Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Penerapan Teknologi Penilaian Kualitas Air sebagai Habitat Hidup Ikan dan Manfaat Hasil Nilai Gizi Ikan Dwi Harmilia, Elva; Khotimah, Khusnul; Helmizuryani, Helmizuryani; Alhanannasir, Alhanannasir; Ma’ruf, Irkhamiawan
Altifani Journal: International Journal of Community Engagement Vol 1, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/altifani.v1i1.3004

Abstract

Tubuh mahluk hidup memerlukan zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air yang harus diperoleh dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari seperti ikan. Umumnya masyarakat mendapatkan ikan konsumsi dengan membeli di pasar dan hanya sedikit dari hasil tangkapan di alam. Permintaan akan ikan sangat tinggi sehingga kegiatan budidaya merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk memenuhi permintaan masyarakat. Penerapan teknologi dalam penilaian kualitas air untuk budidaya ikan harus dilakukan karena dapat membantu dalam pertumbuhan dan perkembangan ikan yang optimum. Tujuan pengabdian kepada masyarakat di Kampung Talang Jawa Kecamatan Gandus Palembang adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat pentingnya makan ikan karena manfaat dan kandungan nilai gizi ikan, memberikan informasi penilaian kualitas air dalam melakukan kegiatan budidaya ikan dan bagaimana pengoperasian alat kualitas air dilapangan serta solusi dalam memperbaiki kualitas perairan sebagai habiatat hidup ikan. Hasil pengabdian menunjukkan masyarakat antusias dalam mengikuti kegiatan, paham akan nilai kualitas air yang baik untuk kegiatan budidaya ikan, masyarakat memahami pentingnya nilai gizi ikan untuk tubuh, dan solusi dalam membudidayakan ikan.
UJI PERBANDINGAN EKSTRAK ASAM JAWA DAN JERUK KUNCI PADA PEMBUATAN CUKA PEMPEK Nurman, Nurman; Suyatno, Suyatno; Alhanannasir, Alhanannasir
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 2, No 1 (2013): Edible
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v2i1.518

Abstract

Panganan pempek selalu disajikan bersama saos berwarna hitam kecoklat-coklatan yang disebut cuka atau cuko. Cuka pempek dibuat dari air yang didihkan, kemudian ditambahkan air gula, udang ebi, cabe rawit tumbuk, bawang putih dan garam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan ekstrak asam jawa dan jeruk kunci pada pembuatan cuka pempek. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Muhamadiyah Palembang pada bulan September 2012 Sampai dengan april 2013. Dalam peneltian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara non faktorial dengan empat tingkat faktor perlakuan dan di ulang sebanyak lima kali. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah analisis kimia kadar vitamin C. Sedangkan uji indrawi meliputi rasa dan aroma. Perlakuan perbandingan ekstrak asam jawa dan jeruk kunci berpengaruh sangat nyata terhadap kadar vitamin C dan pH serta uji organoleptik berpengaruh nyata terhadap rasa dan aroma cuka pempek. Dari hasil penelitian kadar vitamin C tertinggi terdapat pada perlakuan A4 (ekstrak asam jawa 20% dan jeruk kunci 80% ) dengan nilai rata-rata 3,238 mg/100g dan pH tertinggi terdapat pada perlakuan A1 Sedangkan kadar Vitamin C terendah terdapat pada perlakuan A1 (ekstrak asam jawa 80% dan jeruk kunci 20% ) dengan nilai rata-rata 1,859 mg dan pH terendah terdapat pada perlakuan A4 (ekstrak asam jawa 20% dan jeruk kunci 80% ) dengan nilai rata-rata 4,44 mg. Hasil penelitian menunjukan Nilai tingkat kesukaan tertinggi terhadap rasa dan aroma cuka pempek terdapat pada perlakuan A4 (ekstrak asam jawa 20% dan jeruk kunci 80%) dengan nilai rata-rata 3,80 dan 3,64 (kriteria agak disukai). Sedangkan Nilai tingkat kesukaan terendah terhadap rasa dan aroma cuka pempek terdapat pada perlakuan A1 (ekstrak asam jawa 80% dan jeruk kunci 20%) dengan nilai rata-rata 3,10 (kriteria agak disukai). dan 2,99 (kriteria tidak disukai). Dalam pembuatan cuka pempek sebaiknya menggunakan perlakuan A4 (ekstrak asam jawa 20% dan jeruk kunci 80%). Perlakuan A4 menghasilkan cuka pempek yang disukai oleh panelis.
SUBSTITUSI PUTIH TELUR PADA PEMBUATAN PEMPEK LENJER IKAN GABUS Pujianto, Rohmat; Dasir, Dasir; Alhanannasir, Alhanannasir
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 4, No 1 (2015): Edible
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v4i1.471

Abstract

Substitusi Putih Telur Pada Pembuatan Pempk Lenjer Ikan Gabus. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan substitusi putih telur dengan daging ikan gabus yang tepat untuk memperoleh pempek lenjer yang terbaik. Penelitian ini telah dilaksakan di Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang dan Balai Riset Penelitian (BARISTAN) palembang pada bulan Mei sampai bulan Agustus 2015. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara non faktorial dengan faktor perlakuan persentase putih telur dan ikan gabus yang terdiri dari lima faktor perlakuan dan diulang sebanyak tiga kali ulangan. Adapun parameter yang di amati untuk analisis kimia meliputi kadar protein dan kadar air, sedangkan untuk uji organoleptik menggunakan perbandingan jamak meliputi aroma, warna, rasa dan tekstur dengan uji hedonik, serta uji kekenyalan menggunakan uji sensorik, dan volume pengembangan menggunakan uji visik.Substitusi Putih Telur Pada Pembuatan Pempek Lenjer Ikan Gabus berpengaruh sangat nyata terhadap kadar protein dan kadar air. nilai tertinggi kadar protein terdapat pada perlakuan P4 dengan nilai 12,27 % sedangkan untuk nilai terendah terdapat pada perlakuan P0 dengan nilai 9,17 %. Sedangkan untuk kadar air nilai tertinggi terdapat pada perlakuan P0 dengan nilai 56,909 % sedangkan untuk nilai terendah terdapat pada perlakuan P4 dengan nilai 52,723 %. Untuk volume pengembangan berpengaruh sangat nyata Volume pengembangan tertinggi pada perlakuan P4 dengan nilai rata-rata 32,79 % dan nilai terendah pada perlakuan P0 dengan rata-rata 14,14%. Hasil organoleptik menggunakan uji hedonik terhadap aroma, rasa dan warna. Untuk aroma berpengaruh tidak nyatak maka tidak dilakukan uji conover. Rasa dan warna berpengaruh nyata maka dilakukan uji conover. Perlakuan P4 (60 % putih telur dan 00 % ikan gabus) dari hasil analisis kimia, uji visik, dan uji organoleptik P4 merupakan perlakuan yang terbaik.
KEHILANGAN VITAMIN C PADA CUKA PEMPEK AKIBAT PENYIMPANAN DARI PERLAKUAN PENAMBAHAN ASAM DAN JENIS ASAM Alhanannasir, Alhanannasir
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 2, No 1 (2013): Edible
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v2i1.486

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan  terhadap  kandungan vitamin C pada cuka pempek dari perlakuan jenis jeruk dan penambahan asam, dan untuk mengetahui pengaruh  lama penyimpanan  terhadap kehilangan vitamin C. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang berlangsung dari bulan April sampai bulan September 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari dua faktor perlakuan penambahan asam (A) dan jenis asam (J) dengan enam kombinasi perlakuan dan tiga kali ulangan. Pengamatan meliputi Vitamin C saat sudah dibuat atau proses dan setelah penyimpanan selama 6 hari. Perlakuan penambahan asam (A) berpengaruh sangat nyata terhadap vitamin C. Nilai rata-rata tertinggi kadar vitamin C 1,169 pada perlakuan A2 (setelah pemanasan) dan, nilai rata-rata terendah kadar vitamin C 0,967 pada perlakuan A1.  Perlakuan jenis asam (J) berpengaruh sangat nyata terhadap vitamin C. Nilai rata-rata tertinggi kadar vitamin C 1,338 pada perlakuan J2 (jeruk kunci), nilai rata-rata terendah kadar vitamin C 0,751 pada perlakuan J3 (jeruk lemon). Perlakuan kombinasi perlakuan penambahan asam (A) dan perlakuan jenis asam (J) terhadap vitamin C berpengaruh tidak nyata dan terhadap vitamin C.  Nilai rata-rata terendah kadar vitamin C 0,627 pada perlakuan A1J3, nilai rata-rata tertinggi kadar vitamin C 1,465 pada perlakuan A2J2.
PENGARUH KONSENTRASI DAN BAGIAN TEPUNG BATANG, DAUN DAN BUNGA KECOMBRANG (Nicolaia spesiosa Horan) TERHADAP JUMLAH MIKROBA CUKO PEMPEK SELAMA PENYIMPANAN Andriansyah, Riki; Muchsiri, Mukhtarudin; Alhanannasir, Alhanannasir
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 6, No 1 (2017): Edible
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v6i1.632

Abstract

The aims of research to determined the total microbial of cuko pempek by preservatives such as flour stems, leaves and flowers kecombrang and to determine the organoleptic properties of the color, flavor and aroma cuko pempek before and after 12 days of storage. This research has been conducted in labaratorium Faculty of Agriculture, University of Muhammadiyah Palembang and the laboratory of Research and Industry Standards Palembang in July until August 2016. This study uses a randomized block design (RAK) arranged as factorial with the addition of flour treatment factor stems, leaves and flowers kecombrang on making cuko pempek which consists of three groups and consists of nine treatment factors were repeated three times. The parameters were observed in the study include chemical analysis (pH), microbiological (TPC and Gram Strain) and organoleptic (color, taste and aroma) cuko pempek based preference level using hedonic scale. Concentration flour stems, leaves and flowers kecombrang very significant effect on the number of microbes and organoleptic cuko pempek after storage. Treatment K3C3 (flour interest kecombrang 3%) had the lowest total microbes after 12 days of storage with the value of the average 1,10x 10² sel/g. best value preference level of the color, flavor and aroma cuko pempek after 12 days of storage are in treatment K3C3 (flour flower kecombrang 3%) with the average value color 3,55, flavor 4,00 dan aroma 3,75.
PENAMBAHAN CARBOXY METHYL CELLULOSE (CMC) TERHADAP KARAKTERISTIK KIMIA, FISIKA DAN SENSORIS SAUS CUKO PEMPEK Iman, Nur; Dasir, Dasir; Alhanannasir, Alhanannasir
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 5, No 1 (2016): Edible
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v5i1.637

Abstract

Penambahan Carboxy Methyl Cellulose (CMC) terhadap karakteristik kimia, fisika, dan sensoris saus cuko pempek. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penambahan Carboxy Methyl Cellulose (CMC) terhadap karakteristik kimia, fisika, dan sensoris saus cuko pempek. Penelitian ini Alhamdulillah telah dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Pertanian Univeritas Muhammadiyah Palembang dan Laboratorium Kimia dan Mikrobiologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya Palembang Maret 2015 sampai dengan bulan Agustus 2015.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara non faktorial dengan faktor perlakuan penambahan CMC yang terdiri dari lima tingkat faktor perlakuan yaitu 1,0%, 1,5%, 2,0%, 2,5%, dan 3,0% yang diuji sebanyak empat kali ulangan. Adapun parameter yang diamati dalam penelitian ini, untuk analisis kimia meliputi kadar gula total dan pH dan uji fisik viskositas. Sedangkan uji organoleptik meliputi aroma dan rasa pada saus cuko pempek menggunakan uji hedonik. Hasil penelitian berpengaruh sangat nyata terhadap kadar gula total, pH, dan viskositas saus cuko pempek. Kadar gula total tertinggi terdapat pada perlakuan C5 dengan nilai rata-rata 33,720% dan kadar gula total terendah terdapat pada perlakuan C1 dengan nilai rata-rata 32,803%, pH tertinggi terdapat pada perlakuan C5 dengan nilai rata-rata 6,60 dan pH terendah terdapat pada perlakuan C1 dengan nilai rata 6,05, dan viskositas tertinggi terdapat pada perlakuan C5 dengan nilai rata-rata 400,53 dan viskositas terendah terdapat pada perlakuan C1 dengan nilai rata 17,38. Hasil analisis uji organoleptik dengan uji hedonik pada aroma dan rasa saus cuko pempek. Berdasarkan uji friedman pada aroma diperoleh nilai T-kritik sebesar 0,59. Nilai tersebut jumlahnya lebih kecil (<) dari nilai F-tabel 0,05 pada derajat bebas (4,96) sebesar 2,46. Berarti penambahan CMC (Carboxy Methyl Cellulose) berpengaruh tidak nyata terhadap aroma saus cuko pempek dan tidak dilakukan uji lanjut (Uji Conover), dan rasa diperoleh nilai T-kritik sebesar 0,48. Nilai tersebut jumlahnya lebih kecil (<) dari nilai F-tabel 0,05 pada derajat bebas (4,96) sebesar 2,46. Berarti penambahan CMC (Carboxy Methyl Cellulose) berpengaruh tidak nyata juga terhadap rasa saus cuko pempek dan tidak dilakukan uji lanjut (Uji Conover).
PENAMBAHAN ASAM DAN JENIS ASAM TERHADAP CITARASA DAN VITAMIN C CUKA PEMPEK Alhanannasir, Alhanannasir
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 1, No 1 (2012): Edible
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v1i1.478

Abstract

Penelitian bertujuan untuk Mengetahui pengaruh penambahan asam sebelum dan sesudah pemanasan terhadap citarasa dan vitamin C cuka pempek, mengetahui pengaruh penambahan jenis asam terhadap citarasa dan vitamin C cuka pempek, dan mengetahui pengaruh interaksi penambahan asam sebelum dan sesudah pemanasan dan jenis asam terhadap citarasa dan vitamin C cuka pempek. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang berlangsung dari bulan Juli sampai bulan Desember 2010. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari dua faktor perlakuan penambahan asam (A) dan jenis asam (J) dengan enam kombinasi perlakuan dan tiga kali ulangan. Pengamatan meliputi uji organoleptik dan analisis kimia. Uji organoleptik meliputi rasa dan aroma sedangkan analisis kimia meliputi vitamin C, dan pH. Perlakuan penambahan asam (A) berpengaruh sangat nyata terhadap vitamin C dan pH. Nilai rata–rata terendah kadar vitamin C dan pH masing-masing vitamin C 3.465 pada perlakuan A1 (sebelum pemanasan) dan pH 4.722 perlakuan A2 (setelah pemanasan), nilai rata–rata tertinggi kadar vitamin C dan pH masing-masing vitamin C 6.269 pada perlakuan A2 dan pH 4.889 pada perlakuan A1. Perlakuan jenis asam (J) berpengaruh sangat nyata terhadap vitamin C dan pH. Nilai rata–rata terendah kadar vitamin C dan pH masing-masing vitamin C 2.661 pada perlakuan J1 (asam jawa) dan pH 4.68 perlakuan J2 (jeruk kunci), nilai rata–rata tertinggi kadar vitamin C dan pH masing-masing vitamin C 6.614 pada perlakuan J2 dan pH 4.87 pada perlakuan J1 dan J2. Perlakuan Interaksi perlakuan penambahan asam (A) dan perlakuan jenis asam (J) terhadap vitamin C berpengaruh sangat nyata dan terhadap pH berpengaruh tidak nyata.  Nilai rata–rata terendah kadar vitamin C dan pH masing-masing vitamin C 2.353 pada perlakuan A1J1 dan pH 4.6 perlakuan A2J2, nilai rata–rata tertinggi kadar vitamin C dan pH masing-masing vitamin C 8.666 pada perlakuan A2J2 dan pH 4.93 pada perlakuan A1J1. Untuk uji organoleptik tingkat kesukaan rasa berpengaruh nyata terhadap  cuka pempek dan berpengaruh tidak nyata terhadap aroma cuka pempek. Panelis menyatakan suka (3.1) sampai sangat suka (3.8) terhadap rasa cuka pempek.  Panelis menyatakan agak suka (2.6) sampai  suka (2.8) terhadap aroma cuka pempek.
PENGGUNAAN FERMENTASI DAN JENIS JERUK UNTUK MENGURANGI BAU LANGU DAN ASAM SITRAT CUKA PEMPEK Alhanannasir, Alhanannasir; Muchsiri, Mukhtarudin
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 1, No 1 (2012): Edible
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v1i1.483

Abstract

Penelitian bertujuan untuk Mengetahui pengaruh penambahan asam sebelum dan sesudah pemanasan terhadap bau langu dari citarasa dan asam sitrat cuka pempek, mengetahui pengaruh penambahan fermentasi terhadap bau langu dari citarasa dan asam sitrat cuka pempek, dan mengetahui pengaruh interaksi fermentasi dan jenis asam terhadap bau langu dari citarasa dan asam sitrat cuka pempek. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang berlangsung dari bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial yang terdiri dari dua faktor perlakuan lama fermentasi (L) dan jenis asam (J) dengan enam kombinasi perlakuan dan tiga kali ulangan. Pengamatan meliputi uji organoleptik dan analisis kimia. Uji organoleptik meliputi rasa dan aroma sedangkan analisis kimia meliputi asam sitrat.Perlakuan jenis asam (J) berpengaruh sangat nyata terhadap asam sitrat. Nilai rata – rata terendah kandungan asam sitrat pada perlakuan J1 yaitu 3,544 dan nilai rata – rata tertinggi kandungan asam sitrat pada perlakuan J1 yaitu 4,182.  Perlakuan lama fermentasi (L) berpengaruh sangat nyata terhadap asam sitrat . Nilai rata – rata terendah kadar asam sitrat yaitu 3,284 (L3)   nilai rata – rata tertinggi kandungan asam  sitrat 4,551 (L1).  Interaksi perlakuan jenis asam dan lama fermentasi berpengaruh sangat nyata asam sitrat cuka pempek.  Nilai rata – rata terendah  kandungan asam sitrat pada perlakuan J2L3 yaitu 2,893, nilai rata – rata tertinggi kandungan asam sitrat pada perlakuan J1L1 yaitu 4,745. Untuk uji organoleptik terhadap tingkat kesukaan rasa dan aroma berpengaruh nyata. Panelis menyatakan agak suka denga  kriteria 3.1 (J1L1) sampai   suka dengan kriteria 3.6 (J2L3) terhadap rasa cuka pempek.  Panelis menyatakan agak suka dengan kriteria 3,05 (J1L1) dan 3,15 (J1L2) terhadap aroma cuka pempek.
MEMPELAJARI CITARASA CUKO PEMPEK BUBUK DENGAN PENAMBAHAN ASAM SITRAT Farliansyah, Farliansyah; Suyatno, Suyatno; Alhanannasir, Alhanannasir
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 3, No 1 (2014): EDIBLE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v3i1.148

Abstract

This research aims to study the effect of the addition of citric acid powder to taste cuko pempek and get the best treatment . This research was conducted in the laboratory of the Faculty of Agriculture, University of Muhammadiyah Palembang in July 2013 to December 2013. This study used a randomized block design (RBD ) are arranged in non- factor factorial with the addition of citric acid treatment consisting of five levels of treatment and repeated four times. Parameters observed in this study is the chemical analysis includes analysis of citric acid and pH levels , for the physical test is soluble viscosity and velocity , while for organoleptic test includes flavor, color and aroma cuko pempek powder by using multiple comparison test. Lowest levels of citric acid present in the A1 treatment (addition of citric acid 3g) with an average value of 0.469% , the highest pH found in the A1 treatment (addition of citric acid 3g) with an average value of 5.70. The rate was highest viscosity at A5 treatment (addition of citric acid 15g) with an average value of 2,271 cPs and speed pempek vinegar powder dissolves. Velocity is highest late in the A1 treatment (addition of citric acid 3 g) with an average value of 6.29 seconds. Test multiple comparison test sensory adding citric acid to the taste, color and aroma cuko pempek powder , found that treatment A1 has the taste, color and aroma of different unreal with cuko pempek comparator (cuko pempek standard) with the lowest average value of 28.45, 37.9%, 32.76%, which is almost the same as cuko pempek comparator (cuko pempek standard). cuko pempek To obtain powder authors suggest you should use the A1 treatment is the treatment of the addition of 3g of citric acid in powder 1000g pempek cuko materials.
PENAMBAHAN TEPUNG BUNGA KECOMBRANG (Nicolaia spesiosa Horan) SEBAGAI BAHAN PENGAWET ALAMI DALAM MEMPERPAJANG DAYA SIMPAN CUKO PEMPEK Eka Putra, Aan Novianus; Suyatno, Suyatno; Alhanannasir, Alhanannasir
Edible: Jurnal Penelitian Ilmu-ilmu Teknologi Pangan Vol 3, No 1 (2014): EDIBLE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/jedb.v3i1.153

Abstract

The purpose of this research is to study the addition of flour kecombrang interest (Nicolaia spesiosa Horan) as a natural preservative in extending the shelf life cuko pempek. This research has been carried out in the Laboratory Alhamdulillah Faculty of Agriculture, University of Muhammadiyah Palembang April to August, 2014. This research method is experiment using a Rancangan Acak Kelompok (RAK). Factors adding flour research interest kecombrang (C) arranged in nonfaktorial which consists of four (4) treatment and repeated 4 (four) times. Each treatment with starch concentration kecombrang interest as much as 0%, 1%, 2% and 3%. The parameters observed in this study, for chemical analysis include total acid and pH levels before and after 12 days of storage, while the organoleptic tests include color, flavor and flavor in cuko pempek before and after storage for 12 days as well as physical observations done visually by looking signs of froth and viscosity changes during storage cuko pempek. Observations were made with a 3-day intervals until day 12. The results showed that the addition of flour kecombrang interest as a natural preservative very significant effect on the total acid before and after 12 days of storage, significantly affect the pH cuko pempek before storage of 12 days and a very significant effect on pH cuko pempek after 12 days of storage. Organoleptic test results showed that the addition of flour kecombrang not significant interest to the color before and after 12 days of storage, no real effect on the taste cuko pempek before storage of 12 days and significantly affect the taste cuko pempek after 12 days of storage and significantly affect the flavor cuko pempek before and after 12 days of storage. Test results storability by visual observation of the presence or absence of foam and viscosity changes during storage at cuko pempek 12 days on C3 treatment after 12 days of storage froth and yet there have been no changes in the viscosity of cuko pempek.