Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KAJIAN PERUBAHAN FISIK RUMAH TINGGAL PADA EKS UNIT PERMUKIMAN TRANSMIGRASI KAMPUNG WARBO, PAPUA Hasrul Hasrul; Inayatul Ilah Nashruddin
DINAMIS Vol 2 No 12 (2015): DINAMIS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sains dan Teknologi Jayapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keerom regency is one of 217 area which is ex- Transmigration residence in Papua, that is developed to be an independent district and support the development others areas. Warbo is one of ex-transmigration village which in 1990 began settled by majority of java tribes, Nusa Tenggara Timur tribes, and Sulawesi Selatan tribes. The warbo village is quickly developed because it is located near with Abepura city. This in the reason why many people want to continue to live in there. The development is mostly shown by their house which almost chage entire their construction around main road. This difference is caused by several factors. The purpose of this review is to know about the changing of the ex-transmigration’s residence of their house physical shape and what kind of the factors influenced it. The methodology of the research is descriptive method and explanatory approachment. The approachment is used to identify what kind of changing that happened from; the function and how many rooms, structure changing, the change of building envelope, and what factors are influenced that changing. The result of this study is know that the change happened because the changing of the house ground plane with add several rooms, changing of building structural, and chaging of building envelope. The factors that influenced of the changing are: (1) the basic needs of the house which than increase become the demand getting the comfortable house; (2) the response of the environment condition, especially climate and antivipate of the flooding; (3) amount of the families members which it becomes the primary factor og the changing of the house physic shape that usually done by add the room or change the room’s function,; (4) the activities of the house members, it is also another factor that influenced the changing of the house physic shape. This is shown through the adding of room which it is function as the provider of activities done before, and (5) the last one is social factor.
KARAKTERISTIK AKTIVITAS PEDAGANG KAKI LIMA DI SEKITAR JALAN POROS KOTA ABEPURA Inayatul Ilah Nashruddin; Hazrul H.
DINAMIS Vol 2 No 12 (2014): DINAMIS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sains dan Teknologi Jayapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The presence of street vendors in the city of Abepura experiencing growth and increase thenegative impact fisual the face of the city. In addition, the location of the trade, which generallyuse a portion of the road / pavement and public facilities to make such a designation does notfunction optimally fit. On the other side of the street vendors is one source of livelihood for themajority of citizens and drive the local economy. Therefore, it is important to do the arrangementand management of the existence of street vendors so that the economy can continue tooperate and be fisual kept tidy and does not damage the function of public space. The purposeof this study was to identify the characteristics of street vendors around the shaft of Abepuracity, as a basis for policy formulation and regulation of street vendors in the city of Abepura. Themethod used is descriptive qualitative and quantitative descriptive. The approach taken is todetermine the characteristics of the activities of street vendors, street vendors sitecharacteristics, and consumer perceptions of the existence and activities of street vendors.Quantitative analysis techniques used include frequency distributions and cross-tabulations.The end result of this research is the profile of the street vendors, the characteristics of streetvendors, street vendors of consumer profiles, as well as consumer perceptions of the existenceand activities of street vendors, so that could be the basis for the city government in policyformulation and structuring of street vendors in the city of Abepura city for the creation of acomfortable environment.
Hubungan Funsi dan Kenyamanan Jalur Pendestrian Inayatul Ilah Nashruddin; Hazrul Hasanuddin
DINAMIS Vol 2 No 12 (2016): DINAMIS
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Sains dan Teknologi Jayapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58839/jd.v2i12.556

Abstract

-
PENATAAN PEMUKIMAN KAMPUNG TOBATI DI KOTA JAYAPURA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TRADISIONAL SUKU TOBATI, PAPUA Chalfred Wenda; Anggia R Nurmaningtyas; M Amir Salipu; Inayatul Ilah Nashruddin
Jurnal MEDIAN Arsitektur dan Planologi Vol 11 No 2 (2021): Jurnal Median
Publisher : Universitas Sains dan Teknologi Jayapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1733.091 KB) | DOI: 10.58839/jmap.v11i2.935

Abstract

Pemukiman di Kampung Tobati merupakan pemukiman yang unik karena struktur dan penggunaan bahan kayu pada bangunannya yang berada di atas air laut. Bangunan pada perkampungan Tobati dahulu dan sekarang telah banyak berubah, dan yang dulunya pembangunan dilakukan secara gotong royong, tidak dilakukan lagi pada saat ini. Pemerintah sering memberi bantuan pembangunan rumah sehat kepada masyarakat Kampung Tobati maka kemudian bangunan yang dahulu memiliki nilai tradisional menjadi hilang karena membangun rumah harus sesuai dengan rancangan rumah sehat menurut konsep pemerintah. Penggunaan bahan pada konstruksi juga perlahan-lahan mulai berganti menjadi beton. Dahulu menggunakan kayu sowang dan kayu tor untuk membuat pondasi tapi tidak lagi digunakan saat ini karena pemerintah melarang penebangan kayu sowang dengan alasan populasi pohon yang sudah hampir punah.Tujuan dari penelitian ini adalah menata pemukiman masyarakat Kampung Tobati di Kota Jayapura agar dapat menampilkan kembali nilai-nilai budaya Suku Tobati. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif, yaitu dengan melakukan observasi untuk mengumpulkan data dan informasi yang dilanjutkan dengan tahap pengolahan data dan kemudian merumuskan penataan pemukiman.
KAJIAN TEORI TURNER: PRIORITAS KEBUTUHAN PERMUKIMAN DAN TINGKAT PENDAPATAN Studi Kasus: Permukiman Bajo, Kelurahan Bajoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan M Amir Salipu; Anggia R Nurmaningtyas; Inayatul Ilah Nashruddin
Jurnal MEDIAN Arsitektur dan Planologi Vol 8 No 02 (2018): Jurnal Median
Publisher : Universitas Sains dan Teknologi Jayapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324.039 KB)

Abstract

Permukiman adalah sekumpulan rumah yang mencakup aspek fisik dan non fisik. Aspek fisik yaitu: lokasi, lingkungan dan sarana prasarana, sedangkan aspek non fisik yaitu: politik, ekonomi, sosial dan budaya. Menurut Turner, perumahan bukan kata benda tetapi kata kerja tentang proses berlanjut dan terkait dengan mobilitas sosial-ekonomi penghuninya. Perubahan pola lokasi perumahan pada golongan tertentu merupakan konsepsi segregasi (pemisahan) tingkat sosial yang dapat diukur pada perubahan lokasi. Hal ini terutama dilakukan oleh penduduk yang mempunyai tingkat ekonomi tinggi, yang memilih lokasi rumah dengan standar modern dan memberikan identitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan Teori Turner tentang prioritas kebutuhan perumahan terkait dengan tingkat pendapatan masyarakat di kawasan permukiman Suku Bajo di Pantai Bajoe, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa Teori Turner tentang prioritas kebutuhan perumahan yaitu bagi masyarakat berpenghasilan rendah, yang mana lokasi di sekitar tempat pekerjaan sangat penting, namun bagi Suku Bajo di Pantai Bajoe walaupun level income mereka sudah berubah dari sangat rendah menjadi rendah dan rendah-menengah, lokasi permukiman mereka tetap diprioritaskan dekat dengan tempat kerja. Hal ini tidak bisa dipisahkan dari budaya Suku Bajo yang dikenal dengan manusia bahari. Teori Turner lebih cocok diterapkan pada masyarakat di perkotaan padat dengan harga lahan yang mahal serta kondisi masyarakat yang memiliki pekerjaan yang berbeda-beda. .
PENERAPAN TEORI KEVIN LYNCH DALAM PENATAAN LINGKUNGAN DI KAWASAN WISATA SENTANI TIMUR KABUPATEN JAYAPURA M Amir Salipu; Hasrul Hasrul; Inayatul Ilah Nashruddin; Ahmad Mu’iz Shofiyulloh
Jurnal MEDIAN Arsitektur dan Planologi Vol 9 No 2 (2019): Jurnal Median
Publisher : Universitas Sains dan Teknologi Jayapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (480.046 KB)

Abstract

Citra kota, yang merupakan suatu gambaran khas yang melekat pada kota, dapat menciptakan representasi kota bagi penduduk maupun pengunjung. Citra kota pada umumnya dipengaruhi oleh aspek fisik kota tersebut. Kevin Lynch mengungkapkan ada 5 elemen pembentuk image kota secara fisik, yaitu: path (jalur), edge (tepian), district (kawasan), nodes (simpul), dan landmark (penanda). Kelima elemen ini dapat mewakili cita rasa dari suatu kawasan dan memberikan citra yang kuat terhadap kota. Kawasan Sentani Timur merupakan salah satu wilayah pengembangan wisata Danau Sentani, dihuni oleh masyarakat asli Sentani, yang bermukim di atas danau/ pulau–pulau maupun di pesisir dan daratan. Masyarakat sekitar danau hidup dengan cara memanfaatkan alam. Kehidupan masyarakat sekitar yang khas juga dapat menjadi atraksi wisata bagi wisatawan. Potensi yang dimiliki belum dimanfaatkan secara maksimal. Hal tersebut terlihat dari belum tertatanya kawasan wisata di Sentani Timur. Penelitian ini bertujuan untuk memberi masukan tentang penataan lingkungan kawasan wisata Sentani Timur, berdasarkan Teori Kevin Lynch tentang citra kota agar memberi dampak pada pengembangan wisata yang sesuai karakteristik wilayah kawasan Danau Sentani. Dari hasil penelitian ini diperoleh beberapa usulan penataan kawasan yang dapat dipergunakan sebagai dasar dalam pengembangan kawasan wisata Sentani Timur, diantaranya pembagian segmen kawasan Sentani Timur menjadi 4 bagian dengan peruntukan lahan berdasar potensi masing-masing kawasan. Selain itu penting memperhatikan dan menghadirkan nilai sosial-budaya dan lokalitas dalam pengembangan wisata di kawasan Sentani Timur.
PERANCANGAN APARTEMEN DI KABUPATEN JAYAPURA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR HIJAU Fatima Tomi; Indah Sari Zulfiana; Inayatul Ilah Nashruddin
Jurnal MEDIAN Arsitektur dan Planologi Vol 12 No 1 (2022): Jurnal Median
Publisher : Universitas Sains dan Teknologi Jayapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (812.161 KB) | DOI: 10.58839/jmap.v12i1.1073

Abstract

Perkembangan Kabupaten Jayapura dapat dilihat dari jumlah penduduk yang terus meningkat diikuti dengan berkurangnya lahan untuk pembangunan dan bertambahnya kepadatan penduduk. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya kualitas kelayakan hunian yang merupakan kebutuhan dasar setiap manusia sebagai tempat berteduh dan berlindung, dan juga berkurangnya fasilitas sosial, fasilitas umum, serta utilitas yang tidak dibangun dengan standar yang sama untuk setiap kawasan hunian. Apartemen merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tadi akan tetapi melihat perkembangan pada desain dan teknologi yang ada saat ini, banyak bangunan tinggi yang beroperasi tidak memperhitungkan pemakaian energi salah satunya pemakaian lampu pada siang hari, dan pemakaian AC secara berlebihan. Bangunan tinggi cenderung lebih boros dalam hal pemakaian energi. Kesalahan yang demikian akan sangat fatal ketika terjadi krisis ekonomi dan diperparah dengan kerusakan lingkungan sekitar serta akan berdampak pada kerusakan global. Untuk itu diperlukan perancangan bangunan yang berusaha meminimalkan pemakaian energi dan kerusakan lingkungan atau dikenal dengan konsep arsitektur hijau. Tujuan penelitian ini adalah merumuskan konsep perancangan baik makro dan mikro untuk perencanaan apartemen dengan pendekatan arsitektur hijau di Kabupaten Jayapura. Metode penelitian yang dilakukan berupa studi literatur dan studi kasus dari bangunan apartemen dengan pendekatan arsitektur hijau, serta observasi yakni dengan melakukan pengamatan dan peninjauan secara langsung agar mendapat gambaran yang objektif terhadap lokasi perancangan. Tahap analisis dan perumusan dilakukan secara sistematis untuk mendapatkan konsep perancangan sesuai tujuan penelitian. Hasil penelitian ini berupa desain perencanaan yang meliputi konsep perencanaan, gambar kerja, dan gambar ilustrasi tiga dimensi.