Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

HUBUNGAN SPIRITUAL COPING DENGAN SELF MONITORING PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI POLI KLINIK PENYAKIT DALAM RSUD WALUYO JATI KRAKSAAN PROBOLINGGO Syarifah, Siti; Nugroho, Setiyo Adi; Fauzi, Ahmad Kholid; Munir, Zainal; Wahid, Abdul Hamid
Journal of Ners and Midwifery Vol 7, No 1 (2020)
Publisher : STIKes Patria Husada Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26699/jnk.v7i1.ART.p089-094

Abstract

Spiritual merupakan salah satu faktor penting Untuk meningkatkan pemantauan diri bagi pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Tingkat spiritualitas yang tinggi dapat mempengaruhi kognisi manusia untuk berpikir positif. Pasien dengan diabetes dua kali lebih beresiko mengalami status kecemasan, depresi dan masalah psikologis yang serius. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan Spiritual Coping dengan Self Monitoring pada Klien DM tipe 2. Desain dalam penelitian adalah cross sectional, yaitu penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan dan selanjutnya menjelaskan suatu keadaan tersebut melalui pengumpulan data pengukuran variabel korelasi yang terjadi pada objek penelitian secara simultan atau dalam waktu yang bersamaan, dengan jumlah sampel 110 responden, Variabel bebas dalam penelitian ini Spiritual Coping dan Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Self Monitoring. dengan, Tekhnik pengambilan sampel dilakukan secara Probability Sampling, yaitu dengan cara simple random sampling yang mana jenis probabilitas yang paling sederhana. Untuk mencapai sampling ini, setiap elemen diseleksi secara acak. Hasil penelitian didapatkan hubungan yang signifikan (P=0,002<0,05 )  antara hubungan Spiritual Coping dengan Self Monitoring. Kesimpulannya: tedapat hubungan Spiritual Coping Dengan Self Monitoring Pada Klien Diabetes Mellitus tipe 2 di Poli Klinik Penyakit Dalam RSUD Waluyo Jati Kraksaan Probolinggo. Spiritual is one of the important factors to increase self-monitoring for Type 2 Diabetes Mellitus patients. High spiritual level can influence human cognition to think positively. Patients with diabetes are twice as likely to experience anxiety, depression, and serious psychological problems. Objective: this study is to determine the relationship between Spiritual Coping and Self Monitoring on DM type 2 clients. The design in this study is cross sectional, namely research that aims to describe or describe a situation and then explain a situation through collecting data that measures the correlation variable that occurs on the research object simultaneously or simultaneously, with a sample of 110 respondents. The independent variable in this study is Spiritual Coping and the dependent variable in this study is Self Monitoring. with, the sampling technique is done by Probability Sampling, namely by means of simple random sampling which is the simplest type of probability. To achieve this sampling, each element is chosen randomly. The results showed a significant relationship (P = 0.002 <0.05) between the relationship of Spiritual Coping with Self Monitoring. In conclusion: there is a relationship between Spiritual Coping and Self Monitoring on Type 2 Diabetes Mellitus Clients in the Internal Medicine Clinic at Waluyo Jati Kraksaan Probolinggo Hospital.
Hubungan Spiritual Coping dengan Self Monitoring pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Poli Klinik Penyakit dalam RSUD Waluyo Jati Kraksaan Probolinggo Siti Syarifah; Setiyo Adi Nugroho; Ahmad Kholid Fauzi; Zainal Munir; Abdul Hamid Wahid
Journal of Ners and Midwifery Vol 7, No 1 (2020)
Publisher : STIKes Patria Husada Blitar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26699/jnk.v7i1.ART.p089-094

Abstract

Spiritual merupakan salah satu faktor penting Untuk meningkatkan pemantauan diri bagi pasien Diabetes Melitus Tipe 2. Tingkat spiritualitas yang tinggi dapat mempengaruhi kognisi manusia untuk berpikir positif. Pasien dengan diabetes dua kali lebih beresiko mengalami status kecemasan, depresi dan masalah psikologis yang serius. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui adanya hubungan Spiritual Coping dengan Self Monitoring pada Klien DM tipe 2. Desain dalam penelitian adalah cross sectional, yaitu penelitian yang bertujuan mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan dan selanjutnya menjelaskan suatu keadaan tersebut melalui pengumpulan data pengukuran variabel korelasi yang terjadi pada objek penelitian secara simultan atau dalam waktu yang bersamaan, dengan jumlah sampel 110 responden, Variabel bebas dalam penelitian ini Spiritual Coping dan Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Self Monitoring. dengan, Tekhnik pengambilan sampel dilakukan secara Probability Sampling, yaitu dengan cara simple random sampling yang mana jenis probabilitas yang paling sederhana. Untuk mencapai sampling ini, setiap elemen diseleksi secara acak. Hasil penelitian didapatkan hubungan yang signifikan (P=0,002<0,05 )  antara hubungan Spiritual Coping dengan Self Monitoring. Kesimpulannya: tedapat hubungan Spiritual Coping Dengan Self Monitoring Pada Klien Diabetes Mellitus tipe 2 di Poli Klinik Penyakit Dalam RSUD Waluyo Jati Kraksaan Probolinggo. Spiritual is one of the important factors to increase self-monitoring for Type 2 Diabetes Mellitus patients. High spiritual level can influence human cognition to think positively. Patients with diabetes are twice as likely to experience anxiety, depression, and serious psychological problems. Objective: this study is to determine the relationship between Spiritual Coping and Self Monitoring on DM type 2 clients. The design in this study is cross sectional, namely research that aims to describe or describe a situation and then explain a situation through collecting data that measures the correlation variable that occurs on the research object simultaneously or simultaneously, with a sample of 110 respondents. The independent variable in this study is Spiritual Coping and the dependent variable in this study is Self Monitoring. with, the sampling technique is done by Probability Sampling, namely by means of simple random sampling which is the simplest type of probability. To achieve this sampling, each element is chosen randomly. The results showed a significant relationship (P = 0.002 <0.05) between the relationship of Spiritual Coping with Self Monitoring. In conclusion: there is a relationship between Spiritual Coping and Self Monitoring on Type 2 Diabetes Mellitus Clients in the Internal Medicine Clinic at Waluyo Jati Kraksaan Probolinggo Hospital.
Efikasi Diri, Perawatan Diri Asupan Cairan, Peningkatan Berat Badan Intradialisis Klien Hemodialisis Handono Fatkhur Rahman; Nadiatus Sholihah; Setiyo Adi Nugroho
Jurnal SainHealth Vol 3, No 2 (2019): September 2019
Publisher : Faculty of Health Sciences Universitas Maarif Hasyim Latif

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51804/jsh.v3i2.598.9-16

Abstract

Increased intradialysis weight gain increases the risk of cardiovascular death. Limiting fluid intake was very important to do because the kidneys cannot function normally. An increased intradialysis weight gain over 5% of dry weight can cause any complication. An internal factor that affects a person in performing self-care on fluid intake restriction, in this case is self-efficacy. The purpose of this study to determine the relationship of self-efficacy and self-care fluid intake with increased intradialysis weight gain. This research is a quantitative research, with cross sectional approach. Number of samples selected with random sampling was 112 respondents, primary data collection with questionnaires and weight scale. Statistical analysis used pearson product moment and multiple linier regression. The result of pearson product moment analysis shows p-value of self-efficay was 0,000 and p-value of self-care fluid intake was 0,038 means that each variables has a statistically significant relationship with increased intradialisis weight gain. The result of multiple linier regression analysis shows coefficient of determination value 0,138, means 13,8% self-efficacy and self-care fluid intake variables determine increased intradialysis weight gain, while 86,2% is determined by other variables not included in this research. Conclusion from this research is there is relationship between self-efficacy and self-care fluid intake to increased intradialysis weight gain with negative correlation coefficient, Means the stronger self-efficay and the better behavior of self-care fluid intake of hemodialysis clients will decrease the increase in intradialisis weight gain.
Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan Booklet Berbahasa Madura Terhadap Self Management Pada Klien Hipertensi di Poli Jantung Rsud dr. Abdoer Rahem Situbondo Silvia Nuruddani; Handono Fatkhur Rahman; Setiyo Adi Nugroho; Sri Astutik Andayani; Abdul Hamid Wahid
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 4, No 2 (2019): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.189 KB) | DOI: 10.30651/jkm.v4i2.2703

Abstract

Objective:   Hypertension  is one of the main problems of public health, and if still a big challenge in indonesia with a high prevelention amounting to 34,1% (percent). Uncontrolled hypertension will cause  complication and death. One of the factors that can cause hypertension is a bad self management. To improve self management on hypertensive dilent is health education needs to be done.Methods:   The kind of quantitative research with Quasi Experiment design in the form of a Pretest-Posttest Nonequivalent Control Group sampale selection with Simple Random Samping as many as 40 respondets 20 intervention groups, 20 control graups data collection techniaques with self management questioner (H-SCALE).Results:   Paired T-test results of the intervention group obtained a P-value of 0,000, and in the control group a P-value of 0.106 was obtained. While the results of the Independent T-test in the intervention group and the control group obtained a value of 0,000. So it can be said that there are effects and differences before and after health education is given to hypertension client self management. Conclusion:   Expected by health education obout hypertension can improve self management on hypertension drent.
PKM Pendampingan Pasien Terkonfirmasi Positif Covid-19 dalam Manajemen Diri Pasca Karantina di Rumah Karantina SMP Negeri 1 Pajarakan Probolinggo Setiyo Adi Nugroho; Septi Maharani Putri
GUYUB: Journal of Community Engagement Vol 3, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Nurul Jadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33650/guyub.v3i1.2751

Abstract

Covid varian delta kini masuk ke Negara Indonesia, tentunya kondisi ini membuat pemerintah harus mencari cara untuk menekan angka peningkatan jumlah kasus covid-19 varian delta dikarenakan terbatasnya tenaga kesehatan dan ruang isolasi dirumah sakit. Salah satu langkah yang dilakukan pemerintah kabupaten probolinggo agar tidak terjadinya overload pasien covid-19 di rumah sakit yaitu didirikan rumah karantina yang terletak dibeberapa tempat dikabupaten probolinggo yang dipantau oleh relawan. Tujuan pengabdian ini adalah agar pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dapat melakukan manajemen diri pasca karantina. Tahap awal yang dilakukan adalah mengidentifikasi dan mengobservasi lingkungan di rumah karantina dan melakukan komunikasi dengan pihak dari Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo. Pada tahap kedua kami melakukan pendampingan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di rumah karantina dalam persiapan pasca karantina dengan  tentang pedoman manajemen diri menurut WHO yang terdiri dari: Cara Mengatasi Sesak Nafas, Berolahraga, dan Mengajarkan Pentingnya Pemeriksaan Diri Saat ada Keluhan. Tahap evaluasi dilakukan dengan mengidentifikasi adanya feed-back setelah dilakukan sosialisasi mengenai pedoman manajemen diri dari WHO pasca karantina dengan menanyakan kembali materi yang telah disampaikan kepada pasien dan dengan hasil mayoritas pasien mengerti terhadap apa yang telah dijelaskan. Dalam pencegahan dan penanganan kasus Covid-19 di Kabupaten Probolinggo pemerintah masih membutuhkan bantuan relawan Covid-19 untuk membantu memantau keadaan pasien Covid-19 di rumah karantina yang terletak dibeberapa tempat di Kabupaten Probolinggo.
PKM Keterlibatan Dosen dan Mahasiswa Profesi Ners sebagai Tim Kesehatan Pos Penyekatan PPKM Darurat se Jawa- Bali di Kabupaten Probolinggo Setiyo Adi Nugroho; Ahmad Arief Lizamani
GUYUB: Journal of Community Engagement Vol 3, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Nurul Jadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33650/guyub.v3i2.2754

Abstract

Covid-19 dengan varian delta masuk ke Indonesia membuat angka kesakitan dan kematian naik begitu signifikan, sehingga Pemerintah mengambil kebijakan PPKM Darurat se Jawa-Bali. Seiring dengan keadaan tersebut daerah Kabupaten Probolinggo melakukan hal yang sama dengan penyekatan pintu masuk ke wilayah Probolinggo. Permasalahannya kekurangan petugas kesehatan, sehingga kebutuhan tenaga kesehatan di pos penyekatan dimanfaatkan oleh mahasiswa Profesi Ners Universitas Nurul Jadid untuk menjadi relawan tenaga kesehatan di pos penyekatan PPKM Darurat. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini yaitu untuk mensukseskan program PPKM  Darurat di wilayah Kabupaten Probolinggo. Tahap  pertama  yang  kami  lakukan  adalah tahap identifikasi yaitu pengamatan lapangan  dan melakukan  komunikasi dengan Puskesmas Sumberasih Kabupaten Probolinggo untuk melaksanakan pembelajaran tentang SOP melakukan swab antigen dengan baik, Tahap kedua yang kami lakukan adalah tahap implementasi yaitu pelaksanaan swab antigen yang dilaksanakan di pos penyekatan PPKM Darurat, Tahap ketiga yang kami lakukan adalah mengevaluasi dari proses implementasi bahwasanya mahasiswa mampu membantu mensukseskan program PPKM Darurat. Sebagaimana  rancangan yang  telah  kami  rangkai  dalam  langkah membantu tim satuan tugas covid-19 Kabupaten Probolinggo, mahasiswa membantu program keberhasilan PPKM Darurat dengan menjadi relawan dari akademik sebagai tenaga kesehatan di pos penyekatan PPKM Darurat untuk melakukan pemeriksaan swab antigen. Pendampingan mahasiswa Profesi Ners sebagai relawan pos penyekatan PPKM darurat merupakan program PKM yang diwujudkan sebagai suatu pengabdian kepada masyarakat maka pembimbing akademik mendelegasikan serta mendampingi mahasiswa untuk turut membantu Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo. Dari beberapa pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam  pelaksanaan pendampingan mahasiswa sebagai relawan pos penyekatan PPKM Darurat di exit tol Probolinggo Barat, mahasiswa dapat memahami dan melakukan swab antigen dengan baik serta mahasiswa dapat mencapai kompetensi yang seharusnya tercapai di lahan praktek klinik di RSUD Sidoarjo.
PKM Family Centered Care sebagai Solusi Keamanan Finansial dan Pencegahan Amputasi pada Penderita Luka Ganggren di Paiton Kabupaten Probolinggo Setiyo Adi Nugroho; Amanda Virga Pratidina; Sofil Widad; Afifatur Rizqiyah; Nurul Hasanah; Rike Nur Safitri
GUYUB: Journal of Community Engagement Vol 3, No 3 (2022): Hilirisasi Pembelajaran Berbasis Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Nurul Jadid

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33650/guyub.v3i3.4805

Abstract

Penderita Diabetes Melitus sangatlah beresiko mengalami luka _ontrol_ yang buruk. Gangguan finansial terjadi akibat biaya perawatan luka yang sangat mahal. Beban finansial membuat banyak penderita DM tidak merawat luka dengan baik sehingga jatuh kepada amputasi bahkan kematian. Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dilakukan untuk mendorong kemandirian keluarga penderita DM, target PKM ini menciptakan Family Centred Care yang dimana dapat menghemat sampai dengan 75% pengeluaran biaya perawatan luka dan tentunya mencegah terjadinya amputasi. Keluarga Mitra diberikan pelatihan perawatan luka modern, selain itu keluarga mitra mendapatkan pendampingan selama program. Tim PKM melakukan kunjungan setiap minggu sebagai _ontrol dari perawatan luka. Hasil dari PKM selam selama 2 Bulan (April-Mei) yang melibatkan 10 orang mitra membuat Family Centred Care tercapai, mitra dapat menghemat finansial sampai 75%, pekembangan luka yang sangat baik. Untuk itu, tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan pelatihan dan pendampingan perawatan luka secara modern kepada keluarga penderita DM.  Family Centred Care menjadi solusi terbaik mengatasi masalah finasial penderita DM
Telemedicine in palliative care during the COVID-19 era: A review of the literature Noer Diana Holida; Setiyo Adi Nugroho
Journal of Holistic Nursing Science Vol 9 No 2 (2022): July - December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/nursing.v9i1.5541

Abstract

Telemedicine has become an effective approach for managing COVID-19 and preventing the risk of cross-contamination. The health application is growing rapidly, where medical information is transferred via telephone, Internet and other networks for consultation, control medical procedures or examinations. The application is very important to use in the pandemic era in reducing the COVID-19 infection, especially in palliative care. The study aimed to determine Telemedicine's effectiveness on palliative care during the COVID-19 pandemic. The study used a literature review method. Search databases, including Google Scholar, Science Direct, and ProQuest, with the keyword telemedicine for palliative care during the COVID-19 pandemic. The review explained that Telemedicine can establish effective nurse-patient communication, increase safety, improve palliative care and patient support services, reduce APD consumption, and simplify clinical workflows. It also improves patient comfort, reduces the psychological burden of isolation, and reduces nurses' workload. Keywords: COVID-19; telemedicine; healthcare services; technology in health; role of nurses
Pengaruh Terapi Syukur (Gratitude) terhadap Kualitas Hidup Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) Binti Istiqomah; Sri Astutik Andayani; Setiyo Adi Nugroho
Jurnal Keperawatan Vol 15 No 4 (2023): Jurnal Keperawatan: Desember 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/keperawatan.v15i4.1102

Abstract

HIV/AIDS masih menjadi resiko kesehatan yang serius bagi Negara maju dan berkembang, karena hingga saat ini belum ditemukan obatnya. Adanya stigma dan diskriminasi terkait HIV/AIDS dapat mempengaruhi kualitas hidup yang merupakan faktor penting dalam menilai kesehatan dan kesejahteraan orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Penelitian pre-eksperimental dengan rancangan one-group pre-post test design ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi syukur (gratitude) terhadap kualitas hidup ODHA di Poli VCT RSUD Waluyo Jati Kraksaan. 35 responden dipilih berdasarkan kriteria penelitian dengan teknik simple random sampling. Uji Wilcoxon dipergunakan dalam analisis data dan diperoleh p value sebesar 0.000<0.05 yang bermakna ada pengaruh terapi syukur (gratitude) terhadap kualitas hidup ODHA di Poli VCT RSUD Waluyo Jati Kraksaan. Diharapkan, perawat dapat memasukkan terapi syukur (gratitude) sebagai intervensi dalam asuhan keperawatan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien.
Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kecemasan Pegawai yang Bertugas di Ruang Isolasi Covid-19 Aang Dadang Adityawan; Yudho Tri Handoko; Setiyo Adi Nugroho
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 5 No 4 (2023): November 2023, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v5i4.1830

Abstract

Penyakit Coronavirus 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh sindrom pernapasan akut coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Tingkat informasi memiliki hubungan positif dengan tingkat kecemasan yang mereka rasakan. Oleh karena itu, tingkat pengetahuan tenaga kesehatan tentang penanganan pasien Covid-19 menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan kecemasan petugas di ruang isolasi Covid-19. Koesnadi Bondowoso. Penelitian ini menggunakan model korelasional cross-sectional. Seluruh pekerja yang bertugas di ruang isolasi Covid-19 dengan teknik probability sampling Dr. H. Koesnad Bondowoso sedikitnya 86 orang berpartisipasi dalam penelitian ini. Tingkat pengetahuan dan kuesioner skala HRS-A untuk tingkat kecemasan digunakan untuk pengumpulan data. Uji validitas yang digunakan adalah product moment Pearson. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan statistik analisis reliabilitas Cronbach Alpha (α). Hasil uji reliabilitas berdasarkan pernyataan 15 variabel data adalah 0,970 yang berarti instrumen penelitian reliabel terhadap penelitian yang dilakukan. Berdasarkan analisis menggunakan Spearman Rho, ditemukan adanya hubungan sedang antara tingkat pengetahuan dengan kecemasan petugas yang bertugas di ruang isolasi Covid-19 yaitu p-value 0,006 dan r-value 0,297. . Kesimpulan penelitian berarti ada hubungan sedang antara tingkat pengetahuan dengan kecemasan pekerja yang bertugas di ruang isolasi Covid-19 dr. H. Koesnad Bondowoso.