencapaian tahun 2018 di Kabupaten Cianjur yang dikualifikasikan dalam performa rendah, tidak akan dapat menunjang perkembangan generasi muda menjadi pribadi dewasa yang mandiri, penuh potensi dan bertanggung jawab sebagai bagian dari masyarakat. Tujuan terdalam konstruksi kebijakan kepemudaan untuk menempatkan kalangan muda dalam takhta tertinggi sebagai atraktor yang menjadi region magnetik akselerasi perubahan dalam realitas bermasyarakat masih merupakan fiksi kebijakan yang belum tercapai. Penelitian ini mempergunakan pendekatan kombinasi melalui metode survei, studi implementasi dan studi evaluasi kebijakan dengan bertumpu pada pendekatan behavioralisme dan neo-institusionalisme. Bahwa hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Sekalipun penyelidikan terkait persepsi sebagai orientasi nilai dalam taraf signifikansi tertentu merepresentasikan distorsi, namun pemuda Kabupaten Cianjur tidak pernah terlibat langsung dalam inklusivitas jaringan kebijakan kepemudaan yang secara diametrik ambivalen dengan persepsi konstruktif terhadap pelayanan kepemudaan yang wajib secara prosedur dilaksanakan Disparpora, DPD KNPI, Karang Taruna dan Gerakan Pramuka termasuk terhadap pembangunan pemuda berbasis pendekatan Organisasi 4-H. (2) Trajektori implementasi dari implementor kebijakan terkait masih terbatas pada skema dengan taraf signifikansi prakonsep yang belum otonom dan monoton, sehingga belum dapat mereduksi potensi masalah kepemudaan. (3) Keberadaan dari kekuatan institusi formal dan informal ternyata tidak secara ekspresif menghadirkan guidelines dan constraints baik dalam pemilihan tindakan, dalam melakukan proses proyeksi terkait probabilitas hambatan dalam tahapan implementasi maupun dalam membangun desain evaluasi kebijakan yang dapat diverifikasi dalam praktik global. Adapun bentuk implikasi krusial dari penelitian ini menghadirkan sebuah moralitas baru dalam melakukan proses penyelidikan terhadap kebijakan kepemudaan dalam mendorong transformasi pelayanan kepemudaan yang lebih moderat.
KONTEKS PERUBAHAN DAN KEBERLANJUTAN KEBIJAKAN KEPEMUDAAN DI KABUPATEN CIANJUR SEBAGAI ANALISIS PERKEMBANGAN KELEMBAGAAN DALAM PERSPEKTIF INSTITUSIONALISME HISTORIS Moch. Agung Lukmanul Hakim; Karim Suryadi; Cecep Darmawan; Leni Anggraeni
Jurnal Education and Development Vol 11 No 1 (2023): Vol.11 No.1. 2023
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (391.976 KB) | DOI: 10.37081/ed.v11i1.4528

Abstract

Teori Turbulensi Intermiten dari Mandelbrot tentang harmoni dualitas realitas ketidaksinambungan dalam analisis kebijakan menjadi analogi yang mencerminkan chaos dan order sebagai kuantum transenden, dimana potensi dan probabilitas yang berkaitan dengan perubahan ataupun keberlanjutan kebijakan sangat dimungkinkan melalui critical juncture dalam perlintasan waktu tertentu. Proses penelitian dengan pendekatan institusionalisme historis ini, mempunyai tujuan krusial menjalankan penyelidikan signifikansi dan implikasi dari trajektori perubahan dan keberlanjutan kebijakan kepemudaan pada lintasan waktu tertentu sebagai analisis perkembangan kelembagaan dalam menunjang transformasi pelayanan kepemudaan di Kabupaten Cianjur yang lebih kontekstual. Adapun hasil dari penelitian ini merepresentasikan bahwa: (1) Bahwa setiap implementor dari kebijakan kepemudaan baik Disparpora, DPD KNPI, Karang Taruna Kabupaten maupun Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Cianjur tidak secara ketat mencerminkan resistensi terhadap perubahan, yang biasa ditemukan sebagai konsekuensi rasional dari jalur kelaziman. (2) Sekalipun kondisi akumulasi bukti ilmiah, kebuntuan kebijakan kepemudaan dan guncangan bersifat eksternal telah memenuhi kualifikasi sebagai mekanisme dari perubahan kebijakan, namun tidak terdapat conjunctures yang menjadi hubungan interaksi antara seluruh implementor menimbang terdapat arah perubahan lingkungan strategis. (3) Melalui proyeksi perlintasan waktu empat tahun terakhir, tidak dapat diidentifikasi transaksi aktual persebaran ide perubahan kebijakan kepemudaan baik secara koersif maupun kooptatif dalam analisis jaringan sebagai pemerintahan. (4) Implementasi kebijakan sebagai kebijakan distingtif dari setiap implementor dengan trajektori repetitif pada perlintasan waktu tersebut, secara holistik menjadi variabel pengukuran dari inisiasi dan reproduksi kebijakan yang menunjukan seluruh implementor tidak mengalami self-reinforcing dan positive feedback dari berbagai dinamika kelembagaan. Bahwa implikasi dari penelitian ini telah menghadirkan pemetaan terkait konstruksi utama transformasi kebijakan kepemudaan berbasis analisis perkembangan kelembagaan.
KERANGKA KEBIJAKAN KEPEMUDAAN DALAM PERSPEKTIF PERILAKU PEMUDA KABUPATEN CIANJUR SEBAGAI PEMETAAN DASAR-DASAR BEHAVIORAL TRANSFORMASI PELAYANAN KEPEMUDAAN Moch. Agung Lukmanul Hakim; Cecep Darmawan; Leni Anggraeni
Jurnal Education and Development Vol 11 No 1 (2023): Vol.11 No.1. 2023
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (414.309 KB) | DOI: 10.37081/ed.v11i1.4539

Abstract

Penelitian dengan pendekatan kualitatif berbasiskan analisis data sekunder ini bertujuan melakukan penyelidikan terkait dasar-dasar behavioral dari transformasi pelayanan kepemudaan yang lebih realistis dalam menunjang tahap perkembangan pemuda terutama pada transisi adolesens yang penuh dengan gejolak. Adapun hasil penelitian ini telah memberikan proyeksi behavioral sebagai dasar dari transformasi yang harus dimanifestasikan ke dalam pelayanan kepemudaan yang relevan dengan kebutuhan perkembangan pemuda sebagai berikut: (1) Bagian krusial dalam proses pembangunan pemuda yang konstruktif tidak lain membangun kerangka kebijakan sebagai pengaturan hubungan harmonis antara pikiran, pengalaman dan emosional sebagai representasi bagian internal dari perilaku itu sendiri yang dapat diobservasi secara konkret. (2) Karena perilaku hanya dapat akurat dipahami dalam korelasinya dengan perilaku lain sebagai penyebab proksimal akselerasi penguatan dari perilaku tertentu, maka kerangka kebijakan harus memungkinkan pemuda terlibat langsung dalam program variatif sesuai kebutuhan dengan alokasi waktu tertentu. (3) Karena Classical Conditioning sebagai intervensi psikologis dapat memberikan pengaruh terhadap tindakan dalam taraf signifikansi, maka opsi pengaturan default kebijakan dapat dipertimbangkan melalui mekanisme relasi kausalitas dan seleksi dari default kebijakan kepemudaan sendiri. (4) Secara natural lingkungan perkembangan dapat mendorong perubahan perspektif, perilaku dan tindakan, maka kerangka kebijakan kepemudaan yang transformatif harus memuat kombinasi antara perilaku dan relasi fungsional dengan lingkungan perkembangan melalui pengkondisian artifisial. (5) Menimbang pada model berbasis intensionalitas perilaku merupakan responsivitas terukur, maka kerangka kebijakan harus menjadi stimulus natural terhadap potensi keterlibatan sebagai respons yang dikondisikan melalui intensionalitas. Sementara implikasi dari penelitian ini, akan memberikan tumpuan behaviorisme yang relevan dalam membentuk Design and Development Research pelayanan kepemudaan yang sesuai kebutuhan perkembangan pemuda di masa mendatang.