p-Index From 2019 - 2024
0.659
P-Index
This Author published in this journals
All Journal REKA RACANA
Nuranita, Badriana
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kajian Analisis Perbandingan Rangka Atap Kuda-Kuda Menggunakan Kayu LVL dan Baja Ringan Nessa Valiantine Diredja; Badriana Nuranita; Erma Desmaliana; Anissa Cahyani Pertiwi
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 7, No 3: November 2021
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v7i3.148

Abstract

ABSTRAKPenggunaan baja ringan sebagai material rangka atap sudah sangat umum ditemui. Selain baja ringan, terdapat alternatif material lain yaitu kayu LVL atau Laminated Veneer Lumber. Pada penelitian ini dibahas mengenai penggunaan material baja ringan dan LVL sebagai rangka atap kuda-kuda pada hunian. Berdasarkan perhitungan, luas penampang  antara kayu LVL terhadap baja ringan pada batang bawah memiliki perbandingan 7,31 dan 55,64, batang vertikal 6,10 dan 124,30, batang diagonal atas 33,67 dan untuk batang diagonal bawah 90,46 dan 5,33. Perbandingan tersebut menghasilkan  yang lebih besar untuk kayu LVL. Meskipun didapatkan  yang lebih kecil pada material baja ringan, namun terdapat persyaratan kelangsingan yang menyebabkan baja ringan memerlukan profil yang lebih besar. Sedangkan untuk lendutan didapatkan lendutan sebesar 0,88 mm rangka baja ringan dan 2,69 mm untuk kayu LVL, keduanya memenuhi persyaratan terhadap lendutan ijinnya. Untuk perbandingan berat, rangka baja ringan memiliki berat 24,99 kg dan kayu LVL sebesar 7,71 kg.Kata kunci: rangka atap kuda-kuda, baja ringan, kayu Laminated Veneer Lumber ABSTRACTThe use of cold-formed steel as a roof truss material is very common. In addition to cold-formed steel, there is other material alternatives that has a fairly light weight namely LVL or Laminated Veener Lumber. This study disscussed the used of cold-formed steel and LVL as a roof truss. The analysis result indicated that the section area  between LVL to cold-form steel for bottom chord in the range of 7,31-55,64, and 6,10-124,30 for vertical beam, 33,67 for diagonal bottom chord, and 90,46-5,33 for diagonal top chord. As a result,  of LVL was larger than cold-form steel. However, there are slendersness requirements that the cold-form steel was needed the larger profil than LVL. In terms of structure stiffness, the cold-form steel roof truss have 0,88 mm deflection and 2,69 mm for LVL, however they were able to accomodate the deflection requirements. The total weight of cold-formed steel is 24,99 kg and 7,71 kg for LVL.Keywords: roof truss, cold-formed steel, Laminated Veneer Lumber
Evaluasi Perencanaan Jembatan Kereta Api Rangka Baja Double Track Tipe Welded Through Truss Bentang 50 meter Badriana Nuranita; Erma Desmaliana; Kenny Gesa
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 6, No 3: November 2020
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v6i3.132

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini menganalisis perencanaan struktur atas jembatan kereta api rangka baja double track tipe Welded Through Truss (WTT) dengan bentang jembatan 50 m melalui Gambar Standar Tipikal Jembatan yang ada di lapangan. Analisis dan pembebanan jembatan sesuai kriteria teknis yang mengacu pada Lampiran Peraturan Menteri Perhubungan No. 60 Tahun 2012 tentang Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api. Hasilnya dievaluasi dalam nilai tegangan dan defleksi. Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat beberapa batang diagonal yang menghasilkan angka rasio tegangan > 1, sehingga perlu dilakukan penambahan tebal profil penampang atau juga menambahkan stiffener pada elemen-elemen jembatan yang kritis. Namun demikian nilai lendutan aktual di tengah bentang sebesar 46,651 mm masih memenuhi syarat karena kurang dari lendutan ijin 50 mm.Kata kunci: jembatan kereta api, welded through truss, PM 60 Tahun 2012, rasio tegangan dan defleksi ABSTRACTThis study analyzed the performance design about the uper structure of typical railway bridge for the 50 m WTT (Welded Through Truss) steel frame railway bridge with double track. Planning criteria refer to Attachment to the Minister of Transportation Regulation No. 60 of 2012 for Technical Requirements for Railroad. The results are evaluated in terms of stress ratio and deflection. The analysis result show that the 50 m WTT (Welded Through Truss) steel frame railway bridge has several diagonal bars that produce a stress ratio > 1, so it is necessary to add the thickness of the cross sectional profile or also to add a stiffener to the bridge structure. However the actual deflection value in the middle of the span of 46.651 mm still meets the requirements because it is less than the allowable deflection of 50 mm.Keywords: railway bridge, welded through truss, PM 60 of 2012, stress ratio and deflection
Evaluasi Struktur Atas Jembatan Kereta Api WTT dengan Modifikasi Lebar Jalan Rel Standard Gauge Badriana Nuranita
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 9, No 1: Maret 2023
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v9i1.46

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini mengevaluasi kapasitas struktur atas Jembatan KA WTT (Welded Through Truss) Tipikal bentang 42 meter dengan modifikasi pada bagian lebar jalan rel atau lebar sepur. Desain Jembatan yang ada saat ini diperuntukkan untuk lebar sepur 1067 mm, sedangkan untuk lebar sepur 1435 mm terjadi perubahan lebar jembatan dari 4,9 meter menjadi 5,5 meter. Evaluasi ditinjau berdasarkan analisis pada nilai defleksi jembatan dan rasio kapasitas. Hasil analisis menunjukkan defleksi maksimum jembatan sebasar 30,7 mm tidak melebihi defleksi izinnya yakni 42 mm sehingga masih memenuhi persyaratan. Namun berdasarkan hasil pengecekan rasio kapasitas, terjadi overstress pada beberapa batang seperti pada rangka/tiang ujung, gelagar memanjang dan gelagar melintang jembatan, sehingga dilakukan perencanaan struktur baru melalui modifikasi pada dimensi profil penampang guna menghasilkan desain jembatan yang memenuhi kriteria kekuatan dan kekakuan.Kata kunci: jembatan KA, rangka baja, WTT, sepur 1435 mm ABSTRACTThis study evaluated the capacity of the upper structure of the WTT (Welded Through Truss) Railway Bridge typical for 42 meters span with railway track gauge modification. The current bridge design is intended for a narrow gauge (1067 mm), while for a standar gauge (1435 mm) there is a change of the bridge width from 4,9 meters to 5,5 meters. The evaluation is reviewed based on the analysis on the bridge deflection value and capacity ratio. The results show that the maximum deflection of the bridge is 30,7 mm which does not exceed the allowable deflection (L/1000) so that adequate. However, based on the results of the capacity ratio, there is overstress on several beams such as the end post, stringers and floor beams. Therefore, a new or modified structure is required to get a bridge design with full strength and stiffness criteria.Keywords: railway bridges, steel truss, WTT, 1435 mm track gauge