p-Index From 2019 - 2024
0.659
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Missio Ecclesiae
Siagian, Lasrida
Institut Injil Indonesia

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Makna Berbahagialah Orang Yang Takut Akan Tuhan Menurut Mazmur 128 Dan Relevansinya Bagi Keluarga Kristen Di GKT Jemaat Sinai Batu Lasrida Siagian; Romeo Parlin Hutapea; Meldaria Manihuruk
Missio Ecclesiae Vol. 10 No. 2 (2021): Oktober
Publisher : Institut Injil Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52157/me.v10i2.141

Abstract

Firman Tuhan adalah dasar, suatu petunjuk hidup bahkan tuntunan bagi keluarga Kristen dan Tuhan menghendaki agar dalam hidup mereka, kesalehannya mereka terbukti melalui respon kepada Tuhan, dan yang secara terus menerus mengikuti segala ketetapan dan perintah Allah, serta menempatkan dirinya di bawah otoritas Firman Tuhan, dan pada saat yang bersamaan ia hidup tidak bercela. Namun pada kenyataannya, keluarga Kristen sedang mengalami keadaan yang buruk, bahkan masalah-masalah keluarga yang terjadi pada zaman sekarang ini telah dinubuatkan sejak dahulu kala. Ada keluarga hancur karena tekanan keuangan, ada keluarga yang diporak-porandakan oleh gaya hidup seks bebas. Keluarga yang lain lagi sedang mendekati kehancuran karena kurangnya komunikasi, dan lain sebagainya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana keluarga Kristen masa kini memahami dan mengalami makna “berbahagialah orang yang takut akan Tuhan” sesuai Mazmur 128. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif melalui penelitian kepustakaan (Library Research) dan penelitian lapangan. Hasil penelitian yang diperoleh oleh adalah Takut akan Tuhan merupakan dasar hidup keluarga Kristen, baik dalam hubungan antara suami dan isteri maupun hubungan antara orangtua dan anak-anak. Keluarga yang berbahagia adalah keluarga yang takut akan Tuhan yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya.
PERAN ORANG TUA DALAM PENDAMPINGAN PASTORAL BAGI ANAK USIA REMAJA AWAL MENURUT 2 TIMOTIUS 1:3-18 Meldaria Manihuruk; Chresty Thessy Tupamahu; Lasrida Siagian
Missio Ecclesiae Vol. 11 No. 1 (2022): April
Publisher : Institut Injil Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52157/me.v11i1.153

Abstract

Pendampingan Pastoral atau Pastoral Care adalah sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang yang bersedia untuk memberikan perhatian, perawatan, pemeliharaan, atau perlindungan kepada seseorang lain yang membutuhkan. Pendampingan pastoral memberikan pertolongan yang menghubungkan antara pendamping, orang yang didampingi, dengan Allah. Orang tua sebagai “manager” atau “penjaga” bagi anak-anaknya memiliki peran penting dalam pendampingan pastoral untuk menolong anak-anaknya khususnya bagi anak-anak remaja awal yang memasuki masa-masa krisis peralihan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran orang tua dalam pendampingan pastoral bagi anak usia remaja awal menurut 2 Timotius 1:3-18. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan grammatical analysis. Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan tekni studi literatur dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa peran orang dalam pendampingan pastoral bagi orang tua anak remaja awal harus meliputi ucapan syukur, mendoakan, mendidik, memberi kasih sayang, memberi disiplin, serta memberi teladan kepada anak. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa masa-masa krisis peralihan anak remaja awal tidak bisa dihindari, namun kesadaran dan kesigapan orang tua dalam peran pendampingan pastoral terhadap anak remaja awal ini sangat signifikan karena dapat menolong anak mereka menghadapi masa-masa peralihan tersebut.
Yesus Sang Guru yang Gagal dalam Komunitas Masyarakat Yahudi Dari Perspektif Kitab Matius dan Implikasinya bagi Mahasiswa PAK di Institut Injil Indonesia Erikson SM; Leyna C. Nainggolan; Lasrida Siagian
Missio Ecclesiae Vol. 13 No. 1 (2024): April
Publisher : Institut Injil Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52157/me.v13i1.257

Abstract

Kitab Matius menceritakan tentang Yesus yang tampil sebagai guru (rabi) yang patut diteladani, karena ajaran-Nya yang mengagumkan dan perbuatan-Nya juga sesuai dengan ajaran-Nya. Yesus menampilkan sikap hidup yang baik dan peduli dengan masyarakat kelas bawah saat itu, sehingga orang-orang Yahudi dapat percaya pada-Nya dan murid-murid/orang-orang memanggil-Nya dengan sebutan guru/rabi. Tokoh Yesus, orang Nazareth, menjadi fenomena di kalangan masyarakat Yahudi karena membawa sesuatu yang baru dalam setiap pelayanan-Nya, misalnya menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mengusir setan (exorcism), mengajarkan hukum Taurat dan memberitakan tentang kerajaan surga sebagai bagian kemesiasan-Nya. Banyak orang yang mengikuti-Nya, namun tercatat “banyak murid” terbukti tidak membela atau mengikuti-Nya sepenuh hati, apalagi saat Ia akan disalibkan, semua murid terdekat-Nya meninggalkan Dia (Mat. 26: 56b). Tulisan artikel jurnal ini menyatakan, Yesus merupakan seorang guru yang gagal dalam komunitas masyarakat Yahudi dibandingkan dengan pemahaman pada mahasiswa mengenai bagaimana Yesus memainkan peran-Nya sebagai guru di konteks hidup masa-Nya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pandangan masyarakat Yahudi terhadap Yesus sebagai Guru berdasarkan kitab Matius dan pemahaman mahasiswa terhadap Yesus sebagai guru yang gagal. Penelitian dalam artikel ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan grounded theory dengan penggabungan penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research). Hasilnya dari penelitian ini bahwa, komunitas masyarakat Yahudi masih gagal memahami Yesus Sang Guru, demikian pula banyak terjadi penolakan terhadap eksistensi dan pengajaran-Nya di komunitas orang Yahudi. Kesimpulan, Yesus Sang Guru yang Gagal sudah nyata kehadiran-Nya dan karya Yesus sebagai Guru Agung jelas spektakular.