Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kemampuan Penalaran Proporsional Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Pra-Multiplikatif Fuat Fuat; Mujiati Puspita Wulan
JKPM (Jurnal Kajian Pendidikan Matematika) Vol 6, No 2 (2021): JKPM (Jurnal Kajian Pendidikan Matematika)
Publisher : Universitas Indraprasta PGRI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30998/jkpm.v6i2.9047

Abstract

Salah satu kemampuan bernalar siswa yang perlu dikembangkan adalah kemampuan penalaran proporsional sebagai penalaran dasar dari kelima jenis penalaran yang telah diungkapkan oleh Piaget. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mengkategorikan kemampuan penalaran proporsional siswa kelas menengah dalam menyelesaikan masalah pra-multiplikatif. Penelitian ini menggunakan teknik Purposive Sampling yaitu pemilihan subjek dengan pertimbangan tertentu untuk mendapatkan subjek yang memiliki kategori penalaran proporsional berbeda. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa perkembangan kemampuan penalaran proporsional yang dikuasai siswa berbeda-beda yaitu subjek 1 mencapai kategori 3, subjek 2 mencapai kategori 2 dan subjek 3 mencapai kategori 1.
PENINGKATAN KEMAMPUAN LITERASI DAN NUMERASI BERBASIS AKTIVITAS POLA HIDUP SEHAT Nia Wahyu Damayanti; Dian Utami Ikhwaningrum; Fuat Fuat
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 3 (2022): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v6i3.8638

Abstract

Abstrak: Kemampuan literasi dan numerasi adalah kemampuan esensial yang harus dikuasai siswa di tingkat sekolah dasar. Pemerataan pendidikan perlu dinikmati oleh semua pihak termasuk siswa di kalangan pedesaan yang terjangkau jauh dari teknologi. Tujuan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa dengan mengintegrasikan kegiatan pola hidup sehat dalam pembelajaran. Metode pelaksanaan kegiatan ini adalah dengan pelaksanaan pembelajaran secara luring terbatas. Sebelum pelaksanaan pembelajaran ini, diadakan sosialisasi kepada pihak sekolah terutama guru dan kepala sekolah mengenai aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan. Hal ini dikarenakan pembelajaran dilakukan secara outdoor. Kegiatan ini melibatkan guru, siswa, tim pengabdi dan mahasiswa untuk mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan. Pembelajaran didesain secara luring terbatas dengan memperhatikan protokol kesehatan secara ketat. Evaluasi dilakukan dengan memantau perkembangan kemampuan literasi dan numerasi siswa setiap hari. Hasil yang telah dicapai dalam kegiatan ini adalah meningkatnya semangat  belajar siswa untuk kegiatan literasi dan numerasi. Siswa yang semula hanya bisa membaca kata dengan pola KVKV (konsonan vocal) kemudian dapat membaca KVKKVK (Konsonan-Vokal-Konsonan). Sehingga kemampuan literasi dan numerasi siswa meningkat yang ditandai dengan siswa yang semula hanya dapat membaca kata dengan pola KVKV dapat membaca dengan pola yang lebih kompleks. Pada kegiatan ini setelah melakukan pembelajaran siswa dilatih untuk dapat menggosok gigi dengan benar dan memperhatikan kebersihan di lingkungan sekitar dengan memungut sampah yang ada di sekitar mereka. Abstract:  Literacy and numeracy skills are essential abilities that students must master at the elementary school level. Equitable distribution of education needs to be enjoyed by all parties including students in rural circles who are affordable away from technology. The purpose of this service is to improve students' literacy and numeracy skills by integrating healthy lifestyle activities in learning. The method of implementing this activity is by implementing limited offline learning. Prior to the implementation of this learning, socialization was held to the school, especially teachers and principals regarding the learning activities to be carried out. This is because learning is carried out outdoors. This activity involves teachers, students, service teams and students to support the smooth implementation of activities. Learning is designed offline to be limited by observing strict health protocols. Evaluation is carried out by monitoring the development of students' literacy and numeracy skills on a daily basis. The result that has been achieved in this activity is an increase in students' enthusiasm for learning for literacy and numeracy activities. Students who were originally only able to read words with the KVKV pattern (vocal consonants) can then read KVKKVK (Consonants-Vowels-Consonants). So that students' literacy and numeracy skills increase, which is characterized by students who were originally only able to read words with the KVKV pattern, they can read with a more complex pattern. In this activity after learning, students are trained to be able to brush their teeth properly and pay attention to cleanliness in the surrounding environment by picking up garbage around them.                
Teachers and Students Benefits for Bringing Oral Storytelling in Front of the Classroom Tristan Rokhmawan; Daryono Daryono; Fuat Fuat; Inaad Mutlib Sayer; Xenia Konstantinopoulou; Nuril Mas’udah; Durotun Nafisah
Bulletin of Community Engagement Vol 2 No 2 (2022): Bulletin of Community Engagement
Publisher : CV. Creative Tugu Pena

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51278/bce.v2i2.426

Abstract

Elementary school or Madrasah Ibtidaiyah teachers' competence in oral storytelling was needed as a form of role model for students to be able to develop their skills. It was caused to be able to develop speaking, students need exposure to listening material. Teachers need to create an atmosphere that allows students to practice using spoken language. Based on the results, in the context of learning at the basic education level for children, storytelling is able to increase the potential of their language skills by listening, then children are expected to be able to reflect back on the story in oral form. This article aimed to give an assistance of 5 teachers and 25 students of oral storytelling to get benefit of language skill. The researchers used Service Learning (SL) approach (Felten, & Clayton, 2011). It as a medium for integrating voluntary community service with active reflection which is expected to enrich and strengthen the material about bringing oral storytelling in developing students and teachers. Analyzing data used modeling, asignment, perform (Topi & Ramesh, 2002). Finally, the final results of all of our activities in the context of community service are: 1) There is a change in the behavior of teachers and students to develop activities based on oral storytelling skills, 2) The development of an oral storytelling culture, 3) An increase in oral storytelling skills, and 4 ) The emergence of awareness to find many oral stories in traditional societies that have not been widely written or spoken in a formal context. Keywords: Oral Storytelling, Assistance Oral Storytelling, Benefits Oral Storytelling
Classificational and Theoretical Execution Misconceptions: Classification of Misconceptions Based on Students Concepts in Plane Geometry Fuat Fuat; Keto Susanto; Firda Qurrotul Aini
Journal of Education and Learning Mathematics Research (JELMaR) Vol 1 No 2 (2020): November 2020
Publisher : Department of Mathematics Education, Faculty of Teacher Training and Education, Wisnuwardhana University of Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37303/jelmar.v1i2.20

Abstract

Misconception is a mismatch of students’ conceptions with concepts agreed upon by experts. Misconception is a problem that often occurs in the world of education, especially in mathematics in the matter of plane geometry. This type of research is a descriptive qualitative research that aims to describe the types of misconceptions and causes of misconceptions experienced by students on the subject of plane geometry. The results showed that there were two types of misconceptions experienced by students, namely classificational execution misconceptions, and theoretical execution misconceptions. Misconception of classificational execution is the mismatch of students' conceptions when classifying a plane geometry with a concept agreed upon by experts; and the theoretical execution misconception is a mismatch between students' conceptions of definition, properties and elements of planes geometry. The causes of misconception are students 'preconceptions, students' abilities, textbooks, and teacher teaching methods.
PERSEPSI GURU MATEMATIKA TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGAN DISKUSI Lailly Rahma Dianilla; Fuat Fuat
SIGMA Vol 8, No 2 (2023): SIGMA
Publisher : Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53712/sigma.v8i2.1810

Abstract

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana persepsi guru terhadap pembelajaran dengan diskusi yang dilakukan oleh guru SMA di Kota dan Kabupaten Pasuruan. Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Terdapat data primer yang diperoleh dari kuesioner terhadap guru dan data sekunder yang didapat peneliti dari beberapa artikel yang relevan dengan topik yang dipilih oleh peneliti. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner terhadap guru matematika SMA. Pengambilan data melalui 24 guru SMA yang mengajar pada pelajaran matematika di Kota dan Kabupaten Pasuruan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru menggunakan metode diskusi sudah masuk dalam kriteria “Baik”, namun ada satu indikator yang pengakategoriannya “Kurang Baik” yaitu dalam menentukan jenis diskusi yang akan diterapkan. Dengan demikian pelaksanaan metode diskusi sudah berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan metode diskusi yaitu membantu siswa belajar berfikir, interaksi sosial, mengevaluasi, memecahkan masalah dan belajar beragumentasi.
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Desa Rembang Kabupaten Pasuruan Melalui Sociopreneur Sedap Malam (Polianthes Tuberose) Terintegrasi Dalam Mewujudkan Desa Maju Berkelanjutan Rohibni Rohibni; Fuat Fuat; Achmad Aidin; Yuli Indrianis; Agnes Tesalonika Yolanda; Hawa Innafiil Jannah; Feizar Indra Irfandy; Mukhammad Misbakhul Munir; Muhammad Fariz Dwitanto; Khamdan Safiudin; Nahlah Latif; Yasmin Yasmin
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 8 No 3 (2023): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/jppm.v8i3.499

Abstract

Desa Rembang merupakan salah satu Desa yang berada di Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur. Desa ini didominasi oleh pertanian Bunga Sedap Malam, bahkan selama ini menjadi flora khas Pasuruan dan menjadi penghasil bunga sedap malam terbesar di Indonesia. Namun masalah utama yang dihadapi para petani ialah fluktuasi harga akibat penjualan bunga dalam bentuk mentah yang sangat bergantung pada event-event tertentu. Hal ini diperparah dengan kondisi kelompok tani yang individual serta manajemen usaha yang belum terintegritas. Tujuan program pengabdian ini ialah untuk meningkatkan kesejahteraan petani sedap malam dan meningkatkan pemahaman masyarakat akan potensi besar yang ada. Secara garis besar beberapa tahapan pengabdian dilakukan melalui pengintegrasian kelompok tani dengan manajemen usaha yang terintegritas untuk mengatasi fluktuasi harga, pembentukan sociopreneur baru dengan pengembangan inovasi produk turunan untuk mengendalikan harga bunga agar tidak bergantung pada event-event tertentu, pelaksanaan berbagai pelatihan dan sosialisasi terkait pengelolaan menejeman usaha yang terintegritas, dan pengembangan Tuberosa Café sebagai pusat pemasaran dan keberlanjutan program. Pengabdian ini didanai oleh Kemdikbudristek melalui program PPK, selain itu tim juga menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dan perusahan sekitar. Keberhasilan program telah dicapai dengan baik dimana telah terintegrasi dua kelompok tani, terbentuk sociopreneur baru, terlaksananya pelatihan-pelatihan yang disusun, serta terwujudnya Tuberosa Café sebagai keberlanjutan program. Rembang Village is one of the villages in Pasuruan Regency, East Java Province. The village is dominated by Tuberose flower farming, which has become a typical flora of Pasuruan and the largest producer of Tuberose flowers in Indonesia. However, the main problem faced by farmers is price fluctuations due to the sale of flowers in raw form which is highly dependent on certain events. This is exacerbated by the condition of individual farmer groups and business management that has not been integrated. The purpose of this service program is to improve the welfare of Tuberose farmers and increase community understanding of the great potential that exist. Moreover, several stages of service carried out through integrating farmer groups with integrated business management to overcome price fluctuations, forming new sociopreneurs with the development of derivative product innovations to control flower prices so as not to depend on certain events, conducting various training and socialization related to integrated business management, and developing Tuberosa Café as a marketing centre and program sustainability. This service is funded by Kemdikbudristek through the PPK program, besides that the team also collaborates with various parties and companies around. The success of the program has been achieved well where two farmer groups have been integrated, new sociopreneurs have been formed, the implementation of the training arranged, and the realization of Tuberosa Café as program sustainability.