Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

ANALISIS PERILAKU BERKENDARA PADA TITIK U-TURN DI KOTA PALANGKA RAYA (STUDI KASUS JALAN TJILIK RIWUT – JALAN YOS SUDARSO – JALAN AKHMAD YANI) Jaridieni, Ira; Desriantomy, Desriantomy; Riani, Desi
Prosiding Forum Studi Transportasi Antar Perguruan Tinggi Vol 3 No 1 (2015): The 17th FSTPT of International Symposium
Publisher : FSTPT Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tjilik Riwut, Yos Sudarso and Akhmad Yani streets are main road in Palangka Raya city. On that streets there are many shopping malls, shops, offices and schools. Because of that many activities on the side of the road around the u-turn point, making the roads are often congested lane in the direction of flow and the lane in the opposite direction, so that when the rider wants to do a rotating direction, the vehicle needs to do  a normal approach as reduce speed or stop. This study aims to determine the driving behavior when turning direction and the driving behavior that could potentially cause traffic accidents at u-turn point,then to know the potential of accidents and to investigate the mathematical model between the average time of vehicle doing the twist direction with traffic volume on the streets. Based on analysis, there are seven dominant driving behavior while doing the twist direction, three of them are potentially cause accident i.e. do the twist direction against flow of traffic, rotate toward at the point that is prohibited as well as cross vehicle the same rotating direction without regard to other vehicle was speeding. The biggest accident potential is 18.070% by motor cycles at Tjilik Riwut street while the best mathematical model is exponential equation at Akhmad Yani street.
SKENARIO PENGOPERASIAN ANGKUTAN PENGUMPAN (FEEDER) GUNA MENDUKUNG PENGEMBANGAN BUS RAPID TRANSIT (BRT) DI KOTA PALANGKA RAYA (STUDI KASUS KAWASAN DIPONEGORO) Rizky, Dwi Agung; Riani, Desi; Murniati, Murniati
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 3, No 2: Edisi Juli 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Penggunaan kendaraan pribadi di Kota Palangka Raya cukup tinggi sehingga penggunaan angkutan umum cenderung rendah. Oleh sebab itu perlu dipertimbangkan adanya moda baru yang lebih menarik minat masyarakat. Moda tersebut haruslah aman dan nyaman, efisien, serta terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Adapun moda baru tersebut adalah Bus Rapid Trasit (BRT) yang dalam pengembangannya harus didukung dengan angkutan pengumpan (feeder) sehingga tercipta integrasi moda.Penelitian ini bertujuan untuk mendesain rute pengoperasian feeder sesuai kebutuhan di Kota Palangka Raya dengan 2 skenario yaitu skenario perpindahan 25% dan skenario perpindahan 50%, menganalisis dampak pengoperasiaan feeder  terhadap efisiensi penggunaan bahan bakar minyak dan pengaruhnya terhadap kapasitas jalan di Kota Palangka Raya. Yang menjadi dasar pertimbangan dalam pengembangan angkutan umum massal adalah analisis pola jaringan jalan, analisis jenis tata guna lahan dan analisis jenis pergerakan jalan.Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah 2 rute pengoperasian feeder di Jalan Diponegoro, Anggrek, RTA Milono, Janah jari, Cempaka, Seth Adji, Karet, Pinus, dan Pilau dengan jumlah armada sebanyak 8 unit. Jika skenario perpindahan 25% maka untuk kedua rute ini memerlukan armada sebanyak 8 unit dan untuk skenario perpindahan 50% memerlukan armada sebanyak 14 unit. Dari segi efisiensi penggunaan bahan bakar minyak penggunaan feeder akan lebih efisien dibandingkan penggunaan kendaraan pribadi. Untuk skenario perpindahan 25% dan 50% perbandingan penggunaan bahan bakar minyak antara penggunaan feeder dengan kendaraan pribadi adalah 1:13 lt/km. Selain itu dengan adanya pengembangan feeder dapat meningkatkan Level Of Service (LOS) pada ruas jalan di Kota Palangka Raya.Kata Kunci: Feeder, Skenario, Efisiensi BBM, BRT.
ANALISIS TARIF ANGKUTAN BIS BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) (ANGKUTAN PENUMPANG BIS RUTE PALANGKA RAYA-PANGKALAN BUN) Candra, Melki; Riani, Desi; Laufried, Laufried
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 1, No 2: Edisi Juli 2015
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Tarif  adalah  besarnya  biaya  yang  dikenakan  kepada  setiap  penumpang  kendaraan angkutan penumpang umum yang dinyatakan dalam rupiah. Penentuan besaran tarif angkutan membutuhkan penanganan dan kebijakan yang arif. Karena harus dapat menjembatani kepentingan penumpang selaku konsumen dan pengelola angkutan umum.  Biaya operasional kendaraan adalah biaya yang secara ekonomis terjadi dengan dioperasikannya suatu kendaraan pada kondisi normal untuk suatu tujuan tertentu. Bagi perusahaan jasa angkutan, biaya merupakan yang harus dikeluarkan untuk memproduksi jasa pelayanan, untuk itu perlu diperhitungkan dan pembebanan biaya secara obyektif dan cermat agar dapat dipergunakan sebagai dasar acuan biaya yang harus dikeluarkan. Dalam penelitian ini tarif berdasarkan biaya operasional kendaraan angkutan bis rute Palangka Raya-Pangkalan Bun yang diteliti hanya empat perusahaan yaitu Damri, Kaswa, Logos, dan Yesoe. Biaya operasional kendaraan angkutan bis dalam penelitian ini digolongkan menjadi dua golongan yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Besarnya biaya operasional kendaraan  bis rata-rata/rit untuk rute Palangka Raya-Pangkalan Bun Rp. 2.742.055,88 dan besarnya biaya operasional kendaraan bis rata-rata/km untuk rute Palangka Raya-Pangkalan Bun Rp.6.093,46. Dari hasil pengolahan data besarnya tarif angkutan bis berdasarkan BOK rute Palangka Raya Pangkalan Bun adalah Rp.115.000. Kata Kunci: Tarif Berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan
ANALISIS BIAYA OPERASIONAL DAN INCOME ANGKUTAN KOTA PALANGKA RAYA DENGAN METODE PACIFIC CONSULTAN INTERNATIONAL (PCI METHOD) Riani, Desi; Saputra, Raden Haryo
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 4, No 2: Edisi Juli 2012
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.17 KB)

Abstract

Pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota Palangka Raya sebagai Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah dan pusat pemerintahan  pada saat ini cukup pesat, sehingga menghasilkan suatu pola tata ruang tertentu dan kebergantungan bagian pinggiran yang berkembang terhadap pusat kota dan pusat bisnis yang kemudian menghasilkan pertambahan perjalanan penduduk kota, sehingga membutuhkan jasa transportasi untuk melayaninya. Jasa transportasi yang melayani selama ini adalah angkutan kota jenis mikrolet. Melalui kajian Metode Pacific Consultan International (PCI Method) dapat dianalisis biaya operasional yang akan menjadi dasar dalam mengkaji tarif penumpang angkutan kota pada masa sekarang apakah masih relevan/sesuai. Biaya operasional yang harus keluarkan oleh pengusaha angkutan kota setiap harinya terdiri atas biaya tetap dan biaya tidak tetap.BOK dan pendapatan per hari berdasarkan rata-rata operasi dan jumlah penumpang untuk masing-masing jalur A: BOK = Rp.56.472, income = Rp.60.000; jalur B: BOK = Rp.48.329,  income = Rp.48.000; jalur C: BOK = Rp.50.683, income = Rp.90.000; jalur D: BOK= Rp.40.170, income = Rp.72.000; jalur E: BOK = Rp.53.421, income = Rp.72.000; jalur F: BOK= Rp.59.812, income = Rp.90.000.  Jika dilihat dari perbandingan antara BOK dan income, maka dapat dikatakan bahwa tarif yang berlaku saat ini masih sesuai dengan kebutuhan karena sudah memenuhi standar dengan income > 10% BOK.   Kata Kunci  :  Angkutan Kota, Biaya Operasional dan Tarif.
SKENARIO INTEGRASI MODA PENGOPERASIAN FEEDER GUNA MENDUKUNG PENGEMBANGAN BUS RAPID TRANSIT (BRT) DI KOTA PALANGKA RAYA Febriani, Eva; Silitonga, Sutan Parasian; Riani, Desi
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 2, No 1: Edisi Januari 2016
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Masyarakat Kota Palangka Raya cenderung memilih kendaraan pribadi sehingga penggunaan angkutan umum rendah. Oleh sebab itu dipertimbangkan moda baru yang lebih menarik minat masyarakat agar lebih efisien. Moda baru tersebut yang aman dan nyaman, serta terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat sehingga mampu mengurangi pilihan masyarakat dalam menggunakan kendaraan pribadi. Adapun moda baru itu adalah Bus Rapid Transit (BRT), di mana dalam pelaksanaannya BRT harus didukung dengan pengoperasian angkutan pengumpan (feeder) sehingga tercipta intregrasi moda. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain skenario integrasi moda pengoperasian feeder guna mendukung pengembangan bus rapid transit (BRT) di Kota Palangka Raya, mengetahui analisis dampak penggunaan feeder dari segi efisiensi bahan bakar minyak (BBM) dan kapasitas jalan di Kota Palangka Raya. Yang menjadi dasar pertimbangan dalam pengembangan angkutan umum massal adalah analisis pola jaringan jalan, analisis jenis tata guna lahan dan analisis jenis pergerakan lalulintas.Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah skenario 6 rute pengoperasian feeder di jalan Rajawali Kota Palangka Raya. Jumlah armada minimal untuk Kota Palangka Raya untuk 6 rute tersebut  adalah 10 unit. Jika Skenario perpindahan 25% memerlukan armada sebanyak 19 unit dan untuk skenario perpindahan 50 % memerlukan armada sebanyak 34 unit. Jika diskenariokan perpindahan 25% dari segi efisiensi bahan bakar biaya penggunaan feeder jauh lebih ekonomis daripada penggunaan kendaraan pribadi sebesar 1:355 sedangkan untuk skenario perpindahan 50% perbandingan biaya bahan bakar minyak penggunaan feeder dan kendaraan pribadi sebesar 1:397. Melihat hal tersebut maka dapat dioptimalkan penggunaan angkutan pengumpan feeder sehingga akan mengurangi penggunaan bahan bakar minyak. Selain itu adanya pengembangan feeder dapat meningkatkan Level Of Service (LOS) pada ruas jalan di Kota Palangka Raya.
KAJIAN TEKNIS GEOMETRIK PADA RUAS JALAN TANGKILING-KASONGAN (STA 66+500 s.d. STA 67+600) KABUPATEN KATINGAN Pradana, Hengki; Riani, Desi; Murniati, Murniati
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 3, No 1: Edisi Januari 2017
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan jalan yang dititik beratkan pada perencanaan bentuk fisik sehingga dapat memenuhi fungsi dasar dari jalan yaitu memberikan pelayanan yang optimum pada arus lalu lintas dan sebagai akses kerumah-rumah. Dasar dari perencanaan geometrik adalah sifat gerakan, dan ukuran kendaraan, dan karakteristik lalu lintas. Hal-hal tersebut haruslah menjadi bahan pertimbangan perencanaan sehingga dihasilkan bentuk dan ukuran jalan, serta ruang gerak kendaraan yang memenuhi tingkat kenyamanan dan keamanan yang diharapkan. Dalam pelaksanaan geometrik jalan ada beberapa segmen yang tidak memenuhi standar perencanaan seperti halnya ruas jalan Tangkiling–Kasongan STA 66+500 s.d. STA 67+600  Kabupaten Katingan, masih sering terjadi kecelakaan. Karena itulah perlu dilakukan peninjauan jika terdapat kesalahan dalam geometrik jalan pada ruas jalan tersebut, untuk memenuhi tingkat kenyamanan dan keamanan sesuai dengan spesifikasi jalan luar kota.Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji kelayakan ruas jalan Tangkiling–Kasongan STA 66+500 s.d. 67+600 Kabupaten Katingan, dengan cara mengetahui kondisi eksisting jalan, mengkaji serta menangani apa yang dapat dilakukan pada ruas jalan tersebut, dengan cara menganalisis data lalu lintas, perhitungan waktu tempuh kendaraan serta  mengetahui jenis tikungan yang ada dilokasi penelitian dan parameter-parameter yang digunakan.Dari hasil perhitungan ruas jalan yang dikaji secara umum pada kondisi eksisting ada beberapa tikungan yang telah memenuhi syarat, diketahui bahwa berdasarkan standar bina marga 5 radius tikungan memenuhi syarat terhadap kecepatan eksisting, Kecepatan eksisting pengguna jalan masih di bawah kecepatan klasifikasi fungsi dan medan, ditinjau dari syarat tikungan gabungan I-II, dan IV-V tidak memenuhi syarat sebagai tikungan gabungan sehingga ruas jalan tidak sesuai dengan standar geometrik alinyemen horizontal jalan. Hal inilah yang menyebabkan kecelakaan pada ruas jalan tersebut.Kata kunci: Geometrik, Tikungan
KAJIAN PEMILIHAN RUTE JALUR DARAT DAN JALUR SUNGAI DARI KUALA KAPUAS MENUJU TERUSAN RAYA Arbani, Arbani; Riani, Desi; Aqli, Zainal
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 2, No 2: Edisi Juli 2016
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Rute adalah arah jarak atau arah yang harus ditempuh dalam suatu perjalanan supaya sampai ke tempat tujuan. Pada penelitian ini menjelaskan tentang kajian pemilihan rute berdasarkan biaya operasional kendaraan, yang membandingkan biaya operasional kendaraan angkutan sungai dan kendaraan angkutan darat karena  rute yang dijadikan studi kasus untuk penelitian ini ialah rute jalur darat dan rute jalur sungai dari Kota kuala Kapuas menuju Desa Terusan Raya. Biaya operasional kendaraan adalah suatu batasan penghasilan yang harus dipenuhi oleh hasil operasi kendaraan angkutan dalam satuan waktu operasi tertentu, yang meliputi seluruh pembiayaan yang harus ditanggulangi agar pengoperasian kendaraan angkutan menjadi lancar. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui biaya operasional kendaraan angkutan sungai dan biaya operasional kendaraan angkutan darat serta mengetahui perbandingan antara rute melalui jalur darat dan rute melalui jalur  sungai dengan  faktor pembanding yaitu jarak, biaya, waktu dan kemudahan. Supaya didapat data jalur mana yang termurah, tercepat, dan termudah. Dari hasil penelitian ini diperoleh BOK kapal motor (angkutan sungai) sebesar Rp. 8618,327 per km dan dibagi kapasitas penumpang 30 orang menjadi Rp. 287,277 per penumpang/km dan jarak yang ditempuh melalui jalur sungai adalah 58 Km dengan waktu tempuh 1,5 jam perjalanan. BOK sepeda motor (angkutan darat) sebesar Rp. 348,657 per km. dengan jarak tempuh 100 Km dan waktu tempuh 3 jam perjalanan. Dapat diambil kesimpulan bahwa rute yang sangat memungkinkan untuk digunakan tentulah rute yang menggunakan jalur sungai selain lebih murah dari segi biaya operasional kendaraan, melalui jalur sungai perjalanan lebih cepat dan lebih aman daripada rute yang menggunakan jalur darat. Kata Kunci: Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Jalur Darat dan Sungai
ANALISIS DAERAH RAWAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN ALTERNATIF PENANGGULANGANNYA STUDI KASUS PADA JALAN H. M. ARSYAD KM 3+000 S.D. KM 13+000 KOTA SAMPIT KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR Sinta, David Kristanto Eka; Riani, Desi; Robby, Robby
Jurnal PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) Vol 4, No 1: Edisi Januari 2018
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8.172 KB)

Abstract

Jalan H. M. Arsyad Kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur merupakan jalan arteri primer yang menampung arus lalu lintas seperti, truk, bus, dan kendaraan roda empat lainnya. Hal ini menyebabkan padatnya arus lalu lintas di Jalan H. M. Arsyad Kota Sampit, sehingga dapat menimbulkan permasalahan-permasalahan lalu lintas khususnya kecelakaan lalu lintas.Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui tingkat kecelakaan lalu lintas di Jalan H. M. Arsyad Km 3+000 s.d. Km 13+000 Kota Sampit, serta titik mana saja yang sering terjadi kecelakaan lalu lintas dan apa saja upaya yang dilakukan untuk menanggulangi kecelakaan lalu lintas. Hasil penelitian dan analisis data 3 tahun terakhir diketahui titik-titik yang sering terjadi kecelakaan yaitu pada area Km 11+000 s.d. Km 13+000 dengan total perhitungan angka kecelakaan sebesar 515. Pada area tersebut merupakan black site berdasarkan perhitungan dan analisis data kecelakaan yang terjadi. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis area black site daerah yang sering terjadi kecelakaan yaitu pada Km 12+000 s.d. Km 13+000 dengan Nlai Cusum terbesar yaitu 3,33. Pada lokasi tersebut merupakan black spot berdasarkan perhitungan dan analisis data kecelakaan yang terjadi.Kata Kunci: Black Spot, Black Site
MODEL PEMILIHAN MODA PERJALANAN MENUJU PUSAT PERBELANJAAN MENGGUNAKAN KENDARAAN PRIBADI (SEPEDA MOTOR DAN MOBIL) Desi Riani; Mohamad Amin; Imam Febrian Hidayat
JURNAL TEKNIKA Vol. 1 No. 2 (2018): Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu tempat yang sering terjadi kemacetan di Kota Palangka Raya adalah jalan disekitar pusat perbelanjaan pasar besar. Kepadatan di daerah tersebut meningkat terutama pada jam sibuk pagi, sore maupun malam hari. Hal tersebut disebabkan penggunaan jalan dan parkir yang tidak strategis dan memadai untuk kendaraan jenis tertentu. Secara bersamaan juga oleh pedagang serta para masyarakat melintasi jalan tersebut yang dipergunakan oleh masyarakat umum yang rumahnya berada di sekitar wilayah tersebut sebagai akses menuju tempat kerja, sekolah, dan berbagai tempat yang lain. Keadaan tersebut diperburuk dengan meningkatnya jumlah masyarakat serta pertokoan yang berada di sekitar Kawasan Pasar Besar, sehingga dirasa perlu untuk dilakukan penelitian kepada masyarakat pengguna kendaraan pribadi antara sepeda motor dan mobil tentang pemilihan moda yang akan digunakan jika akan ke pasar besar antara kendaraan pribadi sepeda motor dan mobil. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan moda untuk perjalanan dari pemukiman menuju Pasar Besar, dan model pemilihan moda transportasi perjalanan menuju Pasar Besar dan penataan parkir yang lebih sesuai dan memadai untuk salah satu moda yang dominan. Dan agar dapat menemukan pula kendaraan apa yang paling banyak digunakan oleh masyarakat disekitar pemukiman Jl. Kinibalu-Cakrabuana menuju Pasar Besar. Berdasarkan hasil penelitian diketahui variabel yang mempengaruhi dalam pemilihan moda yaitu Jenis Kelamin (X1), Pengeluaran (X2), Kepemilikan sepeda motor keluarga (X3), Panjang perjalanan (X4), dan Waktu relatif perjalanan mobil (X5) Dan kendaraan yang paling banyak digunakan pelaku perjalanan untuk masyarakat Jl. Kinibalu-Cakrabuana menuju Pasar Besar Palangka Raya adalah sepeda motor.
ANALISIS PERSIMPANGAN PADA SIMPANG TIGA TAK BERSINYAL STUDI KASUS (JALAN TAMBUN BUNGAI – JALAN R.A KARTINI) Triani Mandasari; Laufried; Desi Riani
JURNAL TEKNIKA Vol. 2 No. 2 (2019): Jurnal Teoritis dan Terapan Bidang Keteknikan
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persimpangan Jalan Tambun Bungai – Jalan R.A Kartini Kota Palangka Raya merupakan salah satu persimpangan yang berada dalam Kota Palangka Raya. Pada persimpangan sering terjadi tundaan, hambatan samping karena aktivitas disekeliling simpang. Kinerja suatu simpang merupakan faktor utama dalam menentukan penanganan yang paling tepat untuk mengoptimalkan fungsi simpang. Parameter yang digunakan untuk menilai kinerja suatu simpang tak bersinyal mencakup : kapasitas, derajat kejenuhan, tundaan dan peluang antrian. Tujuan penelitian ini yaitu Mengetahui besarnya arus lalu lintas yang melewati persimpangan jalan Tambun Bungai – jalan R.A Kartini Kota Palangka Raya saat sekarang , Mengetahui kapasitas persimpangan, derajat kejenuhan, peluang antrian dan tundaan persimpangan Jalan Tambun Bungai – Jalan R.A Kartini Kota Palangka Raya saat sekarang, Mengetahui tingkat kinerja persimpangan pada persimpangan Jalan Tambun Bungai – Jalan R.A Kartini Kota Palangka Raya saat sekarang.Pada tugas akhir ini digunakan metode PKJI 2014 (Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia). Hasil analisis diperoleh dari penelitian ini adalah kondisi persimpangan Jalan Tambun Bungai – Jalan R.A Kartini cukup baik, hal itu terlihat pada tundaan simpang yaitu sebesar 10,55 detik/skr yang dimana Tingkat Pelayanan Simpang berada pada tingkat C. Kapasitas (C) 3067 skr/jam, Derajat Kejenuhan (Dj) 0,52, Peluang Antrian (PA) 11,75 %. Untuk persimpangan Jalan Tambun Bungai –Jalan Patih Rumbih tundaan simpang yaitu sebesar 10,3 detik/skr, tingkat pelayanan simpang berada pada tingkat C. Kapasitas (C) 1402 skr/jam, Derajat Kejenuhan (Dj) 0,50, Peluang Antrian (PA) 10,98 %.