Nessa Valiantine Diredja
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan, ITENAS, Bandung

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Studi Eksperimental Batang Tarik Sambungan Baut pada Plat Baja (Hal. 118-129) Hardianti, Desi; Herbudiman, Bernardinus; Diredja, Nessa Valiantine
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 4: Desember 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (907.35 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i4.118

Abstract

ABSTRAKSambungan baut pada batang tarik baja memiliki kapasitas dengan macam-macam tipe kegagalan. Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi media pembelajaran untuk mengetahui salah satu jenis kegagalan pada sambungan batang tarik. Pada penelitian ini dilakukan perbandingan kapasitas sambungan batang tarik plat baja 70mm*300mm*3mm disambung dengan baut penyambung diameter 8mm dengan mutu A449 melalui studi analisis kapasitas dan kegagalan dengan studi eksperimental. Pada studi analisis kapasitas dan kegagalan sambungan batang tarik baja diperoleh kapasitas sambungan sebesar 44,04kN dengan tipe kegagalan geser. Pada studi eksperimental dilakukan pengujian tarik sambungan baja batang tarik, didapatkan nilai kapasitas ultimit sebesar 52,23kN. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah baik hasil perhitungan secara analitis dan pengujian eksperimental di laboratorium menunjukkan trend yang baik dan sama. Kekuatan nominal tarik rencana () dari hasil studi analitis dengan beban ultimit hasil studi eksperimental memiliki perbedaan sebesar 15,69 % dengan hasil eksperimental lebih tinggi.Kata kunci: sambungan batang tarik baja, eksperimental, analitis, kapasitas. ABSTRACTThe bolted connection of the tension rod has capacity with various types of failure. Through this research, it is hoped that it can become a learning medium to find out one of the types of failures in the tension rod joint. In this research, the comparison of 70mm*300mm*3mm angle cross-section connections using 8mm bolt connectors with A449 quality through capacity analysis studies and failure with experimental studies. In the capacity analysis and failure of the steel pull rod connection, a connection capacity of 44.04kN was obtained with a type of shear failure. In the experimental study, tensile testing of tensile rod steel was carried out, obtained the ultimate capacity value of 52.23kN. The conclusion that can be drawn from this study is that both the results of analytical calculations and experimental testing in the laboratory show a good and the same trend. The nominal strength of plan pull () from the results of analytical studies with ultimate load results from experimental studies had a difference of 15.69% with higher experimental results.Keywords: steel tension joint, experimental, analytical, capacity.
Kajian Perbandingan Kuat Tumpu Baut Sejajar Serat Hasil Uji Eksperimental dan SNI 7973:2013 (Hal. 40-47) Diredja, Nessa Valiantine
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 3: September 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (686.84 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i3.40

Abstract

ABSTRAKSambungan merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mendapatkan dimensi kayu sesuai kebutuhan karena terbatasnya ukuran kayu. Kuat tumpu pasak pada kayu diperlukan pada perhitungan sambungan kayu. Melalui persamaan SNI 7973:2013 kuat tumpu pasak pada kayu dapat ditentukan berdasarkan berat jenis kayu, arah serat dan diameter pasak. Pada penelitian ini dilakukan pengujian eksperimental kuat tumpu baut sejajar serat pada 3 jenis kayu yang dibandingkan dengan analisis teoritis berdasarkan SNI 7973:2013. Pengujian dilakukan berdasarkan ASTM D5764-97a dengan menggunakan baut berdiameter 10 mm. Hasil penelitian menunjukan bahwa kuat tumpu baut hasil pengujian eksperimental nilainya lebih kecil apabila dibandingkan dengan persamaan berdasarkan SNI 7973:2013. Persen beda yang didapatkan adalah sebesar 52,57% untuk kayu Sengon; 18,01% untuk kayu Akasia dan 4,80% untuk kayu Meranti.Kata kunci: kuat tumpu pasak, sejajar serat, SNI 7973:2013.ABSTRACTConnection is one of method that can be used to get the dimension of wood as needed because the limited size of wood. Bearing strength of wood is required on timber connection calculation. According to SNI 7973:2013, bearing strength can be determined based on the spesific gravity, direction of grain and diameter of fasteners. This study compares the value of bearing strength parrallel to wood grain on 3 different types of wood obtain from experimental test with theoritically generated valued based on SNI 7973:2013. Experimental test is done based on ASTM D5764-97a using 10 mm diameter bolts. The result showed that the bearing strength of experimental test has less value compared with the equation based on the SNI 7973:2013. The percentage differences are 52,57% for Sengon; 18,01% for Acasia and 4,80% for Meranti.Keywords: dowel bearing strength, parallel to grain, SNI 7973:2013.
Kajian Perbandingan Kinerja Struktur Dinding Geser Komposit Berdasarkan Tingkatan Gedung. (Hal. 20-29) Islamy, Dimas EL; Desmaliana, Erma; Diredja, Nessa Valiantine
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 5, No 3: September 2019
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.996 KB) | DOI: 10.26760/rekaracana.v5i3.20

Abstract

ABSTRAKSalah satu metode untuk meminimalisir simpangan horizontal yang terjadi akibat gaya gempa pada struktur adalah dengan pemasangan dinding geser. Dinding geser mampu memberikan kekuatan dan kekakuan pada struktur gedung. Pada teknologi terkini, dinding geser komposit pelat baja mampu menggabungkan kelebihan dan mengkompensasi kekurangan dinding geser beton dan pelat baja.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan dinding geser komposit terhadap tingkatan struktur gedung. Penelitian ini dilakukan pada tiga pemodelan struktur gedung dengan jumlah lantai yaitu 10 lantai, 20 lantai, dan 30 lantai dengan menggunakan metode respon spektrum dan analisis beban dorong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa simpangan atap yang terjadi pada struktur dengan dinding geser lebih kecil dibandingkan struktur tanpa dinding geser. Berdasarkan analisis beban dorong, penggunaan dinding geser komposit pelat baja dengan tebal 110 mm untuk tiga pemodelan berada pada tingkatan yang sama yaitu IO (immediate Occupancy) yangmana kekuatan dan kekakuan pada gedung hampir sama dengan kondisi sebelum terjadi gempa.Kata kunci: dinding geser komposit pelat baja, respon spektrum, analisis beban dorong, simpangan horizontal ABSTRACTOne of the method to minimize the displacement of structure affected by earthquake is by using shear wall. Shear wall can influence the ductility and stiffness to the structure. On the most recent technology, composite steel plate shear wall can combining the advantages and compensate the disadvantages  of concrete and steel shear wall. This study was conducted by using three models buildings with 10 story, 20 story, and 30 story with spectrum response methods and pushover analysis. The result of this study shows that  drift’s roof on structure using shear wall is smaller than the structure without one. Based on pushover analysis, when structure using shear wall with thickness 110 mm for three models are the same level in immediate occupancy which strength and stiffness in buildings is almost the same as the condition before earthquake.Keywords: composite steel plate shear wall, respons spectrum, pushover analysis, displacement
ANALISIS KINERJA STRUKTUR BANGUNAN RUMAH TINGGAL DENGAN KAYU GLULAM MAHONI Diredja, Nessa Valiantine; Desmaliana, Erma; Prasetyo, Raca
Rekayasa Hijau : Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan Vol 3, No 3 (2019)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (699.03 KB) | DOI: 10.26760/jrh.v3i3.3431

Abstract

ABSTRAK Rumah merupakan salah satu bangunan gedung yang harus memenuhi persyaratan keselamatan. Untuk memenuhi persyaratan keselamatan tersebut maka dalam perancangannya perlu mengikuti pedoman dan standar yang berlaku. Penelitian ini menganalisis kinerja struktur bangunan rumah tinggal kayu glulam dari kayu Mahoni berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 7973:2013 dan Eurocode menggunakan program SAP2000. Dari hasil preliminary design didapatkan dimensi balok dengan ukuran 170 x 340 mm dan kolom berukuran 300 x 400 mm untuk SNI dan balok berukuran 270mm x 550 serta kolom berukuran 450 x 600 mm untuk Eurocode. Hasil analisis program SAP2000 menunjukan bahwa kinerja struktur kedua bangunan telah memenuhi syarat ketahanan gempa yaitu perioda struktur, simpangan ijin, dan nilai minimum ragam alami struktur. Berdasarkan hasil analisis non-linier pushover didapatkan bahwa bangunan rumah tinggal termasuk dalam kategori tingkat kinerja Damage Control untuk SNI, sedangkan bangunan rumah tinggal berdasarkan Eurocode termasuk kedalam kategori tingkat kinerja Immediate Occupancy. Kata Kunci: Kayu glulam, Mahoni, SNI 7973:2013, Eurocode, Kinerja Struktur ABSTRACT Basically a house is a building that must meet safety requirements. To meet these safety requirements, in its design it is necessary to follow applicable guidelines and standards. This study analyse the structure performance of glulam residential building from Mahogany wood based on Indonesian National Standard (SNI) 7973:2013 and Eurocode using SAP2000 Program. Based on preliminary design, different dimensions of structural elements are obtained, which is beam size 170 x 340 mm and column size 300 x 400 mm for SNI and beam size 270 x 550 mm and column size 450 x 600 mm for Eurocode. SAP2000 program analysis showed that the performance of the structures of two building has met the earthquake resistance requirements such as period of structure, story drift and minimum value of modal participation ratio. Based on the result of non-linear pushover analysis, the SNI residential building were included in the Damage Control Performance level category, while Eurocode residential building were included in the category of Immediate Occupancy performance level. Keywords: Glulam wood, Mahony, SNI 7973:2013, Eurocode, Level of Performance
Kajian Analisis Perbandingan Rangka Atap Kuda-Kuda Menggunakan Kayu LVL dan Baja Ringan Nessa Valiantine Diredja; Badriana Nuranita; Erma Desmaliana; Anissa Cahyani Pertiwi
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 7, No 3: November 2021
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v7i3.148

Abstract

ABSTRAKPenggunaan baja ringan sebagai material rangka atap sudah sangat umum ditemui. Selain baja ringan, terdapat alternatif material lain yaitu kayu LVL atau Laminated Veneer Lumber. Pada penelitian ini dibahas mengenai penggunaan material baja ringan dan LVL sebagai rangka atap kuda-kuda pada hunian. Berdasarkan perhitungan, luas penampang  antara kayu LVL terhadap baja ringan pada batang bawah memiliki perbandingan 7,31 dan 55,64, batang vertikal 6,10 dan 124,30, batang diagonal atas 33,67 dan untuk batang diagonal bawah 90,46 dan 5,33. Perbandingan tersebut menghasilkan  yang lebih besar untuk kayu LVL. Meskipun didapatkan  yang lebih kecil pada material baja ringan, namun terdapat persyaratan kelangsingan yang menyebabkan baja ringan memerlukan profil yang lebih besar. Sedangkan untuk lendutan didapatkan lendutan sebesar 0,88 mm rangka baja ringan dan 2,69 mm untuk kayu LVL, keduanya memenuhi persyaratan terhadap lendutan ijinnya. Untuk perbandingan berat, rangka baja ringan memiliki berat 24,99 kg dan kayu LVL sebesar 7,71 kg.Kata kunci: rangka atap kuda-kuda, baja ringan, kayu Laminated Veneer Lumber ABSTRACTThe use of cold-formed steel as a roof truss material is very common. In addition to cold-formed steel, there is other material alternatives that has a fairly light weight namely LVL or Laminated Veener Lumber. This study disscussed the used of cold-formed steel and LVL as a roof truss. The analysis result indicated that the section area  between LVL to cold-form steel for bottom chord in the range of 7,31-55,64, and 6,10-124,30 for vertical beam, 33,67 for diagonal bottom chord, and 90,46-5,33 for diagonal top chord. As a result,  of LVL was larger than cold-form steel. However, there are slendersness requirements that the cold-form steel was needed the larger profil than LVL. In terms of structure stiffness, the cold-form steel roof truss have 0,88 mm deflection and 2,69 mm for LVL, however they were able to accomodate the deflection requirements. The total weight of cold-formed steel is 24,99 kg and 7,71 kg for LVL.Keywords: roof truss, cold-formed steel, Laminated Veneer Lumber
Studi Eksperimental Batang Tarik Sambungan Baut pada Plat Baja Desi Hardianti; Bernardinus Herbudiman; Nessa Valiantine Diredja
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 4: Desember 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i4.118

Abstract

ABSTRAKSambungan baut pada batang tarik baja memiliki kapasitas dengan macam-macam tipe kegagalan. Melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi media pembelajaran untuk mengetahui salah satu jenis kegagalan pada sambungan batang tarik. Pada penelitian ini dilakukan perbandingan kapasitas sambungan batang tarik plat baja 70mm*300mm*3mm disambung dengan baut penyambung diameter 8mm dengan mutu A449 melalui studi analisis kapasitas dan kegagalan dengan studi eksperimental. Pada studi analisis kapasitas dan kegagalan sambungan batang tarik baja diperoleh kapasitas sambungan sebesar 44,04kN dengan tipe kegagalan geser. Pada studi eksperimental dilakukan pengujian tarik sambungan baja batang tarik, didapatkan nilai kapasitas ultimit sebesar 52,23kN. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah baik hasil perhitungan secara analitis dan pengujian eksperimental di laboratorium menunjukkan trend yang baik dan sama. Kekuatan nominal tarik rencana () dari hasil studi analitis dengan beban ultimit hasil studi eksperimental memiliki perbedaan sebesar 15,69 % dengan hasil eksperimental lebih tinggi.Kata kunci: sambungan batang tarik baja, eksperimental, analitis, kapasitas. ABSTRACTThe bolted connection of the tension rod has capacity with various types of failure. Through this research, it is hoped that it can become a learning medium to find out one of the types of failures in the tension rod joint. In this research, the comparison of 70mm*300mm*3mm angle cross-section connections using 8mm bolt connectors with A449 quality through capacity analysis studies and failure with experimental studies. In the capacity analysis and failure of the steel pull rod connection, a connection capacity of 44.04kN was obtained with a type of shear failure. In the experimental study, tensile testing of tensile rod steel was carried out, obtained the ultimate capacity value of 52.23kN. The conclusion that can be drawn from this study is that both the results of analytical calculations and experimental testing in the laboratory show a good and the same trend. The nominal strength of plan pull () from the results of analytical studies with ultimate load results from experimental studies had a difference of 15.69% with higher experimental results.Keywords: steel tension joint, experimental, analytical, capacity.
Kajian Perbandingan Kinerja Struktur Dinding Geser Komposit Berdasarkan Tingkatan Gedung Dimas EL Islamy; Erma Desmaliana; Nessa Valiantine Diredja
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 5, No 3: September 2019
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v5i3.20

Abstract

ABSTRAKSalah satu metode untuk meminimalisir simpangan horizontal yang terjadi akibat gaya gempa pada struktur adalah dengan pemasangan dinding geser. Dinding geser mampu memberikan kekuatan dan kekakuan pada struktur gedung. Pada teknologi terkini, dinding geser komposit pelat baja mampu menggabungkan kelebihan dan mengkompensasi kekurangan dinding geser beton dan pelat baja.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas penggunaan dinding geser komposit terhadap tingkatan struktur gedung. Penelitian ini dilakukan pada tiga pemodelan struktur gedung dengan jumlah lantai yaitu 10 lantai, 20 lantai, dan 30 lantai dengan menggunakan metode respon spektrum dan analisis beban dorong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa simpangan atap yang terjadi pada struktur dengan dinding geser lebih kecil dibandingkan struktur tanpa dinding geser. Berdasarkan analisis beban dorong, penggunaan dinding geser komposit pelat baja dengan tebal 110 mm untuk tiga pemodelan berada pada tingkatan yang sama yaitu IO (immediate Occupancy) yangmana kekuatan dan kekakuan pada gedung hampir sama dengan kondisi sebelum terjadi gempa.Kata kunci: dinding geser komposit pelat baja, respon spektrum, analisis beban dorong, simpangan horizontal ABSTRACTOne of the method to minimize the displacement of structure affected by earthquake is by using shear wall. Shear wall can influence the ductility and stiffness to the structure. On the most recent technology, composite steel plate shear wall can combining the advantages and compensate the disadvantages  of concrete and steel shear wall. This study was conducted by using three models buildings with 10 story, 20 story, and 30 story with spectrum response methods and pushover analysis. The result of this study shows that  drift’s roof on structure using shear wall is smaller than the structure without one. Based on pushover analysis, when structure using shear wall with thickness 110 mm for three models are the same level in immediate occupancy which strength and stiffness in buildings is almost the same as the condition before earthquake.Keywords: composite steel plate shear wall, respons spectrum, pushover analysis, displacement
Studi Eksperimental Kuat Tumpu Baut Sejajar Serat Metode Lubang Penuh dan Setengah Lubang Erma Desmaliana; Nessa Valiantine Diredja; Oki Bernadi
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 6, No 3: November 2020
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v6i3.155

Abstract

ABSTRAKKuat tumpu baut merupakan salah satu parameter penting dalam menentukan suatu sambungan baut. Berdasarkan persamaan SNI 7973:2013, kuat tumpu ditentukan berdasarkan berat jenis kayu, diameter pengencang, dan arah serat kayu. Pada penelitian kali ini terdapat dua metode pengujian eksperimental yaitu metode lubang penuh dan metode setengah lubang berdasarkan ASTM D5764-97a (2002). Pengujian dilakukan menggunakan kayu Mahoni dengan sejajar arah serat dan tiga variasi diameter baut yaitu 1/2 inchi, 5/8 inchi dan 3/4 inchi yang dibandingkan dengan analisis teoritis berdasarkan SNI 7973:2013. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengujian eksperimental kuat tumpu baut memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan persamaan berdasarkan SNI 7973:2013, dengan nilai persen beda untuk pengujian metode lubang penuh sebesar 22,914% untuk sampel a; 5,806% untuk sampel b; 3,759% untuk sampel c; sedangkan untuk pengujian menggunakan metode setengah lubang sebesar 20,927% untuk sampel AA; 16,954% untuk sampel BB; 15,326% untuk sampel CC.Kata kunci: kuat tumpu baut, sejajar serat, SNI 7973:2013 ABSTRACTBolt bearing strength is one of the important parameters in bolt connetion design. According to the SNI 7973:2013, bearing strength is determined based on specific gravity of timber, diameter of fasterner and direction of timber grain. In this research, there are two experimental testing methods, full hole and half hole testing based on ASTM D5764-97a (2002). Mahogany timber with parallel grain direction was carried out in this test using three variations of bolt diameter, which are 1/2 in, 5/8 in and 3/4 in. This study compares the value of bolt bearing strength with theoritical analysis based on SNI 7973:2013. The result showed that the experimental of bearing strength had a greater value than the equation of theoritical analysis based on SNI 7973:2013, with percentage of difference for full hole testing are 22.914% for sample a, 5.806% for sample b, 3.759% for sample c, while the percentage of difference for half hole testing are 20,297% for sample AA, 16.954% for sample BB, and 15.326% for sample CC.Keywords: bolt bearing strength, parallel grain, SNI 7973:2013
Kajian Perbandingan Kuat Tumpu Baut Sejajar Serat Hasil Uji Eksperimental dan SNI 7973:2013 Nessa Valiantine Diredja
RekaRacana: Jurnal Teknil Sipil Vol 4, No 3: September 2018
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekaracana.v4i3.40

Abstract

ABSTRAKSambungan merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mendapatkan dimensi kayu sesuai kebutuhan karena terbatasnya ukuran kayu. Kuat tumpu pasak pada kayu diperlukan pada perhitungan sambungan kayu. Melalui persamaan SNI 7973:2013 kuat tumpu pasak pada kayu dapat ditentukan berdasarkan berat jenis kayu, arah serat dan diameter pasak. Pada penelitian ini dilakukan pengujian eksperimental kuat tumpu baut sejajar serat pada 3 jenis kayu yang dibandingkan dengan analisis teoritis berdasarkan SNI 7973:2013. Pengujian dilakukan berdasarkan ASTM D5764-97a dengan menggunakan baut berdiameter 10 mm. Hasil penelitian menunjukan bahwa kuat tumpu baut hasil pengujian eksperimental nilainya lebih kecil apabila dibandingkan dengan persamaan berdasarkan SNI 7973:2013. Persen beda yang didapatkan adalah sebesar 52,57% untuk kayu Sengon; 18,01% untuk kayu Akasia dan 4,80% untuk kayu Meranti.Kata kunci: kuat tumpu pasak, sejajar serat, SNI 7973:2013.ABSTRACTConnection is one of method that can be used to get the dimension of wood as needed because the limited size of wood. Bearing strength of wood is required on timber connection calculation. According to SNI 7973:2013, bearing strength can be determined based on the spesific gravity, direction of grain and diameter of fasteners. This study compares the value of bearing strength parrallel to wood grain on 3 different types of wood obtain from experimental test with theoritically generated valued based on SNI 7973:2013. Experimental test is done based on ASTM D5764-97a using 10 mm diameter bolts. The result showed that the bearing strength of experimental test has less value compared with the equation based on the SNI 7973:2013. The percentage differences are 52,57% for Sengon; 18,01% for Acasia and 4,80% for Meranti.Keywords: dowel bearing strength, parallel to grain, SNI 7973:2013.
Studi Eksperimental Geser Blok pada Batang Tarik Kayu Indonesia Nessa Valiantine Diredja; Bambang Suryoatmono
Jurnal Teknik Sipil Vol 12 No 2 (2016): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Universitas Kristen Maranatha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.397 KB) | DOI: 10.28932/jts.v12i2.1418

Abstract

Salah satu kegagalan yang dapat terjadi pada suatu sambungan baja atau kayu adalah kegagalangeser blok. Penelitian ini mempelajari geser blok pada batang tarik kayu Indonesia. Ujieksperimental pada penelitian ini menggunakan 3 jenis kayu yang berbeda yaitu Sengon, AkasiaMangium, dan Meranti Kuning. Jumlah benda uji yang dibuat adalah 3 benda uji untuk masingmasing jenis kayu. Sambungan kayu adalah sambungan geser ganda dengan menggunakan alatsambung batang baja berulir berdiameter 10 mm. Jarak-jarak baut minimum setiap benda ujidibuat sesuai ketentuan SNI 7973:2013. Berdasarkan hasil perhitungan sambungan geser ganda,didapatkan hasil analisis bahwa kegagalan sambungan kayu yang terjadi adalah kegagalan tumpupada komponen utama kayu akibat tertekan alat sambung namun hasil pengujian eksperimentalmenunjukkan terjadinya keruntuhan geser blok pada sambungan kayu. Hasil kuat tarik dari ujieksperimental dan perhitungan menggunakan persamaan pada SNI 7973:2013 memiliki persenbeda antara 41,1% - 50,5% untuk Sengon, 47,2% - 48,1% untuk Akasia Mangium, dan 34,2% -47,7 % untuk Meranti.