p-Index From 2019 - 2024
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Missio Ecclesiae
Erikson SM
Institut Injil Indonesia

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Yesus Kristus Sebagai Wahyu Terakhir Allah Dalam Konteks Kitab Ibrani 1:1-4 Erikson SM; Leyna Christin Nainggolan; Soneta Sang Surya Siahaan; Timothy Amin RK
Missio Ecclesiae Vol. 12 No. 2 (2023): Oktober
Publisher : Institut Injil Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52157/me.v12i2.209

Abstract

Penelitian ini berusaha menjawab tentang sosok Yesus Kristus yang diyakini orang-orang percaya (Kristen) tentang iman mereka yang meyakini seutuhnya bahwa Yesus Kristus (Sang Logos) itu adalah wahyu terakhir Allah, yang mana sebelumnya di dalam kitab-kitab Perjanjian Lama, Allah telah berbicara kepada umat-Nya lewat perantaraan nabi-nabi-Nya kepada Israel. Dan di zaman akhir inilah, Allah berbicara lewat perantaraan Anak-Nya yang diutus ke dalam dunia untuk menggenapi seluruh kitab Perjanjian Lama. Maksud tujuan Yesus Kristus sebagai sebuah penggenapan dari karya Allah untuk keselamatan umat manusia dari kengerian kekal Di dalam sejarah keselamatan manusia, sejak manusia pertama yang diciptakan TUHAN jatuh ke dalam dosa, manusia seharusnya menerima upahnya yaitu mati kekal karena pelanggaran atau ketidaktaatan Adam dan Hawa saat itu (Kejadian 2:17). Tetapi inisiatif Allahlah yang merencanakan keselamatan bagi manusia hingga saat ini (Kejadian 3:21).  Penggenapan itu dengan mengutus Yesus Kristus yang adalah inkarnasi Allah turun ke dalam dunia, masuk dalam sejarah umat manusia. Yesus Kristus berperan sebagai Juruselamat manusia bahkan dikatakan satu-satunya jalan menuju ke Sorga (Yohanes 4:16). Tidak ada seorangpun, pemuka agama manapun, pendiri agama manapun yang dapat melakukan hal ini. Pribadi kedua dari Allah Trinitas inilah yang menjelma menjadi manusia bernama Yesus Kristus, sesuai dengan yang dikatakan kitab suci sebagai Juruselamat manusia. Yesus Kristus menggenapi semua pemberitaan nabi-nabi dalam keseluruhan kitab Perjanjian Lama, mulai dari kitab Taurat, kitab nabi besar dan nabi kecil, artinya sebagai wahyu terakhir atau pernyataan Allah yang final bagi keselamatan umat manusia. Dikatakan sebagai wahyu terakhir karena nubuatan kitab suci mengatakan demikian, dan dipertegas lagi oleh penulis kitab Ibrani bahwa pada zaman akhir, Allah berbicara kepada manusia lewat perantaraan Anak-Nya (Ibrani 1:2).
Yesus Sang Guru yang Gagal dalam Komunitas Masyarakat Yahudi Dari Perspektif Kitab Matius dan Implikasinya bagi Mahasiswa PAK di Institut Injil Indonesia Erikson SM; Leyna C. Nainggolan; Lasrida Siagian
Missio Ecclesiae Vol. 13 No. 1 (2024): April
Publisher : Institut Injil Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52157/me.v13i1.257

Abstract

Kitab Matius menceritakan tentang Yesus yang tampil sebagai guru (rabi) yang patut diteladani, karena ajaran-Nya yang mengagumkan dan perbuatan-Nya juga sesuai dengan ajaran-Nya. Yesus menampilkan sikap hidup yang baik dan peduli dengan masyarakat kelas bawah saat itu, sehingga orang-orang Yahudi dapat percaya pada-Nya dan murid-murid/orang-orang memanggil-Nya dengan sebutan guru/rabi. Tokoh Yesus, orang Nazareth, menjadi fenomena di kalangan masyarakat Yahudi karena membawa sesuatu yang baru dalam setiap pelayanan-Nya, misalnya menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, mengusir setan (exorcism), mengajarkan hukum Taurat dan memberitakan tentang kerajaan surga sebagai bagian kemesiasan-Nya. Banyak orang yang mengikuti-Nya, namun tercatat “banyak murid” terbukti tidak membela atau mengikuti-Nya sepenuh hati, apalagi saat Ia akan disalibkan, semua murid terdekat-Nya meninggalkan Dia (Mat. 26: 56b). Tulisan artikel jurnal ini menyatakan, Yesus merupakan seorang guru yang gagal dalam komunitas masyarakat Yahudi dibandingkan dengan pemahaman pada mahasiswa mengenai bagaimana Yesus memainkan peran-Nya sebagai guru di konteks hidup masa-Nya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pandangan masyarakat Yahudi terhadap Yesus sebagai Guru berdasarkan kitab Matius dan pemahaman mahasiswa terhadap Yesus sebagai guru yang gagal. Penelitian dalam artikel ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan grounded theory dengan penggabungan penelitian kepustakaan (library research) dan penelitian lapangan (field research). Hasilnya dari penelitian ini bahwa, komunitas masyarakat Yahudi masih gagal memahami Yesus Sang Guru, demikian pula banyak terjadi penolakan terhadap eksistensi dan pengajaran-Nya di komunitas orang Yahudi. Kesimpulan, Yesus Sang Guru yang Gagal sudah nyata kehadiran-Nya dan karya Yesus sebagai Guru Agung jelas spektakular.