Chresty Thessy Tupamahu
Institut Injil Indonesia

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KONTEKSTUALISASI MISI MELALUI TRADISI PUKUL SAPU DI DESA MORELLA Chresty Thessy Tupamahu
Missio Ecclesiae Vol. 5 No. 2 (2016): Oktober
Publisher : Institut Injil Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52157/me.v5i2.63

Abstract

Mengabarkan Injil ialah upaya orang percaya dalam menyampaikan kabar kasih karunia Allah kepada seseorang, sehingga ia berpaling dari dosa-dosanya dan percaya kepada Allah melalui Anak-Nya, Yesus Kristus dengan kuasa Roh Kudus. Melihat kondisi di Maluku, dan secara khusus di Desa Morela, maka berita Injil pun haruslah sampai dan mengubah hidup mereka. Saat ini hampir sebagian besar orang Maluku masih belum mendengar tentang Tuhan Yesus dan karya keselamatan-Nya. Karena tradisi Pukul Sapu telah menjadi salah satu tradisi yang sangat populer dan hampir sebagian besar orang Maluku mengetahui tradisi ini, maka upaya menyampaikan Injil melalui tradisi ini dapat dimanfaatkan, dengan harapan ada banyak orang yang mendengar dan menerima kabar keselamatan, secara khusus masyarakat di desa Morella. Keberhasilan pelayanan lintas budaya atau pelayanan khusus melalui suatu tradisi tidak hanya ditentukan pada pemahaman tentang tradisi tersebut, melainkan juga dibutuhkan pemahaman yang luas akan ilmu kontekstualisasi itu sendiri, sehingga antara tradisi dan strategi atau metode yang akan dipakai dapat rancang atau disiapkan dengan baik agar peluang untuk bisa masuk atau menceritakan Injil melalui tradisi tersebut dapat diterima dan juga dapat dipahami dengan baik.
Kajian Teologis Terhadap Status Perempuan Dalam Perjanjian Baru Iwan Setiawan; Chresty Thessy Tupamahu; Martono Martono; Yulia Vriska Tripena
Missio Ecclesiae Vol. 10 No. 2 (2021): Oktober
Publisher : Institut Injil Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52157/me.v10i2.143

Abstract

Allah menjadikan perempuan supaya menjadi penolong bagi seorang laki-laki bukan menjadi kenikmatan para lelaki. Sikap ajaran Yesus tentang Perempuan sangat berbeda dengan ajaran Yudaisme tentang Perempuan pada masa Yesus hidup di dunia. Ajaran Yudaisme didominasi oleh kaum laik-laki yang kurang menghormati kaum perempuan. Perbedaan antara laik-laki dan perempuan sedemikian besar sehingga perempuan tidak dapat bergabung dengan laki-laki setaraf dalam Pendidikan agama atau dalam ibadah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman secara teologis mengenai status perempuan dalam Perjanjian Baru. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan penelitian literatur. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa perempuan diakui harkat dan martabatnya, bahkan perempuan menjadi rekan kerja Yesus di sepanjang pelayanan-Nya. Bahkan perempuan juga menjadi rekan kerja Rasul Paulus dalam pelayanannya, sehingga tidak dapat disangkal bahwa perempuan juga dapat mengambil peran dan kedudukan yang sangat penting di dalam gereja dengan porsi masing-masing. Dalam Perjanjian Baru bagi orang Yahudi perempuan adalah kaum yang lemah, sehingga tindakan mereka dibatasi, hak dan kewajiban serta peran mereka juga dikurangi bahkan tidak jarang perempuan juga diperbudak dan diperlakukan secara tidak adil. Tetapi Yesus Kristus hadir untuk membawa perubahan yang besar bagi kaum Marginal termasuk perempuan, yaitu pembebeasan dari belenggu dab sikap diskriminatif. Kini mereka diberikan hak dan kesempatan yang sama untuk melakukan hal-hal positif termasuk kesempatan untuk melayani Tuhan.
PERAN ORANG TUA DALAM PENDAMPINGAN PASTORAL BAGI ANAK USIA REMAJA AWAL MENURUT 2 TIMOTIUS 1:3-18 Meldaria Manihuruk; Chresty Thessy Tupamahu; Lasrida Siagian
Missio Ecclesiae Vol. 11 No. 1 (2022): April
Publisher : Institut Injil Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52157/me.v11i1.153

Abstract

Pendampingan Pastoral atau Pastoral Care adalah sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang yang bersedia untuk memberikan perhatian, perawatan, pemeliharaan, atau perlindungan kepada seseorang lain yang membutuhkan. Pendampingan pastoral memberikan pertolongan yang menghubungkan antara pendamping, orang yang didampingi, dengan Allah. Orang tua sebagai “manager” atau “penjaga” bagi anak-anaknya memiliki peran penting dalam pendampingan pastoral untuk menolong anak-anaknya khususnya bagi anak-anak remaja awal yang memasuki masa-masa krisis peralihan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peran orang tua dalam pendampingan pastoral bagi anak usia remaja awal menurut 2 Timotius 1:3-18. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan grammatical analysis. Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan tekni studi literatur dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa peran orang dalam pendampingan pastoral bagi orang tua anak remaja awal harus meliputi ucapan syukur, mendoakan, mendidik, memberi kasih sayang, memberi disiplin, serta memberi teladan kepada anak. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa masa-masa krisis peralihan anak remaja awal tidak bisa dihindari, namun kesadaran dan kesigapan orang tua dalam peran pendampingan pastoral terhadap anak remaja awal ini sangat signifikan karena dapat menolong anak mereka menghadapi masa-masa peralihan tersebut.
Menyelesaikan Pekerjaan Tuhan Berdasarkan Yohanes 4: 34 Iwan Setiawan; Elisabeth Ngana Hama Ayli; Chresty Thessy Tupamahu; Elri Masniari Saragih; Risart Pelamonia
Manna Rafflesia Vol. 8 No. 2 (2022): April
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Arastamar Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.873 KB) | DOI: 10.38091/man_raf.v8i2.217

Abstract

Completing His work is the duty of every believer who serves God with the main task of preaching the gospel of the Kingdom of God. The fact is that there are still believers who serve God without having the right understanding and motivation, one of which is only to pursue material things. As a result, many believers specifically those who are called to be servants of God resign or quit the ministry for worldly reasons. The purpose of this research is to find out the meaning, methods, and authority in 'finishing God's work' according to John 4: 34 so that believers who are called as servants of God have the right understanding and view and are able to implement it in real life. The method used is a qualitative method that focuses on a literature review. The results of the study are: First, the meaning of completing His work is a perfect act that has been carried out by the Lord Jesus, but continues, so that Jesus wants His work to be done by every believer with confidence and sincerity. Second, the way to accomplish His work is to do His will, by bringing souls to God. Third, the authority to complete His work only from God who sent.
Mempersiapkan “Arrow Generation” di Era Post Truth Berdasarkan Mazmur 127:1-5 Di Kota Wisata Batu - Jawa Timur Dina Elisabeth Latumahina; Chresty Thessy Tupamahu
Jurnal Arrabona Vol. 5 No. 1 (2022): Agustus
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.521 KB) | DOI: 10.57058/juar.v5i1.69

Abstract

Menjadi orang tua adalah sebuah kepercayaan tetapi sekaligus sebuah tanggung jawab. Oleh sebab itu, fungsi keluarga menjadi sangat penting dan mendesak, sehingga anak-anak sebagai arrow generation yang dipercayakan Tuhan kepada kita kuat menghadapi tantangan zaman yang tidak mudah ini secara khusus era post truth yang kental dengan hoax, fake news dan kekuatan media social yang sudah dianggap sebagai “Tuhan” bagi generasi milenial masa kini. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Kualitatif dalam bentuk studi exegetis dan penelitian lapangan. Penelitian ini bertujuan untuk memberi kontribusi bagi orang tua Kristen, siapapun kita, termasuk orang tua Kristen yang berdomisili di Kota Wisata Batu, bahwa keterlibatan kita dalam menyiapkan generasi masa depan bangsa, masa depan gereja bukan lagi pilihan tetapi kewajiban, dan sangat mendesak.