Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

POTENSI SALEP DARI FRAKSI AKTIF BAWANG MERAH BIMA (ALLIUM SP) SEBAGAI PENGHAMBAT INFEKSI SEKUNDER JAMUR PATOGEN PENYEBAB LUKA DIABETES Mustariani, Baiq Ayu Aprilia; Rahmawati, Sri Aprilia; Aulia, Nur Hikmatul
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 21, No 2 (2021)
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jkbth.v21i2.752

Abstract

POTENSI SALEP DARI FRAKSI AKTIF BAWANG MERAH BIMA (ALLIUM SP) SEBAGAI PENGHAMBAT INFEKSI SEKUNDER JAMUR PATOGEN PENYEBAB LUKA DIABETES Mustariani, Baiq Ayu Aprilia; Rahmawati, Sri; Aulia, Nur Hikmatul
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 21, No 2 (2021)
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36465/jkbth.v21i2.785

Abstract

Penyuluhan Penanganan Penyakit Scabies di Yayasan Pondok Pesantren Ma. Ishlahil Athfal Rumak Lombok Barat Edy Kurniawan; Aini Aini; Sri Rahmawati
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 2 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.825 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v2i1.320

Abstract

pengetahuan kepada seluruh siswa tentang penyakit kulit skabies meliputi pengertian, gejala, tanda, cara penularan, dan pengobatan serta pencegahannya. Manfaat diselenggarakannya kegiatan ini untuk meningkatkan pemahaman siswa/masyarakat pesantren tentang penyakit scabies dan mampu menerapkan pola hidup sehat serta lingkungan bersih dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan penyuluhan ini merupakan suatu upaya untuk menangani permasalahan penyakit kulit yang sering terjadi di lingkungan pondok pesantren MA. Ishlahil Athfal dengan target sasaran adalah guru dan siswa. Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan adalah melakukan pertemuan dengan kepala sekolah dan perwakilan guru Pondok Pesantren Ma. Ishlahil Atfhfal Rumak Lombok Barat guna meminta izin melakukan kegiatan penyuluhan dan membicarakan masalah teknis pelaksanaan. Dari hasil diskusi didapatkan kesepakatan kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada hari sabtu, 23 maret 2019 pukul 09.00 s/d selesai dengan target siswa kelas XII sebanyak 31 orang dengan tema Penyuluhan penanganan penyakit kulit (skabies). Kegiatan penyuluhan berjalan dengan lancar dimana para siswa sangat antusias dalam memperhatikan materi yang disampaikan, ada beberapa pertanyaan yang ternyata juga diajukan oleh para siswa karena rasa keingintauannya. Para siswa cukup terkejut dan takut saat melihat beberapa contoh penyakit kulit skabies yang ada dalam presentasi kami. Oleh karena itu penyuluhan tentang penyakit kulit skabies ini mampu memberikan tambahan pengetahuan bagi para siswa sehingga mereka dapat mencegah terinfeksi dan penularan penyakit skabies tersebut. Keywords: Penyakit Scabies; Penyuluhan; Penanganan
Uji Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas L) Agus Susanto; Hardani; Sri Rahmawati
ARTERI : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 1 No 1 (2019): November
Publisher : Puslitbang Sinergis Asa Professional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1038.713 KB) | DOI: 10.37148/arteri.v1i1.1

Abstract

Purple sweet potato is a very familiar plant for us, and the most common is white sweet potato, purple, yellow ororange. The advantages of colored purple sweet potatoes contain anthocyanins. Anthocyanins are a secondarymetabolite of flavonoids and polyphenols that can act as antioxidants. This concentration of anthocyanins is whatcauses some kind of purple potato to have a gradient of different shades of purple. Anthocyanins provide excellenthealth effects namely as antioxidants and anticancer due to electron deficiency in its chemical structure so that it isreactive to resist free radicals. Sweet potato leaves can also be utilized as food ingredients as well as potentiallymedicines for various diseases. Purple sweet Potato (Ipomoea batatas L) is one of the agricultural commodities inIndonesia that has a number of production is quite abundant and can be used as a traditional medicine. Theproblem formulation in this study is whether purple sweet potato leaf extract (Ipomoea batatas L.) contains thechemical compounds of alkaloids, falovonoids, tannins and saponins.The purpose of this research is to know thecontent of chemical compounds in purple sweet potato leaf (Ipomoea batatas L). This research is an experimentalstudy that is by observing and conducting experimental observations of the group in various treatment conditions.The sample used in this study is the purple sweet potato leaf (Ipomoea batatas L). The results of this study showedthat the purple sweet potato leaves were positively contained.
ISOLASI SENYAWA CAPSAICIN PADA BUAH CABAI RAWIT (Capsicum frutescens L) DAN UJI ANTIBAKTERI PADA Salmonella thypi Sri Rahmawati; Yayuk Andayani; Aliefman Hakim; Hardani
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik Medica Farma Husada Mataram Vol. 6 No. 2 (2020): JURNAL PENELITIAN DAN KAJIAN ILMIAH KESEHATAN POLITEKNIK MEDICA FARMA HUSADA MA
Publisher : Politeknik Medica Farma Husada Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.954 KB) | DOI: 10.33651/jpkik.v6i2.140

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa capcaisin pada buah cabai rawit serta untuk mengetahui aktifita antibakteri. Dari hasil penelitian telah berhasil dilakukan isolasi senyawa capcaisin dari buah cabai rawit (Capsicum fruktescens L) di diperoleh randemen sebesar 23,31%, dengan menggunakan pelarut aseton sebnayak 500 ml dengan menggunakan metode ektraksi secara maserasi. Analisis gugus fungsi dengan menggunakan FT-IR Dari hasil analisi spektrofotometer inframerah (IR) menunjukkan pita serapan pada daerah bilangan gelombang 3453,2 cm-1 memberikan putunjuk adanya Gugus –OH stretching dengan intensitas serapan menengah dan bentuk pita yang melebar. Kemudian Pita yang muncul pada daerah gelombang 2956,6 cm-1 merupakan gugus –NH streaching, dugaan ini didukung dengan adanya serapan yang muncul pada daerah 1467 cm-1 gelombang yang merupakan bangkokan NH bending (scissoring), munculnya pita serapan yang tajam pada daerah 1498,9 cm-1 dan 1467 cm-1 menunjukkan adanya gugus C=C aromatik dan menunjukkan bahwa Kristal hasil pemurnian tersebut merupakan suatu amida sekunder karena menyerap didaerah dekat 1500 cm-1. Pita serapan yang muncul pada daerah bilangan gelombang 2920,1 cm-1 dan 2850,1 cm-1merupakan gugus –CH stretching dari CH3 dan CH2. Sementara regangan C=O karbonil muncul pada daerah bilangan gelombang 1718,0 cm-1 sedangkan pita serapan yang muncul pada daerah bilangan gelombang 1250,2 cm-1 merupakan vibrasi regangan asimetrik C-O dari system C-O-C atau O-CH3. Berdasarkan hasil Infra red (IR) diduga bahwa isolate merupakan suatu senyawa capcaisin dengan adanya gugus –OH, -NH, -CH2, -CH3, C=C, C=O dan O-CH3. Senyawa capcaisin hasil isolasi efektif sebagai antibakteri terhadap bakteri Salmonella typhi pada kosentrasi 100% dengan rerata diameter zona hambat sebesar 11,6 %.
EVALUATION OF ANTIBIOTIC USE IN PEDIATRIC TYPHOID FEVER IN THE INPATIENT INSTALLATION OF RSUD NORTH LOMBOK Adriyan Suhada; Tuhfatul Ulya; Sri Rahmawati; Musparlin Halid
Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmiah Kesehatan Politeknik Medica Farma Husada Mataram Vol. 8 No. 2 (2022): JURNAL PENELITIAN DAN KAJIAN ILMIAH KESEHATAN POLITEKNIK MEDICA FARMA HUSADA MA
Publisher : Politeknik Medica Farma Husada Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (608.506 KB) | DOI: 10.33651/jpkik.v8i2.455

Abstract

The purpose of this study was to find out whether the use of antibiotics in typhoid fever patients at the inpatient installation of the North Lombok - Tanjung Hospital met the rationality requirements which included the right patient, the right dose, the right drug, and the right indication according to the medical service standards (SPM) of North Lombok Hospital - Tanjung in 2017. This research is a non-experimental study. The research was carried out at the North Lombok - Tanjung Hospital. The results showed that, according to inpatient medical record data available at the North Lombok - Tanjung Hospital in 2021, there were 14 cases of children diagnosed with typhoid fever. The results showed that the selection of the type of antibiotic used for the treatment of typhoid fever was chloramphenicol at 42.85%, then the antibiotics cefotaxime, cefixim, tiamfenicol and ceftriaxone each at 14.28%. After evaluating the use of antibiotics in pediatric patients with typhoid fever at Lombok Utara - Tanjung Hospital in 2021, the percentage value for using antibiotics with the right indication was 100%, the right drug was 85.71%, the right dose was 85.71%, and the right patient of 100%.
PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR SMK PP NEGERI MATARAM Abdurahim Abdurahim; Sri Rahmawati; Reny Amalia Permata; Syaidatussalihah
Jurnal Pengabdian Masyarakat Sehati Vol. 1 No. 1 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat Sehati
Publisher : Politeknik Medica Farma Husada Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.623 KB) | DOI: 10.33651/jpms.v1i1.396

Abstract

Penyalahgunaan narkoba saat ini sudah tidak memandang usia, khususnya kalangan remaja sudah menjadi target utama penyalahgunaan narkoba. Jika tidak ada tindaklanjut dari masalah ini, maka dapat memperburuk atau merusak kesehatan dan masa depan mereka. Oleh karena itu, untuk mencegah dan mengurangi resiko tersebut, perlu dilakukan penyuluhan penyalahgunaan narkoba dan dampaknya. Kegiatan ini dilakukan dalam pengabdian kepada masyarakat di SMK PP Negeri Mataram. Peserta pengabdian ini adalah anggota Palang Merah Remaja (PMR) yang berjumlah 17 orang. Pengabdian ini dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan peserta terkait bahaya penyalahgunaan narkoba dan bagaimana upaya untuk mencegah penyalahgunaan narkoba tersebut. Tes yang dilakukan berupa pre-test dan post-test. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan. Berdasarkan hasil pre-test, tingkat pengetahuan peserta terkait pengertian dan jenis-jenis narkoba adalah di bawah 50%. Sedangkan setelah dilakukan penyuluhan tingkat pemahamannya meningkat di atas 50%. Begitu juga untuk faktor penyebab dan dampak yang ditimbulkan dari penyalahgunaan narkoba adalah hampir 60% ketika pre-test dan 70% ketika post-test. Dan pengetahuan untuk tindakan pencegahan penyalahgunaan narkoba adalah 76% saat pre-test dan hampir 100% saat post-test.
EFFECT OF ASHITABA (Angelica keiskei) IN LOWERING BLOOD GLUCOSE LEVELS IN MICE (Mus musculus L.) Musparlin Halid; Sri Rahmawati
Indonesian Journal for Health Sciences Vol 7, No 2 (2023): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24269/ijhs.v7i2.6588

Abstract

Ashitaba has been traditionally used for its potential health benefits and is generally considered safe when consumed as part of a balanced diet, it's essential to approach its usage with caution and consult a healthcare professional before starting any new supplement regimen. The study was conducted to determine the activity of ashitaba leaf extract (Angelica keiskei) on reducing blood glucose levels in alloxan-induced mice. This research method is pre and post-control group design. Twenty-five mice were divided into five treatment groups. Group I (negative control) was given PEG 4000, group II (positive control) was given glibenclamide, and groups III, IV, and V were given Ashitaba leaf extract at 300, 600, and 1200 mg/kg BW doses. The study results were divided into 2 groups, namely groups of mice with Pre-Diabetes Mellitus and groups of mice with Diabetes Mellitus. The 1200 mg/kg BW dose of Ashitaba (Angelica keiskei) leaf extract has the highest activity in reducing blood glucose levels in the group of mice with Pre-Diabetes Mellitus, while the 600 mg/kg BW dose of Ashitaba (Angelica keiskei) leaf extract has the highest activity in reducing blood glucose levels in mice with Diabetes Mellitus. Thus, Ashitaba leaf extract can reduce blood glucose in mice