Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

The Correlation of Congenital Anomalies of The Kidney and Urinary Tract with Renal Function in Children Chairunnisa; Ninik Asmaningsih Soemyarso; Risky Vitria Prasetyo
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology Vol. 15 No. 2 (2021): Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology
Publisher : Institute of Medico-legal Publications Pvt Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37506/ijfmt.v15i2.14692

Abstract

Background: Congenital Anomalies Kidney and Urinary Tract (CAKUT) are the leading cause of kidneyfailure in children and cause of 30-40% end-stage renal disease with obstructive uropathy as the main cause.CAKUT obstructive type are: vesico uretric junction obstruction (VUJO), pelvic uretric junction obstruction(PUJO), posterior uretral valve (PUV) and non-obstructive type are reflux, neurogenic and hypoplasia. Theaim of this study is to describe the effect of CAKUT on renal function in child.Methods: Retrospective study from medical records of children with CAKUT at Dr. Soetomo GeneralHospital, Surabaya, Indonesia from January 2013 - March 2018. The characteristic of sex, age range, type ofCAKUT and glomerulus filtration (GFR) value were recorded from medical record. Data processing usingdescriptive analysis with SPSS.Result: A total of 94 Children on CAKUT abnormalities, both boys and girl’s presentation equal 50%.Median age 3.0 (minimum-maximum 1.0-15.0) year. The most common CAKUT type in male were VUJO17 (36.2%) and in female neurogenic type 19 (40.4%). Median initial glomerular filtration rate 2.7 ml/min/1.73 m2. Analysis of correlation between CAKUT and renal function p=0.072 (R2=0,03). From 94children of CAKUT, only 12 (12.8%) patients have undergo surgical intervention.Conclusion: CAKUT with dominant obstructive type was more common in male and non-obstructive typein female pediatric patient. There was no significance correlation of GFR between obstructive and nonobstructive type.
PUSAT REHABILITASI ANAK–ANAK KORBAN KEKERASAN DI KOTA DENPASAR TEMA: ARSITEKTUR PERILAKU Chairunnisa; Lalu Mulyadi; Bayu Teguh Ujianto
Pengilon: Jurnal Arsitektur Vol 6 No 01 (2022): Pengilon: Jurnal Arsitektur
Publisher : Program Studi Arsitektur Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pusat Rehabilitasi Anak – anak Korban Kekerasan di Kota Denpasar merupakan sebuah pusat terapi untuk anak – anak yang mengalami trauma akibat kekerasan di Kota Denpasar. Tempat ini memfasilitasi pasien tersebut dengan berbagai macam jenis terapi sesuai dengan hasil asesmen yang telah dilakukan terlebih dahulu. Terapi menjadi salah satu cara untuk mengatasi gangguan perkembangan yang diakibatkan oleh trauma. Konsep ruang dan bentuk dengan tema arsitektur perilaku membuat pengguna pusat rehabilitasi menjadi salah satu dasar pertimbangan dalam desain. Lokasi juga berperan penting bagi sebuah pusat rehabilitasi. Perumahan di tengah Kota Denpasar dipilih sebagai lokasi perancangan pusat rehabilitasi karena masih tergolong sepi. Proses pemulihan tidak hanya bergantung pada berbagai macam terapi yang diterima oleh pasien. Pemulihan pada pusat rehabilitasi secara arsitektural juga sangat penting dalam menunjang keberhasilan proses terapi anak – anak.
ANALISIS POLA OPERASI PENYEBERANGAN DERMAGA KERA-KERA – LAKKANGKOTA MAKASSAR Achmad Fachry; Misliah; Haris Djalante; Chairunnisa; Wihdat Djafar
SENSISTEK:Riset Sains dan Teknologi Kelautan Volume 5, Nomor 1, Tahun 2022
Publisher : Departemen Teknik Kelautan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPelayanan angkutan sungai meliputi pelayanan angkutan penumpang dan barang. Pada umumnya angkutan sungai menggunakan kapal bertipe kecil dengan kepemilikan masyarakat atau perseorangan. Sebagai salah satu daerah obyek wisata di kota Makassar, kelurahan Lakkang yang dikerlilingi oleh sungai memerlukanpelayanan angkutan sungai untuk mobilitas masyarakat maupun wisatawan dari luar menuju Lakkang.Untuk mendukung mobilitas tersebut terdapat 3 dermaga yang melayani penyeberangan menuju Lakkang, yaitu dermaga Parangloe, dermaga Buloa dan dermaga Kera-kera. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pola operasi seperti frekuensi pelayaran, kapasitas angkut, dan jadwal yang tepat untuk pelayanan penyeberangan dermaga Kera-kera – Lakkang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah perhitungan analisis frekuensi penyeberangan dan perhitungan analisis kapasitas angkut perahu, sertapenyesuaian jadwal berdasarkan frekuensi penyeberangan. Hasil penelitian ini diperoleh frekuensi penyeberangan sebesar 3 trip/perahu/hari. Kapasitas angkut untuk lima kapal sebanyak 4penumpang/perahu. Jadwal keberangkatan dari Lakkang dimulai pada pukul 07.00 Wita, pukul 11.40 Wita, dan pukul 16.20 Wita. Jadwal keberangkatan dari dermaga Kera-kera dimulai pada pukul 10.20 Wita, pukul 15.00 Wita, dan pukul 18.00 Wita.Kata Kunci: Angkutan sungai, pola operasi, frekuensi, kapasitas, Lakkang