Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERSEPSI MASYARAKAT MINANGKABAU TERHADAP PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA (Studi Kasus Di Nagari Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat) ., Ernawat; Setiyati, Ritta
Proceeding SENDI_U 2016: SENDI_U
Publisher : Proceeding SENDI_U

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (108.383 KB)

Abstract

Bagi umat Islam aturan mengenai perceraian ini merupakan ganjalan yang relatif masih besar atau sekurangkurangnyamasih menjadi tanda tanya yang belum terjawab, karena dirasakan tidak sejalan dengan kesadaranhukum yang selama ini berkembang, yaitu aturan Fiqh. Aturan fiqih mengizinkan perceraian atas dasar kerelaankedua belah pihak, atau atas inisiatif suami atau inisiatif isteri secara sepihak, bahkan perceraian boleh dilakukantanpa campur tangan lembaga pengadilan. Sedangkan aturan perceraian yang tertera dalam Undang-Undang No.7 Tahun 1974 tentang Perkawinan ini serta aturan pelaksanaan lainnya, semisal peraturan pemerintah No. 9 Tahun1975, dirasakan terlalu jauh perbedaannya dengan kesadaran hukum yang ada ditengah masyarakat muslimsehingga menimbulkan kesulitan dilapangan. Perceraian menurut Undang-Undang yang berlaku haruslahdilakukan di hadapan sidang Pengadilan Agam. Tetapi pada kenyataannya di masyarakat Minangkabau NagariUlakan yang bercerai tidak dilakukan di depan sidang Pengadilan Agama, dampak dari perceraian tersebut bukanhanya berpengaruh terhadap anak dan isteri tetapi ketidak jelasan status dari pasangan suami-isteri tersebut. Halini penulis ingin menyelusuri untuk mengetahui factor penyebab dan presepsi Masyarakat Minangkabau terhadapperceraian di Pengadilan Agama. Metode penelitian ini adalah Library Research dan Field. Populasi dalampenelitian ini adalah Masyarakat Minangkabau di Nagari Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten PadangPariaman, Provinsi Sumatera Barat. Dari hasil peneilitian ini didapati mayoritas masyarakat Minagkabau diNagari Ulakan sudah banyak yang mengetahui dan mengenal fungsi dari Pengadilan Agama yaitu sebagai tempatsuami-isteri yang hendak bercerai. Dan dari hasil penelitian ini banyak juga perceraian responden tidak dilakukandi Pengadilan Agama.Kata Kunci: Perceraian, Pengadilan Agama, persepsi masyarakat Minangkabau (Nagari Ulakan)
PERSEPSI MASYARAKAT MINANGKABAU TERHADAP PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA (Studi Kasus Di Nagari Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat) ., Ernawat; Setiyati, Ritta
Proceeding SENDI_U 2016: SEMINAR NASIONAL MULTI DISIPLIN ILMU DAN CALL FOR PAPERS
Publisher : Proceeding SENDI_U

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bagi umat Islam aturan mengenai perceraian ini merupakan ganjalan yang relatif masih besar atau sekurangkurangnyamasih menjadi tanda tanya yang belum terjawab, karena dirasakan tidak sejalan dengan kesadaranhukum yang selama ini berkembang, yaitu aturan Fiqh. Aturan fiqih mengizinkan perceraian atas dasar kerelaankedua belah pihak, atau atas inisiatif suami atau inisiatif isteri secara sepihak, bahkan perceraian boleh dilakukantanpa campur tangan lembaga pengadilan. Sedangkan aturan perceraian yang tertera dalam Undang-Undang No.7 Tahun 1974 tentang Perkawinan ini serta aturan pelaksanaan lainnya, semisal peraturan pemerintah No. 9 Tahun1975, dirasakan terlalu jauh perbedaannya dengan kesadaran hukum yang ada ditengah masyarakat muslimsehingga menimbulkan kesulitan dilapangan. Perceraian menurut Undang-Undang yang berlaku haruslahdilakukan di hadapan sidang Pengadilan Agam. Tetapi pada kenyataannya di masyarakat Minangkabau NagariUlakan yang bercerai tidak dilakukan di depan sidang Pengadilan Agama, dampak dari perceraian tersebut bukanhanya berpengaruh terhadap anak dan isteri tetapi ketidak jelasan status dari pasangan suami-isteri tersebut. Halini penulis ingin menyelusuri untuk mengetahui factor penyebab dan presepsi Masyarakat Minangkabau terhadapperceraian di Pengadilan Agama. Metode penelitian ini adalah Library Research dan Field. Populasi dalampenelitian ini adalah Masyarakat Minangkabau di Nagari Ulakan, Kecamatan Ulakan Tapakis, Kabupaten PadangPariaman, Provinsi Sumatera Barat. Dari hasil peneilitian ini didapati mayoritas masyarakat Minagkabau diNagari Ulakan sudah banyak yang mengetahui dan mengenal fungsi dari Pengadilan Agama yaitu sebagai tempatsuami-isteri yang hendak bercerai. Dan dari hasil penelitian ini banyak juga perceraian responden tidak dilakukandi Pengadilan Agama.Kata Kunci: Perceraian, Pengadilan Agama, persepsi masyarakat Minangkabau (Nagari Ulakan)
WAWASAN QUR’AN TENTANG EKONOMI (Tinjauan Studi Penafsiran Tematik Al-quran) Ernawati, Ernawati; Setiyati, Ritta
Jurnal Ekonomi : Journal of Economic Vol 8, No 01 (2017): Jurnal Ekonomi
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/jeko.v8i01.1849

Abstract

Al Qur’an memberi arahan dan ketetapan yang sangat unggul, lengkap dan mendasar terkait ekonomi untuk dipahami dan dilaksanakan oleh segenap manusia. Adalah peluang dan tantangan para ulama, ilmuwan muslim dan praktisi ekonomi Islam untuk terus mengembangkannya. Jika ketentuan tersebut ditaati dengan penuh keimanan dan konsistensi maka akan tercapai kesejahteraan dan kebahagian hidup ummat manusia di dunia maupun di akhirat. Jika tidak ditaati maka akan selalu terjadi berbagai masalah kezhaliman dan ketidakadilan dalam bidang ekonomi. Secara filosofis, normatif dan aplikatif ilmu ekonomi Islam lebih dahulu tumbuh dan berkembang daripada ekonomi konvensional. Bahkan ekonomi Islam memberikan kontribusi terhadap perkembangan ekonomi konvensional. Kejujuran histori menjadi penting dan sangat diperlukan dalam penulisan sejarah pemikiran ekonomi yang ada di dunia. Tidak hanya bersifat filosofis, idiologis dan normatif, yang lebih penting adalah berjalannya sistem ekonomi Islam secara riil di tengah masyarakat dan memberi solusi berbagai kezhaliman dan ketidakadilan yang tidak bisa disolusi oleh sistem ekonomi non Islam.  Kesatuan pandangan para ulama, ilmuwan, ekonom dan pengusaha muslim sangat penting diupayakan dalam rangka mempercepat perkembangan ekonomi Islam. Padahal al-Qur’an sebagai sumber penggalian dan pengembangan ajaran Islam, berisi segala hal yang menyangkut tata nilai mengenai perilaku kehidupan manusia terutama terkait dengan ekonomi. Kata Kunci : Al-Quran, Penafsiran Al-Qur’an, Ekonomi, Ekonomi Islam
Peningkatan Penguatan Pendidikan Karakter Siswa Melalui Pemberdayaan Kompetensi Sosial dan Kepribadian Guru Syofyan, Harlinda; Susanto, Ratnawati; Setiyati, Ritta; Vebryanti, Vebryanti; Ramadhanti, Dita; Mentari, Indah; Ratih, Ratih; Dwiyanti, Karina; Oktavia, Heni; Tesaniloka, Melinda
International Journal of Community Service Learning Vol 4, No 4 (2020): November 2020
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.26 KB) | DOI: 10.23887/ijcsl.v4i4.29840

Abstract

Pendidikan karakter diselenggarakan untuk mengarahkan institusi Pendidikan dalam pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia siswa secara terpadu, utuh, dan seimbang dan tergambar dalam perilaku sehari-hari. Guru sebagai sosok yang selalu diteladani segala tindakan dan tingkah lakunya oleh siswanya mesti selalu menjaga sikap, memberikan hal-hal yang baik kepada semua siswanya. PKM penguatan Pendidikan karakter siswa ini diadakan di SDN Grogol 05 Pagi, yang bertujuan untuk memberikan penyegaran kepada guru-guru dalam kompetensi sosial dan kepribadannya untuk dapat diarahkan dalam penguatan karakter siswanya. Hal ini diungkapkan dari hasil wawancara dengan kepala sekolah mitra, untuk memberikan penyegaran kembali kepada guru-guru untuk lebih menonjolkan kompetensi kepribadian dan sosial . Hasil supervisi dan dari pengamatan kepala sekolah ini menjadi acuan dan permintaan kepada tim PKM untuk diberikan pelatihan dan penyegaran agar, kompetensi menjadi lebih baik dan dapat ditularkan ke siswanya melalui keteladanan. PKM ini dilakukan dengan kegiatan sosialisasi, pelatihan, implementasi dalam pembelajaran dan pengukuran melalui observasi dan penyebaran kuesioner. Hasil PKM menunjukkan adanya peningkatan kompetensi sisial *% dan kepribadian guru 7%, dan pada penguatan butir karakter dari  siswa juga terjadi peningkatan