Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Analisis Kerusakan Rol Pada Pengerolan PanasCooper Rod Edy Susanto, Eko
JURNAL FLYWHEEL Vol 1 No 1 (2008): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47549/flywheel.v1i1.80

Abstract

Rol yang dianalisis kerusakannya adalah rol yang digunakan saat pertama kali membentuk profil cooper rod.. Bahan rol adalah Baja ASSAB 8407-2M, kemudian dilakukan pemesinan dengan tingkat kekasaran permukaan rol adalah N7 seharusnya kekasaran permukaan N5 s/d N6 menurut ISO number, sesuai perencanaan,. Proses perlakuan panas sesuai dengan spesifikasi mencapai kekerasan 51 HRc dan impak 4,73 kpm/cm2. Temperatur direduksi cooper rod 705 0C dengan media pendingin campuran air dan soluble olil. Bahan rol baja ASSAB 8407-2M sesuai untuk pengerolan panas cooper rod. Kekasaran permukaan rol tidak sesuai dengan perencanaan karena SOP set-up mesin kurang optimum,, temperatur reduksi menyebabkan induksi tembaga ke dalam permukaan rol, pendinginan yang kurang merata menyebabkan kelelahan permukaan rol sehingga terjadi retak halus pada permukaan rol dan kekerasan rol tidak merata, terjadinya penetrasi tembaga pada daerah retakan permukaan rol, akibatnya terjadi rambatan retak dalam bentuk lubang kecil pada permukaan maupun retak dan patah.. Usaha mengurangi kerusakan pada rol tersebut, perlu penambahan volume dan luas daerah pendinginan pada proses pengerolan, meningkatkan kehalusan permukaan rol sampai dengan N7- ISO number sehingga memperkecil penetrasi Cu dan memperlambat laju keretakan.
KEGAGALAN KOMPONEN DIES PADA PROSES HEAT TREATMENT Edy Susanto, Eko
JURNAL FLYWHEEL Vol 1 No 2 (2008): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47549/flywheel.v1i2.102

Abstract

Komponen dies yang dianalisis adalah komponen dies yang gagal atau rusak pada saat dilakukan proses heat treatment dengan demikian komponen dies tersebut belum digunakan untuk cetakan. Bahan dies adalah Baja ASSAB 8407-2M, kemudian dilakukan pemesinan untuk pembentukan sesuai bentuk yang direncanakan. Proses heat treatment yang dilakukan preheating 815 0C, hardening pada suhu 1020oC dan tempering pada suhu 595oC untuk mendapatkan kekerasan 51 HRc. Pada permukaan dies yang rusak atau patah diperoleh data kekerasan yang tidak merata dan belum mencapai kekerasan yang direncanakan dengan demikian kerusakan terjadi sebelum proses heat treatment selesai. Dari tekstur permukaan retakan diperoleh sumber atau awal retakan, akibat dari proses pemesinan yang menghasilkan jari-jari sudut sangat kecil. Pada disain dies ketebalannya ada yang tipis dan tebal sehingga pada proses peningkatan panas dan pendinginan akan menyebakan perbedaan tegangan yang terjadi dengan demikian akan mepercepat laju keretakan. Diperolah kesimpulan disain dan proses pengerjaan pemesinan penyebab kegagalan proses heat treatmen dies.
ANALISA KEGAGALAN MAIN BEARING CRANKSHAFT PADA KENDARAAN RODA EMPAT Edy Susanto, Eko; Ahmad R, Faizin
JURNAL FLYWHEEL Vol 2 No 1 (2009): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47549/flywheel.v2i1.140

Abstract

Main Bearing atau bantalan luncur berfungsi untuk menumpu beban dari poros, karena selalu menerima beban gesekan maka tidak menutup kemungkinan terjadinya keausan, disinilah awal mula terjadinya kerusakan material bantalan, kerusakan bisa berupa keausan atau keretakan dan sebagainya. Dengan faktor pertimbangan ini maka perlu adanya pengkajian lanjut tentang sebab kegagalannya, apa karena faktor internal atau faktor eksternal, seperti pengaruh bahan bantalan, pengoperasian , lingkungan atau pembebanan serta mengetahui seberapa besar nilai keausan dan kerusakannya. Kerusakan yang terjadi disebabkan keausan, cacat permukaan berbentuk lubang-lubang kawah dan penyebab kerusakan terjadi pada pengoperasian yang tidak benar, pembebanan kejut dan perawatan.
ANALISA KERUSAKAN PATAH CAMSHAFT PADA MESIN KENDARAAN BERMOTOR Sugiyanto; Edy Susanto, Eko
JURNAL FLYWHEEL Vol 2 No 2 (2009): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47549/flywheel.v2i2.328

Abstract

Penggunaan baja salah satunya adalah dibidang proses produksi, seperti pembuatan poros nok atau camshaft, proses pembentukan, dan konstruksi lainnya. Pemilihan material camshaft tergantung dari penggunaan atau aplikasi yang akan dibebankan pada konstruksi camshaft tersebut. Pemilihan material yang tepat sangat menunjang hasil yang baik, secara umum baja yang sesuai adalah baja dengan unsur bajakarbon sedang. Bentuk patahan camshaft berbentuk patah getas. Pernyataan tersebut dipekuat oleh bentuk penampang patahan yang rata dan mendatar. Patahan yang rata dan mendatar disebabkan karena pergeseran atara sruktur logam. Bagian luar poros pada daerah yang tidak mendapat perlakuan pemesinan, kekerasannya 41,5 HRc lebih rendah dibandingkan dengan kekerasan pada daerah poros yang berhubungan dengan bantalan 44HRc. Kekerasan pada daerah patahan kalau diukur dari daerah yang medekati lingkaran luar poros lebih keras dibandingkan dengan inti poros dan rata-rata kekerasan daerah patah sebesar 38 HRc. Pada poros yang patah atau rusak penyebaran kekerasan tidak merata. Pada daerah patahan camshaft setelah diukur kekerasannya ternyata semakin kedaerah inti poros kekerasannya semakin kecil. Dengan demikian ketangguhan camshaft tidak mampu mengatasi momen puntir yang terjadi akibat pemberhentian secara mendadak karena adanya kesalahan pada sistem penggerak, akibatnya camshaft patah.
ANALISA PEMILIHANGFN PASIRSILIKA SEBAGAI BAHAN CETAKAN PASIRTERHADAP JENIS BAHAN LOGAM YANG DICETAK Edy Susanto, Eko
JURNAL FLYWHEEL Vol 3 No 1 (2010): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47549/flywheel.v3i1.404

Abstract

Pasir yang ada di Indonesia jumlahnya sangat besar dan umunya mempunyai spesifikasi dan karaktristik yang berbeda untuk bahan baku cetakan pasir. Ditinjau dari sifat fisis dan kimianya, jenis pasir yang ada perbedaan penggunaanya untuk bahan cetakan di Industri pengecoran logam besi, bja maupun non ferous. Pasir dari hasil pengujian sample SiO2 dari daerah Ngepon, Tuban dengan Grain Finenes Number (GFN) 90, 77 dan 65 dengan kadar 8,4 % , 7,6 % dan 8 % tanah liat (clay) untuk bahan pasir cetak yang nantinya digunakan untuk cetakan pasir. Pengecoran impeller pompa yang menggunakan pasir silika dari Tuban Jawa Timur sudah menggunakan pasir silika GFN = 77 kadar clay = 7,6 % dan kandungan air pada pasir cetak 5,5 % namun masih banyak cacat-cacat pada produk cor yang dibuat dari besi. Cacat-cacat yang terjadi pada produk coran impeller pompa bukan disebabkan pasir, pasir cetak yang kurang memenuhi syarat untuk pengecoran logam besi, namun proses pembuatan cetakan pasir pemadatannya kurang memenuhi syarat atau kurang padat dan permeabilitasnya kurang baik.
ANALISA PENGARUH CLEARANCE PADA PUNCH, BLANK HOLDER DAN DIES TERHADAP KERUSAKAN PRODUK PADA MESIN DRAWING Edy Susanto, Eko
JURNAL FLYWHEEL Vol 3 No 2 (2010): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47549/flywheel.v3i2.504

Abstract

Proses drawing untuk proses pembentukan dengan penekanan plat sebagai benda kerja dan pembentukan terjadi karena perenggangan mengikuti betuk dies dan punch. Tujuan yang ingin didapat dari analisa ini yaitu mengetahui kegagalan hasil mesin deep drawing untuk plat dengan ketebalan 0,3mm; 0,4mm; 0,5mm; dan 0,6mm untuk bahan aluminum, galvanisdan kuningan. Sehingga dapat diketahui hasil mesin deep drawing yang presisi dengan clearance antara dies dan punch tetap dan perubahan dies dan punch karena ketebalan plat yang berbeda. Secara umum, analisa kepresisian hasil mesin deep drawing menunjukkan bagian yang paling besar meregangnya adalah pada bagian dinding. Pada bagian dinding; berdasarkan hasil pengujian memberikan keterangan bahwa pada pelat tipis terjadi cacat wrinkling. Sedangkan pada plat yang tebal tidak terjadi. Hal ini terjadi karena pada plat yang tipis terdapat celah (clearance) antara punch, blank holder, dan dies sehingga terjadi regangan positif (tarik) dan regangan negatif (tekan) yang mengakibatkan cacat kerut pada dinding. Pada bagian flans masih terdapat cacat wrinkling. Hal ini terjadi karena gaya tekan dari blank holder kurang kuat, sehingga blank holder tidak mampu menjepit blank dengan baik.
Analisa Kegagalan Poros Spindel Pada Mesin Discontinue Centrifugal Edy Susanto, Eko; Budiyanto; Stevanus
JURNAL FLYWHEEL Vol 4 No 1 (2011): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47549/flywheel.v4i1.534

Abstract

Pabrik gula merupakan salah satu industri yang sangat vital di Indonesia namun belum dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri karena mesinmsin pengolahnya belum optimal, salah satunya pada mesin-mesin molasses. Kerusakan yang terjadi ada pada poros spindel pada mesin tersebut. Tujuan penelitian untuk mengetahui penyebab kerusakan psda pros spindel pada mesin molasses. Dari bentuk patahan pada poros tersebut dianalisa penyebabnya dengan demikian perlu data untuk pembahasan dari hasil uji tentang bahan poros, beban poros, pengoperasian dan perawatan. Hail pengujian aboratoriu tentang kekuatan tarik bahan poros, puntir, metallografi dan proses pembuatan poros. Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan dikarenakan banyaknya konsentrasi tegangan yang terjadi pada poros, khususnya pada bagian akar seplain. Poros mengalami kelelahan karena fluktuasi beban yang berulang-ulang, bukan dikarenakan kesalahan dalam level tegangan disain. Pembuatan poros, khususnya pembuatan seplain banyak meninggalkan retak-retak kecil yang menjadi awal terjadinya retak dan merambat menjadi patah menyeluruh. Kondisi ini diperparah dengan tidak adanya proses perlakuan panas lanjut untuk menghilangkan tegangan sisa permesinan pada pembuatan seplain.
ANALISIS TEGANGAN DAN WAKTU PADA PROSES ELECTROPLATING NIKEL - KROM TERHADAP TEBAL LAPISAN Edy Susanto, Eko; Subardi, Anang; Eka Aditya, Danny
JURNAL FLYWHEEL Vol 4 No 2 (2011): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47549/flywheel.v4i2.553

Abstract

Sejalan dengan perkembangan industi dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, penggunaan logam tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Atas dasar tersebut, dibutuhkan suatu upaya untuk melindungi logam dari bahaya kerusakan atau korosi. Korosi adalah proses degradasi perusakan material yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan. Untuk menanggulangi terjadinya bahaya korosi berarti memperkecil pula kemungkinan terjadinya suatu kerugian. Untuk melindungi logam dengan proses electroplating. Proses electroplating mengubah sifat fisik dan sifat material. Berdasarkan inilah penulisan akan membahas tentang pengaruh tegangan (ampere) dan waktu plating. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari tegangan (ampere) dan waktu plating yang berbeda agar mengetahui hasil plating yang mana yang lebih baik hasilnya pada penelitian. Hasil yang didapat dari penelitian krom ini bahwa proses pelapisan yang tegangan (ampere) dan waktu yang kecil dan besar memiliki hasil lapisannya yang kurang baik, disebabkan lapisan krom akan mudah terkelupas dan memiliki lapisan yang tipis.
OPTIMALISASI ARUS LISTRIK TERHADAP PENYIMPANGAN PEMOTONGAN PEMBUATAN RODA GIGI PADA MESIN WIRE CUTTING EDM Edy Susanto, Eko; Subardi, Anang; Bagus Primantoko, Nugroho
JURNAL FLYWHEEL Vol 7 No 1 (2016): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47549/flywheel.v7i1.605

Abstract

Parameter pemesinan Wire EDM memiliki beberapa parameter, salah satu parameter dasar yang dapat diatur dalam Wire EDM adalah kuat arus listrik (Ampere), kuat arus listrik dapat mempengaruhi kualitas hasil produk yang dihasilkan. Penelitian ini ingin mengetahui penyimpangan dalam pemotongan pembentukan roda gigi lurus dan memberikan informasi bagi operator Wire EDM untuk mengatur setting parameter besar arus listrik agar diperoleh kualitas pemotongan yang optimal. Bahan yang dipotong Baja paduan ASSAB 618. Benda kerja yang akan dibuat merupakan Roda Gigi lurus dengan profil gigi involute yang sesuai dengan Japan Industrial Standart (JIS) nomor B 1701-1973 tentang “Involute Gear Tooth Profile and Dimension”. Variasi arus 3,4,5,6,7 Ampere pada mesin Wire EDM Mitsubishi BA-8. Variasi besar arus listrik yang digunakan pada proses Wire EDM berpengaruh nyata terhadap profile error involutedan nilai profile error involute meningkat seiring dengan bertambahnya besar arus listrik. Nilai profile error involute terkecil sebesar 0,0907 mm didapat pada variasi besar arus listrik 3 ampere yang merupakan variasi terkecil yang digunakan. Penyimpangan terbesar sebesar 0,1256 mm didapat pada variasi arus listrik sebesar 7 ampere yang merupakan variasi terbesar yang digunakan.
Pelatihan Pengolahan Ubi Jalar Sebagai Bahan Baku Kripik Di Desa Jatikerto Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang Sugiyanto; Boediyanto; Edy Susanto, Eko
JURNAL FLYWHEEL Vol 8 No 1 (2017): Jurnal Flywheel
Publisher : Teknik Mesin S1 ITN Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47549/flywheel.v8i1.678

Abstract

Dikelurahan Jatikerto, Kecamatan Kromengan Kabupaten Malang masyarakat giat meningkatkan kesejahteraan pereokonomiannya dengan mengoptimalkan bidang usahannya dan salah satunya pembuatan kripik ubi jalar. Dalam upaya meningkatkan produksi kripik ubi jalar dengan alat pemotong bahan tersebut guna meminimalis waktu proses. Adanya penyuluhan dan pelatihan pembuatan dan penerapan alat pemotong makanan ringan dalam upaya meningkatkan produktivitas industri , kepada kelompok pengusaha kecil di daerah tersebut mendapat tanggapan dan dukungan sangat besar. Penyuluhan membahas tentang manfaat tentang keuntungan pemakaian alat pemotong kripik. Pelatihan dilakukan untuk membimbing langkah-langkah pembuatan alat pemotong dan pengoperasiannya. Dengan adanya penyuluhan tersebut masyarakat mampu membuat dan mengembangkan alat tersebut serta mampu mengoperasikannnya.