Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

Evaluasi Karakteristik Antibakteri Ekstrak Heksan Kulit Batang Drimys piperita Hook f. terhadap Pertumbuhan Bakteri Patogenik dalam Medium Padat Cepeda, Gino Nemesio; Lisangan, Meike Meilan; Silamba, Isak; Nilawati, Nitia; Syartika, Eka
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 37, No 2 (2020)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32765/wartaihp.v37i2.5600

Abstract

ABSTRAK: Drimys piperita Hook f. adalah salah satu jenis tumbuhan aromatik yang dikelompokkan dalam keluarga Winteraceae. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan obat tradisional Suku Sougb yang bermukim di Pengunungan Arfak Papua Barat untuk pengobatan malaria dan peningkatan vitalitas tubuh. Penelitiaan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan antibakteri ekstrak heksan kulit batang akway dan stabilitas antibakterinya terhadap pengaruh tingkat keasaman (pH), pemanasan dan konsentrasi natrium klorida secara in vitro serta potensinya sebagai pengawet pangan. Ekstraksi komponen antibakteri dilakukan menggunakan metode perendaman (maserasi) dalam pelarut heksan (maserasi) selama 72 jam. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan menggunakan metode agar well diffusion pada empat bakteri uji, yaitu Escherichia coli,  Pseudomonas aeruginosa, Bacillus cereus dan Staphylococcus aureus. Hasil riset memperlihatkan bahwa ekstrak heksan kulit batang akway bersifat menghambat pertumbuhan S. aureus, E. coli, dan B. cereus dengan konsentrasi terendah 0,35-0,89%. Esktrak tahan terhadap pemanasan 100°C  dalam waktu 25 menit dan konsentrasi natrium klorida ≤ 5%. Perlakuan pH 4 dan pH 8,5 dapat meningkatkan aktivitas antibakteri ekstrak. Ekstrak berpotensi sebagai pengawet pangan yang diproses dengan pemanasan dan pengasaman.Kata kunci: antibakteri, ekstrak heksan, kulit batang Drimys piperitaABSTRACT: Drimys piperita Hook f.  is an aromatic plant that was included in family of Winteraceae. This plant is a traditional medical plant of Sougb tribe who leaved in Arfak Mountains, West Papua for healing malaria and  enhancing  vitality.  The aims of the study  were to evaluate in vitro antibacterial capacities of its barks hexane extracts and antibacterial stability of extracts on different  pH, heating and natrium chloride concentrations also its potency as food preservative. Hexane extraction of  barks powder was performed using Soaking method (maceration) for 72 hours. Antibacterial activity assays of extracts were done using method of agar well diffusion on four tested bacteria including Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus cereus and Staphylococcus aureus. The result indicated that hexane extracts inhibited growth of S. aureus, E. coli, and B. cereus at minimum concentration of 0.35-0.89%. Extract was resisten on heating temperature of 100°C for 25 minutes and natrium chloride concentration up to 5%. The Treatment of pH 4 and pH 8.5 increased antibacterial activity of extracts. The extract has potency used as  preservative agent for  food produced  by heating and acidifying process.Keywords:  antibacterial, hexane extracts, Drimys piperita barks
SIFAT ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN AKWAY (Drimys piperita) TERHADAP PERTUMBUHAN Bacillus cereus DAN Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO Cepeda, Gino Nemesio; Lisangan, Meike Meilan; Silamba, Isak; Nilawati, Nitia; Syartika, Eka
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 5, No 3 (2020): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.275 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v5i3.13102

Abstract

ABSTRACTAkway (Drimys piperita Hook f.) is an aromatic plant belonging to the Winteraceae family. This plant is used as a medicinal plant to treat malaria and increase vitality. The purpose of this study was to evaluate the antibacterial properties of the ethanol extract of akway leaves at several levels of concentration, heating time at 100 °C, pH, and sodium chloride content. Antibacterial properties were tested using an agar well diffusion method of two bacterial strains, namely Bacillus cereus ATCC10876 and Staphylococcus aureus ATCC25923. The results show that the ethanol extract of Akway leaves could inhibit the growth of B. Cereus and S. aureus with a minimum inhibitory concentration of 0.78% and 0.69%, respectively. Increasing the extract concentration tends to increase the antibacterial properties. The heating time for 25 minutes at a temperature of 100 °C, pH level 4-8.5, and sodium chloride concentration up to 5% had no significant effect on the antibacterial properties of the ethanol extract of Akway leaves.Keywords: antibacterial properties, ethanol extracts, Drimys piperita leaves.ABSTRAKAkway (Drimys piperita Hook f.) merupakan tumbuhan aromatik yang termasuk dalam keluarga winteraceae. Tumbuhan ini digunakan sebagai tumbuhan obat untuk mengobati malaria dan meningkatkan vitalitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sifat antibakteri ekstrak etanol daun akway pada beberapa tingkat konsentrasi, waktu pemanasan pada suhu 100°C, pH dan kandungan sodium klorida. Pengujian sifat antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode agar well diffusion terhadap dua galur bakteri, yaitu Bacillus cereus ATCC10876 and Staphylococcus aureus ATCC25923. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun akway dapat menghambat pertumbuhan B. Cereus dan S. aureus dengan konsentrasi hambat minimum masing-masing sebesar 0,78% dan 0,69%. Peningkatan konsentrasi ekstrak cenderung meningkatkan sifat antibakteri ekstrak. Waktu pemanasan selama 25 menit pada suhu 100°C, level pH 4-85 dan konsentrasi sodium klorida sampai 5% tidak berpengaruh nyata pada sifat antibakteri ekstrak etanol daun akway.Kata kunci: sifat antibakteri, ekstrak etanol, daun Drimys piperita.
PENGHAMBATAN OLEORESIN DAUN Drimys piperita Hook F. TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus DAN Bacillus cereus Cepeda, Gino Nemesio; Lisangan, Meike Meilan; Silamba, Isak
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 6, No 4 (2021): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.92 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v6i4.16446

Abstract

Tumbuhan Drimys piperita yang dikenal dengan nama lokal “akway” adalah tumbuhan aromatik yang telah digunakan sejak lama oleh penduduk asli Pegunungan Arfak untuk pengobatan malaria dan kebugaran tubuh. Tumbuhan ini memiliki sejumlah komponen aromatik pada bagian kulit batang dan daunnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kapasitas penghambatan oleoresin hasil diekstraksi daun akway terhadap pertumbuhan bakteri patogenik S. aureus dan B. cereus pada variasi konsentrasi, stabilitas terhadap pemanasan, keasaman dan konsentrasi NaCl serta mengevaluasi potensi oleoresin sebagai antibakteri alami pangan. Ekstraksi oleoresin dilaksanakan menggunakan metode perendaman dalam pelarut heksan selama 72 jam. Pengujian kapasitas penghambatan pertumbuhan bakteri uji menggunakan metode difusi agar. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa oleoresin daun akway memiliki kapasitas penghambatan pertumbuhan terhadap S. aureus dan B. cereus dengan konsentrasi terendah masing-masing adalah 1,53% dan 0,80%. Variasi keasaman dengan pH 4-8,5 dan konsentrasi NaCl ≤ 5% tidak memberikan perbedaan yang signifikan terhadap kapasitas penghambatan oleoresin terhadap pertumbuhan bakteri uji. Komponen bioaktif antibakteri oleoresin daun akway bersifat stabil terhadap perlakuan panas 100ºC dengan waktu ≤ 25 menit. Oleoresin daun akway memiliki potensi yang besar sebagai antibakteri alami pangan
AKTIVITAS ANTI BAKTERI EKSTRAK ETIL ASETAT KULIT KAYU AKWAY (Drimys piperita Hook. f.) DALAM KALDU DAGING SAPI SELAMA PENYIMPANAN Gino Nemesio Cepeda, Meike Meilan Lisangan,Isak Silamba, Eka Sartika
Jurnal Teknologi Industri Pertanian Vol. 26 No. 1 (2016): Jurnal Teknologi Industri Pertanian
Publisher : Department of Agroindustrial Technology, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Akway (Drimys piperita Hook.f.) is the woody, evergreen and aromatic plant that has been used for medical purpose to heal malaria and enhance vitality by Sougb tribe in Sururey village, District of Manokwari. The Previous study indicated that ethylacetate extract of D. piperita had stronger antibacterial activities than ethanol and hexane extracts. The objectives of this research were to determine antibacterial activities of akway bark extracton some concentrations, minimum inhibitory concentration (MIC) and effect of MIC on bacterial growth in beef broth during storage. Antibacterial activity assay was done using agar diffusion and broth dilution method. The results indicated that antibacterial capacity of extract increased with the concentration. MICs of extract to tested bacteria varied from 0.25% to 0.55%.  Extract concentration of 0.5 MIC (0.25%) inhibited bacterial growth in beef broth up to 20 days during room temperature storage while in refrigerator no growth identified up to 48 days. On the other hand, untreated beef broth stored in room temperature showed bacterial growth of 4.56 log cfu/mL in 12 hours whereas in refrigerator bacterial growth identified was 2.17 cfu/mL for 24 days storage. Keywords : antibacterial,  Drimys piperita, extract,
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Kayu Akway (Drimys piperita Hook f.) terhadap Bakteri Patogen Gino Nemesio Cepeda; Meike Meilan Lisangan; Isak Silamba
agriTECH Vol 35, No 2 (2015)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.52 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9403

Abstract

Akway ( Hook f.) is a woody, evergreen and aromatic plan that was a member of Winteraceae. This plant is used by Sougb tribe living in Sururey village, District of Manokwari, West Papua to heal malaria and to enhance the vitality of body. The objectives of the research were to determine antibacterial activities of extract of akway bark on some concentrations, heating time on 100 C, level of acidity (pH) and salt content. The extraction process of akway bark was done by using maceration method at room temperature for 72 hours. The extraction was done by using three kinds of solvent, those are ethanol, ethylacetate and hexane. Antibacterial capacity assay was done by using agar diffusion method on four species of bacteria those are   ATCC25922  o ATCC10876   ATCC27853 and   ATCC25923. The results indicated Whereas heating time on 100 antibacterial capacity of akway bark extracts.ABSTRAK Akway ( Hook f) adalah tumbuhan berkayu, berdaun hijau yang aromatik dan tergolong dalam famili Winteraceae. Tumbuhan ini digunakan oleh Suku Sougb yang bermukim di desa Sururey Distrik Manokwari Papua Barat untuk mengobati malaria dan meningkatkan vitalitas tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan  kapasitas antibakteri ekstrak kulit kayu akway pada beberapa tingkat konsentrasi, waktu pemanasan ekstrak pada 100 C, tingkat keasaman (pH) dan kandungan garam. Proses ekstraksi kulit kayu akway dilakukan dengan menggunakan metode maserasi pada suhu ruang selama 72 jam. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut etanol, etilasetat dan heksan. Pengujian kapasitas antibakteri ekstrak dilakukan dengan menggunakan metode difusi agar terhadap empat spesies bakteri, yaitu   ATCC25922   ATCC10876   ATCC27853 dan   ATCC25923 Hasil menunjukkan bahwa konsentrasi dan tingkat keasaman mempengaruhi kapasitas antibakteri ekstrak etilasetat kulit kayu akway. Pemanasan pada suhu 100 C selama 25 menit dan kandungan garam sampai 5% tidak mempengaruhi kapasitas antimikroba ekstrak kulit kayu akway.
Aktivitas Antiaflatoksin B1 Ekstrak Daun Rumput Kebar (Biophytum petersianum) terhadap Aspergillus flavus Meike Meilan Lisangan; Rizal Syarie; Winiati Pudji Rahayu; Okky Setyawati Dharmaputra
agriTECH Vol 35, No 1 (2015)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.246 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9414

Abstract

Aflatoxin B1 was a secondary metabolite produced by Aspergillus flavus having negative effect on human health because of its carcinogenic. Many efforts have been done to investigate the antifungal and antiaflatoxin agent derived plant. The objective of this research was to study the activity of antifungal from kebar grass leaf extract on mycelial growth and aflatoxin B1 production of Aspergillus flavus BCC F0219 and A. flavus BIO 2236 isolates in food model medium i.e. carbohydrate-enriched medium, fat-enriched medium and protein-enriched medium. Kebar grass leaf extracts was successively obtained by using n-hexane - ethyl acetate - methanol (HEM). Concentrations of the extract tested on A. flavus BCC F0219 and A. flavus BIO 2236 were 1; 1.5, and 2 MIC. The MIC for A. flavus BCC F0219 in carbohydrate-enriched medium, fat-enriched medium, and protein-enriched medium were 12, 14, and 14 mg/mL, respectively. Meanwhile, the MIC for A. flavus BIO 2236 in carbohydrate-enriched medium, fat-enriched medium and protein-enriched medium were 12, 16 and 16 mg/mL, respectively. The results showed that the percentage of growth inhibition of A. flavus BCC F0219 and BIO 2236 in carbohydrate, fat and protein-enriched medium at 3 different levels of MIC concentrations ranged between 90.8 - 100% and 93.8 - 100%. The inhibitory effect of Aflatoxin B1 production of A. flavus F0219 BCC and BIO 2236 in carbohydrate, fat and protein-enriched medium at 3 different levels of MIC concentration ranged between 70.86 - 100 % and 83.42 – 98.84 %.ABSTRAKAflatoksin B1 merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan oleh Aspergillus flavus yang berbahaya bagi kesehatan karena bersifat karsinogenik. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencari bahan antikapang dan antiaflatoksin yang berasal dari bahan alami seperti tumbuhan. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari aktivitas ekstrak daun rumput kebar terhadap pertumbuhan miselium dan produksi aflatoksin B1 dari isolat A. flavus BC F0219 dan A. flavus BIO 2236 pada media model pangan kaya karbohidrat, lemak dan protein. Ekstrak daun rumput kebar diekstraksi secara bertingkat dengan pelarut n-heksana-etil asetat-metanol (HEM). Konsentrasi ekstrak yang diuji untuk isolatA. flavus BCC F0219 dan A. flavus BIO 2236 masing-masing adalah 1; 1,5; dan 2 MIC (Minimum Inhibitory Concentration). Nilai MIC untuk A. flavus BCC F0219 pada media kaya karbohidrat, lemak, dan protein berturut-turut sebesar 12, 14, dan 14 mg/mL. Sedangkan nilai MIC untuk A. flavus BIO 2236 pada media kaya karbohidrat, lemak, dan protein berturutturut sebesar 12, 16, dan 16 mg/mL. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa persentase hambatan pertumbuhan isolat A. flavus BCC F0219 dan BIO 2236 pada media kaya karbohidrat, lemak dan protein pada 3 tingkat konsentrasi MIC berkisar antara 90,8 – 100% dan 93,8 – 100%. Hambatan produksi aflatoksin B1 isolat A. flavus BCC F0219 dan BIO 2236pada media kaya karbohidrat, lemak dan protein pada 3 tingkat konsentrasi MIC berkisar antara 70,86 – 100% dan 83,42 – 98,84%. 
PENGARUH PEMANASAN, TINGKAT KEASAMAN (pH) DAN KONSENTRASI GARAM TERHADAP STABILITAS ANTI BAKTERI EKSTRAK ETANOL KULIT KAYU AKWAY (Drimys piperita Hook f.) Gino Nemesio Cepeda; Meike Meilan Lisangan; Isak Silamba; Nitia Nilawati; Eka Syartika
Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia Vol 12 No 2 (2019): Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (818.788 KB) | DOI: 10.22435/jtoi.v12i2.1842

Abstract

ABSTRACT Akway (Drimys piperita) is a woody, evergreen and aromatic plant that belongs to family winteraceae. This plant is used by Sougb tribe lived in Sururey village, District of Anggi, to enhance the vitality of body. The objectives of the research were to determine antimicrobial stability of akway bark extracts influenced by heating time of 100OC, levels of acidity (pH) and salt contents.. Antimicrobial assays were done by using agar well diffusion method against four species of bacteria, i.e. Escherichia coli ATCC25922, Bacillus cereus ATCC10876, Pseudomonas aeruginosa ATCC27853 and Staphylococcus aureus ATCC25923. The results showed that ethanolic extracts of akway bark only inhibited growth of B. cereus and S. aureus with minimum inhibitory concentration 0,99% and 0,89% . The levels of concentration and acidity of ethanol extracts influenced the antimicrobial capacity of extracts.. Whereas heating time on 100OC during 25 minutes and salt contents up to 5% of extract solution did not influence the antimicrobial stability of akway bark extracts. Key words : akway, extracts, antimicrobe, pH, Heating, salt ABSTRAK Akway (Drimys piperita) adalah tumbuhan berkayu, aromatik dan hijau sepanjang tahun dan tergolong dalam suku winteraceae. Tumbuhan ini digunakan oleh Suku Sougb yang bermukim di desa Sururey Distrik Anggi, untuk mengobati malaria dan meningkatkan vitalitas tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan stabilitas antimikroba ekstrak kulit kayu akway pada waktu pemanasan ekstrak pada 100OC, tingkat keasaman (pH) dan kandungan garam. Pengujian antimikroba dilakukan dengan menggunakan metode difusi agar terhadap empat spesies bakteri yaitu Escherichia coli ATCC25922, Bacillus cereus ATCC10876, Pseudomonas aeruginosa ATCC27853 and Staphylococcus aureus ATCC25923. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit kayu akway hanya dapat menghambat bakteri Bacillus cereus dan Staphylococcus aureus dengan konsentrasi hambat minimum masing-masing adalah 0,99% dan 0,89%. Tingkat konsentrasi dan keasaman (pH) mempengaruhi kapasitas antimikroba ekstrak etanol kulit kayu akway. Sedangkan perlakuan pemanasan pada suhu 100OC dengan lama pemanasan sampai dengan 25 menit dan penambahan garam NaCl sampai konsentrasi 5% tidak berpengaruh pada stabilitas antimikroba ekstrak etanol kulit kayu akway.
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etilasetat Kulit Kayu Akway (Drimys piperita Hook f.) Pada Bakso Daging Sapi Selama Penyimpanan Gino Nemesio Cepeda; Meike Meilan Lisangan; Isak Silamba; Nitia Nilawati; Eka Syartika
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 9, No 2 (2020): Mei 2020
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (558.899 KB) | DOI: 10.17728/jatp.6097

Abstract

Akway (Drimys piperita Hook.f.) adalah tumbuhan obat yang digunakan oleh Suku Sougb Kabupaten Pegunungan Arfak Papua Barat untuk mengobati malaria. Penelitian-penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa tumbuhan obat bersifat antibakteri yang kuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi antibakteri ekstrak etilasetat kulit kayu akway secara in vitro dan aplikasinya sebagai pengawet bakso daging sapi dalam penyimpanan suhu ruang dan refrigerator. Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak secara in vitro dilakukan pada konsentrasi 0-25% (b/v) dengan menggunakan metode difusi sumur dalam medium agar sedangkan pengujian aktivitas antibakteri dalam model pangan bakso daging sapi dilakukan pada konsentrasi 0-0,75% (b/v) dengan menggunakan metode angka lempeng total. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etilasetat dapat menghambat pertumbuhan Escherichia coli ATCC25922, Bacillus cereus ATCC10876, Pseudomonas aeruginosa ATCC27853 dan Staphylococcus aureus ATCC25923 secara in vitro dengan konsentrasi penghambatan minimum sebesar 0,27-0,77% (b/v). Konsentrasi ekstrak berpengaruh nyata terhadap diameter zona hambat pertumbuhan bakteri. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang digunakan menyebabkan semakin besar pula zona hambat pertumbuhannya. Pengujian aktivitas antibakteri ekstrak terhadap pertumbuhan bakteri dalam bakso daging sapi menunjukkan bahwa pencelupan bakso dalam ekstrak dengan konsentrasi 0,25-0,75% (b/v) dapat menghambat pertumbuhan bakteri selama 3-8 hari untuk penyimpanan pada suhu ruang sedangkan pada penyimpanan refrigerator adalah 15-33 hari. Kesimpulannya, ekstrak etilasetat kulit kayu akway sangat berpotensi digunakan sebagai pengawet model pangan bakso daging sapi.Antibacterial Activity of Ethyl Acetate Extracts of Akway (Drimys piperita Hook.f.) Barks on Meatballs during Storage AbstractAkway (Drimys piperita Hook.f.) is a medical plant used by Sougb Tribe, Arfak Mountains Regency, West Papua Province to heal malaria. Previous researches indicated that medical plants had strong antibacterial properties. The objectives of the research were to evaluate in vitro antibacterial potency of ethylacetate extracts of akway barks and its applications as preservative agent on meatballs during room temperature and cold storage. In vitro antibacterial assays were done on concentration of 0-25% (w/v) using agar well diffusion method while antibacterial assays on meatballs on concentration of 0-0.75% (w/v) were performed using total plate counts methods. Results showed that ethylacetate extracts inhibited in vitro growth of Escherichia coli ATCC25922, Bacillus cereus ATCC10876, Pseudomonas aeruginosa ATCC27853 and Staphylococcus aureus ATCC25923 with MIC of 0.27-0.77% (w/v). Concentration of extracts significantly affected the growth of bacteria. The increasing of extract concentrations result in increasing diameters of growth inhibition zones. Meatballs soaked in extract solutions with concentrations of 0.25-0.75% (w/v) inhibited growth of bacteria during 3-8 days in room temperature storage and 15-33 days during cold storage in refrigerator. As conclusion, ethylacetate extracts of akway barks had high potent use as preservative agent in food model of meatballs.
Aktivitas Penangkalan Radikal Bebas dan Kemampuan Reduksi Ekstrak Kulit Kayu Akway (Drimys piperita Hook. f.) Gino Nemesio Cepeda; Meike Meilan Lisangan; Mathelda Kurniaty Roreng; Elva Intan Permatasari; Dolly Citra Manalu; Wulan Tanlain
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 7, No 4 (2018): November 2018
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.388 KB) | DOI: 10.17728/jatp.3239

Abstract

Akway (Drimys piperita Hook. f) merupakan tumbuhan yang termasuk dalam kelompok tumbuhan berkayu, berdaun tebal aromatik dan termasuk kerabat winteraceae. Tumbuhan ini dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengobati malaria dan untuk meningkatkan vitalitas tubuh. Beberapa penelitian kandungan fitokimia ekstrak akway telah dilakukan untuk mengetahui potensi bioaktivitas akway. Ekstrak kulit kayu akway dilaporkan mengandung kelompok senyawa alkaloid, saponin, tanin, flavonoid, terpenoid dan glikosida. Minyak atsiri kulit kayu akway mengandung linalool, β-pinen, α-pinen, nerolidol dan terpineol. Senyawa-senyawa tersebut dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan kapasitas antioksidan ekstrak kulit kayu akway secara in vitro dan vitamin C sebagai kontrol positif. Pengujian kapasitas antioksidan yang dilakukan meliputi kandungan total fenol dengan metode Folin-Ciocalteu, kandungan flavonoid dengan metode aluminum klorida, kapasitas penangkalan radikal bebas menggunakan metode DPPH (1,1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl)-radical scavenging assay dan daya reduksi menggunakan metode reduksi Fe+3 menjadi Fe+2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol memiliki kandungan total fenol dan flavonoid yang tertinggi dibandingkan dengan ekstrak etanol dan etilasetat. Kandungan total fenol dan flavonoid ekstrak metanol masing-masing sebesar 18,22 dan 14,32%. Ekstrak metanol dan vitamin C memiliki kapasitas menangkal radikal bebas DPPH dan daya reduksi yang paling tinggi kemudian diikuti ekstrak etanol dan etilasetat. Kemampuan menangkal radikal bebas ekstrak metanol dan vitamin C pada konsentrasi 200 µg/ml masing-masing sebesar 90% dan 88,31% sedangkan daya reduksi masing-masing sebesar 0,54 dan 0,62. Kesimpulannya, ekstrak metanol memiliki kapasitas antioksidan yang paling tinggi dibandingkan dengan ekstrak etanol dan etilasetat. Abstract Free Radical Scavenging Activity and Reducing Power of Akway (Drimys piperita Hook. f.) Bark ExtractsAkway (Drimys piperita Hook. f) was a woody and aromatic plant of winteraceae. This plant was used as traditional medical plant to heal malaria and to enhance vitality of body. Some studies were done to know bioactivity potency of akway extracts. D. piperita bark extract contains alkaloid, saponin, tanin, flavonoid, terpenoid and glycoside. The bark essential oil of the plant consists of lynalool, β-pinene, α-pinene, nerolidol and terpineol. Those compounds were exhibited high antioxidant activity. The objectives of this research were to determine total phenol and flavonoid of the extracts and its antioxidant capacity which was compared to antioxidant capacity of vitamin C. The assay of antioxidant capacity comprised of total phenol and flavonoid content, free radical scavenging activity, and reducing power. Total phenol and flavonoid was determined using Folin-Ciocalteu and aluminum chloride method, respectively while determination of free radical scavenging activity and reducing power using DPPH-radical scavenging and Fe+3 to Fe+2 reducing power method, respectively. The results indicated that methanol extract had the highest in total phenol and flavonoid content. Total phenol and flavonoid of methanol extract were 18.22% and 14.32%, respectively. Vitamin C and methanol extract had the highest DPPH (1,1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl)-radical scavenging activity and reducing power, respectively. DPPH-radical scavenging activity of methanol extract and vitamin C in concentration of 200 µg/ml were 90% and 88.31%, respectively while its reducing power were 0.54 and 0,62, respectively. As conclusion, methanol extract had the highest antioxidant activity compared with ethanol and ethyl acetate extracts.
Kinetika Perubahan Mutu Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus) Hasil Degumming Selama Penyimpanan Zita Letviany Sarungallo; Budi Santoso; Meike Meilan Lisangan; Sritina Noverita Paulina Paiki; Risma Uli Situngkir; Endah Ayudwi Asokawaty
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 7, No 4 (2018): November 2018
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.352 KB) | DOI: 10.17728/jatp.2947

Abstract

Kandungan fosfolipid dalam minyak kasar buah merah merupakan masalah utama dalam pengolahannya menjadi berbagai produk pangan, yang dapat dihilangkan melalui proses degumming. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan model kinetik perubahan kualitas minyak buah merah hasil degumming (MBMD) selama penyimpanan. MBMD dikemas dalam botol gelap dan disimpan pada suhu 60, 75, dan 90°C selama ± 15 hari untuk dievaluasi kadar air, kadar asam lemak bebas (ALB), bilangan peroksida dan total karotenoid. Perubahan kualitas MBMD selama penyimpanan dihitung menggunakan persamaan Arhennius dengan perangkat lunak Microsoft Excell 2007. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mutu MBMD menurun dengan meningkatnya suhu dan waktu penyimpanan. Kadar ALB dan bilangan peroksida MBMD meningkat mengikuti ordo 0, dengan energi aktivasi (Ea) 22416 dan 34839 J/mol ˚K. Sedangkan, penurunan kadar karotenoid sesuai dengan ordo 1 dengan Ea 48504 J/mol ˚K. Kadar ALB MBMD dengan Ea terendah adalah yang paling sensitif terhadap kerusakan hidrolisis selama penyimpanan, dibandingkan bilangan peroksida, dan kadar karotenoid. Kesimpulannya, perkiraan umur simpan MBMD berdasarkan peningkatan kadar ALB dan bilangan peroksida berhasil untuk ditentukan. Kinetics of Quality Change of Degummed Red Fruit (Pandanus conoideus) Oil during StorageAbstract The main problem in crude red fruit oil (CRFO) is the phospholipid content. That problem can be eliminated through degumming process. The objective of this study was to obtain kinetic model of quality of degummed red fruit oil (DRFO) during storage. The DRFO was packaged in dark bottles and stored at 60, 75, and 90°C for ±15 days to evaluated of water content, free fatty acids (FFA), peroxide value and total carotenoids content. The quality change of DRFO during storage was calculated using Arhennius equation with Microsoft Excell 2007 software. The results showed that the quality of DRFO decreases with the increase of temperature and storage time. The FFA and peroxide value of DRFOs were increase following a zero order, with energy of activation (Ea) of 22416 and 34839 J/mol ˚K, respectively, while carotenoid content was decrease at the first order with Ea of 69009 J/mol ˚K. The FFA content of DRFOs (the lowest Ea) was the most sensitive to hydrolisys damaged during storage, compared to both peroxide value and carotenoid content. As conclusion, the shelf life estimation of the DRFO based on the increasing of both FFA and peroxide values were successfully formulated.