Esti Nugraheny
Politeknik Kesehatan Ummi Khasanah

Published : 23 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

The Effect of Combination of Warm Compression and Chocolate Against Menstrual Pain Reduction (Dysmenorrhea) In Teens In SMP Negeri 1 Bangkalan Arisda candra Satriawati; Esti Nugraheny; Yuni Kusmiyati
JNKI (Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia) (Indonesian Journal of Nursing and Midwifery) Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Alma Ata University Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21927/jnki.2020.8(1).36-42

Abstract

Abstract The problem of adolescent reproduction health is still a problem that needs attention. Many women who experience discomfort in the onset of menstruation, one of them is dysmenorrhea. This study aims to find out effect of combination of warm compress and chocolate to decrease menstruation pain ( dysmenorrhea ) on raja in SMP Negeri 1 Bangkalan.This research uses Quasi Experiment method by using control time series design. The population in this study were female students of SMP Negeri 1 Bangkalan who had dysmenorrhea . Technique of sampling this research was by using simple random sampling with inclusion and exclusion criteria of 54 respondents divided into two groups with each group of 27 respondents . Data analysis was performed withch i-square test and logistic regeresi.The results showed there was influence of combination of warm and chocolate compresses to menstrual pain decrease (p-value 0,050). In addition there are other factors that affect the decrease in menstrual pain that is IMT (p-value 0.032). It is advisable to teenagers who experience menstrual pain to check the health condition of their reproductive organs if pain still occurs during menstruation.Keywords : combination of warm compresses and chocolate, menstruation pain
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PARTISIPASI IBU HAMIL UNTUK MENGIKUTI KELAS IBU HAMIL Esti Nugraheny; noerhayati
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 3 No. 1 (2016): Edisi Desember
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk menurunkan AKI yaitu dengan mencanangkan program kelas ibu hamil. Namun berdasarkan data pemanfaatan kelas ibu hamil masih rendah. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah dukungan suami. Dengan adanya dukungan suami diduga dapat meningkatkan partisipasi ibu hamil untuk mengikuti kelas ibu hamil. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan partisipasi ibu dalam mengikuti kelas ibu hamil. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif inferensial dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu hamil yang ANC di Puskesmas Bantul II dengan jumlah 152. Jumlah sampel 60 orang diambil dengan menggunakan teknik accidental sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dengan hasil 27 soal valid dan reliabilitas dengan nilai alpa chronbach 0,60. Data dianalisis dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan umur mayoritas 20 - 35 tahun, pendidikan SMP dan SMA, status tidak bekerja (IRT) serta paritas primipara. Terdapat hubungan yang secara statistik signifikan antara dukungan suami dan partisipasi ibu dalam mengikuti kelas ibu hamil. Ibu hamil yang didukung keluarga memiliki kemungkinan untuk mengikuti kelas ibu hamil 2,86 kali lebih besar daripada tidak didukung (OR=2,86; p=0.002). Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan dukungan suami dengan partisipasi ibu untuk mengikuti kelas ibu hamil. Ibu yang suaminya mendukung memiliki peluang untuk berpartisipasi 2,86 kali lebih besar dibandingkan ibu yang tidak mendapatkan dukungan suami. Perlu peningkatan peran suami salah satunya melalui program suami siaga.
PERAN KELUARGA TERHADAP PENANGGULANGAN AWAL ISPA BUKAN PNEUMONIA PADA BALITA Esti Nugraheny; Jumiyati Jumiyati; Shafa Awalia
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 1 No. 1 (2014): Edisi Desember
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ISPA (infeksi saluran pernafasan akut) merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi pada balita dan cenderung meningkat setiap tahun. Sampai saat ini ISPA masih merupakan penyakit utama yang paling sering menyebabkan kematian pada balita. Berbagai upaya seperti pencegahan, penemuan dini dan penatalaksanaan kasus dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian karena ISPA. Penatalaksanaan dini yang benar sangat penting karena untuk mencegah ISPA bukan pneumonia menjadi pneumonia, dan mencegah pneumonia berat. Mengetahui peran keluarga dalam penanggulangan ISPA bukan pneumonia pada balita, cara pemberian nutrisi, cara pemberian cairan, pengamatan perkembangan penyakit dan cara mencari bantuan ke sarana pelayanan kesehatan. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita yang diperiksakan di Puskesmas Bantul II karena ISPA bukan pneumonia. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling sejumlah 60 sampel. Pengumpulan data menggunakan kuisioner. Hasil penelitian menggunakan analisis univariat. 70% (42 responden) berperan positif terhadap penanggulangan ISPA bukan pneumonia pada balita, yaitu demam, 86% (52 responden) batuk, 80% (48 responden) sumbatan jalan nafas, 86% (52 responden) cara pemberian nutrisi, 100% (60 responden) cara pemberian cairan, 100% (60 responden) pengamatan perkembangan penyakit, 97% (58 responden) dan cara mencari bantuan ke sarana pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa peran keluarga dalam menanggulangi ISPA bukan pneumonia pada balita selama di rumah sebagian besar memiliki peran positif.
PERSAINGAN SAUDARA KANDUNG (SIBLING RIVALRY) PADA ANAK USIA PRASEKOLAH Esti Nugraheny; M Any Ashari; Marselina Idoliana
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 1 No. 1 (2014): Edisi Desember
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perbedaan usia anak yang tidak terlalu jauh akan menimbulkan persaingan antar saudara, dalam bahasa inggris disebut sibling rivalry, yaitu adanya rasa persaingan saudara kandung. Terjadi pada anak dengan usia toddler (2-3 tahun), yang juga dikenal dengan “usia nakal” pada anak. Anak mendemonstrasikan sibling rivalry-nya dengan berperilaku temperamental, misalnya menangis keras tanpa sebab, berperilaku ekstrim untuk menarik perhatian orang tuanya, atau dengan melakukan kekerasan terhadap adiknya. Jarak usia yang lazim memicu munculnya sibling rivalry adalah jarak usia antara 1-5 tahun dan kemudian muncul kembali pada usia 8-12 tahun, persaingan masih juga bisa terjadi antar anak yang beda usianya jauh, bahkan, kecemburuan kadang bisa lebih mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jarak kelahiran antar saudara kandung pada anak usia prasekolah di TK. RA AR-Raihan Bantul dan mengetahui perilaku sibling rivalry pada anak prasekolah di TK. RA AR-Raihan Bantul. Penelitian ini termasuk penelitian Deskriptif Corelation dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini yaitu semua anak yang ada di TK. RA AR-Raihan Bantul berjumlah 221. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Propotionate Stratified Random Sampling dengan jumlah 43 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian dianalisis melalui uji Chi Squere. Hasil uji analisa data menunjukkan bahwa nilai X2 hitung > X2 tabel (8,658>3,841) yang bearti Ha diterima dan ada hubungan antara jarak kelahiran dan sibling rivalry. Ada hubungan antara jarak kelahiran dan sibling rivalry pada anak usia prasekolah di TK. RA AR-Raihan Bantul, Yogyakarta pada tahun 2014. Semakin dekat jarak kelahiran semakin tinggi sibling rivalry, sebaliknya semakin jauh jarak kelahiran semakin rendah sibling rivalry.
KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS SPONTAN Esti Nugraheny; inayati habib; Sri Mutia
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 1 No. 2 (2015): Edisi Juni
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menurut data WHO pada tahun 2002 15 - 50% kematian ibu hamil disebabkan oleh abortus. Komplikasi abortus berupa perdarahan atau infeksi dapat menyebabkan kematian ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu hamil dengan kejadian abortus spontan di Puskesmas Srandakan Bantul periode Januari - Desember 2012. Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Populasi adalah seluruh ibu hamil yang ada di Puskesmas Srandakan Bantul Pada Januari - Desember 2012. Teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling, sampel berjumlah 32 kasus. Hasil penelitian adalah kejadian abortus berdasarkan paritas > 2 sebanyak 93,75%, berdasarkan umur 46,87% dengan umur 31 - 40 tahun, berdasarkan kadar Hemoglobin (HB) 68,75% dengan kadar HB 7 - 8 gr/dl, sebanyak 87,50% dengan tekanan darah > 140/90 mmHg, sebesar 90,62% dengan LILA < 23,5 cm, serta sebanyak 65,63% tidak ada riwayat merokok dan mengkonsumsi alkohol. Disimpulkan bahwa karakteristik ibu hamil dengan kejadian abortus spontan meliputi paritas, usia, kadar HB, nutrisi dan riwayat hipertensi, sedangkan kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol bukan merupakan karakteristik ibu hamil dengan abortus spontan.
PERBEDAAN IBU BEKERJA DAN TIDAK BEKERJA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK Tita Restu Yuliasri; Esti Nugraheny; atika
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 1 No. 2 (2015): Edisi Juni
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bagi suatu negara, anak merupakan aset yang sangat berharga, sehingga masa anak-anak dinamakan masa emas. Pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Meningkatnya pendidikan wanita menimbulkan kesadaran untuk mengembangkan diri maupun mengaktualisasikan potensinya dalam merintis karier maupun melakukan kegiatan sosial. Status ibu bekerja tentu saja memiliki dampak terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui perbedaan antara ibu bekerja dan tidak bekerja terhadap perkembangan anak di TPA Ar-Raihan Bantul. Jenis penelitian berupa deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah semua anak yang bersekolah di TPA Ar-Raihan sebanyak 38 anak. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling, sehingga jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 38 anak. Alat pengumpul data menggunakan angket dan lembar Kuesioner Pra-Skrining Perkembangan (KPSP). Analisis data dilakukan menggunakan Mann Whitney Test. Hasil uji menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 (0,00 < 0,05). Hasil uji menunjukkan bahwa H? diterima yang diartikan bahwa terdapat perbedaan antar ibu bekerja dan tidak bekerja terhadap perkembangan anak di TPA Ar-Raihan Bantul. Disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara ibu bekerja dan tidak bekerja terhadap perkembangan anak di TPA Ar-Raihan Bantul.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU PENYAPIHAN PADA ANAK DI BAWAH DUA TAHUN Esti Nugraheny; Rizka Putri Amalia
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 3 No. 2 (2017): Edisi Juni
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Berdasarkan data diketahui bahwa 50% kelompok anak di bawah dua tahun di Indonesia disapih pada usia 19 bulan sehingga perlu diketahui faktor apa saja yang berhubungan dengan waktu penyapihan lebih awal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan waktu penyapihan pada anak di bawah dua tahun di Dusun Gumulan Desa Caturharjo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini berjumlah 56 orang ibu yang memiliki anak di bawah usia dua tahun. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Desember 2015- Mei 2016 dengan menggunakan instrumen ceklist dan kuesioner. Kuesioner tentang pengetahuan telah dilakukan uji reliabilitas dengan hasil 0,931 reliabel dan kuesioner tentang informasi dengan hasil 0,938 reliabel. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji spearman rank. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu bekerja lebih dini dalam melakukan penyapihan (67,9%) dengan p value 0,01, sebagian besar ibu dengan pengetahuan cukup melakukan penyapihan lebih dini (47,5%) dengan p value 0,00, sebagian besar ibu dengan pendidikan rendah lebih dini dalam melakukan penyapihan (64,3%) dengan p value 0,00, namun pada faktor informasi tidak mempengaruhi waktu penyapihan dengan p value 0,83. Disimpulkan bahwa ada pengaruh antara faktor pekerjaan, pengetahuan yang cukup, dan pendidikan yang rendah dengan waktu penyapihan, namun pada faktor informasi tidak signifikan mempengaruhi penyapihan. Perlu upaya peningkatan pengetahuan pada ibu menyusui melalui program kelompok pendamping ASI dengan monitoring evaluasi yang berkesinambungan.
KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN HIPERTENSI Esti Nugraheny; Wuri Khlaudi Prabandani
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 2 No. 1 (2015): Edisi Desember
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hipertensi dalam kehamilan adalah salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas dalam kehamilan. Angka kejadian hipertensi di Indonesia pada kehamilan sekitar 5-15%. Dengan masih tingginya angka kejadian tersebut perlu dikaji mengenai apa saja karakteristik pasien ibu hamil dengan hipertensi di RSUD Panembahan Senopati Bantul DIY. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 199 orang, dengan sampel penelitian sebanyak 67 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Sumber data berasal dari data rekam medis. Data dianalisis dengan deskriptif sederhana. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data bahwa ibu hamil dengan hipertensi paling banyak terjadi pada usia reproduksi sehat (25-35 tahun), dengan paritas multigravida, tidak mempunyai faktor keturunan hipertensi, dengan status gizi obese dan dengan pekerjaan sedang.
FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDORONG PENERAPAN ASI EKSKLUSIF Esti Nugraheny; emi alfiah
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 2 No. 2 (2016): Edisi Juni
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi karena ASI mengandung zat gizi dengan komposisi sesuai dengan kebutuhan bayi untuk tumbuh kembang bayi secara optimal. Peningkatan program ASI eksklusif merupakan salah satu bentuk usaha pemerintah dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Secara nasional target ASI eksklusif di Indonesia 80%, sementara cakupan pencapaian ASI eksklusif di Indonesia baru mencapai 48,6%. Penelitian ini dilakukan untuk mengeksplorasi faktor pendorong dan faktor penghambat dalam penerapan pemberian ASI eksklusif di Dusun Potorono Banguntapan Bantul tahun 2015. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif. Populasi pada penelitian ini adalah ibu yang sedang menyusui bayi berjumlah 43 orang. Sampel ditentukan secara purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah enam orang ibu yang mempunyai bayi berumur enam sampai tujuh bulan. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur dan data dianalisis secara thematic. Seluruh subjek penelitian telah mengetahui pengertian ASI eksklusif, namun hanya satu subjek yang memberikan ASI secara eksklusif karena adanya faktor pendorong seperti motivasi internal, pemahaman mengenai manfaat ASI, dan adanya dukungan suami. Disisi lain, sebagaian besar subjek tidak memahami mengenai produksi ASI. Subjek lainnya yang tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya dengan karakteristik ibu bekerja diduga disebabkan karena adanya faktor penghambat seperti tidak ada pojok ASI dan tempat penyimpanan ASI ditempat bekerja. Perlu adanya komitmen dari semua pihak untuk keberhasilan penerapan ASI eksklusif. Penelitian ini merekomendasikan untuk dilakukannya sosialisasi mengenai produksi ASI dari tenaga kesehatan kepada pasien secara mendalam dan perlu adanya fasilitasi untuk dibuatnya pojok ASI dan tempat penyimpanan ASI di tempat bekerja.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA RUPTURE PERINEUM PADA IBU BERSALIN NORMAL Esti Nugraheny; Histya Heriyat
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 4 No. 1 (2017): Edisi Desember
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rupture perineum adalah robekan yang terjadi pada perineum sewaktu persalinan. Penyebab kematian ibu yang tertinggi adalah perdarahan yang salah satu penyebabnya yaitu rupture perineum dengan angka kejadian 16%. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya rupture perineum pada ibu bersalin normal di BPM Anastasia Darwati Jetis Bantul pada bulan Januari-Desember 2016 berdasarkan faktor ibu dan janin. Penelitian bersifat deskriptif kuantitatif dengan pendekatan retropektif. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin normal pada bulan Januari – Desember 2016 berjumlah 85 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling dari 85 persalinan normal 72 orang mengalami rupture perineum. Instrumen yang digunakan berupa check list dan teknik analisis data menggunakan analisis univariat. Hasil : Sebagian besar ibu bersalin mengalami rupture perineum derajat dua. Faktor penyebab terjadinya berdasarkan urutan yang tertinggi yaitu: 1) riwayat persalinan dengan perlukaan perineum 73,1%; 2) multiparitas 72,2%; 3) partus presipitatus 6,9%; 4) usia < 20 tahun atau > 35 tahun 9,7%; 5) berat badan bayi 3500 gram - 4000 gram 4,2%, dan 6) kelainan presentasi muka 2,8%. Simpulan: faktor penyebab terjadinya rupture perineum yang paling dominan berdasarkan faktor ibu adalah riwayat persalinan dengan perlukaan perineum, sedangkan berdasarkan faktor janin adalah berat badan bayi. Diperlukan deteksi dini yang komprehensif sebagai upaya preventif terjadinya rupture perineum akibat faktor riwayat persalinan sebelumnya.