Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

EKSPLORASI BENANG SEBAGAI MEDIA PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA DELLITA, WINDA; , WINARNO
Jurnal Seni Rupa Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Jurnal Seni Rupa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penciptaan ini dilatarbelakangi oleh pengalaman penulis dibidang fesyen, proses detail teknik jahit, sulam danrajut untuk membuat sebuah busana dengan estetika tertentu menjadi sumber ide karya seni rupa penulis. Fokuspenciptaan pada karya ini adalah mengeksplorasi media benang dengan salah satu tema fesyen ?Greyzone? yangmenginterpretasikan bentuk dan visual limbah dalam bentuk karya seni rupa. Beberapa metode penciptaan karya senirupa antara lain, pengamatan visual, ide, konsep, proses, eksplorasi, eksperimen, hasil karya, evaluasi, validasi, revisi,dan penyajian. Perwujudan karya terdiri dari lima tahapan dengan teknik menjahit, merajut serta menyulam, tahappertama menyiapkan alat dan bahan, kedua membuat background, ketiga membuat objek visual, keempat pemberiandetail, dan terakhir finishing. Terdapat 5 hasil karya yakni, ?waste from water?, ?big confusion?, ?contaminated mind?,?refused to grow?, ?trapped on the same condition?. Dari hasil karya yang telah dibuat penulis, media benangmempunyai banyak bentuk visual yang memiliki potensi besar untuk dieksplorasi, baik dari segi teknik maupun objekyang diciptakan.Kata Kunci: Eksplorasi, Tema, Penciptaan, Seni Rupa, Fesyen.
REFLEKSI DAMPAK SAMPAH VISUAL DI PERKOTAAN DALAM PENCIPTAAN SENI LUKIS VALDIANSYAH, RAKA; , WINARNO
Jurnal Seni Rupa Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Jurnal Seni Rupa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Refleksi dampak sampah visual di perkotaan dalam penciptaan seni lukis ini, dilatarbelakangi olehkegelisahan pribadi terhadap lingkungan sekitar. Ketika melihat banyaknya sampah visual, sepertiperiklanan yang tertempel disetiap dinding, pepohonan, tiang listrik sehingga mengganggu pandanganmata. oleh karena itu penulis ingin merefleksikan dan mengolah ide sampah visual tersebut dalampenciptaaan karya. Dalam penciptaan karya ini, bentuk sampah visual dibuat dengan percampuran teknik.dalam bentuk lukisan, dengan melalui beberapa tahapan seperti, membuat desain karya, persiapan alat danbahan, proses pembuatan background, sketsa, pembentukan objek, pewarnaan, finishing. Dalam prosespenciptaan ini, teknik yang digunakan yaitu teknik (Arsis), teknik (blok), teknik (Rol), teknik (stensil) danteknik (tempel).Karya yang dihasilkan penulis berjumlah 5 karya, dengan ukuran berfariasi, karya pertamasampai ketiga menggunakan kanvas, dikarya keempat dan kelima penulis menggabungkannya denganmedia lain seperti kain dan kaleng besi. karya pertama merupakan sebuah gambaran tentang sampah visualyang dapat mempengaruhi psikis anak-anak, Karya kedua menggambarkan sebuah poster tentang pedulilingkungan, karya ketiga adalah bentuk protes terhadap periklanan yang berada dijalanan. Karya keempatmenggambarkan sebuah tembok yang rusak akibat dari terlalu banyak tertempel poster periklanan, karyakelima menggambarkan periklanan yang terpaku dan terkawat dipohon sehingga mengganggupertumbuhannya.Kata kunci: Sampah visual, penciptaan, Seni Lukis.
REFLEKSI PERSONAL SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS Prastyo, Bayu; , WINARNO
Jurnal Seni Rupa Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Jurnal Seni Rupa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pencipta membuat karya seni lukis yang terinspirasi dari refleksi personal, Dengan melakukan refleksi personal, pencipta mampu menemukan kedalaman dari pengalaman dan masalah yang diterima, sehingga dapat menyadarkan dan mendorong pencipta untuk melakukan aksi perbaikan. Dengan menjadikan refleksi personal sebagai konsep penciptaan ini, pencipta berharap dapat memperbaiki diri dan menjadi lebih baik. Proses penciptaan dilakukan dengan cara merenungkan masalah-masalah dan menemukan solusi untuk masalah tersebut. Setelah memantapkan tema, dilanjutkan dengan proses visualisai yaitu pembentukan bidang dan pewarnaan yang dilakukan langsung diatas kanvas tanpa proses sketsa. Dalam karya skripsi ini pencipta mengambil tema dari masalah hidup yang direfleksikan sendiri. Masalah-masalah tersebut meliputi masalah dengan keluarga, teman, percintaan, dan pekerjaan pencipta. Karya yang dihasilkan sebanyak lima buah.Kata Kunci: refleksi personal, seni lukis.
TARI SINDIR SEBAGAI SUMBER INSPIRASI DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS DWI DAMAYANTI, ASTI; , WINARNO
Jurnal Seni Rupa Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Jurnal Seni Rupa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penciptaan seni lukis Tari Sindir ini terinspirasi dari pengalaman visual penulis. Busana khusus khas jawa dengan Batik Gedog Tuban, menggunakan sanggul jawa berasesoris bunga mawar tepat dibelakang telinga yang berfungsi sebagai penghias, sehingga penampilan terlihat cantik dan gemulai. Bunga mawar menjadi salah satu elemen yang menarik perhatian, memiliki daya pikat tersendiri, lebih memiliki karakteristik yang kuat untuk divisualisasikan dalam bentuk karya seni lukis jika dibandingkan dengan bunga lainnya. Fokus penciptaan ini adalah pada beberapa kegiatan Tari Sindir saat pertunjukan, dengan tujuan untuk memvisualisasikan seni rakyat Tari Sindir dalam karya seni lukis, menginterpretasi gagasan visual Tari Sindir dalam berkarya seni lukis. Dalam metode penciptaan seni lukis, penulis melakukan beberapa tahap penciptaan, mulai dari tahap mendasar sampai penyajian hasil karya, beberapa tahapan penciptaan dalam menciptakan sebuah karya antara lain, pengamatan visual, mengingat, seniman, pengalaman, ide, konsep, proses, hasil karya, evaluasi, dan penyajian. Proses penciptaan karya ?Tari Sindir? sebagai tema penciptaan seni lukis ini antara lain, langkah pertama menyiapkan alat dan bahan dalam membuat karya, kedua pembuatan sketsa, ketiga pemindahan sketsa pada kanvas, kelima pewarnaan objek dan motif, keenam pewarnaan background, dan ketujuh proses finishing. Hasil penciptaan ini berupa karya lukis yang menggambarkan kegiatan-kegiatan Tari Sindir saat pertunjukan, yaitu mulai dari Berhias Diri, Bernyanyi, Menari, Menyawer, dan Paras seorang penari Sindir.Kata Kunci : Tari Sindir, Penciptaan Seni Lukis.
ORANG BERKUMIS SEBAGAI SUMBER INSPIRASI KARYA SENI LUKIS WAHYU PRASETYO, YOGA; , WINARNO
Jurnal Seni Rupa Vol 7, No 1 (2019)
Publisher : Jurnal Seni Rupa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Orang berkumis adalah orang yang memiliki bulu yang tumbuh di atas bibir yang disebut dengan kumis. Kumis merupakan atribut yang digunakan laki-laki agar terlihat berwibawa dan sabagai simbol maskulin. Maskulin sendiri memiliki makna kejantanan dan kedewasaan. Ketertarikan pencipta dalam pembuatan karya yang berhubungan dengan orang berkumis, berawal dari masa kecil pencipta yang senang sekali memainkan game Nintendo ?Mario Bros? yang salah satu karakternya merupakan pria yang berkumis. Tema yang diangkat dalam karya seni lukis ini tentang lingkungan alam, persahabatan, hubungan cinta, konflik sosial, serta penindasan. Gaya yang dipilih pencipta mengguanakan gaya dekoratif. Media yang di gunakan adalah media kertas canson. Proses penciptaan karya ini dilakukan dengan meninjau berdasarkan pengamatan dan pengalaman estetik pencipta. dalam pembuatan karya seni lukis pencipta menggunakan teknik Aquarel yang di padukan dengan tehnik drawing. pada proses penciptaan ada beberapa tahap dalam pembuatan karya seni lukis. tahap pembentukan (forming), tahap pewarnaan (colouring), dan tahap penyelesain (Finishing). Sampai menjadi karya seni lukis, pada hasil akhir terciptalah lima karya yang terkait dengan judul ?Orang Berkumis Sebagai Sumber Inspirasi Karya Seni Lukis?, pada karya pertama dengan judul ?Tenang?, pada karya kedua berjudul ?Persahabatan?, pada karya ketiga berjudul ?Romantis?, pada karya keempat berjudul ?Tidak Ada Perang?, pada karya kelima berjudul ?Bos Besar?. dan semoga dengan karya ini dapat mengispirasi dan berguna bagi khalayak umum.Kata Kunci: orang berkumis, inspirasi, seni lukis.
ANALISIS GAYA GRAFFITI WAHYU COEASRT TAHUN 2014–2016 ALAM, SYAIFUL; , WINARNO
Jurnal Seni Rupa Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Jurnal Seni Rupa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Graffiti sering disebut sebagai seni yang mencerminkan perkembangan kota. Tidak hanya kota besar yang terkena dampak perkembangan graffiti salah satunya kota Tuban. Graffiti sudah ada di Tuban sejak tahun 2000-an. Wahyu Coesart merupakan salah satu seniman graffiti yang bisa disebut seniman jenius karena dapat menggabungkan 2 kata atau lebih dalam satu karya serta merupakan seniman yang berpengaruh di kota Tuban.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perjalanan Wahyu Coesart di dunia graffiti, Proses pembuatan karya graffiti dan gaya graffiti yang digunakan oleh Wahyu Coesart pada tahun 2014 - 2016. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang diuraikan secara deskriptif. Data yang diperoleh melalui proses observasi, wawancara, dokumentasi dan analisis karya yang mengacu pada buku dari Gottliieb. Untuk mendapatkan data yang valid dilakukan triangulasi data dan informant review.Hasil penelitian ini menunjukan Wahyu memulai graffiti pada tahun 2003 saat sering diajak berkumpul dengan seniman graffiti oleh kakaknya ,Proses penciptaan graffiti dimulai dari sketsa, penentuan warna, penentuan media, Proses mendasari media, Fill-in, Framing, Pembuatan dimensi ,Piece outline dan gaya graffiti yang digunakan wahyu pada tahun 2014 - 2016 adalah abstract, Wildstyle, silvers dan Semi-wild. Kata kunci : Graffiti, Coesart, Tuban
SEDULUR PAPAT KALIMO PANCER SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS ADI BASHORY, KHARISMA; , WINARNO
Jurnal Seni Rupa Vol 7, No 3 (2019)
Publisher : Jurnal Seni Rupa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penciptaan ini dilatar belakangi oleh pengalaman dari ayah pencipta yang mempunyai nilai kepercayaan jawa. selalu memberi nasehat sewaktu kecil dan memberi ajaran mengenal sedulur papat kalimo pancer. Agar setiap manusia mempunyai sifat dan perilaku yang berbudi luhur menghormati orang tua, guru, dan senantiasa menjaga keramahtamahan dan keharmonisan hidup mikrokosmos maupun semua yang ada di alam makrokosmos. Selain itu tujuan terciptanya karya ini adalah untuk mengingat dan mengangkat sedu- lur papat kalimo pancer dalam sebuah karya lukis sehingga penikmat seni dapat mengapresiasi karya ini serta dapat menggenal dan mengetahui perihal sedulur papat kalimo pancer. Metode penciptaan Dody Doerjanto digunakan pada proses penciptaan karya ini yang memiliki tahapan penciptaan karya antara lain, pengalaman visual, wacana pengetahuan, pengalaman lahiriah jasmani, pengalaman batiniah dan ro- hani, seniman, ide penciptaan, konsep dan tema, pendekatan penciptaan, bentuk, teknik, media, gaya, visualisasi/eksekusi, penyajian. Terdapat 4 hasil karya ?Sedulur Papat Kalimo Pancer Sebagai Sumber Ide Penciptaan Karya Seni Lukis? yaitu, ?Kembali Kepada Yang Meminta?, ?Pitutur?, ?Lelanange Jagat?,?Rekosoen Amarahmu? dan ?Pandanglah Diri?. Kata kunci: ajaran, sedulur papat kalimo pancer, seni lukis
TAMBAK GARAM SUMBER PENGHIDUPAN SEBAGAI TEMA PENCIPTAAN SENI LUKIS SALAM, ABDUS; , WINARNO
Jurnal Seni Rupa Vol 7, No 4 (2019)
Publisher : Jurnal Seni Rupa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tambak garam merupakan kolam dangkal buatan yang dirancang untuk menghasilkan garam dari air laut atau air asin lainnya. Pembuatan garam merupakan sumber penghasilan penting bagi pemerintah maupun penduduk Madura. Beberapa ribu orang menggantungkan nafkah sepenuhnya pada garam, sementara lebih dari 200.000 warga mendapatkan penghasilan musiman dari garam. Mayoritas penduduk Madura khususnya di desa Bunder Pamekasan menggantungkan nafkah sepenuhnya pada garam sebagai sumber penghidupan bagi mereka serta keluarganya. Keindahan panorama tambak garam di desa Bunder Pademawu Pamekasan tampil eksotis dengan ciri khas hamparan dan tumpukan garam. Serta buruh tani yang tengah beraktivitas demi menafkahi dan memenuhi kebutuhan keluarganya. Melihat hal tersebut penulis merasa tertarik, hingga akhirnya penulis terinspirasi. Fokus penciptaan penulis adalah menciptakan karya seni lukis yang bersumber dari tema tambak garam sumber penghidupan masyarakat di desa Bunder Pademawu Pamekasan. Metode penciptaan dimulai dari ide penciptaan, penentuan tema, gaya, media, teknik, hingga eksekusi karya. Hasilnya berupa lima buah karya seni lukis yang terinspirasi dari tambak garam sumber penghidupan sebagai tema penciptaan seni lukis yang masing masing berjudul 1) Sesuap Garam 2) Garam Jantung Kehidupan 3) Sebutir Garam Sejuta Nafkah 4) Panen Telah tiba 5) Mengais Rejeki. Kata Kunci: Seni lukis, tambak garam, Penghidupan.
MITOS GUNUNG PAWITRA SEBAGAI SUMBER IDE PENCIPTAAN KARYA SENI LUKIS AGUSTIE, TEO; , WINARNO
Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Seni Rupa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gunung Pawitra adalah gunung berapi purba yang terletak diantara 2 kecamatan yaitu kabupaten Pasuruan dan kabupaten Mojokerto. Gunung Pawitra yang sekarang dikenal sebagai gunung Penanggungan adalah gunung yang sangat indah dan salah satu gunung favorit bagi pendaki pemula karena jalurnya tidak terlalu jauh tetapi cukup curam untuk disebut miniatur gunung semeru di Malang. Selain keindahannya, ada banyak mitos di gunung Pawitra yang masih dipertahankan turun-temurun hingga saat ini dan masih dipercaya oleh masyarakat setempat, seperti gunung Pawitra. Selain itu, di gunung Pawitra ada banyak peninggalan yang tersebar di sekitar Gunung Pawitra, hampir mencapai puncaknya, seperti candi, altar, punden, patung, tragedi, dan banyak lagi, setiap situs juga memiliki mitos sendiri terkait dengan bangunan maupun terkait dengan kemanjuran atau gangguan. Sebagai penduduk asli gunung Pawitra, sangat sering mendaki gunung mulai dari menikmati keindahannya dan membangkitkan minat tentang situs-situs yang terdapat di gunung Pawitra, dari kehidupan sehari-hari yang dibawa ke studi penutup seniman yang masih penasaran dengan mitos-mitos yang ada. sangat banyak tentang bangunan yang bahkan terhubung dengan para sejarawan nusantara. Selain itu, karya yang akan diwujudkan oleh penulis didasarkan pada kecemasan penulis tentang kemajuan teknologi yang mengakibatkan orang-orang muda diusia milenium ini malas pergi ke tempat dimana mereka kaya akan ilmu kehidupan, bahkan hanya untuk berkunjung, hampir tidak ada yang mau. Karena lebih ingin pergi ke tempat-tempat seperti café dan mall. Mulai dari membaca buku, melakukan wawancara dengan pengasuh, meminta warga setempat, mencari artikel, hingga mencari informasi diyoutube terkait dengan gunung Pawitra untuk mendapatkan ide mengangkat karya seni lukis dengan mitos-mitos Gunung Pawitra yang difokuskan pada agama Hindu. Ada empat petirtaan diempat penjuru mata angin yang terletak di gunung Pawitra, tetapi penulis hanya memilih dua pertirtaan karena dua pertirtaan lainnya hanya berupa mata air walaupun ada intervensi manusia tetapi tidak ada mitos atau cerita sejarah tentang keduanya. Dua petirtaan yang diangkat oleh penulis yaitu Jolotundo dan Sumber Tetek yang sangat berharga dan mitos-mitos masih dipercaya oleh masyarakat setempat. Petirtaan juga merupakan tanda bahwa gunung Pawitra adalah gunung suci yang diperuntukkan bagi para pertapa sebelum beribadah untuk menyucikan diri terlebih dahulu di pertirtaan sebelum melakukan ibadah. Kemudian melalui proses yang sangat panjang mulai dari mengamati objek yang akan diangkat, membuat sketsa, berkonsultasi sketsa, melakukan evaluasi kepada seniman, hingga menjadi karya seni kontemporer yang dapat menarik perhatian masyarakat, terutama kaum muda, hingga membangkitkan rasa ingin tahu tentang mitos-mitos yang memiliki nilai sejarah maupun nilai seni.Kata Kunci: Mitos Gunung Pawitra, lukis.
PERAN HISMA DALAM DINAMIKA SENI RUPA EKS KARESIDENAN MADIUN JULI SAPTA RAHITA, DWI; , WINARNO
Jurnal Seni Rupa Vol 8, No 1 (2020)
Publisher : Jurnal Seni Rupa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh organisasi HISMA sejak tahun 1994 saat resmi dibentuk sampai tahun ini kondisi seni rupa di Madiun mengalami pasang surut. Cakupan 1994 ? 2018 diambil karena ada beberapa point yang harus dibahas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui rekam jejak dari HISMA pada tahun 1994-2018 dan Peran HISMA dalam dinamika seni rupa Karesidenan Madiun. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data menggunakan analisis dokumen, observasi, dan wawancara. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa didalam proses untuk mencapai tujuan, pergerakan HISMA mengalami pasang surut dan sempat kehilangan arah, munculnya komunitas-komunitas baru di beberapa kota eks-karesidenan Madiun dan munculnya ruang-ruang alternatif untuk pameranm selain munculnya komunitas dan ruang-ruang alternatif peran HISMA sebagai wadah perupa ternyata juga berdampak pada perkembangan dan minat seni rupa di Madiun dan wilayah eks-karesidenan Madiun. Dinamika Himpunan Pelukis Sekaresidenan dimulai pada 1994 yaitu tahun berdirinya HISMA. Pameran, diskusi, bedah karya, sketsa bersama telah di lakukan perupanya yang berhimpun dalam organisasi tersebut. Naiknya eksistesi HISMA pada sekitaran tahun 1997 sampai tahun 2000 yang dapat diartikan perkembangan dan juga pemantik menurunnya kinerja HISMA. Regenerasi mulai ditata dalam internal HISMA yang bertujuan agar yang muda juga dapat menjadi motor penggerak untuk mencapai tujuan awal di bentuknya HISMA.Kata Kunci : HISMA, organisasi, seni rupa, gerakan seni rupa, eks karisedenan, Madiun