Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU SISWI DALAM UPAYA PENGENDALIAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL DI SMA IT ABU BAKAR YOGYAKARTA TAHUN 2014 Margiyati Margiyati; Marmi Marmi
MIKKI (Majalah Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Indonesia) Vol 3, No 1 (2015): Vol.3 No.1 Februari 2015
Publisher : STIKES Wira Husada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47317/mikki.v3i1.105

Abstract

ABSTRACT Background: It is estimated that more than 340 million new cases of sexually transmitted infections (STIs) that can be cured (syphilis, gonorrhea, chlamydia, and trichomonas infections) occur each year in men and women aged 15-49 years. The absence of specific subjects that are taught and provide information for high school students, especially girls, became one of the causes of the high incidence of STIs among adolescents .This study aims to determine the relationship between the level of knowledge and attitudes toward student behavior in an effort to control sexually transmitted infections in Abu Bakar  high school (SMAIT Abu Bakar) Yogyakarta.  Methods: This study used a cross sectional descriptive correlation. The sampling technique used is total sampling. The data was collected using a questionnaire, with a sample of 29 students. Analyzed using univariate, bivariate use momment product person, and multivariate use the f-test (ANOVA). Results: The statistical results of this study indicate that as many as five students ( 17.2 % ) had good knowledge level, 19 students ( 57.6 % ) had a pretty good level of knowledge, and as many as five students ( 17.2 % ) had a level of knowledge poorly- STI control efforts. There are 10 students ( 34.5 % ) had a good attitude, 19 students ( 65.5 % ) had a pretty good attitude, and none of the students was ( 0 % ) who have a bad attitude in STI control efforts. While the behavior of students in an effort to control the IMS 100 % better. Bivariate analysis on the relationship with the knowledge level of behavior is p < 0.005 ( 0.536 ) and the relationship with behavioral attitude is p < 0.005 ( 0.088 ). Multivariate analysis between knowledge and attitudes with student behavior in STI control efforts is the F count > F table ( 2,672 > 3,707 ) and significance values in the table = 0.088  where the sig < 0.005.Conclusion: There is no relationship between the level of knowledge and attitudes with student behavior in STI control efforts in Abu Bakar high school (SMA IT) Yogyakarta 2014.
PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PERILAKU SISWI DALAM UPAYA PENGENDALIAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL Marmi Marmi; Margiyati Margiyati
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 1 No. 1 (2014): Edisi Desember
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Diperkirakan lebih dari 340 juta kasus baru dari infeksi menular seksual (IMS) yang dapat disembuhkan (sifilis, gonore, infeksi klamidia, dan infeksi trikomonas) terjadi setiap tahunnya pada laki-laki dan perempuan usia 15-49 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dengan perilaku siswi dalam upaya pengendalian infeksi menular seksual di SMA IT Abu Bakar Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional descriptive correlation. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, dengan sampel 29 siswi. Analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat menggunakan person product momment, dan multivariat menggunakan uji f (Anova). Hasil statistik dari penelitian menunjukkan bahwa sebanyak lima siswi (17,2%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik, 19 siswi (57,6%) memiliki tingkat pengetahuan yang cukup baik, dan sebanyak lima siswi (17,2%) memiliki tingkat pengetahuan yang kurang baik tentang upaya pengendalian IMS. Terdapat 10 siswi (34,5%) memiliki sikap yang baik, 19 siswi (65,5%) memiliki sikap yang cukup baik, dan tidak ada satu siswi pun (0%) yang mempunyai sikap buruk dalam upaya pengendalian IMS. Sedangkan perilaku siswi dalam upaya pengendalian IMS 100% baik. Analisis bivariat pada hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku adalah p < 0,005 (0,536) dan hubungan sikap dengan perilaku adalah p < 0,005 (0,088). Analisis multivarian antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku siswi dalam upaya pengendalian IMS adalah F hitung > F tabel (2,672>3,707) dan nilai signifikasi dalam tabel tersebut = 0,088, dimana sig < 0,005. Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap dengan perilaku siswi dalam upaya pengendalian IMS di SMA IT Abu Bakar Yogyakarta 2014.
PERSEPSI, SIKAP, DAN PERILAKU PELAJAR SMA IT TENTANG GENDER DALAM UPAYA PENGENDALIAN INFEKSI MENULAR SEKSUAL Marmi Marmi; Margiyati Margiyati
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 1 No. 1 (2014): Edisi Desember
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan rancangan fenomenologis studi kasus yang bertujuan untuk mengetahui persepsi, sikap dan perilaku pelajar sekolah menengah atas islam terpadu (SMA IT) tentang gender dalam upaya pengendalian infeksi menular seksual (IMS). Data dikumpulkan dengan mengadakan wawancara terhadap informan dan kuesioner di lapangan baik berkenaan dengan aspek persepsi, sikap, dan perilaku yang sekaligus sebagai subjek dan objek penelitian. Tempat penelitian sebagai representasi pelajar SMA IT Abu Bakar Yogyakarta. Setelah dilakukan reduksi pada data yang diperoleh,selanjutnya dilakukan interpretasi sesuatu dengan kerangka teori yang dikemukakan. Hasil penelitian pelajar memiliki persepsi bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai kewajiban yang sama dalam upaya pengendalian IMS. Sikap terhadap ketidaksetujuan terhadap tindakan yang dapat mengakibatkan penularan infeksi menular seksual menunjukkan kematangan sikap yang lebih terarah, intensitas keyakinan yang kuat, keluasan berfikir, konsistensi dalam berpendapat, dan spontanitas dalam bersikap. Hal ini sekaligus menyangkal anggapan tentang kemampuan usia muda untuk mengontrol diri masih relatif rendah. Orientasi pelajar tentang upaya pengendalian infeksi menular seksual masih terfokus pada upaya pencegahan dini pada individu yang masih single, belum pada upaya aspek tindakan nyata seseorang yang telah memiliki pasangan dan aktif secara seksual. Perilaku dalam upaya pengendalian infeksi menular seksual menurut pelajar adalah dengan cara tidak terbawa pergaulan bebas, tidak berpacaran, tidak melakukan free sex, tidak melakukan hubungan seks di luar pernikahan, tidak bergonta-ganti pasangan (setia pada pasangan tunggal), menggunakan kondom saat melakukan hubungan seks, selektif dalam memilih teman, mempelajari ilmu agama untuk memperkuat keimanan, dan menyibukkan diri dengan hal-hal positif yang bermanfaat.
HUBUNGAN HEMOGLOBIN, LINGKAR LENGAN ATAS, UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN BERAT BADAN BAYI LAHIR Marmi; Margiyati Margiyati; neki
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 1 No. 2 (2015): Edisi Juni
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ibu hamil dengan status gizi yang baik dapat melahirkan bayi yang sehat dan sempurna secara jasmaniah dengan berat badan bayi normal (Arisman, 2004). Menurut data Word Health Organizing (WHO) pada tahun 2010, sebanyak 536.000 perempuan meninggal dunia akibat masalah persalinan (Antaranews, 2010). Berdasarkan data di Puskesmas Kasihan I diketahui ibu hamil yang mengalami KEK (Kekurangan Energi Kronis) pada tahun 2012 terdapat 1.295 ibu hamil dan tercatat sebanyak 44,54% ibu hamil mengalami kurang gizi, sedangkan kejadian BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) di puskesmas tersebut sebanyak 3,32%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan target yang ditetapkan pada sasaran program Indonesia Sehat 2010 untuk KEK yaitu 20% (Depkes RI, 2000). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor risiko (Hemoglobin/ HB, Lingkar Lengan Atas/ LILA, Umur, dan Paritas) pada ibu hamil dengan berat badan bayi lahir di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kohort retrospektif (non eksperimen) dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara LILA hamil dengan berat badan bayi lahir (p : 0,000 dan R : 0,500), sedangkan secara bersama-sama faktor-faktor risiko (HB, LILA, Umur, dan Paritas) pada ibu tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap berat badan bayi lahir (p : 0,003). Kesimpulan yang dapat diambil dari persamaan regresi pada penelitian ini adalah semakin baik LILA semakin baik pula berat badan bayi lahir sedangkan semakin kurang LILA semakin kurang pula BBLR.
STATUS GIZI DAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA USIA SATU SAMPAI LIMA TAHUN Margiyati; M. Mirza Fauzie; dzulfa diyana
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 1 No. 2 (2015): Edisi Juni
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peningkatan dan perbaikan upaya kelangsungan, perkembangan dan peningkatan kualitas hidup anak merupakan upaya penting untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Upaya kelangsungan hidup, perkembangan dan peningkatan kualitas anak berperan penting sejak masa dini kehidupan. Status gizi menjadi indikator ketiga dalam menentukan derajat kesehatan anak. Status gizi yang baik dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak untuk mencapai kematangan yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan perkembangan motorik kasar balita usia satu sampai lima tahun. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh balita umur satu sampai lima tahun yang tersebar di posyandu di Desa Bangunjiwo wilayah kerja Puskesmas Kasihan I Bantul, Yogyakarta. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cluster random sampling dan didapatkan sampel sebanyak 88 subjek penelitian. Pada penelitian ini, alat ukur penelitian menggunakan DDST dan KMS balita dan hasil penelitian dianalisa menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian setelah dianalisis menggunakan chi-square menunjukkan x2 hitung (64,390) > x2 tabel (7,815 ) dengan P-Value (Asymp.sig) yaitu (0,000) < (0,05) maka Ha diterima dan Ho ditolak. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan status gizi dengan perkembangan motorik kasar balita usia satu sampai lima tahun di Desa Bangunjiwo Wilayah Kerja Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta.
GAMBARAN KEJADIAN EFEK SAMPING PADA AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) SUNTIK TIGA BULAN Margiyati; davitri wulandari
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 2 No. 1 (2015): Edisi Desember
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan program KB di Indonesia berjalan pesat. Pencapaian peserta KB tahun 2011 di DIY sebanyak 432.989 orang dengan metode kontrasepsi tertinggi yaitu KB Suntik 46,1% dan terendah MOP 1% (PKBI Yogyakarta, 2011). Sementara itu, total akseptor KB Kabupaten Bantul tahun 2013 dilaporkan sebanyak 126.090 (82,2%) dari total 153.395 PUS dengan metode kontrasepsi terbanyak yaitu metode suntik (Dinkes Bantul, 2013). Kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan salah satunya adalah KB suntik. Akseptor KB suntik mengalami efek samping berupa gangguan pola haid, penambahan berat badan, sakit kepala dan nyeri pada payudara (BKKBN, 2005). Dari studi pendahuluan yang dilakukan di BPM Wartinem terhadap sembilan akseptor KB suntik, lima diantaranya mengeluh mengenai tidak mendapatkan haid, dua orang mengalami flek-flek, dua orang mengalami flek dan mual muntah, serta hampir semua mengalami peningkatan berat badan. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi yaitu ibu-ibu akseptor KB suntik tiga bulan di BPM Wartinem Desa Jalakan Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul. Teknik pengambilan sampel adalah insidental sampling, jumlah sampel sebanyak 75 orang. Analisis data menggunakan teknik kuantitatif univariat. Kesimpulan menunjukkan bahwa gambaran kejadian efek samping pada akseptor KB suntik tiga bulan adalah penambahan berat badan sebanyak 94,7%, amenorea sebanyak 81,3%, pusing sebanyak 40%, flek (spotting) sebanyak 18,7%, dan mual muntah sebanyak 5,3%.
GAMBARAN KEJADIAN EFEK SAMPING PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) Margiyati; paryamtinah
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 2 No. 2 (2016): Edisi Juni
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu strategi dari pelaksanaan program KB sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2010-2014 yaitu penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD (Intra Uterine Device), implant (susuk) dan sterilisasi. Efek samping kontrasepsi merupakan masalah bagi akseptor, karena merupakan beban kejiwaan yang harus ditanggungnya, yang berakhir pada adanya kekhawatiran dan kecemasan yang berlebih, sehingga seorang akseptor akan mengalami kejadian drop out atau putus pakai. Menurut laporan hasil pelayanan KB di BPM Wartinem sepanjang tahun 2014, terdapat 60 akseptor yang menggunakan KB IUD dan sebagian besar merasakan efek sampingnya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran tentang kejadian efek samping penggunaan alat kontrasepsi IUD pada akseptor IUD di BPM Wartinem Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul Tahun 2014. Desain penelitian adalah deskriptif kuantitatif, dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh akseptor IUD di BPM Wartinem selama satu tahun, mulai bulan Januari hingga Desember tahun 2014. Cara pengambilan sampel adalah dengan accidental sampling, dengan jumlah sempel 38 responden. Hasil penelitian menunjukkan gangguan menstruasi sebanyak 33 responden (86,84%), dispareuni sebanyak 20 responden (52,63%), keputihan sebanyak 13 responden (34,2%), dan ekspulsi sebanyak empat responden (10,53%). Kesimpulan menunjukkan kejadian efek samping pada penggunaan alat kontrasepsi IUD yang terbanyak yaitu gangguan menstruasi sebesar 33 responden (86,84%), dan yang terendah adalah ekspulsi sebesar empat responden (10,53%).
DAMPAK PAPARAN ASAP ROKOK PADA IBU BERSALIN DENGAN RIWAYAT KETUBAN PECAH DINI Margiyati; Dwi Aisyah Ismiyati
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 3 No. 1 (2016): Edisi Desember
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ketuban Pecah Dini (KPD) disebabkan pecahnya ketuban sebelum waktunya tanpa di sertai tanda inpartu dan setelah satu jam tetap tidak diikuti oleh proses inpartu sebagaimana mestinya. Asap rokok yang dihembuskan oleh perokok aktif dan terhirup oleh perokok pasif, lima kali lebih banyak mengandung karbon monoksida, empat kali lebih banyak mengandung tar dan nikotin. Data menunjukkan bahwa kejadian ketuban pecah dini di Kelurahan Prawirodirjan pada bulan Januari hingga Maret adalah sebanyak sepuluh orang dan tujuh orang dari mereka penyebab langsung dari ketuban pecah dini adalah karena terpapar asap rokok dari anggota keluarganya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak paparan asap rokok pada ibu bersalin dengan riwayat ketuban pecah dini di Kelurahan Prawirodirjan, Yogyakarta Tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu bersalin yang mengalami ketuban pecah dini sebanyak lima orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak lima orang. Penelitian ini mengunakan desain pengambilan sampel teknik purposive sampling dengan pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam yang dilaksanakan oleh peneliti sendiri mengunakan audio recorder, catatan lapangan dan dokumentasi. Hasil penelitian dengan teknik wawancara mendalam dari lima informan didapatkan hasil bahwa penyebab ketuban pecah dini semua informan terpapar oleh asap rokok. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa asap rokok dapat menjadipenyebab terjadinya ketuban pecah dini tetapi bukan hanya asap rokok selain itu ketuban pecah dini juga dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor usia, paritas, pekerjaan, dan umur kehamilan.
HUBUNGAN INDUKSI PERSALINAN PERVAGINAM DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA PADA BAYI BARU LAHIR Margiyati; Uni Kurniawati
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 3 No. 2 (2017): Edisi Juni
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi dengan rincian asfiksia 37%, prematur 34%, sepsis 12%, dan kelainan bawaan 17% (Kemenkes RI 2013). A K B di Yogyakarta tahun 2013 adalah 9,38 per 1000 kelahiran hidup dengan jumlah kasus kematian sebesar 116 kasus, penyebab antara lain asfiksia neonatorum 47 kasus (40,5%), dehidrasi satu kasus (0,8%), pneumonia 5 kasus (4,3%), kelainan bawaan 29 kasus (25 %), BBLR 18 kasus (15,5%), lainnya 16 kasus (13, 7%) (profil Dinkes DIY 2013). asfiksia merupakan urutan pertama dari kasus bayi yang dirawat di RSUD Panembahan Senopati Bantul dan pada tahun 2015 terdapat 145 induksi persalinan pervaginam dengan kejadian asfiksia 47 kasus. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan induksi persalinan pervaginam dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2015. Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian case control dan menggunakan pendekatan waktu retrospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin pervaginam dengan tindakan induksi di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2015. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 145 subjek penelitian. Pengumpulan data menggunakan rekam medik. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji korelasi Chi square hasil penelitian menunjukkan x2 Hitung (6.203) > x2 tabel (5. 991) dengan P value yaitu 0.045 (p value < 0,05), maka HO ditolak, sehingga ada hubungan antara persalinan induksi dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir. Kesimpulan yaitu ada hubungan induksi persalinan pervaginam dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2015.
GAMBARAN TINGKAT KESIAPAN IBU HAMIL DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DENGAN PROGRAM P4K Margiyati; Yu Sinta Anggraeni
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 4 No. 1 (2017): Edisi Desember
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan MDGs kelima, yaitu memperbaiki kesehatan maternal (improve maternal health) yakni menurunkan angka kematian ibu (AKI) sebesar tiga perempatnya antara tahun 1990-2015 (Bappenas, 2010), karena masih tingginya angka kematian dan kesakitan ibu dan bayi. Tahun 2007 Menteri Kesehatan merencanakan program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) sebagai terobosan penurunan AKI dan AKB. Program P4K dicanangkan pemerintah bertujuan memantau kehamilan menuju persalinan yang aman, selamat serta sasaran ibu hamil dengan indicator penolong persalinan, pendamping persalinan, tempat bersalin, transportasi, calon donor darah, uang/tabungan (Depkes 2009). Tujuan penelitian ini untuk menganalisis tingkat kesiapan ibu hamil dalam menghadapi persalinan dengan Program P4K.. Desain penelitian menggunakan deskripif kuantitatif dengan jumlah populasi 38 orang. Teknik sampling menggunakan total sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 38 ibu hamil. Pengambilan data dengan ceklist. Analisis data menggunakan analisis univariat. Distribusi frekuensi persiapan tempat bersalin sebanyak 34 orang (89,4%), persiapan pendamping persalinan sebanyak 34 orang (89,4%), persiapan transportasi sebanyak 38 orang (100%), persiapan pendonor darah sebanyak 29 orang (76,3%), penolong persalinan sebanyak 35 orang (92,1%), persiapan uang/ tabungan sebanyak 36 orang (94,7%). Tingkat kesiapan ibu hamil dalam menghadapi persalinan dengan program P4K di BPM Wartinem Jalakan Bantul Yogyakarta adalah tempat bersalin, transportasi, pendonor darah, penolong persalinan, uang/ tabungan. Diharapkan semua tenaga kesehatan khususnya bidan memberikan pengetahuan kepada ibu hamil tentang persiapan menghadapi persalinan dengan program P4K.