Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Jurnal Kedokteran dan Kesehatan : Publikasi Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Efektivitas Pemberian Ekstrak Daun Binahong (Anredera Cordifolia) Terhadap Ketebalan Jaringan Granulasi dan Jarak Tepi Luka pada Penyembuhan Luka Sayat Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Pariyana Pariyana; Mgs. Irsan Saleh; Suryadi Tjekyan; Hermansyah Hermansyah
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Luka merupakan kondisi hilangnya kontinuitas struktur jaringan. Salah satu tanaman obat yang ikut berperan dalam membantu proses penyembuhan luka adalah tanaman binahong (Anredera cordifolia). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas pemberian ekstrak daun binahong terhadap ketebalan jaringan granulasi dan jarak tepi luka pada penyembuhan luka sayat tikus putih (Rattus norvegicus).Studi eksperimental yang menggunakan rancangan penelitian post test only control group designdilaksanakan bulan Februari-April 2014 di Laboratorium Teknik Kimia Universitas Sriwijaya, Animal House Fakultas Kedokteran Unsri dan Laboratorium Patologi RSUP dr.Mohammad Hoesin Palembang. Sampel yang digunakan adalah tikus putih sebanyak 30 sampel dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan yaitu kontrol negatif diberikan vaselin, ekstrak daun binahong 10%, 20%, 40% dan kontrol positif diberikan salep madecassol). Data dianalisis menggunakan program SPSS versi 19 dengan uji homogenitas, independent t-test, uji OneWay Anova dilanjutkan uji post hoc multiple comparisons. Hasil penelitian didapatkan pada pemberian ekstrak daun binahong dosis 10% (p=0.001) dan 20% (p=0.002) dibandingkan dengan salep Madecassol menunjukkan ada perbedaan bermakna rerata ketebalan jaringan granulasi dan jarak tepi luka sedangkan ekstrak daun binahong 40% dibandingkan dengan salep Madecassol pada luka sayat tikus putih menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna rerata ketebalan jaringan granulasi dan jarak tepi luka (p=0.563). Kesimpulan penelitian ekstrak daun binahong mempunyai efek yang sama dengan salep Madecassol terhadap ketebalan jaringan granulasi dan jarak tepi luka pada luka sayat tikus putih. Dosis yang paling efektif terdapat pada ekstrak daun binahong 40%.Diperlukan penelitian lanjutan untuk membuktikan efek ekstrak daun binahong (anredera cordifolia) terhadap enzim-enzim pada saat proses inflamasi (seperti TGF, PDGF, KGF, VEGF) serta toksisitas dari daun binahong.
Identifikasi Polimorfisme Glu298Asp Gen eNOS pada Penderita Preeklampsia di Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang Fadel Fikri Suharto; Mgs. Irsan Saleh; Subandrate Subandrate
JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai dengan proteinuria pada umur kehamilan lebih dari 20 minggu atau segera setelah persalinan. Insiden preeklampsia sangat dipengaruhi oleh paritas, ras, etnis, predisposisi lingkungan dan genetik. Salah satu predisposisi genetik yang berperan memicu preeklampsia adalah kelainan gen endothelial nitric oxide synthase (eNOS) yang mengatur aktivasi nitric oxide. Polimorfisme gen eNOS dapat menurunkan aktivitas nitric oxide sehingga meningkatkan kerentanan terjadinya gangguan endothelial yang berdampak kepada  kenaikan tekanan darah dan timbul proteinuria. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi polimorfisme Glu298Asp gen eNOS pada penderita preeklampsia di Rumah Sakit dr. Mohammad Hoesin Palembang.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional terhadap 32 penderita preeklampsia di Rumah Sakit dr. Mohammad Hoesin Palembang. Identifikasi polimorfisme Glu298Asp gen eNOS dilakukan dengan teknik PCR-RFLP (Restriction Fragment Length Polymorphism) menggunakan enzim DpnII.Genotip GG (wild type) ditemukan sebanyak 20 subjek (62,5%), genotip GT (heterozigot mutan) sebanyak 11 subjek (34,3%), dan genotip TT (homozigot mutan) sebanyak 1 subjek (3,1%). Terdapat 51 (79,7%) alotip G (wild type) dan 13 (20,3%) alotip T (polimorfik) dari 32 subjek penelitian. Gambaran genotip dan alotip wild type lebih banyak ditemukan pada penderita preeklampsia di Rumah Sakit Dr. Mohammad Hoesin Palembang.