Sri Sundari
AKADEMI KEBIDANAN UMMI KHASANAH

Published : 18 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

HUBUNGAN JAHITAN PERINEUM DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU DALAM MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL PASCA MELAHIRKAN Sri Sundari; Vita Yuniarsih
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 3 No. 1 (2016): Edisi Desember
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyak pasangan suami istri merasa frekuensi berhubungan intim semakin berkurang setelah memiliki anak. Kegiatan mengurus bayi dan menyusui membuat istri lebih mencurahkan perhatian kepada bayinya dibandingkan suami. Setelah melahirkan, perempuan takut untuk berhubungan seksual lagi dengan pasangannya karena takut terhadap rasa nyeri pada jahitan. Apabila hal ini dibiarkan secara berlarut-larut akan menyebabkan gangguan fungsi seksual. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan jahitan perineum dengan tingkat kecemasan ibu dalam melakukan hubungan seksual pasca melahirkan. Jenis penelitian ini menggunakan analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh ibu pasca melahirkan pervaginam yang sudah lebih dari 40 hari sampai tiga bulan pasca melahirkan selama bulan Desember 2015 sebanyak 35 orang. Lokasi penelitian di BPM Sri Suharti Wates Kulonprogo. Teknik sampling dengan purposive sampling yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi sejumlah 33 orang. Pengumpulan data dengan checklist dan kuesioner. Analisa data menggunakan uji chi square. Hasil uji analisa data dengan chi square menunjukkan bahwa nilai Asymp. Sig. (2-sided) 0,001, nilai Asymp. Sig. (2-sided) < 0,05, dan juga hasil x hitung 16.906 dan x tabel 9.488, X hitung > x tabel, sehingga H? ditolak dan H? diterima dengannilai keeratan Contingency Coefficient sebesar 0,582 (cukup erat). Berdasarkan hasil analisa yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara jahitan perineum dengan tingkat kecemasan ibu dalam melakukan hubungan seksual pasca melahirkan.
TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU MEMBERIKAN STIMULASI TUMBUH KEMBANG BAYI Sri Sundari; Khasanah Maulidia
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 1 No. 1 (2014): Edisi Desember
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses tumbuh kembang anak merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari lahir sampai dewasa. Masa bayi merupakan masa yang penting dalam tumbuh kembang. Agar tumbuh dan berkembang secara optimal, selain nutrisi yang baik dan kasih sayang yang cukup, bayi juga membutuhkan stimulasi yang tepat. Semakin dini dan semakin lama stimulasi dilakukan, maka akan semakin besar manfaatnya terhadap tumbuh kembang bayi. Untuk itu, keluarga mempunyai peran yang penting dalam pembinaan fisik, mental dan sosial bayi. Orang tua khususnya ibu harus memiliki pengetahuan tentang proses tumbuh kembang pada anak sehingga bila ada kelainan secara dini bisa diketahui. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan motivasi ibu memberikan stimulasi tumbuh kembang pada bayi. Penelitian ini menggunakan survei analitik, dengan rancangan cross-sectional. Populasi adalah semua ibu yang mempunyai bayi di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Sukani berjumlah 91 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuisioner. Hasil penelitian dianalisis dengan uji Chi Square. Hasil uji analisis Chi-Square menunjukkan nilai x2 hitung (33,537) > x2 tabel (5,991) dan p value (0,000)<0,05, maka Ho ditolak dan H? diterima, sehingga disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan motivasi ibu memberikan stimulasi tumbuh kembang bayi. Untuk keeratan dari kedua variabel tersebut diketahui nilai (C) sebesar 0,641 yang berarti terdapat hubungan dalam tingkat kuat antara kedua variabel. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan motivasi ibu memberikan stimulasi tumbuh kembang bayi.
KEEFEKTIFAN KOMUNIKASI INFORMASI EDUKASI MENGGUNAKAN LEAFLET TENTANG CARA MENYUSUI DENGAN KEJADIAN PUTING LECET Sri Sundari; Marmi; Linda Yulina
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 1 No. 2 (2015): Edisi Juni
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Puting susu yang lecet disebabkan oleh moniliasis (infeksi yang disebabkan oleh monalia yang disebut kandida). Pada mulut bayi yang menular pada puting susu, dan iritasi akibat membersihkan puting dengan sabun, krim, dan alkohol. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektifitas komunikasi informasi edukasi (KIE) menggunakan leaflet tentang cara menyusui dengan kejadian puting lecet di bidan praktek mandiri Tri Rahayu Setyaningsih Sleman Yogyakarta. Penelitian ini merupakan kuantitatif eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan desain Static Group Comparison, dengan populasi dalam penelitian ini semua ibu nifas di BPS Tri Rahayu Setyaningsih Sleman Yogyakarta. Sampel sebanyak 30 ibu nifas (KN1). Pada penelitian ini sampel dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok uji coba Kelompok uji coba (diberi KIE tidak menggunakan leaflet) dan kelompok kontrol (diberi KIE dengan menggunakan leaflet). Hasil uji analisis menunjukan bahwa terjadi penurunan kejadian puting lecet, dengan menggunakan uji chi square diperoleh x2 hitung (13,393) > x2 tabel (3,841). Hasil odd ratio (OR) ada 0,556 angka ini berada dalam interval koefisien 0,40 - 0,59 yang berarti keeratan hubungan antara KIE menggunakan leaflet dengan KIE tidak menggunakan leaflet adalah sedang. Risiko relatif (RR) yang menggunakan leaflet kemungkinan tidak lecet 26,0 kali lebih besar dibanding yang tidak menggunakan leaflet. Kesimpulan yang didapat ada perbedaan keefektifan antara KIE menggunakan leaflet dengan KIE tidak menggunakan leaflet terhadap kejadian puting lecet, dengan tingkat kekuatan sedang, dan seorang ibu yang diberi KIE menggunakan leaflet tentang cara menyusui yang benar memiliki peluang untuk tidak mengalami puting lecet 26 kali lebih besar dibanding yang hanya diberi KIE tanpa leaflet.
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BALITA Sri Sundari; Arifah Istiqomah; nursiah
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 1 No. 2 (2015): Edisi Juni
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pneumonia merupakan salah satu penyebab dari empat juta kematian pada balita di negara berkembang, khususnya pada bayi. Kejadian pneumonia pada bayi dan balita di Indonesia diperkirakan antara 10 - 20% per tahun. Program pemberantasan penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) yang telah dilaksanakan beberapa waktu lalu menetapkan angka 10% balita sebagai target penemuan penderita pneumonia balita pada suatu wilayah kerja. Faktor yang berasal dari luar seperti perilaku hidup sehat keluarga dan kondisi lingkungan rumah, faktor lingkungan rumah meliputi jenis lantai rumah, jenis dinding rumah, jenis atap rumah, indeks ventilasi rumah, tingkat kepadatan hunian, suhu, kelembaban sedangkan faktor kebiasaan hidup sehat keluarga meliputi: kebiasaan mencuci tangan, kebiasaan merokok, dan kebiasaan membersihkan rumah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan kejadian pneumonia pada balita di Desa Srimartani wilayah kerja Puskesmas Piyungan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Uji statistik non parametrik yang digunakan yaitu uji chi square. Sampel penelitian ini berjumlah 60. Teknik pengambilan sampling pada penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive sampling. Skala data yang digunakan adalah ordinal. Pengumpulan data menggunakan kartu PHBS dan rekam medis. Uji statistik nonparametrik yang digunakan yaitu uji chi square. Uji hubungan menggunakan chi square menunjukkan hasil bahwa x2 hitung (70,308) > x2 tabel (12,598) dengan nilai p-value (Asymp.sig) 0,000 lebih kecil dari 0,05 (p-value < 0,05), artinya H? diterima. Simpulan yang diperoleh ada hubungan antara PHBS dengan kejadian pneumonia.
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PNEUMONIA PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN Sri Sundari; Fatwa Tiarani
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 2 No. 1 (2015): Edisi Desember
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menurut WHO (2012) pneumonia diperkirakan membunuh sekitar 1,2 juta anak usia di bawah lima tahun (balita) dalam setiap tahunnya. Prevalensi tertinggi ditemukan di wilayah Asia Selatan dan wilayah Sahara di Afrika. Pneumonia pada tahun 2011 dilaporkan terdapat 1.739 kasus (5,03%) pneumonia pada balita yang ditangani dari perkiraan 34.575 kasus pneumonia. Laporan dari berbagai sarana pelayanan kesehatan pemerintah di DIY menunjukkan bahwa tahun 2010 dilaporkan sebanyak 1.813, sedangkan pada tahun 2012 ditemukan 2.936 kasus pneumonia balita, meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kasus pneumonia di Kabupaten Bantul pada tahun 2014 dilaporkan sebanyak 841 kasus. Semua kasus sudah ditangani sesuai tatalaksana penanganan pneumonia balita. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Imogiri I dengan mengambil data sekunder pada Bulan Januari-Desember 2014 terdapat 42 kasus pneumonia pada Balita (Profil Kesehatan DIY dan Dinas Kesehatan DIY, 2015). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pneumonia pada balita usia 1-5 tahun di Desa Wukirsari Imogiri Bantul. Jenis penelitian ini adalah diskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi berjumlah 92 ibu yang mempunyai balita usia 1-5 tahun. Pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik propotional random sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menggunakan kuantitatif univariat. Hasil penelitian ini menunjukkan responden yang tingkat pengetahuannya baik sebanyak 18 responden (19,6%), Tingkat pengetahuan cukup sebanyak 38 responden (41,3%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 36 responden (39,1%). Kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan ibu tentang pneumonia pada balita meliputi pengertian, tanda dan gejala, penyebab dan pengobatan, sebagian besar berpengetahuan cukup.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEIKUTSERTAAN LANSIA DALAM POSYANDU LANSIA Sri Sundari; putri mentari
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 2 No. 2 (2016): Edisi Juni
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembangunan kesehatan di Indonesia sudah cukup berhasil, bila dilihat dari sisi angka harapan hidup yang telah meningkat secara bermakna. Meningkatnya angka harapan hidup di Indonesia membuat jumlah lanjut usia (Lansia) meningkat pula. Kelompok Lansia memerlukan perhatian dalam upaya kesehatan. Salah satu upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan Lansia adalah program posyandu Lansia. Posyandu Lansia merupakan salah satu program Puskesmas melalui kegiatan peran serta masyarakat yang ditujukan pada masyarakat setempat, khususnya Lansia. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan Lansia dalam posyandu Lansia. Penelitian ini berupa penelitian deskriptif analitik. Populasi penelitian adalah semua Lansia yang berkunjung bulan Desember tahun 2014 di Posyandu Bugar Sehat Sanden Gedongan Srigading Sanden Bantul. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik total sampling. Hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis univariat. Hasil uji analisis univariat menunjukkan umur Lansia sebanyak 66,7% berumur 60-74 tahun, 50% Lansia berpendidikan tidak tamat SD, 52,4% Lansia tidak bekerja, 54,8% Lansia berpendapatan Rp 0-250.000, 97,6% Lansia beragama Islam, 95,2% tersedia sumberdaya kesehatan, 100% ada fasilitas kesehatan, 69% Lansia tanpa dukungan keluarga, 100% Lansia dengan dukungan masyarakat dan 95,2% kebijakan pemerintah dirasakan Lansia. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, sumber daya kesehatan, fasilitas kesehatan, dukungan keluarga, dukungan masyarakat dan kebijakan pemerintah merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan keikutsertaan Lansia dalam posyandu Lansia.
HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA TENTANG MENARCHE DENGAN TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SEKOLAH DASAR Sri Sundari; Naomi P.H. Panjaitan
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 3 No. 2 (2017): Edisi Juni
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Remaja putri usia 10-13 tahun telah mengalami menarche (haid pertama), namun remaja putri belum siap menghadapi perubahan fisik dan merasa takut dengan keluarnya darah dari kemaluan. Hal ini membuat remaja putri merasa takut dan atau cemas menghadapi menarche, sehingga menimbulkan fobia atau hypochondria terhadap menstruasi terjadi karena kurangnya pengetahuan atau tidak adanya dukungan dari orang tua yang menjelaskan tentang menarche, karena itu dukungan orang tua sangat diperlukan dalam persiapan menghadapi menarche agar siswi tidak merasa cemas menghadapi menarche. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan orang tua tentang menarche dengan tingkat kecemasan menghadapi menarche pada siswi SD Negeri 2 Kadipiro Kasihan Bantul Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian analitik korelasional dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian semua siswi SD Negeri 2 Kadipiro Kasihan Bantul Yogyakarta yang berusia 10-13 tahun. Teknik sampling menggunakan total sampling, jumlah sampel sebanyak 34 siswi. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen berupa kuesioner. Data dianalisis menggunakan uji statistik sperman rank. Berdasarkan hasil analisis diketahui sebagian besar dukungan orang tua dalam kategori cukup sebanyak 14 responden (41,2%), sebagian besar tingkat kecemasan siswi dalam kategori sedang sebanyak 12 responden (35,3%). Uji sperman rank diperoleh p = 0,002 lebih kecil dari 0,005 (p<0,05). Ada hubungan dukungan orang tua tentang menarche dengan tingkat kecemasan menghadapi menarche pada siswi SD Negeri 2 Kadipiro Kasihan Bantul Yogyakarta. Diperlukan komunikasi orang tua yang lebih sering untuk memberikan informasi tentang menarche agar anak menjadi lebih siap menerima perubahan fisik yang terjadi selama menarche.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OBESITAS PADA BALITA Arifah Istiqomah; Sri Sundari; Hesty Rika Wulandari
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 1 No. 1 (2014): Edisi Desember
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Obesitas pada anak balita di Indonesia menunjukkan angkapeningkatan yang cukup tinggi dan perlu mendapat penanganan yang cukup serius mengenai penyebab, tindakan pencegahan, dan upaya pengobatannya. Pada penelitian ini dibahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi obesitas pada balita, yaitu: pemberian ASI, pemberian bubur balita, asupan nutrisi dan konsumsi makanan cepat saji/ fast food di wilayah kerja Puskesmas Banguntapan III Kabupaten Bantul Yogyakarta tahun 2013. Desain penelitian yang digunakan adalah case control dengan pendekatan retrospektif, penelitian ini dilaksanakan di wilayah Puskesmas Banguntapan III Bantul Yogyakarta periode bulan Desember 2012-Juli 2013. Populasinya Seluruh ibu dan balita di wilayah kerja Puskesmas Banguntapan III Bantul Yogyakarta. Sedangkan Sampel pada penelitian ini ada 30 balita obesitas sebagai kelompok kasus, dan 30 balita tidak obesitas sebagai kelompok kontrol. Penggunaan data menggunakan data primer dan sekunder. Hasil penelitian dianalisa melalui uji hubungan chi-Square. Hasil penelitian setelah dianalisis menggunakan chi-square menunjukkan x2 hitung pada pemberian ASI dan bubur balita sebesar (32,308)>x2 tabel (3,881) dengan nilai p 0,000<0,05 (OR: 4,333), x2 hitung pada asupan nutrisi sebesar(22,500)>x2tabel (3,881) dengan p 0,000<0,05 (OR: 21,000), x2 hitung pada konsumsi makanan cepat saji/ fast food sebesar (15.017)>x2 tabel (3,881) dengan p 0,000<0,05 (OR: 9,036). Ada hubungan antara pemberian ASI dan bubur balita, asupan nutrisi, konsumsi makanan cepat saji/ fast food dengan kejadian obesitas di wilayah kerja Puskesmas Banguntapan III Bantul Yogyakarta. Faktor resiko terbesar atau yang mempunyai nilai Odds Ratio paling besar adalah asupan nutrisi.
HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DENGAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA-SISWI SD MUHAMMADIYAH KARANG TENGAH IMOGIRI BANTUL YOGYAKARTA Ferawati; Sri Sundari
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 4 No. 1 (2017): Edisi Desember
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kekurangan energi dan protein pada anak sekolah dapat menyebabkan anak menjadi lemah daya tahan tubuhnya dan konsentrasi belajar menjadi menurun. Kondisi tersebut berkaitan dengan penggunaan glukosa sebagai sumber energi. Untuk menganalisis hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan konsentrasi belajar pada siswa-siswi kelas VI Di SD Muhammadiyah Karang Tengah Imogiri Bantul Yogyakarta Tahun 2016. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian analitik kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah 41 siswa-siswi kelas VI. Teknik pengambilan sampling menggunakan total sampling, sehingga jumlah sampel sebanyak 41 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Hasil penelitian ini dianalisis menggunakan uji Kendall Tau. Hasil uji analisis pengaruh sarapan pagi dengan konsentrasi belajar menunjukkan nilai signifikansi p = 0,001 (< 0,05) , Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ada hubungan kebiasaan sarapan pagi dengan konsentrasi belajar pada siswa-siswi kelasVI Di SD Muhammadiyah Karang Tengah Imogiri Bantul Yogyakarta Tahun 2016. Orang tua perlu menerapkan kebiasaan sarapan pagi pada anak-anaknya karena dengan sarapan pagi akan menjaga kesehatan fisik dan daya konsentrasi anak menjadi lebih baik
TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI BURUK PADA BALITA DI DUSUN KEDATON PLERET BANTUL YOGYAKARTA TAHUN 2017 Sri Sundari; nur latifah tanjung
Jurnal Ilmu Kebidanan Vol. 4 No. 2 (2018): Edisi Juni
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN UMMI KHASANAH

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menurut UNICEF ada dua penyebab langsung terjadinya kasus gizi buruk yaitu kurangnya asupan gizi dari makanan dan akibat terjadinya penyakit yang mengakibatkan infeksi. Pengetahuan gizi ibu dan sikap ibu memengaruhi status gizi balita, variabel pengetahuan gizi pada ibu merupakan faktor yang paling kuat hubungannya dengan status gizi balita, faktor lain yang mempengaruhinya yaitu pendidikan orang tua balita, ekonomi dan lingkungan.Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang gizi buruk balita berdasarkan karakteristik umur, pendidikan dan pekerjaan dalam kategori baik, cukup, kurang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian yaitu seluruh ibu yang memiliki balita di Dusun Kedaton Pleret Bantul berjumlah 38 orang. Tekhnik sampling menggunakan total sampling, jumlah sampel 38 orang. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner dengan hasil uji validitas dari 33 butir, sembilan butir tidak valid dan 24 butir valid dengan nilai r hitung (0,0361) > r tabel dan reliabel (nilai r hitung 0, 908). Menggunakan analisis univariat dan hasil uji analisis menunjukkan sebagian besar responden berpengetahuan baik dari usia 21 30 sebanyak 25 (65,8%), berdasarkan usia pendidikan SMP sebanyak 16 (42%), berdasarkan pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak 33 (86,8%), berdasarkan pengetahuan tentang gizi buruk sebanyak 28 (73,7%). Kesimpulannya sebagian besar responden berpengetahuan baik dari usia 21-30, responden berpengetahuan baik berdasarkan pendidikan SMP dan berdasarkan pekerjaan ibu rumah tangga. Disarankan untuk meningkatkan pengetahuan tentang gizi buruk pada balita, melalui sosial media baik tertulis maupun pertemuan di lapangan seperti di Puskesmas, dokter praktik, posyandu dan lainnnya.