Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

KEBERADAAN SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN ACEH BARAT DAYA Mursidin Mursidin; Muhammad Jafar; Ifwandi Ifwandi
Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Vol 4, No 4 (2018): NOVEMBER 2018
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sarana dan prasarana olahraga merupakan dua aspek yang saling mendukung untuk kelancaran proses pendidikan, hususnya pada pembelajaran Penjasaorkes di sekolah. Sarana dan prasarana olahraga bisa dimanfaatkan serta digunakan dalam pembelajaran olahraga dan prakteknya di sekolah yang terdiri dari peralatan seperti net, bola, raket, bet, pemukul dan lain-lain.Kajian ini berjudul “Keberadaan sarana dan prasarana olahraga di SMP Negeri Se-Kabupaten Aceh Barat Daya” dengan tujuan mengetahui keberadaan sarana dan prasarana olahraga di SMP Negeri Se-Kabupaten Aceh Barat Daya.Pendekatan dalam penelitian ini bersifat kualitatif dengan metode yang bersifat deskriptif. Populasi diambil sebanyak 29 sekolah negeri dan sampelnya diambil 16 sekolah saja. Data penelitian dikumpulkan dengan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisa data bersifat deskriptif kualitatif.Berdasarkan hasil kajian diketahuibahwa ketersediaan sarana dan prasarana olahraga di SMP Negeri Se-Kabupaten Aceh Barat Daya masih perlu adanya peningkatan karena hanya sebagian cabang olahraga yang sudah memadai sarana dan prasarananya seperti olahraga cabang Atletik (Lempar Cakram, Peluru dan Lembing), Bola Voly serta sarana dan dan sepakbola. Sedangkan untuk sarana dan prasarana olahraga cabang Bola Basket, Tenis Meja, Bulu Tangkis dan Senam Lantai masih sangat minim, dimana tiap sekolah hanya memiliki sarana dan prasarana olahraganya 1 unit tiap fasilitas yang dibutuhkan seperti lapangan, net, bola dan bahkan bet serta raket, dan bahkan sarana dan prasarana cabang olahraga Soft Ball, Renang, Judo, Pencak Silat dan Karate hampir sama sekali tidak ditemui pada SMP Se-Kabupaten Aceh Barat Daya. Kata Kunci: Keberadaan, Sarana dan Prasarana, SMP Se-Kabupaten Aceh Barat Daya. 
Pendidikan Agama dalam Keluarga Suriadi Suriadi; Mursidin Mursidin; Kamil Kamil; Adnan Adnan
Tarbawi : Jurnal Ilmu Pendidikan Vol. 15 No. 1 (2019): Tarbawi : Jurnal Ilmu Pendidikan
Publisher : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Kerinci

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32939/tarbawi.v15i1.326

Abstract

Tulisan ini mengkaji tentang pendidikan agama bagi anak dalam keluarga dengan memfokuskan pada materi pendidikan yang terkandung dalam surat Luqman ayat 13-19. Adapun isi atau materi pokok pendidikan agama Islam yang telah lakukan oleh Luqman terhadap anaknya pada ayat 13-19 tersebut mencakup tiga aspek pokok ajaran Islam, yaitu meliputi aspek; 1) Pendidikan ‘Aqîdah, 2) Pendidikan ‘Ibâdah dan 3) Pendidikan Aqlaq. Dalam penanaman ‘aqîdah agama yang dilakukan Luqman kepada anak nya, yaitu: a) Keyakinan tauhid yang sebersih-bersihnya yaitu larangan mempersekutukan Allah, b) Kesadaran akan kemakhlukan kita yang wajib mensyukuri segala karunia Tuhan, dan c) Kesadaran bahwa segala gerak-gerik kita yang nampak maupun yang tersembunyi tidak lepas dari pengetahuan dan pengawasan Tuhan. Pendidikan ibadah mencakup segala tindakan dalam kehidupan sehari-hari, baik yang berhubungan dengan Allah (habl min Allah) , maupun dengan sesama manusia (habl min al-Nas). Hubungan dengan Allah swt. yang terbesar sesudah tauhid adalah mendirikan shalat. Jadi untuk menumbuhkan, memupuk dan memantapkan keyakinan agama itu, maka Luqman memerintahkan kepada anaknya agar mendirikan shalat. Materi pendidikan akhlak pada surat Luqman dapat dilihat pada ayat ke 14,15, 18 dan 19. Pada ayat ke 14 dan 15 menjelaskan kepada kita bahwa orang tua telah bersusah payah dalam mengasuh anak-anaknya, terlebih lagi adalah ibu. Yang telah bersusah payah mengandung anak nya selama sembilan bulan dan menyapihnya hingga usia dua tahun. Maka Allah memerintahkan agar seorang anak harus bersukur kepada Allah yang telah memberikan segala nikmat-Nya dan bersyukur (berterima kasih) kepada orang tua yang menjadi sebab kehadirannya di dunia ini. Inti dari pendidikan akhlak pada ayat ini adalah agar anak berlaku sopan santun, bertutur kata yang lemah lembut, bergaul dengan penuh kasih sayang, mentaati segala perintahnya selagi perintah mereka tidak menyuruh pada perbuatan yang melanggar agama. Dan jika orang tua mereka berlainan kepercayaan, maka bagi anak tidak wajib mengikuti kepercayaan orang tuanya akan tetapi harus tetap menggaulinya di dunia ini dengan penuh kasih sayang. Pendidikan akhlak selanjutnya diarahkan pada etika bergaul dengan masyarakat.
ANALISIS KELAYAKAN PENGEMBANGAN BAWANG MERAH (Studi Kasus Petani Program Pengembangan BABE (Bawang Merah Cabe) di Kelurahan Bontotangnga, Kecamatan Tamalatea, Kabupaten Jeneponto) Mursidin Mursidin; Nuraeni Nuraeni; Iskandar Hasan
WIRATANI Vol 1, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.731 KB) | DOI: 10.33096/wiratani.v1i2.29

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Menganalisis tingkat produksi dan pendapatan petani bawang merah non-program pengembangan di Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto, (2) Menganalisis tingkat produksi dan pendapatan petani bawang merah program pengembangan di Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto, (3) Menganalisis kelayakan usaha tani bawang merah non-program pengembangan dan usaha tani program pengembangan. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto pada tanggal 27 Januari 2018  s/d 27 April 2018.  Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu mengambil masing-masing lima kelompok tani non program pengembangan dan kelompok tani program pengembangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan sarana produksi pada usaha tani non program pengembangan yaitu Benih,  Urea,  ZA,  Buldok dan penggunaan sarana produksi pada usaha tani program pengembangan seperti Benih,  Organik Padat,  Organik Cair,  Urea,  ZA,  MPK,  dan Pestisida Masate dan Metindo. Biaya produksi pada usaha tani non program pengembangan sebesar Rp 24.485.831/ha dan biaya produksi pada usahatani program pengembangan sebesar Rp 36.182.539/ha.  Pendapatan usaha tani non program pengembangan rata-rata Rp 50.117.344/ha lebih tinggi dari pendapatan usaha tani program pengembangan rata-rata Rp 113.612.543/ha. Usaha ani non-program pengembangan mempunyai nilai R/C sebesar 2,05 dan usahatani program pengembangan nilai R/C sebesar 3,14 sehingga usahatani program pengembangan lebih layak dikembangkan.