Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Carita : Jurnal Sejarah dan Budaya

Strategi Sultan Muhammad II Al Fatih dalam Penaklukan Konstantinopel Tahun 1451-1481 M A. Risnayanti; A. Nurkidam; Musyarif
CARITA: Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 1 No 1 (2022): CARITA: Jurnal Sejarah dan Budaya
Publisher : Program Studi Sejarah Peradaban Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Muhammad II, better known as Muhammad Al-Fatih was the seventh Sultan of the Utsmaniyah government who succeeded in realizing the conquest of Constantinople (now Istanbul) in 1453 M. Muhammad Al-Fatih combined the desire of the Turks to defeat the Romans with imperial ambitions for a Muslim caliphate. at the same time against the Roman Empire. The research questions are 1) How was the process of the establishment of Constantinople, 2) What was the strategy of Sultan Muhammad II Al-Fatih in the conquest of Constantinople in 1451-1481 M. The type of research used was library research with a sociological approach and a historical approach. Data collection methods are heuristic, source criticism, interpretation, historiography. The results showed that Constantinople was founded by the legendary Greek hero Byzas, the city was named after his name, namely Byzantium. In 324 SM, Emperor Constantine moved the capital of the Byzantine capital to this city and since then its name was changed to Constantinople and the country was called Byzantium and Sultan Muhammad II Al-Fatih used a military strategy, namely pure military strategy, grand strategy and non-military strategy. Muhammad II yang lebih dikenal dengan nama Muhammad Al-Fatih merupakan Sultan ketujuh pemerintahan Utsmaniyah yang berhasil merealisasikan penaklukan atas Konstantinopel (kini Istambul) tahun 1453 M. Muhammad Al-Fatih menggabungkan hasrat bangsa Turki untuk mengalahkan orang-orang Romawi dengan ambisi imperial terhadap kekhalifahan Muslim sekaligus terhadap imperium Romawi. Rumusan masalah penelitian yaitu 1) Bagaimana proses berdirinya konstantinopel, 2) Bagaimana strategi Sultan Muhammad II Al-Fatih dalam penaklukan Konstantinopel tahun 1451-1481 M. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dengan pendekatan sosiologi dan pendekatan historis. Metode pengumpulan data yaitu dengan cara heurisrik, kritik sumber, interpretasi, historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Konstantinopel yang didirikan oleh pahlawan legendaris Yunani yaitu Byzas, kota ini dinamai sesuai dengan namanya yaitu Byzantium. Pada Tahun 324 SM, Kaisar Konstantin memindahkan ibu kota Romawi Timur ke kota ini dan sejak itu namanya diubah menjadi Konstantinopel dan negaranya disebut Byzantium dan Sultan Muhammad II Al-Fatih menggunakan strategi militer yaitu dengan strategi militer murni, strategi besar dan strategi non militer.
Korelasi antara Tradisi Mattunu Undung dan Ajaran Islam Muh. Ishar; Muliati; A. Nurkidam
CARITA: Jurnal Sejarah dan Budaya Vol 1 No 2 (2023): CARITA: Jurnal Sejarah dan Budaya
Publisher : Program Studi Sejarah Peradaban Islam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to determine the process of the Mattunu Undung tradition and the community's perception of the Mattunu Undung tradition, the people of Sondoang Village, Kaluku District. This type of research used a qualitative approach with a descriptive research type in the form of written and oral statements from the people of Sondoang Village who were observed. The results of the research show that there are three kinds of processes in the Mattunu Undung tradition, namely 1) talking with the Pua' Imam regarding the reasons for doing Mattunu Undung. 2) Pua' Imam will usually determine the time for the tradition to be carried out. 3) prepare everything needed such as food dishes (Ande-andeang) and Undung. after that the Pua' Imam will start by burning the Undung, and start praying, and after finishing Pua' Imam invites you to enjoy the food dishes (Ande-andeang) that are there. There were various differences in people's perceptions regarding the Mattunu Undung tradition, some still implementing it and no longer practicing it because they considered it not in accordance with Islamic teachings. Some even don't know the meaning of the Mattunu Undung tradition. They only carry out according to Pua' Imam's orders and do it because their family did it before. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk proses tradisi Mattunu Undung dan persepsi masyarakat terhadap tradisi Mattunu Undung masyarakat Desa Sondoang Kecamatan Kaluku. Jenis penilitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif berupa pernyataan tertulis dan maupun lisan dari masyarakat Desa Sondoang yang diamati. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga macam bentuk proses tradisi Mattunu Undung yaitu 1) berbicara dengan Pua’ Imam berkenaan tentang alasan dilakukannya Mattunu Undung. 2) Pua’ Imam biasanya akan menentukan waktu pelaksanaan tradisi tersebut. 3) menyiapkan semua yang dibutuhkan seperti hidangan makanan (Ande-andeang) dan Undung. setelah itu Pua’ Imam akan memulai dengan pembakaran Undung, dan mulai berdoa, dan setelah selesai Pua’ Imam mempersilahkan untuk menikmati hidangan makanan (Ande-andeang) yang ada. Ditemukan berbagai perbedaan persepsi masyarakat mengenai tentang tradisi Mattunu Undung, ada yang masih melaksanakan dan tidak melaksanakan lagi karena menganggap tidak sesuai dengan ajaran Islam. Bahkan ada pula yang tidak mengetahui makna tradisi Mattunu Undung. Mereka hanya melaksanakan sesuai perintah Pua’ Imam serta melaksanakan karena keluarganya melaksanakan sebelum-sebelumya.