Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Penghambatan Ekstrak Etanol Sereh (Cymbopogon citratus (DC) Stapf ) terhadap Produksi Verotoksin Escherichia coli Verotoksigenik Cepeda, Gino Nemesio; Hariyadi, Ratih Dewanti; Supar, Supar
Jurnal Natur Indonesia Vol 13, No 1 (2010)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (58.97 KB) | DOI: 10.31258/jnat.13.1.72-76

Abstract

Citronella was a spicy plant used as seasoning in Indonesian food. It was reported to have antimicrobial activity. Itsextract in form of volatile oil prepared by distilation can inhibit the growth of some bacteria. The objective of theresearch was to know the inhibition of ethanolic extract of the citronella on growth and verotoxin production ofverotoxigenic Escherichia coli. The assay of antimicrobial activity was done by using broth dilution and verocellassay. The results indicated that minimum inhibitory concentration of extract can inhibit effectively verotoxinproduction of verotoxigenic Escherichia coli.
Evaluasi Karakteristik Antibakteri Ekstrak Heksan Kulit Batang Drimys piperita Hook f. terhadap Pertumbuhan Bakteri Patogenik dalam Medium Padat Cepeda, Gino Nemesio; Lisangan, Meike Meilan; Silamba, Isak; Nilawati, Nitia; Syartika, Eka
Warta Industri Hasil Pertanian Vol 37, No 2 (2020)
Publisher : Balai Besar Industri Agro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32765/wartaihp.v37i2.5600

Abstract

ABSTRAK: Drimys piperita Hook f. adalah salah satu jenis tumbuhan aromatik yang dikelompokkan dalam keluarga Winteraceae. Tumbuhan ini merupakan tumbuhan obat tradisional Suku Sougb yang bermukim di Pengunungan Arfak Papua Barat untuk pengobatan malaria dan peningkatan vitalitas tubuh. Penelitiaan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan antibakteri ekstrak heksan kulit batang akway dan stabilitas antibakterinya terhadap pengaruh tingkat keasaman (pH), pemanasan dan konsentrasi natrium klorida secara in vitro serta potensinya sebagai pengawet pangan. Ekstraksi komponen antibakteri dilakukan menggunakan metode perendaman (maserasi) dalam pelarut heksan (maserasi) selama 72 jam. Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan menggunakan metode agar well diffusion pada empat bakteri uji, yaitu Escherichia coli,  Pseudomonas aeruginosa, Bacillus cereus dan Staphylococcus aureus. Hasil riset memperlihatkan bahwa ekstrak heksan kulit batang akway bersifat menghambat pertumbuhan S. aureus, E. coli, dan B. cereus dengan konsentrasi terendah 0,35-0,89%. Esktrak tahan terhadap pemanasan 100°C  dalam waktu 25 menit dan konsentrasi natrium klorida ≤ 5%. Perlakuan pH 4 dan pH 8,5 dapat meningkatkan aktivitas antibakteri ekstrak. Ekstrak berpotensi sebagai pengawet pangan yang diproses dengan pemanasan dan pengasaman.Kata kunci: antibakteri, ekstrak heksan, kulit batang Drimys piperitaABSTRACT: Drimys piperita Hook f.  is an aromatic plant that was included in family of Winteraceae. This plant is a traditional medical plant of Sougb tribe who leaved in Arfak Mountains, West Papua for healing malaria and  enhancing  vitality.  The aims of the study  were to evaluate in vitro antibacterial capacities of its barks hexane extracts and antibacterial stability of extracts on different  pH, heating and natrium chloride concentrations also its potency as food preservative. Hexane extraction of  barks powder was performed using Soaking method (maceration) for 72 hours. Antibacterial activity assays of extracts were done using method of agar well diffusion on four tested bacteria including Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus cereus and Staphylococcus aureus. The result indicated that hexane extracts inhibited growth of S. aureus, E. coli, and B. cereus at minimum concentration of 0.35-0.89%. Extract was resisten on heating temperature of 100°C for 25 minutes and natrium chloride concentration up to 5%. The Treatment of pH 4 and pH 8.5 increased antibacterial activity of extracts. The extract has potency used as  preservative agent for  food produced  by heating and acidifying process.Keywords:  antibacterial, hexane extracts, Drimys piperita barks
SIFAT ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN AKWAY (Drimys piperita) TERHADAP PERTUMBUHAN Bacillus cereus DAN Staphylococcus aureus SECARA IN VITRO Cepeda, Gino Nemesio; Lisangan, Meike Meilan; Silamba, Isak; Nilawati, Nitia; Syartika, Eka
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 5, No 3 (2020): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.275 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v5i3.13102

Abstract

ABSTRACTAkway (Drimys piperita Hook f.) is an aromatic plant belonging to the Winteraceae family. This plant is used as a medicinal plant to treat malaria and increase vitality. The purpose of this study was to evaluate the antibacterial properties of the ethanol extract of akway leaves at several levels of concentration, heating time at 100 °C, pH, and sodium chloride content. Antibacterial properties were tested using an agar well diffusion method of two bacterial strains, namely Bacillus cereus ATCC10876 and Staphylococcus aureus ATCC25923. The results show that the ethanol extract of Akway leaves could inhibit the growth of B. Cereus and S. aureus with a minimum inhibitory concentration of 0.78% and 0.69%, respectively. Increasing the extract concentration tends to increase the antibacterial properties. The heating time for 25 minutes at a temperature of 100 °C, pH level 4-8.5, and sodium chloride concentration up to 5% had no significant effect on the antibacterial properties of the ethanol extract of Akway leaves.Keywords: antibacterial properties, ethanol extracts, Drimys piperita leaves.ABSTRAKAkway (Drimys piperita Hook f.) merupakan tumbuhan aromatik yang termasuk dalam keluarga winteraceae. Tumbuhan ini digunakan sebagai tumbuhan obat untuk mengobati malaria dan meningkatkan vitalitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi sifat antibakteri ekstrak etanol daun akway pada beberapa tingkat konsentrasi, waktu pemanasan pada suhu 100°C, pH dan kandungan sodium klorida. Pengujian sifat antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode agar well diffusion terhadap dua galur bakteri, yaitu Bacillus cereus ATCC10876 and Staphylococcus aureus ATCC25923. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun akway dapat menghambat pertumbuhan B. Cereus dan S. aureus dengan konsentrasi hambat minimum masing-masing sebesar 0,78% dan 0,69%. Peningkatan konsentrasi ekstrak cenderung meningkatkan sifat antibakteri ekstrak. Waktu pemanasan selama 25 menit pada suhu 100°C, level pH 4-85 dan konsentrasi sodium klorida sampai 5% tidak berpengaruh nyata pada sifat antibakteri ekstrak etanol daun akway.Kata kunci: sifat antibakteri, ekstrak etanol, daun Drimys piperita.
KAPASITAS DONASI ATOM HIDROGEN DAN KELASI METAL EKSTRAK DAUN GATAL (Laportea decumana (Roxb.) Wedd.) Cepeda, Gino Nemesio; Murtiningrum, Murtiningrum; Orisoe, Dressy Leonora
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 6, No 1 (2021): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (653.623 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v6i1.16640

Abstract

ABSTRACTDaun gatal (Laportea decumana (Roxb.) Wedd.) is a medicinal plant that is widespread in Papua and West Papua. This plant is used to relieve body aches, fatigue, aches, headaches, stomach aches, joint pain, and bruises. This study aimed to determine the antioxidant capacity of L. decumana water extract, including the capacity of hydrogen atoms to donate free radicals and the capacity of metal chelation to assess its potential as a source of natural antioxidants. Phytochemical extraction was carried out using the infusion method. The test for the donation capacity of hydrogen atoms was carried out using the 1,1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) free radical scavenging method while the metal chelation capacity test used the Fe+2 ion chelation method. The test results show that the donation capacity of hydrogen atoms and Fe+2 ion chelation of L. decumana extract increased as the concentration increased. The optimal concentrations of the donation capacity of hydrogen atoms and Fe+2 ion chelation capacity were 0.3% and 0.4%, respectively. L. decumana extract had a Fe+2 ion chelating capacity 6.50 times greater than vitamin C at the same concentration. L. decumana water extract has the potential to be a source of natural antioxidants in binding metal ions which are prooxidants.Keywords: Free radical scavenging, metal chelating, Laportea decumana.ABSTRAKDaun gatal (Laportea decumana (Roxb.) Wedd. ) merupakan tumbuhan obat yang tersebar luas di Papua dan Papua Barat. Tumbuhan ini digunakan untuk meringankan nyeri badan, capek, pegal-pegal, sakit kepala, sakit perut, nyeri persendian tulang dan memar. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kapasitas antioksidan ekstrak air daun gatal yang meliputi kapasitas donasi atom hidrogen terhadap radikal bebas dan kapasitas kelasi metal serta potensinya sebagai sumber antioksidan alami. Ekstraksi fitokimia dilakukan menggunakan metode infusi. Pengujian kapasitas donasi atom hidrogen dilakukan menggunakan metode penangkalan radikal bebas 1,1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) sedangkan pengujian kapasitas kelasi metal menggunakan metode kelasi ion Fe+2. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa kapasitas donasi atom hidrogen dan kelasi ion Fe+2 ekstrak daun gatal meningkat sesuai dengan meningkatnya konsentrasi dimana konsentrasi 0,3% sebagai konsentrasi optimal kapasitas donasi atom hidrogen sedangkan kapasitas kelasi ion Fe+2 optimum pada konsentrasi 0,4%. Ekstrak daun gatal memiliki kapasitas kelasi ion Fe+2 sebesar 6.50 kali dibandingkan dengan vitamin C pada konsentrasi yang sama. Esktrak air daun gatal berpotensi sebagai sumber antioksidan alami dalam mengikat ion logam yang bersifat prooksidan.Kata kunci: Penangkalan radikal bebas, kelasi metal, Laportea decumana.
PENGHAMBATAN OLEORESIN DAUN Drimys piperita Hook F. TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus DAN Bacillus cereus Cepeda, Gino Nemesio; Lisangan, Meike Meilan; Silamba, Isak
Jurnal Sains dan Teknologi Pangan Vol 6, No 4 (2021): Jurnal Sains dan Teknologi Pangan
Publisher : JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN, UNIVERSITAS HALU OLEO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.92 KB) | DOI: 10.33772/jstp.v6i4.16446

Abstract

Tumbuhan Drimys piperita yang dikenal dengan nama lokal “akway” adalah tumbuhan aromatik yang telah digunakan sejak lama oleh penduduk asli Pegunungan Arfak untuk pengobatan malaria dan kebugaran tubuh. Tumbuhan ini memiliki sejumlah komponen aromatik pada bagian kulit batang dan daunnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kapasitas penghambatan oleoresin hasil diekstraksi daun akway terhadap pertumbuhan bakteri patogenik S. aureus dan B. cereus pada variasi konsentrasi, stabilitas terhadap pemanasan, keasaman dan konsentrasi NaCl serta mengevaluasi potensi oleoresin sebagai antibakteri alami pangan. Ekstraksi oleoresin dilaksanakan menggunakan metode perendaman dalam pelarut heksan selama 72 jam. Pengujian kapasitas penghambatan pertumbuhan bakteri uji menggunakan metode difusi agar. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa oleoresin daun akway memiliki kapasitas penghambatan pertumbuhan terhadap S. aureus dan B. cereus dengan konsentrasi terendah masing-masing adalah 1,53% dan 0,80%. Variasi keasaman dengan pH 4-8,5 dan konsentrasi NaCl ≤ 5% tidak memberikan perbedaan yang signifikan terhadap kapasitas penghambatan oleoresin terhadap pertumbuhan bakteri uji. Komponen bioaktif antibakteri oleoresin daun akway bersifat stabil terhadap perlakuan panas 100ºC dengan waktu ≤ 25 menit. Oleoresin daun akway memiliki potensi yang besar sebagai antibakteri alami pangan
TABILITAS EMULSI MINYAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus L) PADA BERBAGAI NILAI HYDROPHILE-LYPHOPHILE BALANCE (HLB) PENGEMULSI Murtiningrum, Zita L. Sarungallo, Gino N. Cepeda, Nurlaila Olong TIN
Jurnal Teknologi Industri Pertanian Vol. 23 No. 1 (2013): Jurnal Teknologi Industri Pertnian
Publisher : Department of Agroindustrial Technology, Bogor Agricultural University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan jenis dan konsentrasi pengemulsi pada berbagai nilai HLB yang menghasilkan emulsi minyak buah merah yang stabil. Metode emulsifikasi yang digunakan yaitu agen air dicampurkan dalam pengemulsi. Rasio minyak air yang diuji adalah 3:7, 4:6, 5:5, 6:4, dan 7:3. Konsentrasi pengemulsi CMC, gum arabik, tween 20 dan tween 80, GMS dan lesitin yang diujicobakan adalah  0,125%, 0,25% dan 0,375%, sedangkan konsentrasi pengemulsi pektin, gelatin, dekstrin dan SPAN 60 adalah 0,25%, 0,5% dan 0,75%. Perbaikan kekentalan dan daya alir emulsi dilakukan dengan cara menaikkan atau menurunkan konsentrasi pengemulsi pada rentang antara 0,125-1%. Pengujian stabilitas emulsi dilakukan dengan mengukur viskositas dan stabilitas emulsi. Hasil menunjukkan bahwa emulsi minyak buah merah paling stabil menggunakan CMC dengan konsentrasi 0,25% pada rasio minyak-air 6:4 dan tween 20 serta tween 80 dengan konsentrasi 0,45% pada rasio minyak-air 7:3. Penggunaan CMC menghasilkan kestabilan emulsi terbaik dengan nilai viskositas tertinggi (10,25 dPa.s) dan stabilitas emulsi terendah (3,5%), serta stabil selama lima hari pada suhu kamar. Kata kunci: minyak buah merah (Pandanus conoideus L.), emulsi, pengemulsi, HLB
KARAKTERISTIK ANTIBAKTERI MINYAK ESSENSIAL DAUN DRIMYS PIPERITA TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI RESISTEN ANTIBIOTIK Gino Nemesio Cepeda
AGROINTEK Vol 15, No 1 (2021)
Publisher : Agroindustrial Technology, University of Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrointek.v15i1.6473

Abstract

Akway (Drimys piperita Hook. f) is an aromatic plant that contains essential oils in leaves and stem barks parts. The objectives of the research were to evaluate charakteristic of essential oils obtained from akway leaves as natural antibacterial agent for inhibiting growth of pathogenic bacteria namely Escherichia  coli, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus  cereus  and Staphylococcus aureus in some levels of concentrations, acidity (pH) and sodium chloride concentrations. The extraction process of essential oil leaves was done by using hydrodistillation method. Antibacterial assays were perfomed using agar well diffusion method. The results indicated that Essential oil of akway leaves can inhibited all bacteria tested. Antibacterial characteristic of akway leaves essential oil increased as the concentration increased. Variation of pH 4-8,5 and sodium chloride concentrations up to 5% did not affected antibacterial properties of akway leaves essential oil.
Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Kayu Akway (Drimys piperita Hook f.) terhadap Bakteri Patogen Gino Nemesio Cepeda; Meike Meilan Lisangan; Isak Silamba
agriTECH Vol 35, No 2 (2015)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.52 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9403

Abstract

Akway ( Hook f.) is a woody, evergreen and aromatic plan that was a member of Winteraceae. This plant is used by Sougb tribe living in Sururey village, District of Manokwari, West Papua to heal malaria and to enhance the vitality of body. The objectives of the research were to determine antibacterial activities of extract of akway bark on some concentrations, heating time on 100 C, level of acidity (pH) and salt content. The extraction process of akway bark was done by using maceration method at room temperature for 72 hours. The extraction was done by using three kinds of solvent, those are ethanol, ethylacetate and hexane. Antibacterial capacity assay was done by using agar diffusion method on four species of bacteria those are   ATCC25922  o ATCC10876   ATCC27853 and   ATCC25923. The results indicated Whereas heating time on 100 antibacterial capacity of akway bark extracts.ABSTRAK Akway ( Hook f) adalah tumbuhan berkayu, berdaun hijau yang aromatik dan tergolong dalam famili Winteraceae. Tumbuhan ini digunakan oleh Suku Sougb yang bermukim di desa Sururey Distrik Manokwari Papua Barat untuk mengobati malaria dan meningkatkan vitalitas tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan  kapasitas antibakteri ekstrak kulit kayu akway pada beberapa tingkat konsentrasi, waktu pemanasan ekstrak pada 100 C, tingkat keasaman (pH) dan kandungan garam. Proses ekstraksi kulit kayu akway dilakukan dengan menggunakan metode maserasi pada suhu ruang selama 72 jam. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut etanol, etilasetat dan heksan. Pengujian kapasitas antibakteri ekstrak dilakukan dengan menggunakan metode difusi agar terhadap empat spesies bakteri, yaitu   ATCC25922   ATCC10876   ATCC27853 dan   ATCC25923 Hasil menunjukkan bahwa konsentrasi dan tingkat keasaman mempengaruhi kapasitas antibakteri ekstrak etilasetat kulit kayu akway. Pemanasan pada suhu 100 C selama 25 menit dan kandungan garam sampai 5% tidak mempengaruhi kapasitas antimikroba ekstrak kulit kayu akway.
Penggunaan Bahan Pengisi dalam Perbaikan Sifat Fisikokimia dan Organoleptik Dodol Buah Merah (Pandanus conoideus L) Sebagai Sumber β-Karoten Murtiningrum Murtiningrum; Gino N. Cepeda
agriTECH Vol 31, No 1 (2011)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.909 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9721

Abstract

The main problem in preparation of redfruit dodol is the soft texture of dodol. In the research, preparation of red fruit dodol was done by adding different flours (wheat, rice and tapioca) to the total weight of glutinous flour and redfruit paste, as much as 15 % by weight. The preferences of panelists and physicochemical properties tests were done on the redfruit dodol product. The result indicated that the best formulation was the red fruit dodol with tapioca. The panelist preference scores of colour, flavor, odor and texture of the best dodol formulation were fairly like (5.40), fairly like (5.05), like (6.05) and fairly like (5.70) respectively. The physical properties of dodol including hardness, sticky and elasticity level were 951.43 gf, 216.68 gf and 0.35 % respectively. The dodol contained moisture 37.86 %, total solid62.14 with water availibility (a ) 0.83 and β-carotene 1.02 ppm.ABSTRAKPermasalahan utama dalam pembuatan dodol buah merah, yaitu teksturnya lembek dan lunak. Pada penelitian ini dilakukan penambahan jenis tepung yang berbeda, yaitu tepung terigu, beras dan tapioka sebanyak 15 % (b/b) dari berat tepung ketan dan pasta buah merah. Dodol yang dihasilkan dilakukan pengamatan sifat fisikokimia dan ting- kat penerimaan panelis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dodol formula terbaik berdasarkan sifat organoleptik dan fisikokimia adalah dodol dengan penambahan tapioka. Dodol tersebut memiliki sifat organoleptik dengan skor kesukaan warna agak suka (5,40), rasa agak suka (5,05), aroma suka (6,05) dan tekstur agak suka (5,70), sifat fisik kekerasan dan kelengketan masing-masing 951,43 dan 216,68 gf, serta kekenyalan 0,35 %,  juga memiliki sifat kimiadengan mengandung air dan total padatan masing-masing 37,86 % dan 62,14 % dengan tingkat ketersediaan air (a )0,83 dan kandungan β-karoten 1,02 ppm.
PENGARUH PEMANASAN, TINGKAT KEASAMAN (pH) DAN KONSENTRASI GARAM TERHADAP STABILITAS ANTI BAKTERI EKSTRAK ETANOL KULIT KAYU AKWAY (Drimys piperita Hook f.) Gino Nemesio Cepeda; Meike Meilan Lisangan; Isak Silamba; Nitia Nilawati; Eka Syartika
Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia Vol 12 No 2 (2019): Jurnal Tumbuhan Obat Indonesia
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (818.788 KB) | DOI: 10.22435/jtoi.v12i2.1842

Abstract

ABSTRACT Akway (Drimys piperita) is a woody, evergreen and aromatic plant that belongs to family winteraceae. This plant is used by Sougb tribe lived in Sururey village, District of Anggi, to enhance the vitality of body. The objectives of the research were to determine antimicrobial stability of akway bark extracts influenced by heating time of 100OC, levels of acidity (pH) and salt contents.. Antimicrobial assays were done by using agar well diffusion method against four species of bacteria, i.e. Escherichia coli ATCC25922, Bacillus cereus ATCC10876, Pseudomonas aeruginosa ATCC27853 and Staphylococcus aureus ATCC25923. The results showed that ethanolic extracts of akway bark only inhibited growth of B. cereus and S. aureus with minimum inhibitory concentration 0,99% and 0,89% . The levels of concentration and acidity of ethanol extracts influenced the antimicrobial capacity of extracts.. Whereas heating time on 100OC during 25 minutes and salt contents up to 5% of extract solution did not influence the antimicrobial stability of akway bark extracts. Key words : akway, extracts, antimicrobe, pH, Heating, salt ABSTRAK Akway (Drimys piperita) adalah tumbuhan berkayu, aromatik dan hijau sepanjang tahun dan tergolong dalam suku winteraceae. Tumbuhan ini digunakan oleh Suku Sougb yang bermukim di desa Sururey Distrik Anggi, untuk mengobati malaria dan meningkatkan vitalitas tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan stabilitas antimikroba ekstrak kulit kayu akway pada waktu pemanasan ekstrak pada 100OC, tingkat keasaman (pH) dan kandungan garam. Pengujian antimikroba dilakukan dengan menggunakan metode difusi agar terhadap empat spesies bakteri yaitu Escherichia coli ATCC25922, Bacillus cereus ATCC10876, Pseudomonas aeruginosa ATCC27853 and Staphylococcus aureus ATCC25923. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit kayu akway hanya dapat menghambat bakteri Bacillus cereus dan Staphylococcus aureus dengan konsentrasi hambat minimum masing-masing adalah 0,99% dan 0,89%. Tingkat konsentrasi dan keasaman (pH) mempengaruhi kapasitas antimikroba ekstrak etanol kulit kayu akway. Sedangkan perlakuan pemanasan pada suhu 100OC dengan lama pemanasan sampai dengan 25 menit dan penambahan garam NaCl sampai konsentrasi 5% tidak berpengaruh pada stabilitas antimikroba ekstrak etanol kulit kayu akway.